Kerjasama dengan Turki dapat ditingkatkan bidang pertahanan dan alutsista 12 UCAV ANKA akan digunakan tiga matra, 6 UCAV untuk TNI Angkatan Udara, 3 UCAV untuk TNI Angkatan Darat, dan 3 UCAV untuk TNI Angkatan Laut. (TAI)
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menginginkan adanya peningkatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan Turki di berbagai sektor, salah satunya perdagangan alat utama sistem senjata (alutsista).
Hal tersebut disampaikan Zulkifli dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Turki Ömer Bolat yang berlangsung di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri ke-3 Komite Perundingan Perdagangan (TNC) Sistem Preferensi Perdagangan - Organisasi Kerja Sama Islam (TPS-OIC) dan Pertemuan Informal Tingkat Menteri D-8 di Istanbul, Turki, Senin (10/6) waktu setempat.
"Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang stabil, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, dan inflasi yang terkendali, saya yakin kerja sama dengan Turki dapat ditingkatkan khususnya di bidang pertahanan dan alutsista," ujar Zulkifli melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Zulkifli melanjutkan, Turki unggul di bidang pertahanan dan perusahaan pertahanannya berkembang pesat. Beberapa komoditas alutsista yang bisa dipasok oleh Turki antara lain yaitu drone, frigate, helikopter, dan pesawat tempur.
Peluang kerja sama dengan Turki juga dapat ditingkatkan melalui investasi sektor konstruksi Turki dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Di sisi lain, Turki menyambut baik peluang peningkatan kerja sama dengan Indonesia di bidang pertahanan.
Zulkifli menyebut, Mendag Bolat telah menyatakan bahwa beberapa perusahaan Turki siap memenuhi kebutuhan Indonesia, salah satunya produk unggulan ekspor Turki drone bermerek ANKA.
"Turki mengundang Indonesia agar bisa menandatangani nota kesepahaman (MoU) sebagai jaminan untuk para investor," katanya.
Hal lain yang diungkapkan oleh Turki adalah keinginan meningkatkan jumlah penerbangan langsung antara Turki dan Indonesia untuk meningkatkan pertemuan dunia usaha kedua negara, mendorong kunjungan bisnis dan wisatawan.
Selain itu, Turki mengharapkan untuk dilakukannya kerja sama sertifikasi halal, baik dalam kerangka kerja sama bilateral maupun OKI.
Untuk itu, Zulkifli mendorong penyelesaian kerja sama kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia dan Turki (IT-CEPA) bisa dipercepat dalam rangka peningkatan perdagangan, khususnya setelah tertahan selama empat tahun akibat pandemi COVID-19.
"Saya mengajak Turki agar dapat bekerja sama segera menuntaskan Perundingan IT-CEPA sebagaimana kesepakatan antar Presiden kedua negara. Semoga tahun ini atau tahun depan Presiden terpilih, Pak Prabowo, bisa berkunjung ke Turki dan ada kesepakatan yang terjadi, termasuk kerja sama konkret di industri pertahanan," ucap Zulkifli.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menginginkan adanya peningkatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan Turki di berbagai sektor, salah satunya perdagangan alat utama sistem senjata (alutsista).
Hal tersebut disampaikan Zulkifli dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Turki Ömer Bolat yang berlangsung di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri ke-3 Komite Perundingan Perdagangan (TNC) Sistem Preferensi Perdagangan - Organisasi Kerja Sama Islam (TPS-OIC) dan Pertemuan Informal Tingkat Menteri D-8 di Istanbul, Turki, Senin (10/6) waktu setempat.
"Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang stabil, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, dan inflasi yang terkendali, saya yakin kerja sama dengan Turki dapat ditingkatkan khususnya di bidang pertahanan dan alutsista," ujar Zulkifli melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Zulkifli melanjutkan, Turki unggul di bidang pertahanan dan perusahaan pertahanannya berkembang pesat. Beberapa komoditas alutsista yang bisa dipasok oleh Turki antara lain yaitu drone, frigate, helikopter, dan pesawat tempur.
Peluang kerja sama dengan Turki juga dapat ditingkatkan melalui investasi sektor konstruksi Turki dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Di sisi lain, Turki menyambut baik peluang peningkatan kerja sama dengan Indonesia di bidang pertahanan.
Zulkifli menyebut, Mendag Bolat telah menyatakan bahwa beberapa perusahaan Turki siap memenuhi kebutuhan Indonesia, salah satunya produk unggulan ekspor Turki drone bermerek ANKA.
"Turki mengundang Indonesia agar bisa menandatangani nota kesepahaman (MoU) sebagai jaminan untuk para investor," katanya.
Hal lain yang diungkapkan oleh Turki adalah keinginan meningkatkan jumlah penerbangan langsung antara Turki dan Indonesia untuk meningkatkan pertemuan dunia usaha kedua negara, mendorong kunjungan bisnis dan wisatawan.
Selain itu, Turki mengharapkan untuk dilakukannya kerja sama sertifikasi halal, baik dalam kerangka kerja sama bilateral maupun OKI.
Untuk itu, Zulkifli mendorong penyelesaian kerja sama kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia dan Turki (IT-CEPA) bisa dipercepat dalam rangka peningkatan perdagangan, khususnya setelah tertahan selama empat tahun akibat pandemi COVID-19.
"Saya mengajak Turki agar dapat bekerja sama segera menuntaskan Perundingan IT-CEPA sebagaimana kesepakatan antar Presiden kedua negara. Semoga tahun ini atau tahun depan Presiden terpilih, Pak Prabowo, bisa berkunjung ke Turki dan ada kesepakatan yang terjadi, termasuk kerja sama konkret di industri pertahanan," ucap Zulkifli.
💂 antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.