✈ N219 [PTDI]
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pesawat N219 yang tengah dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI) dapat terbang perdana pada tahun depan. Dengan demikian adanya pesawat ini diharapkan mampu mendukung konektivitas antar wilayah di Indonesia yang sebagian besar terdiri dari kepulauan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, N219 merupakan pesawat perintis yang didesain sesuai dengan karakteristik wilayah Indonesia. Pesawat berpenumpang 19 orang ini mampu mendarat di ketinggian tertentu, seperti di wilayah Papua.
“Pemerintah mengharapkan pesawat N219 dapat terbang perdana pada tahun 2017 nanti,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (30/12/2016).
Namun tidak cukup sampai di situ, lanjut Airlangga, pemerintah juga sedang merencanakan pengembangan jenis pesawat yang lain, yaitu pesawat N245. Pesawat ini merupakan jenis pesawat propeller dengan kapasitas penumpang sekitar 50 orang.
“Pesawat ini cocok sebagai penghubung kota-kota kecil di wilayah Indonesia,” kata dia.
Sementara dari sektor industri pendukung, pada 2015 yang lalu, Kemenperin telah mengukuhkan Asosiasi Industri Komponen pesawat Udara, Indonesia Aircraft and Component Manufacture Association (Inacom). Anggota asosiasi ini terdiri dari berbagai industri di bidang metal, karet, plastik, Polyurethane, serta lembaga riset, dan konsultan.
Keberadaan Inacom diharapkan mampu mendukung penyediaan komponen untuk pesawat produksi dalam negeri. Selain itu, Inacom juga diharapkan mampu menjadi bagian penting dalam rantai pasok global dalam industri pesawat di dunia.
Saat ini Inacom turut serta dalam pengembangan beberapa komponen terutama pada program pesawat N219. Diharapkan, saat terbang perdana pesawat N219 memiliki TKDN sebesar 40 persen dan selanjutnya dapat ditingkatkan menjadi 60 persen pada tahun 2019.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pesawat N219 yang tengah dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI) dapat terbang perdana pada tahun depan. Dengan demikian adanya pesawat ini diharapkan mampu mendukung konektivitas antar wilayah di Indonesia yang sebagian besar terdiri dari kepulauan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, N219 merupakan pesawat perintis yang didesain sesuai dengan karakteristik wilayah Indonesia. Pesawat berpenumpang 19 orang ini mampu mendarat di ketinggian tertentu, seperti di wilayah Papua.
“Pemerintah mengharapkan pesawat N219 dapat terbang perdana pada tahun 2017 nanti,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (30/12/2016).
Namun tidak cukup sampai di situ, lanjut Airlangga, pemerintah juga sedang merencanakan pengembangan jenis pesawat yang lain, yaitu pesawat N245. Pesawat ini merupakan jenis pesawat propeller dengan kapasitas penumpang sekitar 50 orang.
“Pesawat ini cocok sebagai penghubung kota-kota kecil di wilayah Indonesia,” kata dia.
Sementara dari sektor industri pendukung, pada 2015 yang lalu, Kemenperin telah mengukuhkan Asosiasi Industri Komponen pesawat Udara, Indonesia Aircraft and Component Manufacture Association (Inacom). Anggota asosiasi ini terdiri dari berbagai industri di bidang metal, karet, plastik, Polyurethane, serta lembaga riset, dan konsultan.
Keberadaan Inacom diharapkan mampu mendukung penyediaan komponen untuk pesawat produksi dalam negeri. Selain itu, Inacom juga diharapkan mampu menjadi bagian penting dalam rantai pasok global dalam industri pesawat di dunia.
Saat ini Inacom turut serta dalam pengembangan beberapa komponen terutama pada program pesawat N219. Diharapkan, saat terbang perdana pesawat N219 memiliki TKDN sebesar 40 persen dan selanjutnya dapat ditingkatkan menjadi 60 persen pada tahun 2019.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.