Ilustrasi KFX/IFX
Indonesia
tengah menuju kepada sistem kemandirian alat utama sistem persenjataan
(alutsista). Caranya alat pertahanan dan keamanan canggih pun terus
dikembangkan dan diproduksi oleh insinyur Indonesia.
Alutsista karya anak bangsa yang sedang dikembangkan, antara lain adalah
jet tempur canggih. Program tersebut diberi nama Korean Fighter
Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) karena untuk
pengembangan Indonesia menggandeng Korea Selatan.
Para insinyur Indonesia dan Korsel pun saat ini tengah bekerja keras
merancang model, melakukan pengujian hingga bisa melahirkan purwarupa
alias prototype jet tempur di negeri ginseng pada tahun 2020.
Pengembangan yang dimulai sejak tahun 2010 tersebut, memiliki fakta dan
cerita menarik tentang masa depan pengembangan jet tempur asli karya
pribumi seperti program IFX disebut-sebut menempatkan Indonesia sebagai
negara pertama di Asia Tenggara yang mulai mengembangkan jet tempur
secara mandiri.
Apa fakta-fakta menarik lainnya tentang pengembangan jet tempur generasi
4.5 tersebut? Berikut hasil penelusuran detikFinance, Senin
(30/6/2014).Sempat Muncul Rumor PembatalanProgram
pengembangan KFX/IFX sempat diisukan dihentikan. Penghentian ini
dikarenakan terjadi pergantian pemerintahan di negeri K-Pop tersebut.
Pengembangan pesawat di atas F-16 tersebut akhirnya dilanjutkan kembali
pada tahun 2013.
Untuk pembiayaan, sebanyak 80% ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan dan 20% oleh pemerintah Indonesia.Diproduksi 150 Unit Mulai 2022 Prototype
jet IFX/KFX akan diluncurkan pada tahun 2020 di Korea Selatan.
Selanjutnya 2 tahun berikutnya atau tahun 2022, IFX untuk versi TNI akan
diproduksi secara massal di Indonesia. Produksi pesawat dilakukan
setelah melalui penyesuaian rancangan pesawat yang sesuai dengan
kebutuhan TNI dan kondisi geografis Indonesia.
"Untuk buat pesawat terbang militer itu normal 8 tahun. Apalagi skala
fighter kalau pesawat kecil biasa cuma 4 tahun. Produksinya 2022.
Prototype harus terbang pada tahun 2020. Itu sudah terbang. Itu untuk 2
negara,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Budi
Santoso kepada detikFinance beberapa waktu lalu.
Saat diproduksi bersama, KFX/IFX akan diproduksi sebanyak 150 unit.
Dengan rincian Angkatan Udara Korea Selatan memperoleh 100 unit (KFX)
dan Angkatan Udara Indonesia mendapatkan 50 unit (IFX). IFX sendiri akan
diproduksi pada fasilitas kedirgantaraan milik PT Dirgatara Indonesia
(Persero) di Bandung Jawa Barat.Ajang Pembuktian Insinyur RI Insinyur
atau tenaga ahli kedirgantaraan Indonesia saat ini tengah merancang
program pengembangan jet tempur canggih bernama Indonesia Fighter
Xperiment (IFX). Pesawat IFX merupakan jet tempur canggih generasi 4.5
dan memiliki teknologi di atas F16. Untuk pengembangan jet tempur versi
lokal tersebut, insinyur Indonesia dinilai memiliki kemampuan yang
mumpuni.
"SDM kita diakui cukup baik dan punya kemampuan bahkan untuk beberapa
(insinyur) di atas mereka jadi kalau masalah SDM kita cukup unggul,"
kata Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang
Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim saat berbincang kepada
detikFinance.
Kemampuan insinyur Indonesia telah teruji. Program pengembangan pesawat
seperti CN 235, N 250, N 2130 menjadi pembuktian para ahli pesawat
Indonesia. Bahkan para insinyur RI saat ini bertebaran di perusahaan
pesawat dunia seperti Boeing, Airbus hingga Embraer.
"Waktu kita bikin N250 diketawain terus rancang N2130 semua ketawain,
termasuk dari luar negeri ketawain kita. Sekarang terbukti, pesawat
sejenis banyak dipakai di Indonesia (ATR hingga Boeing 737)," jelasnya.Tetap Berjalan Meski Pemerintah Berganti Pada
9 Juli nanti akan ditentukan presiden baru Indonesia untuk periode
2014-2019. Lantas bagaimana nasib program strategis nasional yang
bersifat jangka panjang, seperti pengembangan jet tempur canggih bernama
Indonesia Fighter Xperiment (IFX)?
Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia (persero)
Budiman Saleh menjelaskan pengembangan proyek pesawat tempur KFX/IFX
akan terus berlanjut, meski presiden di Indonesia maupun di Korea
Selatan telah berganti.
“Itu masuk blue print pemerintah, akan diteruskan oleh siapapun presidennya,” kata Budiman.Tak Tergantung Jet Tempur Impor Sebetulnya seberapa penting pengembangan jet tempur asli buatan lokal yang membutuhkan dana triliunan rupiah tersebut?
Kepala Program Pesawat Terbang Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN), Agus Aribowo menilai pengembangan jet IFX saat penting
bagi kemandirian alat utama sistem senjata (Alutsista).
"Namanya pengembangan pesawat pesawat tempur itu adalah indikator
kemandirian bangsa kalau pesawat sipil kan kita bisa beli ke Amerika
seperti di Boeing," kata Agus kepada detikFinance.
Indonesia bisa saja membeli jet tempur canggih dari beberapa negara.
Namun karena Indonesia secara politik tidak memihak alias non blok
sehingga produsen jet tempur tidak bisa atau enggan memberikan
kelengkapan maksimal untuk produk jet tempur yang dijual.
Agus mencontohkan antara jet F-16 milik Indonesia dan Singapura. Kedua
negara memiliki pesawat serupa namun pesawat milik Singapura jauh lebih
unggul karena Amerika Serikat selaku produsen memberikan produk terbaik.
Pasalnya Singapura dan Amerika memiliki keterikatan yang kuat alias
sekutu.
"Kalau kita beli pesawat pasti ada yang dikurangi seperti sistem
persenjataan dikurangi jadi kita nggak bisa mandiri. Kalau F-16
Indonesia perang dengan F-16 Singapura, kita pasti kalah karena
kemampuan taktis kita kalah. Terus sistem persenjataan dipereteli,"
sebutnya.
Jika mengembangkan jet tempur secara mandiri, Agus menyebut Indonesia
bisa melakukan inovasi produk jet tempur sesuai kebutuhan dan
perkembangan teknologi. Pasalnya pesawat tempur merupakan teknologi
termutakhir di industri pesawat terbang.
"Kita bisa berinovasi, kita bisa berkreasi sesuai dengan kemampuan dan kemauan," jelasnya.Pakai Teknologi Anti Radar Jet
tempur Indonesia Fighter Xperiment (IFX) memiliki kecanggihan yang
mumpuni. Pesawat yang bakal diproduksi pada tahun 2020 itu, memiliki
kemampuan anti radar. Dengan teknologi generasi 4.5, jet IFX bisa
mengelabui radar musuh.
"Dia mengembangkan anti radar, sistem radar paling canggih. Dia
kelihatan di radar sedikit atau samar-samar di radar, kalau F-16 itu
kelihatan di radar," kata Kepala Program Pesawat Terbang Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Agus Aribowo kepada
detikFinance.
Selain itu, sistem elektronik (avionic) memakai teknologi terkini. Untuk
meningkatkan kemampuan, IFX juga memakai kerangka pesawat yang ringan
sehingga membuat manuver menjadi gesit.
"Kemudian bisa bermanuver tinggi, perlu structure yang kuat dan ringan. Kemudian sistem avionic terbaru," sebutnya.
★ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.