blog-indonesia.com

Rabu, 05 Oktober 2022

Dosen ITB Ciptakan Modultrax

Untuk Atasi Masalah Distribusi Barang di Daerah Terpencil Modultrax (Modular Utility Transport All Terrain). (ANTARA/HO-Humas ITB)

Bismo Jelantik MDs, dosen Program Studi Desain Produk Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) menciptakan Modular Utility Transport All Terrain (Modultrax). Kendaraan roda dua itu dirancang untuk bisa mengatasi masalah distribusi barang di daerah terpencil.

Modultrax adalah kendaraan serbaguna yang dapat digunakan di segala medan atau all terrain vehicle. Bismi Jelantik menciptakan kendaraan itu atas dasar kebutuhan distribusi vaksin pencegahan Covid-19 ke daerah terpencil di Indonesia.

Ide ini dibarengi dengan pengembangan ekosistem pembangkit listrik modular di pulau yang belum terdistribusi bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, penjualan mobil dan motor mengalami disrupsi akibat pandemi.

Bismo Jelantik yang memiliki relasi dengan pihak industri komponen otomotif melihat adanya peluang untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan distribusi barang/jasa di Indonesia.

Pada awal 2021, Bismo Jelantik memulai pembuatan konsep produk menggunakan teknologi 3D Computer Aided Design (CAD). Selain itu, PT Ganding Toolsindo sebagai mitra memiliki CNC Bending Pipe dan 3D Scan yang mampu meningkatkan keakuratan hasil.

Target awal proyek ini adalah pembuatan desain, namun Bismo menyelesaikannya hingga pembentukan prototipe. “Untuk melakukan uji coba tentu saja diperlukan prototipe,” kata Bismo Jelantik, dikutip dari situs resmi ITB.ac.id.

Rangka Modultrax, ujar Bismo Jelantik, dirancang memiliki sistem kargo modular yang dapat dikaitkan dengan perkakas yang dibutuhkan, seperti alat pertanian, rak pengangkut, dan lain-lain.

Untuk daya, Modultrax menggunakan energi listrik dalam baterai. Prototipe kendaraan listrik atau electrical vehicle Modultrax tahap pertama ini dapat digunakan untuk menempuh jarak 50 kilometer (km). Desain modularnya memungkinkan untuk memperbesar sumber daya sesuai kebutuhan.

Prototipe Modultrax, kendaraan listrik yang diciptakan untuk mengatasi masalah pendistribusian barang di daerah terpencil. (ITB.ac.id)

Bismo jelantik menyatakan, banyak bidang keilmuan yang terlibat pada proses pembuatan Modultrax. Kolaborasi seperti ini membuatnya belajar di luar ranah keilmuan, seperti mempelajari standard manufaktur di area industri.

Pengalaman seperti ini bisa jadi masukan untuk para peneliti. Kemudian dapat diteruskan sebagai bahan ajar untuk mahasiswa,” ujar Bismo Jelantik.

Desain kendaraan ini 100 persen lokal dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 75 persen dan berjibaku menciptakan ekosistem bangga buatan Indonesia. Bismo berharap produksi selanjutnya dapat menggunakan produk lokal seutuhnya.

Desain Modultrax telah memiliki HAKI dan prototipe tahap satu sedang diuji coba. Prototipe selanjutnya telah memiliki frame, namun belum dirakit. Sebelumnya, Modultrax telah diikutkan pameran sebanyak tiga kali, salahnya satunya Pameran & Amp, Temu Bisnis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM di Jakarta.

Bismo menuturkan, banyak pihak yang tertarik dengan Modultrax. Namun, karena belum masuk e-catalogue, Modultrax belum bisa dipesan. Karena itu, dia berharap segera mendapatkan izin untuk memproduksi Modultrax secara massal.

Bismo memang memiliki ketertarikan akan bidang transportasi. Tidak hanya menggali ilmunya, tetapi dia beberapa kali terlibat pada perakitan transportasi. Bahkan, dia memproduksi kendaraan transportasi perkebunan “SIGAP” sebagai tugas akhir sarjananya di ITB pada 2002.

Dia hanya berharap proses desain, industri, bisnis, dan teknologi dari Modultrax bermanfaat secara akademis dan bagi ITB, serta mampu menggelorakan gerakan bangga buatan Indonesia.

Kepada mahasiswa, Bismo berpesan untuk berkolaborasi dengan teman dari keilmuan lain dan senantiasa memikirkan masa depan bangsa Indonesia yang mandiri pada aspek teknologi dan industrinya.

  ♔
INews  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More