Ilustrasi kapal Selam A26 [thyssenkrupp] ☆
Sebagai negara kepulauan, Indonesia seharusnya memiliki armada kapal selam. Namun, hingga saat ini hanya tiga unit saja yang bertugas mengawal perairan Indonesia, yakni KRI Cakra, Nenggala dan Nagapasa.
Nama terakhir merupakan kapal selam terbaru yang dibangun bersama antara Korea Selatan-Indonesia. Meski begitu, bagi sebuah negara besar seperti Indonesia, memiliki kapal selam adalah keharusan.
Akan tetapi, teknologi tempur bawah air ini sangatlah kompleks. Dikatakan demikian, karena harus memenuhi persyaratan sebagai kapal selam canggih namun aman bagi personel.
Menurut Kepala Pusat Teknologi Saab Kockhums, Roger Berg, ada sejumlah syarat mutlak bahwa kapal selam dikatakan canggih.
“Yang pasti mampu menghadapi tekanan dan menggunakan energi yang ramah lingkungan,” kata Berg kepada VIVA.co.id, Selasa, 29 Agustus 2017.
Cocok untuk Indonesia
Pertama, teknologinya harus anti-radar dan mampu menyerap suara (stealth and signature technology). Kedua, mampu menyelam lama di laut, baik itu mingguan hingga bulanan (long endurence) di samudera.
Ketiga, sistem komunikasi dan persenjataan yang terintegrasi (systems integration). Keempat, mampu menjalankan misi khusus seperti mata-mata (spying) dan pengawasan (surveillance) tanpa terdeteksi lawan.
Kelima, kapal selam harus aman, nyaman dan sehat (survivability). Hal ini mengingat seluruh awak/personel bekerja berbulan-bulan di dalam kapal selam, sehingga mampu bekerja optimal dalam menjalankan misi.
Pada kesempatan yang sama, Chief Engineer Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Mohamad Dahsyat, kapal selam A26 Kelas Gotland milik Swedia sangat cocok dipakai di Indonesia.
Ia berkata demikian, lantaran kapal selam buatan Saab AB itu memiliki teknologi Stirling, yakni menggunakan oksigen cair dan bahan bakar simpanan untuk menghasilkan energi di dalam air.
Teknologi ini membuat A26 mampu bergerak dalam air tanpa muncul ke permukaan hingga 18 hari. “Dari sisi teknologi sangat cocok, baik digunakan di laut dangkal maupun dalam,” kata Dahsyat.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia seharusnya memiliki armada kapal selam. Namun, hingga saat ini hanya tiga unit saja yang bertugas mengawal perairan Indonesia, yakni KRI Cakra, Nenggala dan Nagapasa.
Nama terakhir merupakan kapal selam terbaru yang dibangun bersama antara Korea Selatan-Indonesia. Meski begitu, bagi sebuah negara besar seperti Indonesia, memiliki kapal selam adalah keharusan.
Akan tetapi, teknologi tempur bawah air ini sangatlah kompleks. Dikatakan demikian, karena harus memenuhi persyaratan sebagai kapal selam canggih namun aman bagi personel.
Menurut Kepala Pusat Teknologi Saab Kockhums, Roger Berg, ada sejumlah syarat mutlak bahwa kapal selam dikatakan canggih.
“Yang pasti mampu menghadapi tekanan dan menggunakan energi yang ramah lingkungan,” kata Berg kepada VIVA.co.id, Selasa, 29 Agustus 2017.
Cocok untuk Indonesia
Pertama, teknologinya harus anti-radar dan mampu menyerap suara (stealth and signature technology). Kedua, mampu menyelam lama di laut, baik itu mingguan hingga bulanan (long endurence) di samudera.
Ketiga, sistem komunikasi dan persenjataan yang terintegrasi (systems integration). Keempat, mampu menjalankan misi khusus seperti mata-mata (spying) dan pengawasan (surveillance) tanpa terdeteksi lawan.
Kelima, kapal selam harus aman, nyaman dan sehat (survivability). Hal ini mengingat seluruh awak/personel bekerja berbulan-bulan di dalam kapal selam, sehingga mampu bekerja optimal dalam menjalankan misi.
Pada kesempatan yang sama, Chief Engineer Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Mohamad Dahsyat, kapal selam A26 Kelas Gotland milik Swedia sangat cocok dipakai di Indonesia.
Ia berkata demikian, lantaran kapal selam buatan Saab AB itu memiliki teknologi Stirling, yakni menggunakan oksigen cair dan bahan bakar simpanan untuk menghasilkan energi di dalam air.
Teknologi ini membuat A26 mampu bergerak dalam air tanpa muncul ke permukaan hingga 18 hari. “Dari sisi teknologi sangat cocok, baik digunakan di laut dangkal maupun dalam,” kata Dahsyat.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.