blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Minggu, 30 November 2025

Skadron Teknik 021 Serahkan Kembali 2 Pesawat CN-235 Milik Skadron Udara 27

  Setelah Selesai Menjalani Pemeliharaan Serahterima A-2304 CN235 TNI AU (Dispenau)

Komandan Skadron Teknik 021 Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi, S.T., M.M., M.Han. Melaksanakan Serah Terima Pesawat CN-235 No. Reg. A-2304 di Apron Timur Skadron Teknik 021.

Cendrawasih 04 melaksanakan pemeliharaan "Paket B-5, Harsus 09 dan Sirkulasi LH Engine" yang dilaksanakan oleh teknisi-teknisi handal Skadron Teknik 021 dan telah melaksanakan Test Flight dengan hasil baik.

Dengan selesainya pemeliharaan tingkat sedang ini, Pesawat A-2304 kembali menjadi tulang punggung Skadron Udara 27 Lanud Manuhua, Biak sebagai mata dan perisai udara dari timur.

Pesawat ini juga akan kembali bertugas untuk mendukung operasi yang dilaksanakan guna mewujudkan TNI-AU AMPUH.

  Serah Terima Pesawat AI-2317  
Komandan Skadron Teknik 021 Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi, S.T., M.M., M.Han. Melaksanakan Serah Terima Pesawat CN-235 No. Reg. AI-2317 di Apron Timur Skadron Teknik 021. Cendrawasih 17 melaksanakan pemeliharaan “ Check B-8, Harsus 09, Riksus dan Install L/H and R/H Engine” yang dilaksanakan oleh teknisi-teknisi handal Skadron Teknik 021 dan telah melaksanakan Test Flight dengan hasil baik.

Dengan selesainya pemeliharaan tingkat sedang ini, Pesawat AI-2317 kembali menjadi tulang punggung Skadron Udara 27 Lanud Manuhua, Biak sebagai mata dan perisai udara dari timur.

Pesawat ini juga akan kembali bertugas untuk mendukung operasi yang dilaksanakan guna mewujudkan TNI-AU AMPUH.

   👷  Sakdron Teknik 021  

Sabtu, 29 November 2025

PTDI Modernisasi C-130 TNI AU

 Perkuat Kapasitas MRO Militer NasionalHercules A-1321 TNI AU menjalani modernisasi di Bandung (Pikiran Rakyat)

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) resmi memulai program besar modernisasi 9 unit pesawat angkut berat C-130 Hercules milik TNI AU melalui seremoni Aircraft Induction di hanggar Aircraft Services (ACS), Rabu (26/11/2025).

Kedatangan unit pertama langsung dibarengi penandatanganan Berita Acara (BA) serah terima pesawat antara TNI AU, Kemhan RI, dan PTDI, yang menandai dimulainya proses revitalisasi menyeluruh.

Agenda tersebut dihadiri Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal, Kasatgas Modernisasi C-130 Kol. Arif Djoko, serta tim teknis dari Kemhan dan TNI AU.

Di tahap awal ini, PTDI langsung menggarap dua pekerjaan inti: Center Wing Box Replacement (CWBR) dan Avionic Upgrade Program (AUP). Keduanya adalah elemen modernisasi krusial untuk memperpanjang usia pakai pesawat sekaligus meningkatkan kapabilitas avioniknya.

Menurut Arif Faisal, PTDI telah menyiapkan aliansi teknis dengan Kohartamatau—mulai dari penggunaan SDM gabungan PTDI–TNI AU, pemanfaatan special tools dan ground support equipment, hingga optimalisasi fasilitas bonding dan composite.

Hal tersebut merupakan upaya PTDI dalam menyiapkan fasilitas teknis, peralatan khusus, serta qualified personnel agar proses modernisasi 9 unit C-130 berjalan lancar,” ujarnya.

  Tonggak Kemandirian Teknologi Dirgantara
Program modernisasi ini merupakan tindak lanjut kontrak antara PTDI dan Baloghan Kemhan RI. Dengan seluruh pengerjaan dilakukan di Bandung, Pemerintah menegaskan langkah strategis mengurangi ketergantungan pada fasilitas luar negeri.

Dampaknya bukan hanya efisiensi waktu pemeliharaan, tetapi juga peningkatan kapasitas bangsa dalam mengelola Alutsista strategis.

Bagi PTDI, pekerjaan C-130 ini adalah investasi jangka panjang. Modernisasi di dalam negeri membuka ruang penguatan kemampuan MRO (Maintenance, Repair, Overhaul), pengembangan produksi komponen, hingga peningkatan kompetensi teknis yang akan memperluas kapabilitas Indonesia dalam layanan pesawat angkut militer.

Kol. Fitra A. Yani dari Baloghan Kemhan RI menegaskan arah kebijakan yang sedang dibangun pemerintah. “Salah satu kebijakan Pemerintah adalah pemberdayaan industri pertahanan kita. Besar harapan pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh industri pertahanan nasional, dalam hal ini PTDI,” katanya.

  Menatap Kapabilitas Global
Keberhasilan modernisasi C-130 nanti diharapkan menjadi standar baru bagi industri MRO pertahanan nasional. Jika PTDI berhasil membuktikan ketepatan waktu, kualitas, dan peningkatan performa pesawat, posisinya sebagai pusat pemeliharaan Alutsista udara berkompetensi global akan semakin menguat.

Dengan dimulainya Aircraft Induction ini, Indonesia memasuki fase baru kemandirian industri dirgantara: lebih kompetitif, lebih strategis, dan semakin siap menghadapi kebutuhan pertahanan masa depan. ***
 

   👷 
Bandung Oke  

Jumat, 28 November 2025

[Video] Peluncuran KRI Canopus 936

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLZV6WdFI7L8h2aYlau6MomKAOldVQE44dsDy5wMY92lAAHSiPaM-fpp-H5MDJvCEYv8ZExSF3nqMRiZIs6YVkjYfqN_-bFeFEYhUm1Epnc27kyBw675kCOT3nDIaR1-Z362axoIYTsoe0OcJcOO-aqvyxN5-0HLX6xjMU5wLQ5CJ-wroCz3o1gM7eaD7L/s2048/936_4414313052790450312_n.jpgPeluncuran KRI Canupus 936 di Jerman (Abeking & Rasmussen)

KRI
Canopus 936 dibangun di galangan kapal swasta PT. Palindo Marine di Batam dengan asistensi dan desain dari Fassmer.

Proses pemasangan sistemnya (fitting out) dilakukan di Jerman melalui galangan kapal Abeking & Rasmussen.

Dalam langkah maju teknologi galangan kapal modern, kapal hidrografi sepanjang 105 meter KRI Canopus (936) yang dibangun khusus untuk Angkatan Laut Indonesia telah berhasil diluncurkan dari hall pembangunan terbesar milik Abeking & Rasmussen Schiffs- und Yachtwerft SE di Lemwerder, Jerman.

Proses peluncuran ini menandai tonggak baru dalam industri perkapalan, berkat penerapan metode inovatif yang melibatkan transporter modular bertenaga sendiri (SPMT).

  Berikut video dari Tribunnews : 


   🎥  Youtube   

Kamis, 27 November 2025

[Video] Rhan 122B Arjuna

➶ Sukses diujicobaMLRS Arjuna (Medef)

MLRS Arjuna adalah Kendaraan Peluncur Multi Roket (Multiple Launch Rocket System) buatan Indonesia yang dirancang oleh PT SAS Aero Sishan & PT Dahana, menggunakan peluncur roket R-Han-122B dan berbasis truk KAMAZ 8x8.

Sistem ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 66% dan merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk meningkatkan kemandirian di sektor industri pertahanan.

Rhan 122B Arjuna menggunakan truk KAMAZ 8x8 sebagai sasisnya.

Dilengkapi dengan peluncur roket R-Han-122B kreasi lokal, dibuat oleh PT SAS Aero Sishan bersama PT Dahana dengan TKDN mencapai 66%.

Ransus ini merupakan wujud kemandirian industri pertahanan Indonesia

  Berikut video X Markicap :  


  Garuda MIliter  

Rabu, 26 November 2025

PT Dahana Akan Bangun Fasilitas Energetic Material

  Bersama Rheinmentall Denel Munition (RDM) MoU pembangunan fasilitas energetic material. (Dahana)

PT Dahana menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) strategis dengan raksasa industri pertahanan Rheinmetall Denel Munition (RDM) untuk pembangunan fasilitas energetic material di Indonesia.

Penandatanganan yang disaksikan oleh Wakil Menteri Keuangan RI, Thomas A.M. Djiwandono dan Kepala Kamar Dagang Indonesia, Anindya Novyan Bakrie itu dilakukan dalam rangkaian acara Indonesia-Afrika CEO Forum 2025 di Saxon Hotel, Johannesburg, Afrika Selatan, pada 21 November 2025.

Direktur Utama PT Dahana, Hary Irmawan, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan tonggak penting bagi industri pertahanan tanah air.

Menurutnya, langkah ini diambil untuk menjawab tantangan kedaulatan industri pertahanan yang selama ini masih sangat bergantung pada rantai pasok luar negeri untuk kebutuhan bahan baku energetik.

Ketergantungan impor yang tinggi selama ini melemahkan daya saing dan kemandirian Alpalhankam kita. Melalui kolaborasi dengan RDM, kita tidak hanya membangun pabrik, tetapi juga memastikan kedaulatan material strategis berada di tangan bangsa sendiri,” ujar Hary di sela-sela acara.

MoU Pengembangan Fasilitas Energetic Material ini hadir sebagai solusi konkret atas ketiadaan fasilitas produksi energetic material di dalam negeri. Padahal, bahan energetik merupakan komponen vital untuk memproduksi alutsista TNI, Polri, dan lembaga terkait, khususnya sebagai bahan baku Munisi Kaliber Besar (MKB) dan isian hulu ledak. Tanpa kemampuan produksi mandiri, kapabilitas pertahanan negara menjadi terbatas dan rentan.

Lebih dari sekadar kebutuhan militer, fasilitas ini akan memiliki kapabilitas dual use. Selain memperkuat pertahanan, produksi energetic material dalam negeri akan menyuplai kebutuhan bahan peledak komersial untuk industri pertambangan. Hal ini menjadikan proyek tersebut sangat strategis karena mampu mendorong peningkatan kapabilitas industri dalam negeri sekaligus mendukung perekonomian nasional.

Dalam skema kerja sama ini, RDM Afrika Selatan bertindak sebagai penyedia teknologi yang berkomitmen melakukan alih teknologi (transfer of technology) kepada Indonesia. Fasilitas produksi canggih ini direncanakan akan segera dibangun di area Energetic Material Center (EMC) Dahana di Subang, Jawa Barat, sebagai pusat kemandirian bahan peledak nasional.

Hary Irmawan menambahkan bahwa pembangunan fasilitas ini adalah bentuk nyata dari komitmen pembangunan berkelanjutan dalam industri pertahanan. Ia menekankan bahwa penguasaan teknologi produksi energetic material adalah kunci utama untuk melepaskan diri dari bayang-bayang impor yang selama ini membelenggu percepatan kemandirian alutsista Indonesia.

Kami menargetkan, dengan berdirinya pabrik ini, Indonesia tidak hanya mandiri, tetapi mampu bersaing di kancah industri pertahanan global. Ini adalah dedikasi Dahana untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kemandirian alpalhankam yang nyata,” tegas Hary.

Penandatanganan bersejarah ini dilakukan dalam rangkaian Indonesia-Afrika CEO Forum 2025, yang merupakan bagian integral dari G20 Leaders Summit 2025, di mana delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming beserta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartanto. Selain Hary Irmawan, delegasi PT Dahana turut diperkuat oleh Wildan Widarman, Erwin Cipta Mulyana, Anggaria Maharani, dan Jodi Widjanarko yang mengawal langsung proses kesepakatan strategis antara perwakilan bisnis Indonesia dan Afrika Selatan tersebut.

Saat ini Dahana telah memiliki pabrik Nitrogliserin, Ammonium Nitrat, serta sedang mengembangkan pabrik Propelan. Dengan kehadiran teknologi fasilitas ini, tentunya akan melengkapi kemampuan Dahana sebagai perusahaan kiblat bahan peledak Indonesia dengan fasilitas terlengkap di kawasan ASEAN.

  💣 
Dahana  

Selasa, 25 November 2025

Pesawat N219 Siap Diproduksi Lebih Banyak

Infografis Pesawat N-219 Nurtanio (tandaseru)

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria mengatakan, pesawat N219 siap diproduksi lebih banyak sesuai dengan pesanan pemerintah.

Produksi ini menjadi salah satu inovasi BRIN bersama PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Pesawat ini diketahui terbang perdana pada tahun 2017 lalu.

"Termasuk tentu industri alutsista. Di mana BRIN juga sudah memiliki sejumlah inovasi bersama PTDI, kita sudah memiliki N219 yang saat ini sudah siap untuk diproduksi lebih banyak lagi sesuai dengan pesanan pemerintah," kata Arif Satria, usai bertemu Presiden Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/11/2025).

Arif menyampaikan, alutsista menjadi salah satu topik pembicaraan yang diperbincangkan dengan Presiden Prabowo hari ini, termasuk terkait kontribusinya dalam persiapan pengembangan pesawat amfibi, N219A.

"Kita juga sedang mempersiapkan bagaimana membangun, memperkuat produksi sea plane. Jadi pesawat amfibi yang juga bisa mendarat di laut. Jadi, saya kira industri pesawat dengan PT Dirgantara kita sudah berkolaborasi," ucap dia.

Tak cuma PTDI, BRIN juga akan bekerja sama dan berkolaborasi dengan PT Pindad memproduksi Maung.

"Kita juga nanti akan berkolaborasi juga dengan Pindad yang memproduksi alutsista serta industri otomotif kita. Saya kira Maung yang sudah diproduksi oleh Pindad ini terus akan diperkuat R&D-nya," ujar dia.

  👷 Kompas  

PTDI Gandeng Scytalys

 Kembangkan pesawat N219 MSA 🛩 N219  (PTDI)

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menggandeng Scytalys, perusahaan pengembang piranti lunak dan integrasi sistem berbasis Yunani, untuk mengembangkan pesawat N219 MSA (Maritime Surveillance Aircraft) untuk memenuhi kebutuhan Badan Keamanan Laut (Bakamla).

Setelah nantinya PTDI mendapat penugasan untuk memenuhi kebutuhan pesawat MSA bagi Bakamla RI, maka ini akan menjadi footprints baru juga untuk PTDI, karena ini merupakan pesawat N219 dengan konfigurasi MSA pertama yang akan kami desain,” kata Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dikutip dari siaran pers PTDI, Sabtu, 22 November 2025.

PTDI bersama Scytals menandatangani framework agreement (FA) untuk memulai pengembangan pesawat N219 MSA, pesawat perintis dengan platform pengawasan maritim. Pesawat tersebut nantinya akan dirancang memenuhi kebutuhan Bakamla untuk melakukan pemantauan perairan strategis hingga mendukung penguatan sistem keamanan laut Indonesia.

Framework agreement ditandatangani Gita Amperiawan dan CEO Scytalys George Menexis, serta disaksikan oleh Kepala Bakamla Laksdya TNI Irvansyah serta Duta Besar RI-Yunani Bebeb Abdul Kurnia Nugraha Djundjunan di kantor KBRI Athena, Yunani, Jumat, 21 November 2025.

Pada program pengembangan N219 MSA tersebut, PTDI berlaku sebagai prime contractor yang bertugas menyiapkan konfigurasi teknis pesawat dan memastikan rancangan akhir pesawat memenuhi tuntutan misi pengawasan yang dijalankan Bakamla. Sementara Scytalys akan menyediakan dan mengintegrasikan MIMS Airborne Mission System yang menjadi otak kendali kemampuan surveillance pesawat.

Lingkup kerja sama FA antara PTDI dan Scytalys mencakup promosi dan penjajakan bersama untuk pesawat N219 yang akan dimodifikasi menggunakan sistem misi Scytalys, serta pengembangan materi pemasaran terpadu untuk mendukung keberlangsungan program.

Selanjutnya PTDI dan Scytalys akan segera mengadakan FGD bersama Bakamla RI, yang akan menjadi forum penting untuk menyinkronkan seluruh kebutuhan teknis, skenario operasi, dan prioritas misi agar desain final pesawat mampu sepenuhnya menjawab tantangan operasional di lapangan,” kata Gita Amperiawan.

Bakamla saat ini tengah mengajukan kebutuhan resmi pada Kementerian PPN RI/Bappenas untuk rencana pengadaan empat unit pesawat N219 MSA berikut seluruh perangkat pendukung yang mencakup MSA kit, pelatihan personel, penyediaan suku cadang, ground rupport equipment (GSE), serta paket fleet readiness untuk lima tahun yang meliputi pemeliharaan dan asistensi teknis.

Karena ada produk dalam negeri, kita maksimalkan penggunaan produk dalam negeri, yang dalam hal ini PTDI bisa memenuhi kebutuhannya,” kata Kepala Bakamla Laksdya TNI Irvansyah, dikutip dari siaran pers.

Pesawat N219 MSA nantinya dirancang memiliki kemampuan pengawasan modern, mulai dari tactical datalink dan mission console untuk memastikan pengolahan data secara real-time, hingga mengusung radar dengan jangkauan 160 Nautical Miles (NM) serta sistem EO/IR yang mampu mendeteksi objek pada jarak hingga 20 kilometer.

Pesawat N219 MSA nantinya juga akan dilengkapi Automatic Identification System (AIS), serta hand-held camera untuk memperkuat kemampuan identifikasi dan dokumentasi visual dalam operasi pengawasan. Pesawat tersebut dirancang memiliki radius operasi mencapai 200 NM dan endurance lebih dari lima jam sehingga diyakini mampu memberikan fleksibilitas tinggi untuk misi patroli maritim jarak menengah dan pemantauan wilayah perairan. Program pengembangan N219 MSA ditargetkan memasuki tahap penugasan dan penandatanganan kontrak pada akhir tahun 2026.

  🛩 Tempo  

Senin, 24 November 2025

Wamenhan RI dan Dubes Iran Bahas Penguatan Kerja Sama Pertahanan dan Transfer Teknologi

(Kemhan)

Wakil Menteri Pertahanan RI, Donny Ermawan Taufanto menerima Duta Besar Republik Islam Iran, H.E. Mohammad Boroujerdi, di kantor Kemhan pada Jumat (21/11/2025). Pertemuan ini sekaligus menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kemitraan bilateral.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Iran membahas upaya penguatan kerja sama di bidang industri pertahanan. Dubes Boroujerdi menawarkan peluang Transfer Teknologi (ToT) serta produk alutsista dengan harga yang kompetitif, seraya menegaskan bahwa produk pertahanan Iran mampu mendukung kemandirian teknologi.

Wamenhan memandang kerja sama tersebut sebagai peluang strategis bagi Indonesia. Kemhan RI menyampaikan kesiapan untuk menindaklanjuti inisiatif ini dari tahap awal berupa Letter of Intent (LoI) menuju bentuk kerja sama yang lebih komprehensif, seperti Memorandum of Understanding (MoU) atau Defense Cooperation Agreement (DCA).

Selain itu, Kemhan juga membuka peluang komunikasi teknis dengan Angkatan Darat, Laut, dan Udara, serta industri pertahanan dalam negeri.

Konsiderasi yang disampaikan Bapak Dubes akan kami teruskan kepada Menteri Pertahanan,” ujar Wamenhan. (Biro Infohan Setjen Kemhan)

  🚀 
Kemhan  

Minggu, 23 November 2025

RI-Inggris Teken Kerja Sama Maritim

  Senilai Lebih dari Rp 87 Triliun Pemerintah Indonesia disebut telah sepakat meneken kerja sama maritim dengan Inggris dengan nilai kontrak £4 miliar atau sekitar 87 triliun. (Arsip Sekretariat Presiden)

Pemerintah Indonesia disebut telah sepakat meneken kerja sama maritim dengan Inggris dengan nilai kontrak £4 miliar atau sekitar 87 triliun.

Dikutip dari situs resmi pemerintah Inggris, gov.uk, kerja sama itu rencananya secara resmi akan diumumkan Perdana Menteri Keir Starmer melalui panggilan telepon dengan Presiden Prabowo Subianto dari KTT G-20 di Afrika Selatan, Sabtu (22/11).

"Dan sebagai salah satu mitra G20 terdekat kita, hal ini memperkuat komitmen bersama kita terhadap stabilitas global dan memperkuat keamanan nasional kita bersama," kata Keir dalam keterangannya.

Melalui kerja sama yang akan dipimpin perusahaan pertahanan Inggris, Babcock, kedua negara memungkinkan untuk mengembangkan kekuatan maritim masing-masing.

Bagi Indonesia, kerja didorong untuk meningkatkan kekuatan Angkatan Laut Indonesia dan lebih dari seribu kapal nelayan. Kapal-kapal tersebut akan dibangun di Indonesia menggunakan ahli pembuat kapal Inggris.

Sedangkan bagi Inggris, kerja sama akan mendukung seribu lapangan kerja. Sebagian besar lapangan kerja diperkirakan akan ditempatkan di galangan kapal Rosyth milik Babcock.

"Babcock bangga memimpin dukungan industri Inggris untuk program internasional ini yang akan memajukan program-program penting angkatan laut dan maritim Indonesia," kata CEO Babcock, David Lockwood.

Sementara, Presiden Prabowo dalam pernyataannya yang dikutip dari situs resmi gov.uk, mengatakan kerja sama akan menandai babak baru kerja sama kedua negara.

"Program ini menandai babak baru dalam hubungan bilateral Indonesia-Inggris. Kolaborasi ini akan saling mendorong perekonomian kita, menciptakan lapangan kerja berkualitas tinggi, dan yang terpenting, memajukan kemampuan galangan kapal dan pertahanan Indonesia," kata Prabowo.

"Yang terpenting, program ini juga akan memberdayakan nelayan lokal dan masyarakat pesisir kita dengan menghadirkan peluang ekonomi baru yang signifikan," imbuhnya. (thr/isn)

  🤝 
CNN  

Sabtu, 22 November 2025

Nevesbu Modernisasi MRLF Bung Tomo Class

Bung Tomo class (Nevesbu)

TNI AL sedang melakukan modernisasi besar-besaran di pertengahan masa pakai frigat ringan multiperan kelas Bung Tomo. Menyusul modernisasi KRI Usman Harun yang sedang berlangsung, dua kapal tersisa di kelasnya (KRI Bung Tomo dan KRI John Lie) kini juga akan menjalani modernisasi komprehensif.

PT Len Industri kembali menunjuk Nevesbu sebagai integrator sistem platform untuk program ini.

Pekerjaan ini mencakup seluruh cakupan integrasi sistem platform, mulai dari survei pemetaan kondisi aktual dan pekerjaan desain serta rekayasa yang kompleks hingga dukungan di lokasi selama konstruksi. Dengan proyek ini, Nevesbu semakin memperkuat perannya sebagai mitra pengetahuan strategis, memastikan frigat ringan Angkatan Laut Indonesia yang telah dimodernisasi tetap siap bertugas di tahun-tahun mendatang.

  Memenuhi tuntutan operasional yang terus berkembang  
Modernisasi frigat menjadi keharusan karena sistem yang menua dan tuntutan operasional yang terus berkembang. Seiring dengan semakin kompleks dan canggihnya misi angkatan laut, frigat akan ditingkatkan dengan sistem mutakhir untuk memastikan armada Indonesia tetap menjadi salah satu yang paling tangguh di kawasan.

PT Len Industri bertindak sebagai Integrator Sistem Misi untuk program modernisasi, mengoordinasikan integrasi kapabilitas misi tingkat lanjut.

Thales Netherlands bertindak sebagai Integrator Sistem Tempur dan memasok sebagian besar sistem misi baru.

Nevesbu bertanggung jawab atas Integrasi Sistem Platform, sebuah tugas kompleks yang membutuhkan presisi teknis yang luar biasa dan keahlian interdisipliner.

  Membangun solusi yang telah terbukti  
Modernisasi sedang dilaksanakan secara bertahap. Pengerjaan fregat pertama, KRI Usman Harun, saat ini sedang berlangsung. Nevesbu juga melakukan rekayasa Integrasi Sistem Platform untuk kapal ini dan menyediakan dukungan galangan kapal selama konstruksi. Tahap kedua proyek ini (modernisasi KRI Bung Tomo dan KRI John Lie) dibangun berdasarkan solusi rekayasa dan desain tervalidasi yang dikembangkan untuk KRI Usman Harun.

Karena setiap kapal bersifat unik, modernisasi KRI Bung Tomo dan KRI John Lie dimulai dengan survei terperinci di atas kapal untuk memetakan situasi terkini dan mengidentifikasi perbedaan antar kapal. Nevesbu baru-baru ini mempresentasikan hasil survei pendahuluan KRI Bung Tomo dan menguraikan pendekatannya untuk modernisasi fregat kelas Bung Tomo di pertengahan masa pakai. Pendekatan ini dibangun berdasarkan solusi yang disepakati untuk KRI Usman Harun dengan menerapkan prinsip 'satu solusi untuk kelas'. Tujuan utamanya adalah meningkatkan ketersediaan kapal, memudahkan pelatihan awak, dan meningkatkan kinerja galangan kapal.

  Menyeimbangkan Kompleksitas  
Memodernisasi kapal yang sudah ada sambil mempertahankan filosofi desain aslinya merupakan tantangan yang kompleks. Ini bukan sekadar mengganti satu sistem dengan sistem lain. Dalam beberapa kasus, modifikasi harus dilakukan pada platform dan sistemnya untuk mendukung kemampuan misi yang baru. Sebagai mitra integrasi sistem platform, Nevesbu memastikan interaksi yang lancar antara komponen baru dan yang sudah ada. Tantangannya terletak pada penyediaan desain kapal yang seimbang dan menjaga kelaikan kapal, sembari menavigasi tuntutan disiplin teknis dan persyaratan operasional yang seringkali saling bertentangan.

  Meningkatkan kemampuan menghadapi masa depan  
Dengan memodernisasi kelas Bung Tomo, Angkatan Laut Indonesia tidak hanya memperpanjang umur operasional fregatnya tetapi juga memperkuat postur maritimnya di kawasan. Keterlibatan Nevesbu dalam setiap fase proyek memposisikan perusahaan sebagai mitra pengetahuan tepercaya. Dengan fase berikutnya yang sedang berjalan, Nevesbu terus mendukung Angkatan Laut Indonesia dalam menghadirkan kapal-kapal canggih yang memenuhi tuntutan operasi angkatan laut modern.

   👷 
Nevesbu   

Jumat, 21 November 2025

EDGE dan Republikorp Umumkan Kerjasama Senilai USD 7 Miliar

  Membangun Manufaktur Pertahanan di Indonesia EDGE dan Republikorp Umumkan Kerja Sama Senilai USD 7 Miliar. (EDGE)

EDGE, salah satu grup teknologi canggih dan pertahanan terkemuka di dunia, telah menandatangani perjanjian kerja sama penting dengan Republikorp, perusahaan induk pertahanan terkemuka di Indonesia, di Dubai Airshow 2025 (DAS 2025).

Perjanjian ini mencakup alih teknologi (ToT), produksi terlokalisasi, inisiatif pengembangan bersama, dan program modernisasi komprehensif untuk Angkatan Bersenjata Indonesia.

Sebagai program internasional terbesar EDGE Group hingga saat ini, total paket pembiayaan dan pengadaan mencapai USD 7 miliar, yang disediakan melalui UEA untuk memajukan modernisasi pertahanan, kapabilitas teknologi, dan otonomi industri Indonesia.

Skyknight EDGE, sistem pertahanan udara (EDGE)
Kolaborasi ini mencakup portofolio luas sistem pertahanan canggih, terutama sistem rudal pertahanan udara SKYKNIGHT, kendaraan tempur infanteri (IFV) generasi mendatang, kapal rudal siluman nirawak, pertahanan siber, dan kemampuan produksi amunisi senjata ringan, yang menjadi landasan bagi Indonesia menuju kemandirian pertahanan dan jaringan rantai pasok global UEA.

Hamad Al Marar, Direktur Pelaksana dan CEO EDGE, mengatakan: “Inisiatif pertahanan penting ini merupakan tonggak penting dalam pertumbuhan internasional EDGE. Bermitra dengan Republikorp, kami membantu membentuk ekosistem pertahanan yang modern dan mandiri yang memperkuat keamanan nasional dan kapabilitas industri Indonesia. Program ini mewujudkan komitmen kami untuk kolaborasi yang berkelanjutan, transfer teknologi, dan penyediaan sistem canggih yang terintegrasi.

Norman Joesoef, Ketua Grup Republikorp, mengatakan: “Kemitraan senilai USD 7 miliar ini menandai langkah besar menuju otonomi pertahanan jangka panjang Indonesia, kemandirian industri, dan kepercayaan internasional. Dengan bergabung bersama EDGE, kami berinvestasi dalam sistem dan sumber daya manusia untuk kepentingan strategis UEA dan Indonesia dalam manufaktur pertahanan canggih. Ini lebih dari sekadar kerja sama antara dua perusahaan; ini adalah ikatan antara dua negara yang bersaudara.

  🤝 
EDGE  

Kamis, 20 November 2025

TNI AU Uji Coba Operasional Bom BNT-250 di Langit Jawa Timur

Bom BNT-250 diujicoba TNI AU (Dispenau)

TNI Angkatan Udara (TNI AU) telah sukses melaksanakan uji coba operasional Bom BNT-250 sebagai bagian dari upaya memastikan kesiapan dan kelaikan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) sebelum digunakan dalam satuan operasional.

Pengujian ini berlangsung di dua lokasi terpisah di Jawa Timur, yaitu Lanud Iswahjudi, Magetan, dan Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang.

Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Muchtadi Anjar Legowo, dalam keterangannya pada Selasa (waktu setempat), menjelaskan bahwa tujuan utama uji coba ini adalah untuk mengumpulkan data teknis yang krusial.

Uji coba ini bertujuan untuk memperoleh data teknis sebagai dasar penilaian kelayakan dan pemanfaatan operasional,” tegasnya.

Secara spesifik, pengujian ini berfokus pada pengukuran fungsi, akurasi, serta integrasi Bom BNT-250 pada pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3. Seluruh proses pengujian dipastikan berjalan sesuai dengan standar keselamatan penerbangan dan prosedur uji yang berlaku di lingkungan TNI AU.

Pada kesempatan tersebut, Danlanud Iswahjudi juga menekankan pentingnya mengutamakan keselamatan terbang dan kerja, serta mendokumentasikan hasil pengujian secara lengkap dan akurat kepada seluruh personel pelaksana.

Kegiatan uji coba ini dihadiri oleh Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau), Marsma TNI Teguh Dharmawan, selaku pengendali uji. Turut hadir juga Dangrup Tempur Marsekal TNI David Yohan Tamboto, serta Presiden Direktur PT. Sari Bahari, Ricky Hendrik Egam, yang merupakan mitra industri pertahanan pembuat Bom BNT-250.(wa/ar)

  💥
Analisa Publik  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More