Kapal itu akan menggantikan KRI Dewaruci.Rancangan KRI Bima Suci yang sedang proses pembangunan dipamerkan di Galangan Kapal Freire, Vigo, Spanyol, pada Minggu, 27 November 2016. (VIVA.co.id/Miranti Hirschmann) ☆
Tentara Nasional Indonesia bakal memiliki kapal layar latih tercanggih di dunia. Kapal itu sedang dibangun dan telah memasuki tahap kedua pembangunan di Galangan Kapal Freire, Vigo, Spanyol.
Kapal yang telah diberi nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci itu akan menggantikan KRI Dewaruci, yang telah beroperasi selama lebih 63 tahun. Namun, nomor lambungnya tetap sama, yakni NB705.
Meski dibangun di Spanyol, kapal itu dirancang sepenuhnya oleh insinyur dalam negeri, di antaranya, dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT PAL. Dibangun di Spanyol karena tak semua galangan kapal mampu membangun kapal serupa itu.
KRI Bima Suci yang berjenis barque dirancang dengan tiga tiang utama dan 26 layar. Panjang 111 meter dan lebar 13,5 meter. Kapal itu dapat menampung 200 penumpang dan awak kapal.
Tiang kapal layar itu setinggi 49 meter dari permukaan dek atas. Tinggi dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut. Memiliki ruang makan yang lebih luas dan ruang tidur khusus bagi calon perwira perempuan atau taruni.
Kecepatan KRI Bima Suci diharapkan dapat mencapai maksimal 12 knot dengan mesin dan 15 knot dengan layar. Sementara itu, KRI Dewaruci hanya mampu berlayar 10 knot dengan layar.
KRI Bima Suci dirancang dengan sistem konvensional. Para taruna dan taruni tetap dapat belajar navigasi tradisional dengan melihat bintang-bintang, namun juga mampu membaca peta modern. Begitu pula dengan pengembangan layarnya.
Berbeda dengan kapal layar latih milik Angkatan Laut berbagai negara, keistimewaan KRI Bima Suci terletak pada instrumen nagivasi pelayaran mutakhir. Alat komunikasinya dilengkapi data digital.
Direktur Galangan Kapal Freie, Marco Freie, mengklaim KRI Bima Suci bakal menjadi kapal layar latih paling canggih dan modern.
"Ini merupakan kapal layar tiang tinggi abad 21. Bisa dibilang, Bima Suci ini adalah contoh kapal layar tiang tinggi modern dan merupakan konsep kapal layar latih baru di dunia saat ini,” kata Freie, saat peresmian kapal itu di Vigo, Spanyol, pada Minggu, 27 November 2016.
Peresmian kapal itu dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi, Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Laksamana Muda TNI Leonardi.
Tenaga mesin ringan
Laksamana Pertama TNI Didin Yainal Abidin, Komandan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Layar Latih, menjelaskan perbedaan teknis KRI Dewaruci dengan KRI Bima Suci. KRI Dewaruci menggunakan kemudi manual, sedangkan KRI Bima Suci memanfaatkan kemudi tenaga hidrolik. "Walaupun kapalnya besar, menggunakan tenaga mesin yang ringan,” katanya.
Begitu pula dengan pengembangan layarnya. Kerek layar pun menggunakan dua sistem, yaitu manual, tapi juga menggunakan winch otomatis, yang bahkan dapat dioperasikan sedikit orang. Kapal ini juga memiliki instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar.
Rampung 2017
Pembangunan kapal itu diperkirakan selama 22 bulan. Proses pengerjaan diawasi satuan tugas TNI AL yang berjumlah tujuh orang. Dua di antaranya adalah mantan Komandan KRI Dewaruci, yaitu Laksamana Pertama TNI Didin Yainal Abidin dan Kolonel Laut (P) Suharto La Djide.
Pembangunan tahap kedua kapal itu telah berpindah lokasi ke galangan kapal Freire di bagian barat dari galangan sebelumnya. Kapal itu masih dilas oleh tenaga ahli dan tengah dipasangi berbagai instalasi dan permesinan.
Pembangunan kapal itu dijadwalkan selesai pada Mei 2017. Direncanakan tiba di Indonesia pada Agustus 2017.
Menurut Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol, Yuli Mumpuni, pembangunan kapal itu merupakan saat tepat melihat kolaborasi Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dan Spanyol sebagai negara dengan armada kapal terbesar dunia. "Ini merupakan kolaborasi bersejarah yang luar biasa,“ katanya.
Tentara Nasional Indonesia bakal memiliki kapal layar latih tercanggih di dunia. Kapal itu sedang dibangun dan telah memasuki tahap kedua pembangunan di Galangan Kapal Freire, Vigo, Spanyol.
Kapal yang telah diberi nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci itu akan menggantikan KRI Dewaruci, yang telah beroperasi selama lebih 63 tahun. Namun, nomor lambungnya tetap sama, yakni NB705.
Meski dibangun di Spanyol, kapal itu dirancang sepenuhnya oleh insinyur dalam negeri, di antaranya, dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT PAL. Dibangun di Spanyol karena tak semua galangan kapal mampu membangun kapal serupa itu.
KRI Bima Suci yang berjenis barque dirancang dengan tiga tiang utama dan 26 layar. Panjang 111 meter dan lebar 13,5 meter. Kapal itu dapat menampung 200 penumpang dan awak kapal.
Tiang kapal layar itu setinggi 49 meter dari permukaan dek atas. Tinggi dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut. Memiliki ruang makan yang lebih luas dan ruang tidur khusus bagi calon perwira perempuan atau taruni.
Kecepatan KRI Bima Suci diharapkan dapat mencapai maksimal 12 knot dengan mesin dan 15 knot dengan layar. Sementara itu, KRI Dewaruci hanya mampu berlayar 10 knot dengan layar.
KRI Bima Suci dirancang dengan sistem konvensional. Para taruna dan taruni tetap dapat belajar navigasi tradisional dengan melihat bintang-bintang, namun juga mampu membaca peta modern. Begitu pula dengan pengembangan layarnya.
Berbeda dengan kapal layar latih milik Angkatan Laut berbagai negara, keistimewaan KRI Bima Suci terletak pada instrumen nagivasi pelayaran mutakhir. Alat komunikasinya dilengkapi data digital.
Direktur Galangan Kapal Freie, Marco Freie, mengklaim KRI Bima Suci bakal menjadi kapal layar latih paling canggih dan modern.
"Ini merupakan kapal layar tiang tinggi abad 21. Bisa dibilang, Bima Suci ini adalah contoh kapal layar tiang tinggi modern dan merupakan konsep kapal layar latih baru di dunia saat ini,” kata Freie, saat peresmian kapal itu di Vigo, Spanyol, pada Minggu, 27 November 2016.
Peresmian kapal itu dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi, Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Laksamana Muda TNI Leonardi.
Tenaga mesin ringan
Laksamana Pertama TNI Didin Yainal Abidin, Komandan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Layar Latih, menjelaskan perbedaan teknis KRI Dewaruci dengan KRI Bima Suci. KRI Dewaruci menggunakan kemudi manual, sedangkan KRI Bima Suci memanfaatkan kemudi tenaga hidrolik. "Walaupun kapalnya besar, menggunakan tenaga mesin yang ringan,” katanya.
Begitu pula dengan pengembangan layarnya. Kerek layar pun menggunakan dua sistem, yaitu manual, tapi juga menggunakan winch otomatis, yang bahkan dapat dioperasikan sedikit orang. Kapal ini juga memiliki instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar.
Rampung 2017
Pembangunan kapal itu diperkirakan selama 22 bulan. Proses pengerjaan diawasi satuan tugas TNI AL yang berjumlah tujuh orang. Dua di antaranya adalah mantan Komandan KRI Dewaruci, yaitu Laksamana Pertama TNI Didin Yainal Abidin dan Kolonel Laut (P) Suharto La Djide.
Pembangunan tahap kedua kapal itu telah berpindah lokasi ke galangan kapal Freire di bagian barat dari galangan sebelumnya. Kapal itu masih dilas oleh tenaga ahli dan tengah dipasangi berbagai instalasi dan permesinan.
Pembangunan kapal itu dijadwalkan selesai pada Mei 2017. Direncanakan tiba di Indonesia pada Agustus 2017.
Menurut Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol, Yuli Mumpuni, pembangunan kapal itu merupakan saat tepat melihat kolaborasi Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dan Spanyol sebagai negara dengan armada kapal terbesar dunia. "Ini merupakan kolaborasi bersejarah yang luar biasa,“ katanya.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.