✈ Drone pengintai yang tengah dikembangkan Litbang Pussenarmed bersama PT Nexin. (Instagram Pussenarmed)
Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed) tengah mengembangkan drone atau pesawat terbang tanpa awak (TPPA) pengintai.
Drone yang dikembangkan Pussenarmed ini dapat menjalankan misi pencarian serta penemuan sasaran guna mempermudah peninjauan personel Korps Baret Cokelat.
Komandan Pussenarmed Mayor Jenderal Yudhy Chandra Jaya mengatakan, drone tersebut juga berfungsi sebagai pengoreksi jatuhnya peluru yang ditembakan personel.
"Jadi drone yang kita terbangkan dia bisa mengoreksi jatuhnya peluru, berbeda dengan drone-drone yang kita sampaikan dalam pertempuran," ujar Yudhy dalam webinar bertajuk “Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran bagi Strategi Pertahanan Angkatan Darat” yang digelar LAB 45 secara daring, Kamis (23/2/2023).
Dalam pelaksanaannya, Yudhy menerangkan, drone yang tengah dikembangkan dapat membantu tugas perwira peninjau yang berada di kompi infanteri.
Nantinya, perwira peninjau di garis depan tak perlu lagi melakukan koreksi sasaran.
"Fungsi peninjau yang ada di kompi depan ini bisa digantikan dengan drone peninjau untuk mengoreksi jatuhnya peluru," jelas Yudhy.
Yudhy menambahkan, pengembangan drone ini baru memasuki tahap kedua.
Dengan kata lain, drone ini masih dalam upaya penyempurnaan prototipe pertama.
Ia mengakui, Pussenarmed sangat membutuhkan drone yang tengah dikembangkan ini.
"Kita sangat membutuhkan drone itu karena kita sendiri sedang membuat ataupun pengembangan, sudah tahap dua sekarang, membuat atau menyempurkan prototipe drone yang pertama," imbuh dia.
Berikut video dari Youtube:
Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed) tengah mengembangkan drone atau pesawat terbang tanpa awak (TPPA) pengintai.
Drone yang dikembangkan Pussenarmed ini dapat menjalankan misi pencarian serta penemuan sasaran guna mempermudah peninjauan personel Korps Baret Cokelat.
Komandan Pussenarmed Mayor Jenderal Yudhy Chandra Jaya mengatakan, drone tersebut juga berfungsi sebagai pengoreksi jatuhnya peluru yang ditembakan personel.
"Jadi drone yang kita terbangkan dia bisa mengoreksi jatuhnya peluru, berbeda dengan drone-drone yang kita sampaikan dalam pertempuran," ujar Yudhy dalam webinar bertajuk “Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran bagi Strategi Pertahanan Angkatan Darat” yang digelar LAB 45 secara daring, Kamis (23/2/2023).
Dalam pelaksanaannya, Yudhy menerangkan, drone yang tengah dikembangkan dapat membantu tugas perwira peninjau yang berada di kompi infanteri.
Nantinya, perwira peninjau di garis depan tak perlu lagi melakukan koreksi sasaran.
"Fungsi peninjau yang ada di kompi depan ini bisa digantikan dengan drone peninjau untuk mengoreksi jatuhnya peluru," jelas Yudhy.
Yudhy menambahkan, pengembangan drone ini baru memasuki tahap kedua.
Dengan kata lain, drone ini masih dalam upaya penyempurnaan prototipe pertama.
Ia mengakui, Pussenarmed sangat membutuhkan drone yang tengah dikembangkan ini.
"Kita sangat membutuhkan drone itu karena kita sendiri sedang membuat ataupun pengembangan, sudah tahap dua sekarang, membuat atau menyempurkan prototipe drone yang pertama," imbuh dia.
Berikut video dari Youtube:
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.