Dibidik Pindad hingga Merek Mobil Eropa Patung knalpot Purbalingga [ist] ♔
Pasar knalpot asal Purbalingga terus berkembang. Berbagai model telah diproduksi untuk menyokong industri otomotif lokal.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menjelaskan IKM knalpot mengalami perkembangan mulai awal 1980an. Lalu sejak 2010 hingga saat ini pertumbuhannya kian melesat dan mampu menyokong perekonomian daerah.
"Salah satu sentra IKM di Jawa Tengah telah puluhan tahun mendukung produktivitas industri besar, khususnya sektor otomotif. IKM knalpot berhasil menjadi ikon daerah, sehingga Kabupaten Purbalingga dijuluki sebagai Kota Knalpot," kata Reni dalam keterangan tertulisnya dikutip Rabu (31/8).
Industri knalpot Purbalingga dimulai di Dusun Pesayangan Purbalingga. Pada 1950an, dusun ini mulanya dikenal sebagai pusat kerajinan logam seperti perkakas dapur dan gamelan. Kemudian pada 1977, salah satu pengrajin logam di Purbalingga mulai membuat knalpot, dan permintaannya terus meningkat.
Pada 1980, ia menjelaskan pemasaran knalpot Purbalingga hanya menjangkau beberapa kota di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Kemudian sekitar era 1990an, industri kerajinan knalpot mengalami perkembangan pesat hingga terjadi perluasan pasar ke wilayah Kembaran Kulon, Galuh, Patemon, Mrebet, Gembong, Wirasana, hingga Babakan.
Hingga akhirnya pada 2020, jumlah IKM di sentra knalpot Purbalingga semakin bertumbuh mencapai 204 unit usaha, dengan jumlah tenaga kerja 1.326 orang. Lalu sepanjang 2020, volume produksi seluruh IKM di sentra tersebut mencapai 852.650 unit, meningkat dari tahun sebelumnya 803.750 unit.
Penjaga stan UMKM Purbalingga menjelaskan produk knalpot dalam Expo UMKM yang digelar untuk memeriahkan MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (19/3/2022).
Reni menyebutkan nilai produksi knalpot di Purbalingga juga meningkat hampir empat kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
Dari Rp 37 miliar pada 2010, menjadi Rp 138,7 miliar pada 2020. Begitu pula dengan nilai investasi melesat tiga kali lipat, dari Rp 1,6 miliar pada 2010 menjadi Rp 5,2 miliar pada 2020.
"Ini pertumbuhan yang luar biasa besar sebagai ikon industri Purbalingga," kata dia.
Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga menyatakan, knalpot-knalpot Purbalingga juga telah menempel di beragam produk otomotif ternama seperti Mercedess-Benz dan panser buatan Pindad.
Tak hanya itu, knalpot Purbalingga juga diklaim telah dipesan oleh beberapa produsen otomotif atau Agen Tunggal Pemegang Merek seperti Toyota dan Honda.
"Selain penataan kawasan dan gedung sentra, pengembangan industri knalpot tentunya harus diikuti dengan peningkatan kapasitas keterampilan pengrajin atau pelaku IKM dan teknologi agar produksinya dapat tembus ke pasar Agen Tunggal Pemegang Merek dan lebih banyak lagi industri besar," tutup Reni. (ryh/mik)
Pasar knalpot asal Purbalingga terus berkembang. Berbagai model telah diproduksi untuk menyokong industri otomotif lokal.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menjelaskan IKM knalpot mengalami perkembangan mulai awal 1980an. Lalu sejak 2010 hingga saat ini pertumbuhannya kian melesat dan mampu menyokong perekonomian daerah.
"Salah satu sentra IKM di Jawa Tengah telah puluhan tahun mendukung produktivitas industri besar, khususnya sektor otomotif. IKM knalpot berhasil menjadi ikon daerah, sehingga Kabupaten Purbalingga dijuluki sebagai Kota Knalpot," kata Reni dalam keterangan tertulisnya dikutip Rabu (31/8).
Industri knalpot Purbalingga dimulai di Dusun Pesayangan Purbalingga. Pada 1950an, dusun ini mulanya dikenal sebagai pusat kerajinan logam seperti perkakas dapur dan gamelan. Kemudian pada 1977, salah satu pengrajin logam di Purbalingga mulai membuat knalpot, dan permintaannya terus meningkat.
Pada 1980, ia menjelaskan pemasaran knalpot Purbalingga hanya menjangkau beberapa kota di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Kemudian sekitar era 1990an, industri kerajinan knalpot mengalami perkembangan pesat hingga terjadi perluasan pasar ke wilayah Kembaran Kulon, Galuh, Patemon, Mrebet, Gembong, Wirasana, hingga Babakan.
Hingga akhirnya pada 2020, jumlah IKM di sentra knalpot Purbalingga semakin bertumbuh mencapai 204 unit usaha, dengan jumlah tenaga kerja 1.326 orang. Lalu sepanjang 2020, volume produksi seluruh IKM di sentra tersebut mencapai 852.650 unit, meningkat dari tahun sebelumnya 803.750 unit.
Penjaga stan UMKM Purbalingga menjelaskan produk knalpot dalam Expo UMKM yang digelar untuk memeriahkan MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (19/3/2022).
Reni menyebutkan nilai produksi knalpot di Purbalingga juga meningkat hampir empat kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
Dari Rp 37 miliar pada 2010, menjadi Rp 138,7 miliar pada 2020. Begitu pula dengan nilai investasi melesat tiga kali lipat, dari Rp 1,6 miliar pada 2010 menjadi Rp 5,2 miliar pada 2020.
"Ini pertumbuhan yang luar biasa besar sebagai ikon industri Purbalingga," kata dia.
Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga menyatakan, knalpot-knalpot Purbalingga juga telah menempel di beragam produk otomotif ternama seperti Mercedess-Benz dan panser buatan Pindad.
Tak hanya itu, knalpot Purbalingga juga diklaim telah dipesan oleh beberapa produsen otomotif atau Agen Tunggal Pemegang Merek seperti Toyota dan Honda.
"Selain penataan kawasan dan gedung sentra, pengembangan industri knalpot tentunya harus diikuti dengan peningkatan kapasitas keterampilan pengrajin atau pelaku IKM dan teknologi agar produksinya dapat tembus ke pasar Agen Tunggal Pemegang Merek dan lebih banyak lagi industri besar," tutup Reni. (ryh/mik)
♔ CNN
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.