“Di Jepang mencapai 3 persen, namun 2 persen didapatkan dari swasta.”
VIVAnews - Meski dana kegiatan penelitian merupakan salah satu yang terendah di Asia, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menyatakan Indonesia masih mampu menghasilkan karya yang bisa diproduksi massal dan bermanfaat bagi masyarakat.
Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Mohammad Hatta, di Yogyakarta, Sabtu, 3 Maret 2012 mengatakan, dana yang kelola kementeriannya hanya mencapai 0,08 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional. “Di Jepang mencapai 3 persen, namun 2 persen didapatkan dari swasta,” kata Gusti.Gusti menyatakan, idealnya dana riset yang dimiliki oleh sebuah negara adalah sebesar satu persen dari dana PDB.
Namun, imbuh Gusti, kendati memiliki anggaran penelitian cukup kecil, Indonesia, khususnya Kemenristek, telah menghasilkan penelitian yang bisa diproduksi massal dan bisa dimanfaat masyarakat.
Salah satunya adalah produksi vaksin H5N1 yang merupakan hasil penelitian perguruan tinggi. Disamping itu, Batan juga berhasil menemukan isotop radioaktif pelacak kanker
Khusus untuk provinsi DI Yogyakarta, Kemenristek akan mengucurkan anggaran sebesar Rp7,1 miliar untuk 29 paket pengembangan riset dan teknologi.
"Ada empat kategori program ristek meliputi Sistem Inovasi Daerah, Sistem Inovasi Nasional, Peningkatan Kapasitas Peneliti dan Perekayasa, Diseminasi Teknologi Spesifikasi Lokasi. Kegiatan pengembangan riset dan teknologi berlokasi di Kabupaten Bantul dan Gunungkidul," kata Gusti.
Untuk sistem inovasi daerah di bekas Ibukota Indonesia ini, Kemenristek akan menerapkan teknologi pengangkatan air bawah tanah dengan menggunakan pompa air. Inovasi ini bertujuan untuk memenuhi ketersediaan air bagi masyarakat yang sulit mendapatkan air di kabupaten Gunung Kidul.
Pompa air yang akan digunakan merupakan buah karya Fakultas Teknik UGM yang tidak memerlukan tenaga listrik.
Selain itu, dana ristek juga dimanfaatkan untuk pengembangan riset dan teknologi 38 kincir air di pantai Pandansimo, Kabupaten Bantul dan mendukung lomba inovasi peluncuran roket.
Menurut Gusti, penerapan inovasi bukan hanya pada tataran nasional saja, namun juga pada tingkat daerah dimana setiap daerah memiliki keunikan masing-masing sehingga inovasi dan teknologi yang dibutuhkan pun akan sangat berbeda antara satu dengan lainnya.
“Untuk tingkat nasional kita mengelola dana ristek mencapai sekitar Rp4 triliun, mengkoordinir 7 lembaga riset seperti Lipi, Lapan, Batan,” katanya.
• VIVAnews
1 komentar:
Buat pemerintah dan anggota DPR. jangan sepelekan kemampuan anak bangsa dalam berbagai hal,khususnya penelitian. Tambahkan biaya.,daripada habis sama koruptor
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.