Jakarta - eBay menjadi contoh suksesnya sebuah situs e-Commerce dunia. Langkah itu coba diterapkan Multiply di Indonesia dengan memperhatikan kemampuan dan kebiasaan masyarakat lokal.
Seperti diketahui, bisnis e-commerce di Indonesia memang belum tumbuh optimal. Penyebabnya ada banyak, mulai dari masalah kebiasaan berbelanja di internet, hingga masih lebih banyaknya pengguna kartu debit dibanding kartu kredit.
Di kalangan industri, istilah e-commerce sendiri ternyata masih memiliki pengertian yang berbeda. Beberapa pelaku industri memisahkannya dengan istilah belanja online dan transaksi online.
Belanja online adalah kegiatan dimana penjual menawarkan barang di internet dan pembeli memilihnya, namun pembayaran masih dilakukan dengan mekanisme transfer antar rekening penjual dengan pembeli.
"Belanja online sudah biasa, yang masih baru di Indonesia adalah transaksi online dimana pembayaran dilakukan melalui payment gateway," papar Edward K. Suwignyo, AVP Marketing Communications Multiply, di Menara Prima, Jakarta, Kamis (11/8/2011)
Padahal, situs e-commerce sejatinya tidak sekedar menjadi penyedia lahan, namun juga ikut mengatur, termasuk menjamin keamanan transaksi. Itu yang dilakukan oleh eBay yang membeli PayPal untuk payment gateway-nya.
Nah, langkah itu coba diterapkan Multiply di Indonesia. Pembeli membayar produk yang dibeli dengan melakukan transaksi online via mobile banking seperti Klik BCA-- meski masih tersedia juga pembayaran langsung via ATM atau transfer via BCA dan Bank Mandiri.
Kemudian, uang pembayaran tersebut tidak langsung masuk ke rekening penjual, namun ditampung dalam rekening Multiply Indonesia.
"Penjual bisa menerima uang dengan dua pilihan, setelah mencapai nilainya target transaksi yang ditetapkan atau by demand setiap pemilik toko," kata Edward.
Multiply Indonesia saat ini sudah memiliki 45.000 toko dengan 2 juta akun, 7 juta pengunjung setiap bulannya dan 70 juta page view.
Mayoritas toko adalah pengusaha mikro dengan produk industri rumahan, atau importir produk mainan dari Hong Kong atau China.
Metode bisnis situs ini jelas bagi semua pihak, Multiply sebagai situs e-commerce memperoleh 3,9% dari nilai transaksi. Situs ini mewajibkan pengunjung memiliki akun sebelum belanja. Kelebihannya, dia dapat berinteraksi dengan penjual sebelum membayar barang.
Hal tersebut menguntungkan juga bagi penjual karena mereka bisa mengenal pembeli secara personal dan membangun jaringan toko sendiri. Kapasitas server yang bisa digunakan juga tidak dibatasi.
Edward menambahkan pakaian perempuan dan perlengkapan bayi merupakan produk dengan pembeli terbesar saat ini, sementara produk elektronik masih belum cukup tinggi karena masalah kepercayaan.
Pihaknya optimistis masuknya perusahaan dengan brand besar akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan transaksi online.
Jumlah transaksi dengan nilai di atas Rp 5 juta per produk juga terus meningkat, jumlahnya mencapai 20% dari total transaksi. Sisanya, pembelian dengan nilai Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per transaksi.
"Jumlah pengunjung di Multiply rata-rata 2.000 hingga 3.000 visitor per hari per toko. Kami yakin dengan hadirnya toko-toko besar bisa meningkatkan jumlah visitor tiga kali lipat," ujarnya.( rou / wsh )
• detikInet
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.