✈ Terbang selama kurang lebih 25 menit ✈ N219 [PTDI]
Pesawat N219 karya anak bangsa menjalani uji coba terbang (flight test) perdana, Rabu (16/8). Pesawat ini sukses uji terbang pertama kali dari landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung selama kurang lebih 25 menit.
Pesawat ini dibuat PT Dirgantara Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan pesawat ini memiliki kelebihan sebagai jenis pesawat ringan yang cocok dioperasikan di daerah perintis. "Jadi pesawat ini direncanakan sebagai pesawat perintis. Di Papua, di Kalimantan butuh banyak seperti ini. Pesawat ini memang akan kita pasarkan di daerah yang terpencil," kata Budi usai first flight Pesawat N219 di Hanggar Fix Wings PTDI, Rabu (16/8).
Menurutnya pesawat ini didesain untuk 19 penumpang. Dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan oleh PTDI dan LAPAN.
Purwarupa pesawat pertama N 219 ditenagai sepasang engine pratt and whitney PT6A-52 dengan kemampuan 850 shp dan daya jelajahnya 1580 NM kecepatan maksimum 213 knots.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menambahkan kelebihan pesawat N219 ialah memudahkan beroperasi di daerah perbukitan. Serta yang memiliki landasan udara pendek. "Ini ditargetkan untuk landasan pendek yang kontur buminya menyulitkan. Dia bisa bermanuver dengan kecepatan rendah sehingga di daerah perbukitan bisa digunakan dengan baik," ujar Thomas.
Ia pun berharap ke depannya pesawat N219 dapat digunakan secara massal untuk membantu transportasi masyarakat khususnya di daerah pedalaman. "Harapan utama kami, pesawat N219 dapat terus digunakan dan menjadi salah satu ekonomi sebagai alat transportasi untuk konektivitas di daerah-daerah terpencil. Kami akan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi pesawat kedepanny sehingga bangsa Indonesia dapat terus dengan bangga menggunakan hasil karya bangsanya sendiri," tuturnya.
Berikut delapan keunggulan lainnya pesawat N219 :
1. Purwarupa pesawat pertama N219 didesain sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama wilayah perintis, sehingga memiliki kemampuan short take off dan landing mudah dioperasikan di daerah terpencil, bisa self starting tanpa bantuan ground support unit.
2. Menggunakan teknologi yang sudah banyak ditemui di pasaran atau menggunakan, common technology sehingga harga pesawat bisa lebih murah dengan biaya operasi dan pemeliharaan yang rendah.
3. Menggunakan teknologi avionik yang lebih modern dan banyak digunakan di pasaran yakni Garmin G-1000 dengan Flight Management System yang d dalamnya sudah terdapat Global positioning System (GPS). sistem Autopilot dan Terrain Awareness and Warning System.
4. Memiliki kabin terluas di kelasnya dan serbaguna untuk berbagai macam kebutuhan seperti pengangkut barang, evakuasi medis pengangkut penumpang bahkan pengangkut pasukan.
5. Multihop Capability Fuel Tank teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.
6. Purwarupa pesawat pertama N219 memiliki kecepatan (speed) maksimum mencapai 210 knot, dan kecepatan terendah mencapai 59 knot, artinya kecepatan cukup rendah namun pesawat masih bisa terkontrol, ini sangat penting terutama saat memasuki wilayah yang bertebing-tebing, di antara pegunungan-pegunungan yang membutuhkan pesawat dengan kemampuan manuver dan kecepatan rendah.
7. Purwarupa pesawat pertama N219 dilengkapi dengan Terrain Awareness and Warning System, seperangkat alat yang bisa mendeteksi bahwa pesawat ini sedang menuju kepada atau mendekati wilayah perbukitan, sistem pesawat akan memberikan tanda, visualisasi secara dimensi sehingga pilot secara langsung tahu kondisi perbukitan yang akan dilaluinya.
8. Purwarupa pesawat pertama N219 memiliki nose landing gear dan main landing gear tetap atau tidak dapat dimasukan ke dalam pesawat saat terbang sehingga akan memudahkan pesawat melakukan pendaratan di landasan yang tidak beraspal bahkan berbatu serta akan mengurangi biaya pemeliharaan.
Pesawat N219 karya anak bangsa menjalani uji coba terbang (flight test) perdana, Rabu (16/8). Pesawat ini sukses uji terbang pertama kali dari landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung selama kurang lebih 25 menit.
Pesawat ini dibuat PT Dirgantara Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan pesawat ini memiliki kelebihan sebagai jenis pesawat ringan yang cocok dioperasikan di daerah perintis. "Jadi pesawat ini direncanakan sebagai pesawat perintis. Di Papua, di Kalimantan butuh banyak seperti ini. Pesawat ini memang akan kita pasarkan di daerah yang terpencil," kata Budi usai first flight Pesawat N219 di Hanggar Fix Wings PTDI, Rabu (16/8).
Menurutnya pesawat ini didesain untuk 19 penumpang. Dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan oleh PTDI dan LAPAN.
Purwarupa pesawat pertama N 219 ditenagai sepasang engine pratt and whitney PT6A-52 dengan kemampuan 850 shp dan daya jelajahnya 1580 NM kecepatan maksimum 213 knots.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menambahkan kelebihan pesawat N219 ialah memudahkan beroperasi di daerah perbukitan. Serta yang memiliki landasan udara pendek. "Ini ditargetkan untuk landasan pendek yang kontur buminya menyulitkan. Dia bisa bermanuver dengan kecepatan rendah sehingga di daerah perbukitan bisa digunakan dengan baik," ujar Thomas.
Ia pun berharap ke depannya pesawat N219 dapat digunakan secara massal untuk membantu transportasi masyarakat khususnya di daerah pedalaman. "Harapan utama kami, pesawat N219 dapat terus digunakan dan menjadi salah satu ekonomi sebagai alat transportasi untuk konektivitas di daerah-daerah terpencil. Kami akan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi pesawat kedepanny sehingga bangsa Indonesia dapat terus dengan bangga menggunakan hasil karya bangsanya sendiri," tuturnya.
Berikut delapan keunggulan lainnya pesawat N219 :
1. Purwarupa pesawat pertama N219 didesain sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama wilayah perintis, sehingga memiliki kemampuan short take off dan landing mudah dioperasikan di daerah terpencil, bisa self starting tanpa bantuan ground support unit.
2. Menggunakan teknologi yang sudah banyak ditemui di pasaran atau menggunakan, common technology sehingga harga pesawat bisa lebih murah dengan biaya operasi dan pemeliharaan yang rendah.
3. Menggunakan teknologi avionik yang lebih modern dan banyak digunakan di pasaran yakni Garmin G-1000 dengan Flight Management System yang d dalamnya sudah terdapat Global positioning System (GPS). sistem Autopilot dan Terrain Awareness and Warning System.
4. Memiliki kabin terluas di kelasnya dan serbaguna untuk berbagai macam kebutuhan seperti pengangkut barang, evakuasi medis pengangkut penumpang bahkan pengangkut pasukan.
5. Multihop Capability Fuel Tank teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.
6. Purwarupa pesawat pertama N219 memiliki kecepatan (speed) maksimum mencapai 210 knot, dan kecepatan terendah mencapai 59 knot, artinya kecepatan cukup rendah namun pesawat masih bisa terkontrol, ini sangat penting terutama saat memasuki wilayah yang bertebing-tebing, di antara pegunungan-pegunungan yang membutuhkan pesawat dengan kemampuan manuver dan kecepatan rendah.
7. Purwarupa pesawat pertama N219 dilengkapi dengan Terrain Awareness and Warning System, seperangkat alat yang bisa mendeteksi bahwa pesawat ini sedang menuju kepada atau mendekati wilayah perbukitan, sistem pesawat akan memberikan tanda, visualisasi secara dimensi sehingga pilot secara langsung tahu kondisi perbukitan yang akan dilaluinya.
8. Purwarupa pesawat pertama N219 memiliki nose landing gear dan main landing gear tetap atau tidak dapat dimasukan ke dalam pesawat saat terbang sehingga akan memudahkan pesawat melakukan pendaratan di landasan yang tidak beraspal bahkan berbatu serta akan mengurangi biaya pemeliharaan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.