KRI RE Martadinata-331 menembakkan senjata meriam dalam latihan simulasi peperangan di Laut Banda, Kamis (25/9). (Dok. Dispen Koarmada II) KRI RE Martadinata-331 melaksanakan simulasi peperangan menghadapi ancaman berlapis berupa serangan rudal anti-kapal, torpedo, hingga serangan permukaan di Laut Banda, Kamis (25/9).
Dalam skenario tersebut, KRI RE Martadinata-331 dihadapkan pada serangan berlapis yang memaksa seluruh sistem persenjataan dikerahkan, mulai dari meriam 76 mm Leonardo Super Rapid Gun, Millenium Gun 35 mm, hingga meriam 20 mm Vector ditembakkan sebagai lapisan pertahanan jarak menengah dan dekat.
Komandan KRI RE Martadinata-331 Letkol Laut (P) Andi Kristianto, menegaskan latihan ini tidak hanya menguji kesiapan alutsista, tetapi juga mengasah kemampuan prajurit merespons situasi tempur nyata.
“Simulasi peperangan ini menjadi sarana penting untuk melatih kecepatan, ketepatan, dan koordinasi seluruh unsur tempur kapal. Dengan skenario ancaman multi-threat, kami dapat memastikan prajurit siap menghadapi dinamika peperangan modern di laut,” ujarnya, dikutip dari keterangan Dispen Koarmada II, Jumat (26/9).
(Foto: Dok. Dispen Koarmada II)Latihan simulasi peperangan juga menjadi uji integrasi antara sistem pertahanan kapal dengan kemampuan tempur prajurit, baik secara individu maupun tim.
“Melalui ancaman berlapis, para prajurit ditempa agar tetap tenang, sigap, dan adaptif dalam menghadapi kondisi peperangan kompleks,” kata Andi.
Ia menegaskan, latihan ini menunjukkan kesiapan tempur KRI RE Martadinata-331 yang solid sekaligus meningkatkan kepercayaan diri prajurit.
“TNI AL menunjukkan komitmennya menjaga stabilitas keamanan maritim di kawasan strategis Laut Banda sebagai wujud pengabdian dalam mempertahankan kedaulatan NKRI,” tegasnya. (at)
⚓️ IDM
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.