KF-21 Boramae [ROKArmed Forces] ★
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung upaya LIG Nex1 sebagai salah satu pelaku industri pertahanan Korea Selatan untuk meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak di Indonesia guna memperkuat kemajuan industri pertahanan Asia. Menurut Bamsoet, dengan begitu negara di kawasan Asia tak perlu terlalu bergantung kepada industri pertahanan dari kawasan lainnya.
Bamsoet mengulas LIG Next1 telah membangun kerja sama dengan berbagai pihak di Indonesia, antara lain dengan Polri sejak tahun 2006 untuk memperkuat sistem komunikasi Bhabinkamtibmas melalui penyediaan radio PRC-999KE. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan TNI AU sejak tahun 2014 untuk memperkuat Chiron (Short Range Missile).
"Industri pertahanan Indonesia saat ini terus menggeliat, baik dari sisi pelaku usaha swasta maupun dari sisi pemerintah. Terlebih dengan telah diresmikannya Defend ID sebagai holding BUMN Industri Pertahanan. Indonesia dan Korea (Selatan) bisa menjadi mitra strategis yang kuat dalam memajukan kawasan Asia sebagai pusat industri pertahanan dunia," jelas Bamsoet dalam keterangannya, Senin (25/7/2022).
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia itu memaparkan proyeksi pasar industri pertahanan kawasan Asia sangat besar. Untuk kawasan Asia Tenggara, diproyeksikan bisa mencapai US$ 35 miliar. Sementara itu, untuk kawasan Asia Pasifik, diperkirakan mencapai US$ 533 miliar atau lebih dari Rp 6 ribu triliun. Bamsoet menekankan potensi tersebut mesti bisa dinikmati oleh industri pertahanan Asia.
"Indonesia dan Korea (Selatan) telah sukses membangun kerja sama dalam memproduksi pesawat tempur generasi 4,5 KF-21 Boramae. Proyek yang dibangun sejak 6,5 tahun lalu ini telah sukses melaksanakan uji coba terbang pertamanya beberapa hari lalu di Bandar Udara Sacheon, Korea. Keberhasilan tersebut menjadi penanda bahwa antara Indonesia dengan Korea telah memiliki visi dan misi yang sama dalam hal memperkuat industri pertahanan nasionalnya masing-masing," tutur Bamsoet usai menerima jajaran LIG Nex1 Asia and Oceania Office, di Jakarta.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu ini menjabarkan berbagai produk kedirgantaraan yang dikembangkan LIG Nex1 antara lain sistem elektronik presisi canggih, termasuk rudal, sistem senjata bawah air, radar, peperangan elektronik, avionik, sistem komunikasi taktis, sistem kendali tembakan, sistem tempur angkatan laut, dan elektro-optik. LIG Nex1 juga menjadi salah satu pemasok utama sistem senjata untuk Angkatan Bersenjata Republik Korea, serta pengekspor sistem senjata internasional.
"Selain membangun kerja sama memproduksi berbagai kebutuhan militer dan kedirgantaraan, Indonesia dan Korea melalui LIG Nex1 juga bisa membangun kerjasama alih transfer teknologi. Sehingga industri pertahanan Korea (Selatan) dan Indonesia bisa saling menguatkan satu sama lain," ujar Bamsoet. (akd/ega)
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung upaya LIG Nex1 sebagai salah satu pelaku industri pertahanan Korea Selatan untuk meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak di Indonesia guna memperkuat kemajuan industri pertahanan Asia. Menurut Bamsoet, dengan begitu negara di kawasan Asia tak perlu terlalu bergantung kepada industri pertahanan dari kawasan lainnya.
Bamsoet mengulas LIG Next1 telah membangun kerja sama dengan berbagai pihak di Indonesia, antara lain dengan Polri sejak tahun 2006 untuk memperkuat sistem komunikasi Bhabinkamtibmas melalui penyediaan radio PRC-999KE. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan TNI AU sejak tahun 2014 untuk memperkuat Chiron (Short Range Missile).
"Industri pertahanan Indonesia saat ini terus menggeliat, baik dari sisi pelaku usaha swasta maupun dari sisi pemerintah. Terlebih dengan telah diresmikannya Defend ID sebagai holding BUMN Industri Pertahanan. Indonesia dan Korea (Selatan) bisa menjadi mitra strategis yang kuat dalam memajukan kawasan Asia sebagai pusat industri pertahanan dunia," jelas Bamsoet dalam keterangannya, Senin (25/7/2022).
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia itu memaparkan proyeksi pasar industri pertahanan kawasan Asia sangat besar. Untuk kawasan Asia Tenggara, diproyeksikan bisa mencapai US$ 35 miliar. Sementara itu, untuk kawasan Asia Pasifik, diperkirakan mencapai US$ 533 miliar atau lebih dari Rp 6 ribu triliun. Bamsoet menekankan potensi tersebut mesti bisa dinikmati oleh industri pertahanan Asia.
"Indonesia dan Korea (Selatan) telah sukses membangun kerja sama dalam memproduksi pesawat tempur generasi 4,5 KF-21 Boramae. Proyek yang dibangun sejak 6,5 tahun lalu ini telah sukses melaksanakan uji coba terbang pertamanya beberapa hari lalu di Bandar Udara Sacheon, Korea. Keberhasilan tersebut menjadi penanda bahwa antara Indonesia dengan Korea telah memiliki visi dan misi yang sama dalam hal memperkuat industri pertahanan nasionalnya masing-masing," tutur Bamsoet usai menerima jajaran LIG Nex1 Asia and Oceania Office, di Jakarta.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu ini menjabarkan berbagai produk kedirgantaraan yang dikembangkan LIG Nex1 antara lain sistem elektronik presisi canggih, termasuk rudal, sistem senjata bawah air, radar, peperangan elektronik, avionik, sistem komunikasi taktis, sistem kendali tembakan, sistem tempur angkatan laut, dan elektro-optik. LIG Nex1 juga menjadi salah satu pemasok utama sistem senjata untuk Angkatan Bersenjata Republik Korea, serta pengekspor sistem senjata internasional.
"Selain membangun kerja sama memproduksi berbagai kebutuhan militer dan kedirgantaraan, Indonesia dan Korea melalui LIG Nex1 juga bisa membangun kerjasama alih transfer teknologi. Sehingga industri pertahanan Korea (Selatan) dan Indonesia bisa saling menguatkan satu sama lain," ujar Bamsoet. (akd/ega)
★ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.