✈ Bikin Pesawat N245 ✈ N245 [David Donald]
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) masih menunggu dana segar untuk memulai pembuatan pesawat N245. Pesawat N245 masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun ini.
Pesawat N245 yang merupakan pengembangan dari CN235 yang pernah dibuat oleh PTDI dengan perkiraan biaya sekitar US$ 200 juta.
"Belum ada (komitmen pendanaan). Masih belum ada (investor) sampai saat ini," jelas Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (8/6/2017).
Arie menambahkan, pengembangan N245 dibutuhkan payung hukum berupa Peraturan Presiden (Perpres). Sehingga ada jaminan kepada investor akan keberlangsungan proyek ini.
"Sepertinya demikian (masih menunggu payung hukum)," ujar Arie.
Pasalnya jika sudah dikategorikan sebagai PSN, PTDI tidak semata-mata menunggu pendanaan dari pemerintah. Melainkan mencari alternatif pendanaan dari investor.
"Karena walaupun sudah dikategorikan PSN, namun pendanaannya kan harus mencari sendiri bukan diberikan pemerintah," tutur Arie.
Belum Ada Pendanaan
Pengembangan pesawat N245 sampai saat ini belum dilakukan karena masalah pendanaan. PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) masih menunggu dana segar dari investor untuk memulai pengembangan pesawat yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo mengungkapkan dengan belum adanya komitmen pendanaan, maka penerbangan perdana N245 diperkirakan mundur dari rencana di 2020.
"Tentu nya akan bergeser (dari 2020) sesuai ketersedian dana," ujar Arie kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (8/6/2017).
Untuk menarik minat investor asing menanamkan modalnya untuk mengembangkan pesawat N245, Arie menambahkan, pihaknya masih menunggu payung hukum dari pemerintah berupa Peraturan Presiden (Perpres).
Selain itu, komitmen pendanaan dari pemerintah juga diperlukan untuk memacu investasi dari swasta. Sehingga investor yakin menanamkan uangnya untuk mengembangkan N245.
"Harus ada komitmen finansial pemerintah dalam mendanainya sebagian kemudian pihak swasta atau asing baru akan tertarik melakukan investasi," tutur Arie (ang/ang)
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) masih menunggu dana segar untuk memulai pembuatan pesawat N245. Pesawat N245 masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun ini.
Pesawat N245 yang merupakan pengembangan dari CN235 yang pernah dibuat oleh PTDI dengan perkiraan biaya sekitar US$ 200 juta.
"Belum ada (komitmen pendanaan). Masih belum ada (investor) sampai saat ini," jelas Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (8/6/2017).
Arie menambahkan, pengembangan N245 dibutuhkan payung hukum berupa Peraturan Presiden (Perpres). Sehingga ada jaminan kepada investor akan keberlangsungan proyek ini.
"Sepertinya demikian (masih menunggu payung hukum)," ujar Arie.
Pasalnya jika sudah dikategorikan sebagai PSN, PTDI tidak semata-mata menunggu pendanaan dari pemerintah. Melainkan mencari alternatif pendanaan dari investor.
"Karena walaupun sudah dikategorikan PSN, namun pendanaannya kan harus mencari sendiri bukan diberikan pemerintah," tutur Arie.
Belum Ada Pendanaan
Pengembangan pesawat N245 sampai saat ini belum dilakukan karena masalah pendanaan. PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) masih menunggu dana segar dari investor untuk memulai pengembangan pesawat yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo mengungkapkan dengan belum adanya komitmen pendanaan, maka penerbangan perdana N245 diperkirakan mundur dari rencana di 2020.
"Tentu nya akan bergeser (dari 2020) sesuai ketersedian dana," ujar Arie kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (8/6/2017).
Untuk menarik minat investor asing menanamkan modalnya untuk mengembangkan pesawat N245, Arie menambahkan, pihaknya masih menunggu payung hukum dari pemerintah berupa Peraturan Presiden (Perpres).
Selain itu, komitmen pendanaan dari pemerintah juga diperlukan untuk memacu investasi dari swasta. Sehingga investor yakin menanamkan uangnya untuk mengembangkan N245.
"Harus ada komitmen finansial pemerintah dalam mendanainya sebagian kemudian pihak swasta atau asing baru akan tertarik melakukan investasi," tutur Arie (ang/ang)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.