Indonesia dan Amerika memiliki sejarah hubungan politis dan kerjasama bilateral yang baik hingga saat ini. Kerjasama Indonesia – AS diantaranya meliputi perdagangan, penelitian dan riset serta juga bantuan kemanusiaan. Ketika pada tahun 2004 terjadi tsunami besar di Aceh, Amerika merupakan negara pertama yang datang dan memberikan bantuan.
Sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barrack Obama menjabat menjadi presiden di negara masing-masing, hubungan kedua negara semakin erat. Kerjasama-kerjasama terutama di penelitian dan riset semakin diintensifkan, setelah ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama Iptek Indonesia – AS akhir Maret lalu.
Salah satu realisasi dari perjanjian tersebut adalah kegiatan riset kelautan dan kehidupan bawah laut yang akan dilaksanakan Juni mendatang oleh Kapal Riset Okeanos milik Amerika dan Kapal Riset Baruna Jaya IV, milik BPPT.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono dalam sambutannya pada acara tatap muka dengan nelayan sekaligus kunjungan Menteri Perdagangan AS, Gary Locke ke Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zahman, Muara Baru. Kunjungan yang berlangsung pada Rabu, 26 Mei 2010 ini merupakan salah satu dari rangkaian kunjungan Gary Locke di Indonesia.
Pada kunjungan ini, Gary Locke yang didampingi oleh Menkokesra, Agung Laksono, Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata dan Duta Besar Amerika untuk Indonesia, Cameron Hume berkesempatan melakukan diskusi dengan para nelayan di Muara Baru dengan dipandu oleh Blane Olson dari Anova Seafood. Diskusi terkait dengan metode penangkapan ikan tuna oleh para nelayan Indonesia.
Dalam sambutannya, Gary menyampaikan bahwa sebelum menjabat sebagai Menteri Perdagangan, dirinya adalah Gubernur Negara Bagian Washington yang sebagian besar perekonomiannya bergantung kepada perikanan. “Masyarakat Washington sangat menyukai ikan, terutama tuna dan tuna yang dijual di supermarket di sana berasal dari Indonesia”, ujar Gary.
Namun demikian, Gary mengingatkan agar penangkapan ikan dilakukan secara aman dan ramah lingkungan serta tidak dilakukan secara berlebihan agar memastikan keberlanjutan spesies ikan. Karena penangkapan ikan berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi ekonomi secara umum dan kehidupan para nelayan.
Gary turut menyampaikan bahwa Indonesia dan AS telah banyak melakukan riset bersama, terutamanya di bidang kelautan. Kerjasama Tsunami Early Warning System merupakan salah satunya. Kerjasama yang akan dilaksanakan selanjutnya adalah kerjasama riset kelautan di Laut Pasifik, yang merupakan sumber makanan laut bagi banyak negara.
Gary mengungkapkan bahwa Amerika sangat beruntung karena dapat bekerjasama dengan para ilmuwan Indonesia untuk mengetahui kehidupan bawah laut di Laut Pasifik yang berada di wilayah Indonesia.” Karana daerah Laut Pasifik di wilayah Indonesia banyak yang belum tereksplorasi”, ujar Gary. Diharapkan hasil riset ini akan menjadi dasar pembuatan kebijakan pemerintah terkait penangkapan ikan.
Pada acara ini turut ditandatangani “Implementing Agreement” mengenai eksplorasi bawah laut antara Kepala Badan Riset Kelautan, Gellwynn Jusuf dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Cameron Hume. Penandatanganan disaksikan oleh Gary Locke, Menkokesra, Agung Laksono dan Menristek, Suharna Surapranata. (ss/mha/humasristek)
• Ristek
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.