✈ Bahas Produk Pesawat Karya Anak Bangsa N219 Nurtanio [PTDI]
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Gita Amperiawan beserta Direktur Produksi, Batara Silaban dan Sekretaris Perusahaan, Irlan Budiman melakukan Kunjungan Kerja ke Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo di Jakarta. Dalam kunjungan tersebut Direktur Utama PTDI membahas mengenai perkembangan produk pesawat dalam negeri baik yang sedang dikerjakan maupun yang sudah di-delivery ke customer dalam dan luar negeri.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung kinerja PTDI yang terus menyempurnakan pengembangan pesawat N219 Nurtanio, sebagai pesawat kebanggaan Indonesia yang dikembangkan, diproduksi dan ditangani langsung oleh para engineer dari dalam negeri yang sangat cocok digunakan di negara kepulauan seperti Indonesia dan negara kawasan Asia Pasifik lainnya, untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, penyaluran bantuan bencana alam, surveillance dan patroli.
"Saat ini tingkat komponen dalam negeri N219 sudah mencapai 44,69 persen. Sedang ditingkatkan agar dapat mencapai 70 persen. Dari mulai landing gear, avionics, sampai bahan baku pesawatnya dibuat oleh industri di dalam negeri. Pengembangannya sudah melalui serangkaian uji terbang sebagai penyiapan untuk masuk ke pasar domestik dan internasional. Sekaligus penyiapan pengembangan pesawat N219 versi amphibi yang saat ini sudah memasuki tahapan detail design, untuk kemudian dilanjutkan ke tahapan prototyping & structure test, development flight test dan ditargetkan perolehan Amendment Type Certificate (ATC)/sertifikasi amphibi di tahun 2024," kata Bamsoet.
"Untuk meningkatkan kemampuan komersialisasi pesawat N219, seperti kemudahan pembiayaan bagi pembeli, perlu dukungan pembiayaan dari perbankan Indonesia maupun dengan skema leasing oleh perusahaan di Indonesia," jelas Bamsoet.
Dalam paparannya Direktur Utama PTDI menerangkan kemampuan PTDI dalam memproduksi pesawat terbang yang sebelumnya pada Juni 2022 lalu PTDI telah menyerahkan 1 (satu) unit Pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission dan 2 (dua) unit Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission kepada Kementerian Pertahanan RI untuk dioperasikan oleh Skuadron 800 Puspenerbal TNI Angkatan Laut. Selain itu, pada akhir tahun 2021 lalu, PTDI juga telah sukses melakukan uji terbang perdana pesawat CN235-220 Flying Test Bed dari Bandung ke Jakarta menggunakan bahan bakar campuran minyak inti sawit 2,4 persen, dengan nama produk Bioavtur J2.4.
Lebih lanjut juga Bamsoet menambahkan, "Menjadi terobosan baru bagi Indonesia dalam meningkatkan kontribusi biofuel di sektor transportasi udara dalam rangka meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Sebagaimana pengembangan N219, pengembangan bioavtur ini juga harus terus didukung dan dikawal, agar bisa berjalan sukses," terang Bamsoet.
Adapun untuk di pasar internasional sampai saat ini PTDI telah mengirimkan lebih dari 50 unit pesawat baik CN235 maupun NC212 dengan berbagai konfigurasi ke banyak negara seperti, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Vietnam, Nepal, Senegal dan UAE. Terhadap kemampuan PTDI tersebut, Ketua MPR RI juga menyatakan ketertarikannya untuk ikut memiliki pesawat CN235-220 produksi PTDI dengan pintu belakang (ramp door) untuk angkutan kargo antar pulau yang memiliki kapasitas 5,2 ton.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Gita Amperiawan beserta Direktur Produksi, Batara Silaban dan Sekretaris Perusahaan, Irlan Budiman melakukan Kunjungan Kerja ke Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo di Jakarta. Dalam kunjungan tersebut Direktur Utama PTDI membahas mengenai perkembangan produk pesawat dalam negeri baik yang sedang dikerjakan maupun yang sudah di-delivery ke customer dalam dan luar negeri.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung kinerja PTDI yang terus menyempurnakan pengembangan pesawat N219 Nurtanio, sebagai pesawat kebanggaan Indonesia yang dikembangkan, diproduksi dan ditangani langsung oleh para engineer dari dalam negeri yang sangat cocok digunakan di negara kepulauan seperti Indonesia dan negara kawasan Asia Pasifik lainnya, untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, penyaluran bantuan bencana alam, surveillance dan patroli.
"Saat ini tingkat komponen dalam negeri N219 sudah mencapai 44,69 persen. Sedang ditingkatkan agar dapat mencapai 70 persen. Dari mulai landing gear, avionics, sampai bahan baku pesawatnya dibuat oleh industri di dalam negeri. Pengembangannya sudah melalui serangkaian uji terbang sebagai penyiapan untuk masuk ke pasar domestik dan internasional. Sekaligus penyiapan pengembangan pesawat N219 versi amphibi yang saat ini sudah memasuki tahapan detail design, untuk kemudian dilanjutkan ke tahapan prototyping & structure test, development flight test dan ditargetkan perolehan Amendment Type Certificate (ATC)/sertifikasi amphibi di tahun 2024," kata Bamsoet.
"Untuk meningkatkan kemampuan komersialisasi pesawat N219, seperti kemudahan pembiayaan bagi pembeli, perlu dukungan pembiayaan dari perbankan Indonesia maupun dengan skema leasing oleh perusahaan di Indonesia," jelas Bamsoet.
Dalam paparannya Direktur Utama PTDI menerangkan kemampuan PTDI dalam memproduksi pesawat terbang yang sebelumnya pada Juni 2022 lalu PTDI telah menyerahkan 1 (satu) unit Pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission dan 2 (dua) unit Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission kepada Kementerian Pertahanan RI untuk dioperasikan oleh Skuadron 800 Puspenerbal TNI Angkatan Laut. Selain itu, pada akhir tahun 2021 lalu, PTDI juga telah sukses melakukan uji terbang perdana pesawat CN235-220 Flying Test Bed dari Bandung ke Jakarta menggunakan bahan bakar campuran minyak inti sawit 2,4 persen, dengan nama produk Bioavtur J2.4.
Lebih lanjut juga Bamsoet menambahkan, "Menjadi terobosan baru bagi Indonesia dalam meningkatkan kontribusi biofuel di sektor transportasi udara dalam rangka meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Sebagaimana pengembangan N219, pengembangan bioavtur ini juga harus terus didukung dan dikawal, agar bisa berjalan sukses," terang Bamsoet.
Adapun untuk di pasar internasional sampai saat ini PTDI telah mengirimkan lebih dari 50 unit pesawat baik CN235 maupun NC212 dengan berbagai konfigurasi ke banyak negara seperti, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Vietnam, Nepal, Senegal dan UAE. Terhadap kemampuan PTDI tersebut, Ketua MPR RI juga menyatakan ketertarikannya untuk ikut memiliki pesawat CN235-220 produksi PTDI dengan pintu belakang (ramp door) untuk angkutan kargo antar pulau yang memiliki kapasitas 5,2 ton.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.