blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Jumat, 28 Februari 2025

Kapal Korvet Buatan Dalam Negeri KRI Bung Hatta-370

⚓ Perkuat armada TNI AL Korvet KRI Bung Hatta 370 produksi PT KAS Batam (DefenArt)

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali meresmikan penyematan nama dan peluncuran kapal korvet buatan dalam negeri KRI Bung Hatta-307 di Batam, Kepulauan Riau, Kamis, yang siap memperkuat armada TNI AL.

"Dengan dibangunnya kepal ini di galangan dalam negeri, selain menunjukkan komitmen kami untuk selalu berupaya meningkatkan kemampuan industri dalam negeri, juga membuktikan bahwa anak bangsa memiliki kemampuan dan potensi untuk memproduksi sendiri peralatan tempur TNI AL," kata Laksamana Ali dalam sambutannya.

KRI Bung Hatta-370 merupakan kapal produksi dalam negeri yang dibangun di PT Karimun Anugrah Sejati (KAS), Batam.

Kapal korvet (kapal perang ukuran kecil) ini merupakan kelanjutan dari kapal korvet produksi PT KAS sebelumnya, yakni KRI Bung Karno-369 yang saat ini telah melaksanakan dinas aktif di bawah jajaran Satkor Komando Armada I.

Menurut Ali, kegiatan penyematan nama dan peluncuran kapal TNI AL hari ini memiliki beberapa makna penting, antara lain kapal jenis korvet yang termasuk dalam jajaran striking force akan menambah daya pukul Armada RI, khususnya pertahanan laut, yang fokus pada penguatan choke point.

Peluncuran KRI Bung Hatta 370 di Batam (TNI AL)
Ia menjelaskan alasan penyematan nama Proklamator Kemerdekaan Indonesia, yakni Bung Karno pada korvet pertama dan Bung Hatta pada korvet kedua, merupakan wujud penghormatan.

"Selain sebagai wujud penghormatan dan penghargaan kami kepada Dwi Tunggal, Sang Proklamator yang memiliki visi kemaritiman sangat kuat," kata Ali.

Ia melanjutkan, “Khususnya generasi penerus untuk senantiasa melestarikan, mewariskan serta meneruskan semangat pengabdian tanpa pamrih kepada rakyat dan negara tercinta."

Proses pembangunan kapal yang memiliki panjang 80,30 meter dan lebar 12,60 meter itu itu berlangsung selama 20 bulan.

KRI Bung Hatta-370 dilengkapi satu unit meriam 57 milimeter yang dapat ditingkatkan hingga 76 milimeter dan dua unit meriam 20 milimeter.

Kapal tersebut juga memiliki ketahanan lima hari dengan kapasitas 82 personel, kecepatan ekonomis 14 knots, kecepatan jelajah 18 knots, dan kecepatan maksimum 25 knots.

Selain itu, KRI Bung Hatta-370 nantinya juga dipersenjatai dengan surface to air missile, surface to surface missile, sistem torpedo untuk peperangan antipermukaan, udara dan bawah air.

KRI Bung Hatta-370 juga mampu mengemban misi peperangan elektronika karena dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronika, seperti radar electronic counter measures (R-ECM), radar-electronic support measures (R-ESM), dan perangkat lainnya.

Kapal perang itu mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca. Dengan kecepatan maksimal 25 knots dan kelincahan yang dimiliki, kapal itu diharapkan mampu memenuhi berbagai misi operasi laut, baik infiltrasi, eksfiltrasi, maupun misi pencarian dan pertolongan (SAR) dengan baik.

Asisten Logistik KSAL Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto menjelaskan bahwa KRI Bung Hatta-370 akan menambah kekuatan tempur TNI AL dan rencananya didistribusikan di Koarmada II.

"Kapal ini dilengkapi dengan kemampuan menangkis serangan udara. Kapal ini mampu melaju dengan kecepatan 25 knots sehingga dapat hadir di palagan dalam waktu cepat," ujarnya.

Eko menuturkan fungsi lain dari kapal ini adalah mampu melaksanakan pengamanan dan penyelamatan di laut karena dilengkapi dua unit RHIB untuk melaksanakan operasi SAR di laut.

Ia menambahkan TNI AL terus berkomitmen dalam melaksanakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

Kehadiran KRI Bung Hatta-370 dibutuhkan untuk memperkuat jajaran unsur kombatan yang siap beroperasi dalam rangka menjaga kedaulatan di wilayah kerja Koarmada II, khususnya dalam mengatasi ekskalasi mendesak dari kejahatan di laut.
 

  👷 antara  

Dislitbangau dan Infoglobal Berkolaborasi dalam Reverse Engineering Pesawat Hawk Mk-209

✈ 👷(Dispenau)

Depo Pemeliharaan (Depohar) 30 bekerja sama dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) serta PT. Infoglobal Teknologi Semesta (ITS) dalam pelaksanaan reverse engineering pesawat tempur Hawk Mk-209. Kegiatan ini berlangsung di hanggar Satuan Pemeliharaan 32 (Sathar 32) Depohar 30 pada Senin, 24 Februari 2025. Kunjungan dari Dislitbangau yang dipimpin oleh Kolonel Lek Agus Priyanto, S.T., diterima langsung oleh Komandan Depohar 30, Kolonel Tek MD. Riswanto, M.I.Pol., M.M., beserta jajaran teknisi.

Pelaksanaan reverse engineering ini diawali dengan sesi briefing, diskusi teknis, serta uji fungsi on ground pesawat Hawk Mk-209. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menganalisis sistem pesawat secara mendalam sehingga dapat memahami cara kerja dan merancang inovasi yang dapat diterapkan dalam pemeliharaan alutsista. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan pesawat Hawk Mk-209 dapat terus beroperasi dengan optimal dan memiliki kesiapan tempur yang lebih tinggi.

Selain meningkatkan efisiensi pemeliharaan, kerja sama ini juga bertujuan untuk mengembangkan kompetensi para teknisi Depohar 30 dalam melakukan rekayasa ulang sistem pesawat. Dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap struktur dan mekanisme pesawat, diharapkan TNI AU dapat lebih mandiri dalam pemeliharaan serta pengembangan teknologi alutsista di masa depan.

Dandepohar 30, Kolonel Tek MD. Riswanto, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kemampuan pemeliharaan pesawat di lingkungan TNI AU. "Kami sangat mengapresiasi kunjungan serta dukungan dari Dislitbangau dan PT. Infoglobal Teknologi Semesta. Kegiatan ini akan membantu kami mencapai standar pemeliharaan yang lebih tinggi serta mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.

Dislitbangau dan PT. ITS juga menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung upaya pengembangan teknologi pemeliharaan pesawat di TNI AU. Melalui program reverse engineering ini, diharapkan dapat ditemukan solusi inovatif yang mampu meningkatkan efisiensi operasional serta memperpanjang usia pakai pesawat tempur yang menjadi tulang punggung pertahanan udara nasional.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata dalam mewujudkan sinergi antara industri pertahanan dalam negeri dengan kebutuhan operasional TNI AU. Dengan terus meningkatkan kemampuan teknologi dan sumber daya manusia, diharapkan kemandirian pemeliharaan alutsista dapat semakin terwujud dan memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia.
 

 
TNI AU  

Peluncuran Kapal Korvet KRI Bung Hatta-370 di Batam

⚓ Produksi PT Karimun Anugrah Sejati (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/tom)

Kapal korvet KRI Bung Hatta-370 diluncurkan di galangan PT Karimun Anugrah Sejati Batam, Kepulauan Riau, Kamis (27/2/2025).

Panglima Komando Armada I, Laksamana Muda TNI Dr. Yoos Suryono H., M.Tr.(Han)., M.Tr.Opsla., didampingi Ketua Daerah Jalasenastri Armada I, Ny. Yanti Yoos Suryono, menghadiri acara shipnaming dan peluncuran KRI Bung Hatta-370.

Acara dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, S.E., M.M., M.Tr.Opsla., yang turut didampingi Ketua Umum Jalasenastri, Ny. Fera Muhammad Ali, pada Kamis, 27 Februari 2025.

KRI Bung Hatta-370 merupakan kapal korvet hasil produksi dalam negeri dengan panjang 80,30 meter dan lebar 12,60 meter.

Kapal ini memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya dilengkapi dengan 1 unit Meriam 57 mm yang dapat di-upgrade hingga 76 mm, serta 2 unit Meriam 20 mm untuk mendukung pertahanan.

Ke depan, KRI Bung Hatta-370 direncanakan akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada II, yang siap menjalankan operasi dalam menjaga kedaulatan perairan di wilayah kerja Koarmada II.

KRI Bung Hatta-370 merupakan kapal perang kedua jenis korvet kelas Bung Karno yang akan dipersenjatai dengan Surface to Air Missile (SAM), Surface to Surface Missile (SSM), dan Torpedo System untuk peperangan antipermukaan, udara, serta bawah air yang akan memperkuat jajaran Koarmada II.
 

  👷 antara  

Kamis, 27 Februari 2025

Pindad Siap Lepas Maung ke Pasar Sipil

 Agar bisa dibeli masyarakat 
Maung MV3 versi softtop (Pindad)
PT Pindad (Persero) tengah bersiap untuk meluncurkan produk kendaraan taktis (rantis) Maung ke pasar sipil agar bisa dibeli masyarakat umum.

Rantis tersebut akan siap dipasarkan untuk masyarakat sipil setelah PT Pindad mengurus sertifikasi ke Kementerian Perhubungan.

"Kami sedang menyiapkan sertifikasinya nanti dengan Kementerian Perhubungan, dengan Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB)," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Prima Kharisma saat ditemui di kantor PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Prima mengatakan, keputusan untuk memasarkan produk Maung secara bebas karena melihat tingginya animo masyarakat akan kendaraan karya anak bangsa itu.

Minat tersebut meninggi ketika Presiden Prabowo Subianto menjadikan Maung sebagai kendaraan operasional kepresidenan.

Walau demikian, Prima memastikan Maung yang akan diproduksi secara umum akan mengalami sedikit perubahan agar lebih nyaman dipakai masyarakat.

Saat ditanya perkiraan harga Maung MV3 setelah resmi dilepas ke pasar, ia belum bisa membeberkan hal tersebut.

Lebih lanjut, Prima menargetkan proses sertifikasi di Kementerian Perhubungan akan selesai akhir bulan ini.

"Jadi kalo misalkan emang udah sertifikasi, nanti pasti next stepnya adalah lanjut ke mass production," jelas dia.

Maung Pindad adalah julukan untuk kendaraan SUV MV3 Garuda Limousine yang diproduksi PT Pindad (Persero). Mobil dengan nama lain Maung Garuda adalah karya anak bangsa yang 70 persen komponennya merupakan produksi lokal.

 Maung MV3 untuk menteri akan selesai akhir 2025 
Maung MV3 Komando yang digunakan Menhan (ist)
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad (Persero), Prima Kharisma, mengatakan kendaraan taktis (Rantis) Maung MV3 untuk para jajaran Menteri Kabinet Merah Putih akan selesai akhir 2025.

"Harapannya sebenarnya sudah bisa keluar ya, pada akhir tahun ini ya, jadi kita bisa mulai bisa deliver ya," kata Prima saat ditemui di kantor PT. Pindad (Persero) di Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Prima mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan serangkaian tahapan sebelum masuk ke proses produksi mobil Maung untuk para menteri.

Maung untuk jajaran pejabat kementerian akan serupa dengan yang dipakai Presiden Prabowo Subianto. Maung jenis MV3 ini tidak akan dilengkapi dengan armor dan akan jauh lebih ringan dibandingkan Maung asli yang di desain untuk pertempuran.

"Di awal bulan depan kita sudah mulai produksi," kata Prima.

Saat ditanya berapa jumlah Maung yang akan dibuat untuk jajaran pejabat di kementerian, Prima belum bisa menjelaskan dengan rinci.

"Jumlahnya mungkin data tersebut belakangan ya, jadi untuk saat ini kami simpan dulu, untuk terkait dengan publikasi dan sebagainya," jelas Prima.

Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyebut Presiden Prabowo Subianto bakal memfasilitasi para menteri hingga seluruh pejabat eselon 1 era pemerintahan saat ini dengan mobil Maung buatan PT Pindad (Persero) sebagai kendaraan dinas.

Hal itu disampaikan Anggito dalam acara Puncak Dies Natalis Ke-15 dan Lustrum III Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) di UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin.

"Minggu depan saya akan pakai mobilnya Maung itu, mobilnya Pindad itu," ucap Anggito.

Menurut Anggito, Presiden Prabowo menginginkan penggunaan mobil impor sebagai kendaraan dinas ditiadakan di era pemerintahannya.

"Pak Prabowo sudah bilang, minggu depan tidak ada lagi barang impor untuk mobil eselon 1 sama menteri, luar biasa," ujar Anggito.

Anggito mengatakan mobil Maung dirancang oleh Profesor Sigit Puji Santosa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga Direktur PT Pindad dengan 70 persen menggunakan komponen dalam negeri.

  Antara  

PT PAL Is On Track to Deliver Emirati LPD

 👷 According to an Indonesian shipbuilding official who was present at the NAVDEX 2025 exhibition A scale model of the 163m-long LPD that PT PAL is building for the UAE Navy. Note that the well deck is longer than the one depicted in the model. (Gordon Arthur)

Under the Al Maryah project name, construction of the UAE Navy’s largest naval vessel commenced last year. First steel was cut in late February 2024, and then its keel was laid a couple of months later at PT PAL’s Surabaya shipyard on 24 April.

Andriana Santiegel, PT PAL’s Head of Production for the UAE LPD programme, told Naval News at NAVDEX 2025 that the 163m-long vessel is slated to be delivered to the Emirati authorities before the end of 2027.

The AED 1.5 billion (US$ 408 million) contract for this vessel had been signed at the preceding IDEX exhibition in February 2023. This deal followed a memorandum of understanding signed with the UAE on 1 July 2022.

At this year’s event, PT PAL displayed a different large-scale model to the one exhibited in 2023. There are changes to the upper superstructure, mast and funnel, for example. Overall, it appears to be a more accurate depiction of the Emirati LPD, since it also closely matches an image shown at the steel-cutting ceremony in February 2024.

The LPD for the UAE Navy is nearly a third longer than Makassar– and Tarlac-class LPDs that PT PAL built for the Indonesian and Philippine navies. While the design is a clean-sheet one, according to Santiegel, there are obvious familial and design similarities to previously built LPDs. This is because PT PAL has been able to leverage its previous experience on the Al Maryah project.

According to a specification sheet provided by PT PAL, one marketing its “163m multirole mission ship”, the generic vessel has a beam of 24m and it displaces 13,170 tonnes. Propulsion comes from two 7,280kW engines that drive the ship to a top speed of 20 knots and a range of 10,000nm. The LPD can stay at sea for up to 30 days. Naval News understands that this data refers to a design offered to Malaysia.

Visible on the scale model exhibited in Abu Dhabi is a 15-tonne crane, and a stern well deck that can accommodate up to two landing craft utility. Significantly, Santiegel pointed out that the well deck depicted in PT PAL’s scale model is shorter than what it will actually be.

Meanwhile, the aforementioned brochure states the vehicle deck of the 163m LPD can carry up to 16 main battle tanks, six 8×8 armoured vehicles and an ambulance. The design can also accommodate 500 embarked troops, in addition to a standard complement of 150 crew, medical staff and aircrew.

A ceremony to mark the first steel being cut on the new LPD for the UAE Navy occurred in Surabaya, Indonesia in late February 2024. (PT PAL).
At the stern, a large flight deck can simultaneously fit three H225M-sized helicopters, or even CH-47 Chinooks, as this is a type operated by the UAE. There is an aircraft hangar, but this can fit just one helicopter, according to Santiegel. Alternatively, UAVs could operate from this flight deck.

PT PAL declined to say what missions the Emirati LPD will perform, but the UAE has previously called it a “multi-mission vessel”. Tasks in its ambit are therefore expected to include amphibious sealift, cargo transportation, non-combatant evacuation, command and control, naval diplomacy, humanitarian assistance and acting as a seaborne helicopter platform.

Santiegel said armaments are mainly from Italy, which most likely means they emanate from Leonardo. Its weapon fit-out has not been fully confirmed, but the model appears to depict a 76mm naval gun, two 35mm remote weapon stations, a RIM-116-type air defence weapon, and four 12.7mm machine guns.

At IDEX 2023, PT PAL had signed agreements with UAE companies such as Abu Dhabi Ship Building (ADSB), Marakeb Technologies, Zener Marine, Yahsat and Tasneef covering indigenous content to be included in the LPD. For example, at that time PT PAL signed a strategic partnership agreement with Marakeb for a combat management system. Nonetheless, Santiegel indicated the actual combat management system was coming from Italy.

Abdulla Saif Al Awani, Chief Economic Programme Officer at the governmental Tawazun Council, commented in 2023: “The localisation plan aims to enhance the capabilities of local entities in procuring end-user goods and services and to promote the use of local content by local companies. This collaboration will help us to further strengthen our capabilities, stimulate economic growth and development in the UAE by increasing the use of local resources and expertise.”

Indigenous content will include two high-speed interceptor boats and two rigid-hull inflatable boats, expected to be from ADSB. These are stored in alcoves on the hull sides below the flight deck.

PT PAL has created a lot of business building LPDs. Following a June 2022 contact, the Indonesian shipbuilder is currently constructing two 124m LPDs for the Philippine Navy, and these will later join two 123m Tarlac-class Strategic Sealift Vessels that Manila commissioned in 2016-17.

The keel for the Philippines’ first 124m-long, improved LPD was laid on 22 January 2024, the same day as first steel was cut for the second vessel. The keel for the second LPD was subsequently laid on 29 May 2024.

To date, the Indonesian Navy has commissioned five LPDs and two hospital ships based on the Makassar-class design.

 👷 
Naval News  

PT DI Kirim Teknisi ke Prancis

 Untuk pelajari pesawat tempur Rafale (Dassault Aviation)

PT Dirgantara Indonesia telah mengirimkan beberapa teknisi ke Prancis untuk mempelajari pesawat tempur Rafale yang akan dimiliki Indonesia.

Pengiriman teknisi itu dilakukan agar Indonesia nantinya memiliki SDM yang andal dalam merawat pesawat jet tempur Rafale.

"Sudah dikirim ke sana (Perancis)," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Gita Amperiawana di Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Walau demikian, Gita tidak menyebutkan berapa teknisi yang dikirim dan berapa lama proses belajar tentang Rafale itu akan berlangsung.

Gita menjelaskan PT DI telah mendapatkan program offset dari kerja sama dengan Rafale yakni pelatihan teknisi hingga pembuatan computer basic training/CBT.

Kerja sama pembuatan CBT ini dilakukan agar personel TNI atau teknisi PT DI yang akan menjadi operator Rafale dapat melakukan latihan basic dengan teknologi komputer.

Dengan adanya kerja sama offset ini, diharapkan Indonesia memiliki personel yang dapat mengoperasikan hingga melakukan perawatan pesawat tempur Rafale dengan baik.

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengungkapkan bahwa TNI AU pada 2026 akan mempunyai enam pesawat tempur Rafale dari Prancis.

"Di tahun depan, sekitar Februari atau Maret, kami sudah mulai kedatangan pesawat Rafale, tiga pesawat, dan tiga bulan kemudian itu tiga pesawat lagi. Jadi, di pertengahan tahun depan nanti kami sudah punya enam pesawat Rafale," kata Tonny usai menghadiri Rapat Pimpinan TNI AU di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (3/2).

Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa TNI AU telah melakukan sejumlah persiapan untuk menyambut kedatangan pesawat tempur tersebut.

Lebih lanjut, dia mengemukakan bahwa TNI AU telah menyiapkan markas atau homebase enam pesawat tersebut, yakni di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.

"Di Pekanbaru, kami sudah membangun simulator, kemudian hanggar-hanggar yang kami bilang smart building (bangunan pintar, red.), fasilitas-fasilitas penerbangan di sana pun kami perbaiki, terus sistem logistik juga sedang berproses kami bangun. Jadi, semua persiapan untuk sarana dan prasarana sudah dilakukan di Pekanbaru," jelasnya.

Selain itu, KSAU mengatakan bahwa TNI AU telah memilih sejumlah personel untuk mengikuti pendidikan calon penerbang pesawat Rafale.

"Tentunya dilihat dari berbagai background (latar belakang, red.) penugasan di pesawat-pesawat yang sekarang kami punya," ujarnya.

  👷
antara  

Rabu, 26 Februari 2025

Elang Hitam Akan di Ujicoba Terbang

💥 Drone Tempur Karya PTDIFoto pengujian drone Elang Hitam (Bambang Haryanta)

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengembangkan pesawat nirawak atau drone dengan kemampuan medium altitude long endurance (MALE). Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan, pada bulan depan, pihaknya akan melakukan demo flight untuk drone tempur ini.

Gita mengatakan dalam demo flight itu, drone MALE bernama Elang Hitam ini akan diterbangkan selama 24 jam dengan daya angkut hingga 300 kilogram.

"Mungkin dalam satu bulan ke depan kita akan demo flight untuk MALE, medium altitude long endurance," kata Gita di PTDI, Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/2/2025). Hadir pula Staf Khusus Menteri Pertahanan, Deddy Corbuzier.

"Itu untuk bisa terbang 24 jam, kemudian payload-nya sekitar 300 kilo (kg)," ucapnya.

Menurut Gita, pengembangan drone kemampuan MALE hanya bisa dilakukan oleh perusahaan manufaktur penerbangan seperti PTDI. Dia mengatakan pengembangan drone MALE diharapkan mampu memenuhi pengadaan alutsista dalam negeri.

Direktur PTDI Gita Amperiawan menunjukkan drone jenis MALE karya PTDI. (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)
"Ini yang kita kembangkan tadi yang besar ya, itu yang memang satu pesawat yang kemungkinan itu adalah hanya bisa dikerjakan oleh aircraft manufacturer, dan investasi pemerintah yang sudah besar di PTDI ini akan baik kalau kemudian dari segi teknologi itu kita masuk ke MALE. Nah, ini sedang kita buat dan mudah-mudahan bisa masuk kepada pengadaan di Renstra 2025-2029," katanya.

Gita menyampaikan pengembangan drone MALE juga berkaitan dengan rencana TNI AU dalam pembelian drone Bayraktar pabrikan Turki. Dia mengatakan PTDI berharap adanya transfer teknologi dengan Turki, sehingga ke depan, Indonesia bisa mengandalkan drone buatan dalam negeri.

"Harapan kami adalah pertama kita mendapatkan sharing teknologi, untuk kita speed up, yaitu maturity daripada teknologi produk MALE kita, itu yang paling penting, jadi kita siap, kan fasilitas sudah siap," ujarnya.

"Tapi yang paling penting sebetulnya ada bagaimana interaksi dengan Turki dalam itu mempercepat, yaitu mempercepat maturity teknologi produk dalam negeri itu sendiri. Mudah-mudahan itu hadir menggantikan produk-produk impor," katanya. (dnu/dnu)
 

  👷
detik  

Menhan Terima Kunjungan Utusan Rusia

 Bahas Alutsista hingga Pelatihan Militer 
https://asset.kompas.com/crops/fJy_Eo-vPJ7WRW_HMZNnf7Mi0lk=/129x0:1069x627/1200x800/data/photo/2025/02/25/67bd72b3dba96.jpeg(Kompas)

M
enteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Utusan Federasi Rusia Sergey Lavrov di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (25/2/2025).

Pertemuan kedua menteri ini membahas potensi Rusia menjadi mitra dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesa hingga peluang untuk pertukaran dan pelatihan militer.

Secara historis memang Rusia punya kontribusi juga, termasuk juga dalam sejarah perjuangan Indonesia,” kata Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, Selasa.

Termasuk saat kita menghadapi Belanda, ada kontribusi di situ, termasuk juga alutsista-alutsista pertahanan kita, dan bahkan masih ada yang digunakan,” ujar dia.

Frega mengatakan, Indonesia dan Rusia telah menjalin kerja sama di bidang pertahanan, seperti yang terakhir adalah latihan Orruda atau latihan gabungan antara TNI AL dan Angkatan Laut Rusia (Russian Navy).

Ia menyebutkan, alutsista milik Indonesia juga dilengkapi produk-produk buatan rusia seperti pesawat Sukhoi Su-27/30, helikopter MI-17, BMP-3F, hingga senjata ringan AK-101, AK-102.

Ini tentunya menunjukkan bahwa hubungan kerjasama pertahanan antara Rusia dan Indonesia juga sangat baik,” kata Frega.

Frega mengatakan, dalam pertemuan ini, Sergey Lavrev juga mengundang perwakilan Indonesia untuk mengikuti pameran alutsista di Rusia yang diikuti banyak negara.

Ia memastikan, Indonesia juga akan mengirimkan perwakilan untuk menjalin kerja sama secara teknis peralatan militer, pertukaran personel, pendidikan, dan pelatihan.

Kita juga berkomitmen untuk mengirimkan personel ke Rusia, dan yang ditekankan Pak Menhan bukan hanya mengadakan latihan dalam satuan, tapi juga membangun hubungan orang per orang, people to people connection, yang memang menjadi landasan ketika kita melaksanakan interaksi dengan negara lain,” kata Frega.

Menurut Frega, kedatangan Lavrov adalah wujud konkret dari komitmen di level yang tertinggi, antara Presiden Indonesia dan Presiden Rusia.

Ke depannya Rusia dan Indonesia diharapkan dapat bekerja sama dalam bidang pertahanan, militer hingga people to people contact, untuk mewujudkan stabilitas dan perdamaian dunia,” ujar dia.

  ★ Kompas  

Selasa, 25 Februari 2025

Penampakan KRI Bung Hatta 370

Beredar foto dari KERIS reborn, penampakan kapal VIP produksi perusahaan swasta PT Karimun Anugrah Sejati, Batam.

PT KAS diketahui telah memproduksi kapal pertama Kepresidenan Korvet Rudal Helikopter (KKRH) diberi nama KRI Bung Karno 369 (BKN) dan telah dioperasikan oleh TNI AL dalam berbagai event maupun latihan bersama dengan negara lain.

Menariknya kapal yang akan diluncurkan dalam waktu dekat ini mempunyai bentuk kapal yang berbeda dari KRI BKN 369, dan lebih menyerupai kapal 'baby sigma class' yang banyak di produksi galangan kapal swasta Indonesia.

Kapal yang mempunyai panjang dibawah 80 meter ini diprediksi dapat melaju hingga 24 knots (bila mengacu spesifikasi KRI Bung Karno).

Selain itu dari ilustrasi / gambar terlihat kapal nantinya akan diperkuat rudal SSM (Surface to surface Missile) ditengah kapal, dan dipasang meriam utama kaliber 76 mm serta senjata kedua untuk pertahanan titik.

PT KAS dalan waktu 1 tahun lebih mampu menyelesaikan kapal, merupakan suatu prestasi buat galangan kapal swasta di Indonesia.

Diprediksikan kapal ini akan tuntas/diluncurkan sebelum acara pameran alutsista yang akan di gelar pertengahan tahun ini di Jakarta.

 Berikut penampakan KRI 370 Bung Hatta : 

(DefenArt)

(Sumner)

(DefenArt)

  📸 Garuda Militer 

Senin, 24 Februari 2025

PTDI Teken MoU dengan Calidus untuk Inovasi Aerospace

 IDEX 2025 
https://www.indonesian-aerospace.com/images/media/news//news_1399/news_1399.jpg?t=1740371545(PT DI)

D
i sela-sela perhelatan International Defence Exhibition (IDEX) 2025, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), perusahaan aerospace terkemuka di Indonesia, telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Calidus, perusahaan terkemuka di bidang aerospace dan pertahanan yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA). Penandatanganan MoU ini disaksikan oleh Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis, sebagai bentuk dukungan dan komitmen pemerintah Indonesia dalam memperkuat kerja sama strategis di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara.

Kerjasama ini mencakup berbagai bidang, mulai dari rekayasa manufaktur, produksi komponen aerostruktur,hingga peningkatan, modifikasi dan perakitan pesawat. Kedua perusahaan juga akan berkolaborasi dalam integrasi misi pesawat, termasuk sistem flair, radar dan persenjataan, serta pengembangan produk UAV, simulator dan integrasi sistem senjata. Selain itu, PTDI dan Calidus akan bekerja sama dalam membangun fasilitas produksi dan investasi mesin, termasuk produksi helm dan komponen lainnya.

Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menyatakan bahwa Kerjasama ini merupakan langkah strategis untuk memperluas pasar dan meningkatkan kompetensi industri aerospace Indonesia. "Kolaborasi dengan Calidus ini tidak hanya memperkuat posisi PTDI di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara, tetapi juga membuka peluang untuk pertukaran teknologi dan pengembangan produk yang inovatif," ujarnya.

MoU ini menjadi bukti nyata komitmen PTDI dalam memperluas jaringan bisnis global dan meningkatkan daya saing industri aerospace Indonesia di kancah internasional. Kedua pihak berkomitmen untuk segera melaksanakan program-program konkret sebagai tindak lanjut dari kesepakatan ini.

Melalui kerjasama ini, PTDI dan Calidus berkomitmen untuk memperkuat kopetensi industri masing-masing, sekaligus menciptakan peluang baru dalam pemasaran dan penjualan produk aerospace dan pertahanan di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara.

  🛩 PT DI  

Minggu, 23 Februari 2025

Anggota DPR RI Kunjungi dan Bertemu dengan Komite Urusan Luar Negeri Korea Selatan

"Tidak Ada Kebocoran Data Sensitif KF-21"
Produksi pesawat tempur KF-21 Boramae (Asiae)

Korea Selatan dan Indonesia terlibat erat dalam upaya menemukan solusi untuk melanjutkan pengembangan bersama jet tempur Korea KF-21 (dikenal sebagai IF-X di Indonesia).

Kedua negara, yang sepakat untuk melakukan penelitian dan pengembangan bersama internasional pada jet tempur generasi mendatang, berhasil menyelesaikan fase pengembangan eksplorasi dan sekarang melanjutkan pengembangan sistem, termasuk uji terbang.

Namun, Indonesia telah mengurangi kontribusi awalnya dari KRW 1,6 triliun menjadi KRW 600 miliar karena kesulitan keuangan, yang mengharuskan adanya diskusi untuk merevisi perjanjian dasar, termasuk ruang lingkup transfer teknologi.

Menambah kompleksitas, pelanggaran keamanan yang melibatkan teknisi Indonesia yang dikirim ke Korea Aerospace Industries (KAI) pada Januari tahun lalu menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Akibatnya, situasi menjadi semakin menantang.

Di tengah situasi ini, delegasi besar anggota DPR Indonesia telah mengunjungi Korea Selatan, yang menarik perhatian.

Pada tanggal 18, sepuluh anggota DPR Indonesia dari Komisi Pertama, yang mengawasi urusan luar negeri dan pertahanan—termasuk Wakil Ketua Dave Laksono—bersama dengan Zelda Wulan Kartika, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Indonesia di Korea Selatan, bertemu dengan anggota Majelis Nasional Korea Selatan, termasuk Kim Seok-ki, Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Unifikasi.

Komisi Pertama DPR Indonesia menangani diplomasi dan pertahanan, dan Dave Laksono, anggota DPR tiga periode, adalah putra mantan Ketua DPR Agung Laksono, yang menjadikannya tokoh kunci dalam politik Indonesia.

Selama pertemuan tersebut, diskusi difokuskan pada hubungan Korea Selatan-Indonesia, cara-cara untuk memperkuat pertukaran dan kerja sama parlemen, dan, yang paling penting, proyek KF-21.

  Indonesia tidak puas 
Indonesia menunda proyek pengembangan bersama KF-21 dan dapat dilanjutkan jika masalah ini diselesaikan (Herald)

Indonesia telah menyatakan ketidakpuasan dengan penyelidikan yang berkepanjangan terhadap lima insinyur Indonesia yang terlibat dalam pelanggaran data KF-21, dengan menyatakan bahwa masalah tersebut harus diselesaikan sebelum melanjutkan proyek pengembangan bersama.

Pada bulan September tahun lalu, Indonesia secara resmi memberi tahu Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan bahwa mereka hanya akan dapat menegosiasikan amandemen perjanjian tersebut setelah para teknisi dibebaskan dari tuduhan.

Baru-baru ini, Indonesia juga telah meminta pemulangan sementara kelima teknisi tersebut, yang saat ini sedang menjalani larangan bepergian dan sedang diselidiki, menjelang periode Ramadan mendatang.

Badan Kepolisian Provinsi Gyeongnam, yang menyelidiki kasus tersebut atas permintaan DAPA, mengakhiri penyelidikannya pada bulan Desember tahun lalu dan meneruskan kasus tersebut ke kejaksaan. Namun, kejaksaan meminta penyelidikan lebih lanjut, yang mengarah pada penyelidikan yang sedang berlangsung.

Sejauh ini, telah dilaporkan bahwa perangkat USB, yang disita ketika para teknisi Indonesia tertangkap mencoba melakukan transfer data yang tidak sah, tidak berisi informasi sensitif terkait KF-21.

Selain itu, foto-foto yang diambil dari monitor dapat diperoleh melalui permintaan resmi ke KAI, yang menunjukkan pelanggaran prosedural daripada pelanggaran informasi rahasia.

Namun, dampak gabungan dari berkurangnya kontribusi keuangan Indonesia dan kontroversi kebocoran data telah menyebabkan memburuknya sentimen publik Korea Selatan terhadap Indonesia.

Seorang sumber pemerintah menyatakan, “Sejauh yang kami ketahui, tidak ada materi rahasia atau sensitif yang bocor selama penyelidikan. Namun, opini publik harus dipertimbangkan. Berbagai opsi sedang dieksplorasi untuk mempertahankan kerja sama dengan Indonesia pada proyek KF-21, dan diskusi tingkat kerja sedang berlangsung.

Beberapa ahli berpendapat bahwa pendekatan pragmatis diperlukan, mengingat Indonesia adalah pelanggan utama pertama industri pertahanan Korea Selatan yang kini diakui secara global. Mereka juga menunjukkan bahwa meskipun terjadi insiden penyusupan hotel tahun 2011 yang melibatkan utusan khusus Indonesia dan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, Indonesia tidak meningkatkan masalah tersebut, yang menunjukkan kerja samanya yang telah berlangsung lama.

Perwakilan Yoo Yong-won dari Partai Kekuatan Rakyat, yang hadir dalam pertemuan dengan Laksono, menyatakan, “Indonesia adalah pelanggan pertama ekspor pesawat negara kami dan tetap menjadi klien utama K-defense, setelah membeli pesawat latih dasar KT-1, pesawat latih canggih T-50, dan bahkan kapal selam.” Ia menambahkan, “Dalam pertemuan tersebut, kami menekankan bahwa Indonesia, sebagai mitra dalam proyek KF-21, berhasil melaksanakan inisiatif saling menguntungkan antara kedua negara ini dan menyoroti pentingnya kerja sama pertahanan antara Korea Selatan dan Indonesia.

Perwakilan Yoo lebih lanjut menyatakan, “Terkait insiden keamanan yang melibatkan teknisi Indonesia, pemerintah Korea Selatan dan Majelis Nasional berupaya keras untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kami telah meminta pihak Indonesia untuk mempercayai kami dan bekerja sama secara aktif”.

  ★ Herald Corp  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More