Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO), di kota Okuma, timur laut Jepang. (AP/Eugene Hoshiko)) 💡
Dewan Energi Nasional (DEN) berkolaborasi dengan PT ThorCon Power Indonesia (TPI) memulai pembentukan awal proposal untuk calon Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia.
Sebelumnya, DEN telah memasukkan energi nuklir dalam bauran energi nasional sebagai bagian dari upaya mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Hal ini tercantum dalam Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) yang ditargetkan diundangkan tahun ini. RPP KEN menargetkan beroperasinya PLTN pertama di Indonesia pada tahun 2032.
Proposal ditargetkan selesai sebelum bulan Agustus 2024 dan selanjutnya akan diserahkan kepada Pemerintah untuk mendapatkan payung hukum dalam bentuk Program Strategis Nasional (PSN).
Dalam paparannya yang di lakukan secara daring, Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir, Haendra Subekti, menjelaskan berbagai persiapan yang dilakukan Bapeten dalam menghadapi target percepatan implementasi PLTN yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan ESDM.
Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti dukungan pemerintah dan juga DPR tentang persiapan terbentuknya PLTN. "Dan mendukung ThorCon melalui MOU kerjasama dengan DEN dalam artian mendukung secara teknis dan administratif" terang Djoko Siswanto, Selasa (30/4/2024).
Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani menyatakan, listrik yang dihasilkan dari PLTN ini harus langsung masuk ke grid. Dia menilai bahwa Nuklir merupakan pembangkit yang sudah sangat green, sehingga first in dan first out untuk energi green ini masuk ke grid. "Keuntungan dari PLTN ini dapat menghasilkan energi dengan jumlah besar dan relatif stabil, serta tidak menghasilkan gas emisi gas rumah kaca selama operasi normal," ungkap Eniya.
Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia, Bob S. Effendi menambahkan, proposal awal ini akan menjadi solusi praktis transisi energi untuk gantikan PLTU batu bara, "Ini nantinya mendapat dukungan dari menteri ESDM untuk dapat di bahas bersama Presiden," terang Bob. (pgr/pgr)
Dewan Energi Nasional (DEN) berkolaborasi dengan PT ThorCon Power Indonesia (TPI) memulai pembentukan awal proposal untuk calon Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia.
Sebelumnya, DEN telah memasukkan energi nuklir dalam bauran energi nasional sebagai bagian dari upaya mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Hal ini tercantum dalam Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) yang ditargetkan diundangkan tahun ini. RPP KEN menargetkan beroperasinya PLTN pertama di Indonesia pada tahun 2032.
Proposal ditargetkan selesai sebelum bulan Agustus 2024 dan selanjutnya akan diserahkan kepada Pemerintah untuk mendapatkan payung hukum dalam bentuk Program Strategis Nasional (PSN).
Dalam paparannya yang di lakukan secara daring, Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir, Haendra Subekti, menjelaskan berbagai persiapan yang dilakukan Bapeten dalam menghadapi target percepatan implementasi PLTN yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan ESDM.
Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti dukungan pemerintah dan juga DPR tentang persiapan terbentuknya PLTN. "Dan mendukung ThorCon melalui MOU kerjasama dengan DEN dalam artian mendukung secara teknis dan administratif" terang Djoko Siswanto, Selasa (30/4/2024).
Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani menyatakan, listrik yang dihasilkan dari PLTN ini harus langsung masuk ke grid. Dia menilai bahwa Nuklir merupakan pembangkit yang sudah sangat green, sehingga first in dan first out untuk energi green ini masuk ke grid. "Keuntungan dari PLTN ini dapat menghasilkan energi dengan jumlah besar dan relatif stabil, serta tidak menghasilkan gas emisi gas rumah kaca selama operasi normal," ungkap Eniya.
Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia, Bob S. Effendi menambahkan, proposal awal ini akan menjadi solusi praktis transisi energi untuk gantikan PLTU batu bara, "Ini nantinya mendapat dukungan dari menteri ESDM untuk dapat di bahas bersama Presiden," terang Bob. (pgr/pgr)
💡 CNN
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.