✈ Dan Akan Difokuskan pada Aerial Surveillance ✈ drone Elang Hitam (Ist)
Indonesia kembali menjadi sorotan internasional dengan kemunculan Drone Elang Hitam, sebuah pesawat nir awak buatan dalam negeri.
Sebelumnya, proyek versi kombatannya sempat dihentikan, tetapi kini drone tersebut muncul kembali untuk menjalani serangkaian uji coba.
Informasi ini dikonfirmasi melalui unggahan akun Instagram @defenceview yang membagikan gambar dan video drone tersebut di sebuah lapangan udara.
Drone Elang Hitam yang baru saja menjalani taxi test terlihat memukau dengan warna putihnya yang dihiasi stiker Elang Hitam di bagian depan.
Meskipun masih dalam tahap uji, drone ini sudah dilengkapi dengan mesin Rotax 915 dan menggunakan baling-baling dua bilah untuk meningkatkan performanya dalam kegiatan pengawasan udara.
Menurut keterangan yang diunggah oleh akun @defenceview, drone ini masih dalam tahap belajar untuk melakukan taxi tests dan tes kompas.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa saat ini Elang Hitam belum dilengkapi senjata dan difokuskan untuk keperluan sipil, terutama dalam bidang aerial surveillance.
"Elang Hitam masih difokuskan untuk aerial surveillance sehingga untuk saat ini belum bisa bawa senjata," tulis akun @defenceview.
Reaksi dari para netizen pun bermacam-macam.
Beberapa di antaranya terkejut dengan keberadaan Elang Hitam yang kembali muncul, dengan komentar seperti "Giliran mau pemilu baru dikeluarin..." dan "Mantap, drone goib."
Meskipun ada juga yang menyebutnya "Mau pilpres nongol," namun akun tersebut menegaskan bahwa drone ini saat ini masih dalam pengembangan dan belum memiliki kemampuan kombat.
Drone Elang Hitam sebelumnya mengalami perubahan signifikan pada tahun 2022.
Awalnya, proyek ini difokuskan untuk kepentingan kombatan di medan perang, namun setelah berbagai uji coba dan kendala terbang, proyek ini diubah ke versi sipil dan kehilangan kemampuan kombatannya.
Pada awalnya, drone ini direncanakan memiliki jangkauan operasi 23.000 kilometer non-stop, ketahanan terbang 30 jam siang dan malam, dengan bentang sayap 16 meter dan dapat beroperasi dalam radius 250 km dengan kecepatan 235 km/jam.
Meskipun proyek Elang Hitam mengalami penyesuaian, tetap menjadi bagian dari kebanggaan anak bangsa karena kemampuannya membuat pesawat nir awak.
Jika proyek ini berhasil, Indonesia dapat memproduksi drone ini secara mandiri untuk memperkuat pertahanan negara.
Indonesia kembali menjadi sorotan internasional dengan kemunculan Drone Elang Hitam, sebuah pesawat nir awak buatan dalam negeri.
Sebelumnya, proyek versi kombatannya sempat dihentikan, tetapi kini drone tersebut muncul kembali untuk menjalani serangkaian uji coba.
Informasi ini dikonfirmasi melalui unggahan akun Instagram @defenceview yang membagikan gambar dan video drone tersebut di sebuah lapangan udara.
Drone Elang Hitam yang baru saja menjalani taxi test terlihat memukau dengan warna putihnya yang dihiasi stiker Elang Hitam di bagian depan.
Meskipun masih dalam tahap uji, drone ini sudah dilengkapi dengan mesin Rotax 915 dan menggunakan baling-baling dua bilah untuk meningkatkan performanya dalam kegiatan pengawasan udara.
Menurut keterangan yang diunggah oleh akun @defenceview, drone ini masih dalam tahap belajar untuk melakukan taxi tests dan tes kompas.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa saat ini Elang Hitam belum dilengkapi senjata dan difokuskan untuk keperluan sipil, terutama dalam bidang aerial surveillance.
"Elang Hitam masih difokuskan untuk aerial surveillance sehingga untuk saat ini belum bisa bawa senjata," tulis akun @defenceview.
Reaksi dari para netizen pun bermacam-macam.
Beberapa di antaranya terkejut dengan keberadaan Elang Hitam yang kembali muncul, dengan komentar seperti "Giliran mau pemilu baru dikeluarin..." dan "Mantap, drone goib."
Meskipun ada juga yang menyebutnya "Mau pilpres nongol," namun akun tersebut menegaskan bahwa drone ini saat ini masih dalam pengembangan dan belum memiliki kemampuan kombat.
Drone Elang Hitam sebelumnya mengalami perubahan signifikan pada tahun 2022.
Awalnya, proyek ini difokuskan untuk kepentingan kombatan di medan perang, namun setelah berbagai uji coba dan kendala terbang, proyek ini diubah ke versi sipil dan kehilangan kemampuan kombatannya.
Pada awalnya, drone ini direncanakan memiliki jangkauan operasi 23.000 kilometer non-stop, ketahanan terbang 30 jam siang dan malam, dengan bentang sayap 16 meter dan dapat beroperasi dalam radius 250 km dengan kecepatan 235 km/jam.
Meskipun proyek Elang Hitam mengalami penyesuaian, tetap menjadi bagian dari kebanggaan anak bangsa karena kemampuannya membuat pesawat nir awak.
Jika proyek ini berhasil, Indonesia dapat memproduksi drone ini secara mandiri untuk memperkuat pertahanan negara.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.