Terbang perdana Agustus 2025
(PTDI) ★
Perusahaan pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia (PTDI) baru saja menyepakati Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Intercrus Aero Indonesia di Gedung Pusat Management (GPM) PTDI Bandung pada 12 Juni 2024.
Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh. Arif Faisal dengan Founder & CEO PT Intercrus Aero Indonesia Jeremy Hasian Saragih disaksikan Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan.
Adapun ruang lingkup MoU meliputi kerja sama pengembangan, sertifikasi, manufaktur dan komersialisasi produk Advanced Air Mobility (AAM).
Dinamai sebagai Intercrus Sola, tergolong sebagai pesawat elektrik tinggal landas dan mendarat vertikal (eVTOL) dengan kapasitas maksimum empat penumpang termasuk pilot dan memiliki daya angkut 1.200 kg.
Wahana terbang berukuran kompak ini memungkinkan melakukan perjalanan 9-10 kali lebih cepat dibandingkan kendaraan darat (mobil penumpang), dengan kecepatan maksimal 150 km/jam dan berjangkauan operasi 100 km di area perkotaan.
Perancangan pesawat ini mengacu pada Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 27, Directorate General of Civil Aviation (DGCA), Kementerian Perhubungan RI.
Mengenai PT Intercrus Aero Indonesia merupakan perusahaan Start-Up di bidang penelitian dan pengembangan, serta manufaktur pesawat elektrik tinggal landas dan mendarat vertikal (eVTOL) pada sektor Advanced Air Mobility (AAM).
Kerja sama strategis PTDI dengan PT Intercrus Aero Indonesia akan mendukung pengembangan taksi udara di Indonesia.
“Seiring dengan meningkatnya demand terhadap pesawat Advanced Air Mobility, seperti pesawat terbang e-VTOL, produk yang akan dikembangkan bersama PT Intercrus Aero Indonesia ini dapat membantu mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di wilayah metropolitan, mengurangi waktu transit dan meningkatkan efisiensi ekonomi”, jelas Gita Amperiawan.
Kerja sama ini juga juga dapat memberikan nilai tambah teknologi dan peningkatan kemampuan engineering PTDI di sektor AAM, imbuh Gita.
Perjanjian ini dijadikan sebagai landasan kerja sama antara kedua pihak, di mana ke depannya PTDI dan PT Intercrus Aero Indonesia akan bersama-sama mengembangkan, mensertifikasi, memanufaktur dan komersialisasi pesawat Intercrus Sola.
“Saat ini PT Intercrus Aero Indonesia sedang dalam tahap finalisasi desain prototype, yang rencananya akan disertifikasi oleh DGCA dan secara bertahap akan diproses sertifikasi oleh Federal Aviation Administration (FAA),” kata Jeremy Hasian Saragih.
Ditargetkan prototipe pertama eVTOL Intercrus Sola menjalani penerbangan perdananya pada Agustus 2025, dan memasuki jalur produksi pada tahun 2028. -RBS-
(PTDI) ★
Perusahaan pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia (PTDI) baru saja menyepakati Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Intercrus Aero Indonesia di Gedung Pusat Management (GPM) PTDI Bandung pada 12 Juni 2024.
Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh. Arif Faisal dengan Founder & CEO PT Intercrus Aero Indonesia Jeremy Hasian Saragih disaksikan Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan.
Adapun ruang lingkup MoU meliputi kerja sama pengembangan, sertifikasi, manufaktur dan komersialisasi produk Advanced Air Mobility (AAM).
Dinamai sebagai Intercrus Sola, tergolong sebagai pesawat elektrik tinggal landas dan mendarat vertikal (eVTOL) dengan kapasitas maksimum empat penumpang termasuk pilot dan memiliki daya angkut 1.200 kg.
Wahana terbang berukuran kompak ini memungkinkan melakukan perjalanan 9-10 kali lebih cepat dibandingkan kendaraan darat (mobil penumpang), dengan kecepatan maksimal 150 km/jam dan berjangkauan operasi 100 km di area perkotaan.
Perancangan pesawat ini mengacu pada Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Part 27, Directorate General of Civil Aviation (DGCA), Kementerian Perhubungan RI.
Mengenai PT Intercrus Aero Indonesia merupakan perusahaan Start-Up di bidang penelitian dan pengembangan, serta manufaktur pesawat elektrik tinggal landas dan mendarat vertikal (eVTOL) pada sektor Advanced Air Mobility (AAM).
Kerja sama strategis PTDI dengan PT Intercrus Aero Indonesia akan mendukung pengembangan taksi udara di Indonesia.
“Seiring dengan meningkatnya demand terhadap pesawat Advanced Air Mobility, seperti pesawat terbang e-VTOL, produk yang akan dikembangkan bersama PT Intercrus Aero Indonesia ini dapat membantu mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di wilayah metropolitan, mengurangi waktu transit dan meningkatkan efisiensi ekonomi”, jelas Gita Amperiawan.
Kerja sama ini juga juga dapat memberikan nilai tambah teknologi dan peningkatan kemampuan engineering PTDI di sektor AAM, imbuh Gita.
Perjanjian ini dijadikan sebagai landasan kerja sama antara kedua pihak, di mana ke depannya PTDI dan PT Intercrus Aero Indonesia akan bersama-sama mengembangkan, mensertifikasi, memanufaktur dan komersialisasi pesawat Intercrus Sola.
“Saat ini PT Intercrus Aero Indonesia sedang dalam tahap finalisasi desain prototype, yang rencananya akan disertifikasi oleh DGCA dan secara bertahap akan diproses sertifikasi oleh Federal Aviation Administration (FAA),” kata Jeremy Hasian Saragih.
Ditargetkan prototipe pertama eVTOL Intercrus Sola menjalani penerbangan perdananya pada Agustus 2025, dan memasuki jalur produksi pada tahun 2028. -RBS-
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.