blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Selasa, 30 September 2025

Penampakan KSOT PAL

  Tampil di Monas KSOT produksi PAL ditampilkan di Monas (Yudi Supriyono fb)

Parade dan defile HUT TNI ke-80 di Lapangan Silang Monas, Jakarta, nantinya akan diramaikan alutsista baru, salah satunya wahana tempur bawah air yang disebut Kapal Selam Autonomous (KSOT).

Kapal selam mini tertulis KSOT-008 dengan tak lupa lambang PAL

Dari infomedia indomiliter, KSOT ini merupakan hasil kerjasama dengan perusahaan Jerman, yang ditandatangani antara PT PAL Indonesia dan Diehl Defence saat Indo Defence 2022.

Kapal tanpa awak (Unmanned Underwater Vehicle/UUV) ini mempunyai panjang 15 meter dan bisa dipacu hingga 8 knots dan dilengkapi dengan Artificial Intelligence (AI), yang dapat dimonitor dari jarak jauh untuk mengirimkan informasi ke pusat komando.

KSOT ini nantinya ada beberapa varian untuk intai maupun serang.

  Berikut spesifikasinya KSOT : 



   👷
  Garuda MIliter  

Senin, 29 September 2025

Avionik Infoglobal Modernisasi Hercules TNI AU

Avionik Infoglobal modernisasi pesawat Hercules TNI AU (Yudi Supriyono fb)

Untuk pertama kalinya, avionik buatan Indonesia terlihat di kokpit pesawat C-130H registrasi A-1330.

Dalam foto terlihat avionik bernama EFD-5.5 buatan Infoglobal terinstal di kokpit pesawat.

Pesawat ini pada tanggal 27 September lalu telah selesai menjalani Bantuan Pemeliharaan Lapangan (BANHARLAP) yang dilaksanakan oleh para teknisi terampil di Satuan Pemeliharaan 15.

C-130H registrasi A-1330 merupakan pesawat eks Australia yang dihibahkan ke TNI AU. Dengan selesainya pemeliharaan, A-1330 akan kembali ke pangkalannya di Skadron Udara 33, Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.

Foto yang diupload akun instagram Sathar 23 menunjukan proses perbaikan Auto Pilot & CHD Control Panel pada pesawat C-130H dengan registrasi A-1327 di Sathar 15 Depohar 10.

Jika dilihat seksama terlihat display EFD 6.0 berukuran 6 inci buatan industri avionik lokal, Infoglobal.

Dahulu pada awal kedatangan, C-130H eks Australia ini mengalami problem di bagian display kokpit yang mengadopsi display Actiview 550 berukuran 5,5 inci buatan L3. Problem utamamya adalah ketidaktahanan terhadap suhu panas akibat iklim tropis di Indonesia.

 
Yudi Supriyono Fb  

Minggu, 28 September 2025

KRI RE Martadinata-331 Simulasi Peperangan di Laut Banda

KRI RE Martadinata-331 menembakkan senjata meriam dalam latihan simulasi peperangan di Laut Banda, Kamis (25/9). (Dok. Dispen Koarmada II)

KRI RE Martadinata-331 melaksanakan simulasi peperangan menghadapi ancaman berlapis berupa serangan rudal anti-kapal, torpedo, hingga serangan permukaan di Laut Banda, Kamis (25/9).

Dalam skenario tersebut, KRI RE Martadinata-331 dihadapkan pada serangan berlapis yang memaksa seluruh sistem persenjataan dikerahkan, mulai dari meriam 76 mm Leonardo Super Rapid Gun, Millenium Gun 35 mm, hingga meriam 20 mm Vector ditembakkan sebagai lapisan pertahanan jarak menengah dan dekat.

Komandan KRI RE Martadinata-331 Letkol Laut (P) Andi Kristianto, menegaskan latihan ini tidak hanya menguji kesiapan alutsista, tetapi juga mengasah kemampuan prajurit merespons situasi tempur nyata.

Simulasi peperangan ini menjadi sarana penting untuk melatih kecepatan, ketepatan, dan koordinasi seluruh unsur tempur kapal. Dengan skenario ancaman multi-threat, kami dapat memastikan prajurit siap menghadapi dinamika peperangan modern di laut,” ujarnya, dikutip dari keterangan Dispen Koarmada II, Jumat (26/9).

(Foto: Dok. Dispen Koarmada II)
Latihan simulasi peperangan juga menjadi uji integrasi antara sistem pertahanan kapal dengan kemampuan tempur prajurit, baik secara individu maupun tim.

Melalui ancaman berlapis, para prajurit ditempa agar tetap tenang, sigap, dan adaptif dalam menghadapi kondisi peperangan kompleks,” kata Andi.

Ia menegaskan, latihan ini menunjukkan kesiapan tempur KRI RE Martadinata-331 yang solid sekaligus meningkatkan kepercayaan diri prajurit.

TNI AL menunjukkan komitmennya menjaga stabilitas keamanan maritim di kawasan strategis Laut Banda sebagai wujud pengabdian dalam mempertahankan kedaulatan NKRI,” tegasnya. (at)

 ⚓️ 
IDM  

Sabtu, 27 September 2025

Penampakan UAV MALE ANKA Pesanan TNI AU

✈ Indonesia memesan 12 unit dari Turkiye Drone UCAV ANKA Turkiye dengan nomot 117 berserta lambang TNI AU tiba di Supadio (Osprey514)

Ramai pemberitaan kedatangan drone MALE ANKA dengan lambang Skadron Udara 51 TNI AU di Indonesia.

Nampak foto lainnya, KSAU berserta jajarannya foto bersama di lanud Supadio, merupakan markas Skadron Udara 51 Reaper.

Minggu lalu. 18 September di Jakarta, Kemhan baru saja rapat dengan pihak Turkiye merumuskan ofset pengadaan drone UCAV MALE ANKA.

Pada rapat tersebut, pihak TA menyampaikan detail setiap aktifitas dan jadwal pelaksanaan Kandungan Lokal dan Ofset kepada penerima ofset.

Seperti diketahui, Indonesia melalui Kemhan RI telah menyetujui kontrak pembelian 12 unit drone tempur ANKA dari Turkish Aerospace.

Kesepakatan tersebut ditandatangani pada 3 Februari 2023, dengan nilai kontrak mencapai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun.

Pembelian ini merupakan bagian dari upaya modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sistem pertahanan.

  6 unit di rakit PTDI 
Dari 12 unit drone ANKA yang dibeli, sebanyak enam unit akan dikirimkan langsung dari Turkiye, sementara enam unit sisanya akan dirakit di Indonesia oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Keterlibatan PTDI dalam perakitan drone ANKA merupakan transfer teknologi dari Turkiye ke Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan Indonesia untuk membangun kemandirian industri pertahanan.

Sejumlah aspek akan dicapai dalam transfer teknologi tersebut, antara lain membangun kemampuan PTDI untuk melakukan perakitan akhir (Final Assembly Line) dan uji terbang (Flight Line).

Lalu membangun kemampuan pemeliharaan, perbaikan, dan operasional drone melalui pelatihan dan praktik (training and practical) untuk para teknisi, pilot, dan insinyur uji terbang dari PTDI.

Drone ANKA merupakan drone tempur kategori MALE (Medium-Altitude, Long-Endurance). Drone ini dirancang untuk misi pengintaian, pengawasan, dan serangan.

ANKA dapat terbang hingga ketinggian 30.000 kaki dengan daya tahan di udara hingga 24 jam.

Drone dengan panjang 8,6 m dan lebar sayap 17,5 m ini dapat membawa muatan hingga 200 kg.

ANKA dilengkapi dengan kamera HD siang dan malam, serta radar Synthetic Aperture Radar (SAR). Drone ini mampu melacak berbagai target sekaligus dengan menggunakan pelacak multitarget.

 
Garuda Militer  

Jumat, 26 September 2025

Kemhan Buka Workshop Transfer Teknologi Kapal Selam

(Dittekindhan)

Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kementerian Pertahanan RI, Laksamana Muda TNI Sri Yanto, S.T., membuka Workshop Submarine dengan tema Dive Into Innovation: Transferring Submarine Technology For Future Generations yang berlangsung di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta.

Workshop menghadirkan narasumber utama Admiral Leibert dari Drass Italia, seorang mantan submariner Angkatan Laut Italia, serta Mr. Petar Dumicic representatif dari Excalibur International. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Kemhan, TNI Angkatan Laut, Universitas Pertahanan, Institut Teknologi Sepuluh November dan Industri Pertahanan (PT PAL, PT. Palindo Marine dan PT. Robomarine).

Workshop yang diselenggarakan selama lima hari ini merupakan bagian dari program ofset Kementerian Pertahanan dalam rangka alih teknologi sistem kapal selam dari indirect offset pengadaan Alpalhankam melalui Excalibur International. Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan dapat memperdalam pengetahuan mengenai sistem dan teknologi kapal selam yang kelak bermanfaat untuk mendukung pengembangan teknologi pertahanan nasional.

Dalam sambutannya Dirjen Pothan menekankan pentingnya program ofset sebagai salah satu mekanisme akuisisi teknologi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Selain pembelian Alpalhankam dari luar negeri, ofset dianggap sebagai cara efektif untuk memperoleh pengetahuan dan teknologi baru dengan investasi yang lebih terjangkau.

Pengetahuan yang diperoleh dari workshop ini diharapkan dapat diaplikasikan di lingkungan kerja masing-masing, khususnya dalam mendukung pengembangan kemampuan industri pertahanan nasional, termasuk rencana pembangunan kapal selam di Indonesia.

Kegiatan berlangsung lancar dengan antusiasme tinggi dari para peserta.

  👷  Dittekindhan  

Kemhan RI dan Turkish Aerospace Rapat untuk Merumuskan Ofset Pengadaan Drone ANKA

✈ 6 unit akan di rakit PTDI Drone UCAV ANKA Turkiye (TAI)

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dan Turkish Aerospace (TA) dari Turkiye, mengadakan rapat untuk merumuskan ofset pengadaan drone ANKA dari Turkiye.

Rapat dipimpin oleh Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan (Dir Tekindhan) Potensi Pertahanan (Pothan) Kemhan RI Marsma TNI Dedy Laksmono di Jakarta pada 18 September 2025.

Dedy mengatakan, rapat ini bertujuan untuk menyatukan semua pihak yang terlibat agar memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan, lingkup, dan target dari proyek Ofset Pengadaan UCAV MALE Light (UAV ANKA).

Pada rapat tersebut, pihak TA menyampaikan detail setiap aktifitas dan jadwal pelaksanaan Kandungan Lokal dan Ofset kepada penerima ofset.

Seperti diketahui, Indonesia melalui Kemhan RI telah menyetujui kontrak pembelian 12 unit drone tempur ANKA dari Turkish Aerospace.

Kesepakatan tersebut ditandatangani pada 3 Februari 2023, dengan nilai kontrak mencapai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun.

Pembelian ini merupakan bagian dari upaya modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sistem pertahanan.

Dari 12 unit drone ANKA yang dibeli, sebanyak enam unit akan dikirimkan langsung dari Turkiye, sementara enam unit sisanya akan dirakit di Indonesia oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Keterlibatan PTDI dalam perakitan drone ANKA merupakan transfer teknologi dari Turkiye ke Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan Indonesia untuk membangun kemandirian industri pertahanan.

Sejumlah aspek akan dicapai dalam transfer teknologi tersebut, antara lain membangun kemampuan PTDI untuk melakukan perakitan akhir (Final Assembly Line) dan uji terbang (Flight Line).

Lalu membangun kemampuan pemeliharaan, perbaikan, dan operasional drone melalui pelatihan dan praktik (training and practical) untuk para teknisi, pilot, dan insinyur uji terbang dari PTDI.

Drone ANKA merupakan drone tempur kategori MALE (Medium-Altitude, Long-Endurance). Drone ini dirancang untuk misi pengintaian, pengawasan, dan serangan.

ANKA dapat terbang hingga ketinggian 30.000 kaki dengan daya tahan di udara hingga 24 jam.

Drone dengan panjang 8,6 m dan lebar sayap 17,5 m ini dapat membawa muatan hingga 200 kg.

ANKA dilengkapi dengan kamera HD siang dan malam, serta radar Synthetic Aperture Radar (SAR). Drone ini mampu melacak berbagai target sekaligus dengan menggunakan pelacak multitarget. (RNS)

 
Airspace Review  

Kamis, 25 September 2025

Kemhan Rapat KOM Offset Pengadaan Kapal Frigate Jenis FREMM dan Dukungannya

KOM offset pengadaan Frigate (Dittekindhan)

Dir Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan - Marsma TNI Dedy Laksmono, S.E., S.T. ,MM., memimpin rapat _Kick off Meeting Offset_ Pengadaan (A) Kapal Frigate Jenis FREMM dan Dukungannya di Ruang Rapat Dit Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan, Lantai 1 Gedung R. Suprapto Kemhan.

Rapat ini dihadiri oleh Kasubdit Dit Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan, staf KKIP, staf Pusalpalhan Baranahan Kemhan, Tim Ahli, PT. Noahtu, PT. Batamec, PT. Prima Maju Mapan, Universitas Pertahanan, PT. Len Industri (Persero), PT. STTAL, PT. Dieselindo, PT. NTP, PT. TMI (Teknologi Militer Indonesia), PT. Pindad, dan Perwakilan Fincantiery, S.P.A. Italia.

Pengadaan Alpalhankam dengan mekanisme ofset pertahanan merupakan salah satu langkah pemerintah agar Industri Pertahanan dapat mandiri.

Dengan mekanisme ofset diharapkan Industri Pertahanan dapat belajar teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan teknologi Alpalhankam untuk kemandirian Industri Pertahanan di masa mendatang.

Pada rapat ini pihak Fincantieri, S.P.A. menyampaikan detail setiap aktifitas dan timeline pelaksanaan Kandungan Lokal dan Ofset kepada penerima ofset.

  👷 
Dittekindhan  

Perusahaan Turki Memperluas Investasi di Indonesia Seiring Berkembangnya Hubungan Bilateral

Kementerian Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, kiri, bertemu dengan mitranya dari Turki Mehmet Fatih Kacir di Istanbul, Turki, Sabtu, 20 September 2025. (Foto milik Kementerian Perindustrian)

Indonesia dan Turki telah sepakat untuk menyusun peta jalan jangka panjang kerja sama industri strategis, ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Senin.

Komitmen tersebut dicapai dalam pertemuan bilateral antara Agus dan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir di Festival Dirgantara dan Teknologi Teknofest ke-12, yang diselenggarakan Sabtu di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul.

Perundingan ini merupakan kelanjutan dari dua tahun kerja sama yang intensif antara kedua negara. “Sejak kunjungan kami ke Turki pada Juni 2024, perusahaan-perusahaan besar seperti Sanko Holding, Arcelik (KOC Holding), dan Kordsa (Sabanci Holding) telah menyatakan minat yang kuat untuk berinvestasi di Indonesia,” ujar Agus.

  Ekspansi Investasi 
Kapal frigate Istambul class akan di beli Indonesia dan kesepakatan akan produksi bersama PT PAL. (TAIS)
Sanko Holding telah memulai operasi budidaya tuna di Biak, Papua. Agus mendorong perusahaan untuk berekspansi ke pemrosesan hilir, pembuatan kapal, dan energi terbarukan, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga air.

Kordsa, yang telah beroperasi di Bogor untuk memproduksi material ban, berinvestasi pada material komposit bernilai tinggi untuk ekspor. Setelah membuka fasilitas Litbang pada tahun 2023, perusahaan berencana untuk memproduksi komposit, kantung udara, dan produk perkuatan bangunan. Agus menyarankan perusahaan untuk mengajukan insentif fiskal seperti “super tax deduction” untuk penelitian dan pengembangan.

Arcelik, produsen peralatan rumah tangga terbesar kedua di dunia, telah bermitra dengan perusahaan lokal untuk memproduksi mesin cuci di Indonesia. Perusahaan berencana untuk berekspansi ke kulkas dan AC, menargetkan Indonesia sebagai pusat produksi baru di Asia di samping basis produksinya yang sudah ada di Thailand.

  Kerangka Kerja Sama Strategis 
Drone UCAV Akinci akan dibeli Indonesia (Baykar)
Momentum kerja sama bilateral diperkuat pada Februari 2025 di Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (HSC), ketika Presiden Indonesia dan Turki menandatangani pernyataan bersama untuk menandai 75 tahun hubungan diplomatik.

KTT tersebut menghasilkan 12 nota kesepahaman yang mencakup pertahanan, energi, kesehatan, pendidikan tinggi, perdagangan, dan industri. Komite Bersama untuk Kerja Sama Industri juga dibentuk, yang mencakup 14 sektor strategis, mulai dari baterai kendaraan listrik dan tekstil hingga industri halal.

Selain itu, beberapa perjanjian korporasi juga ditandatangani, termasuk:

👷 Kolaborasi Pertamina dengan Turkish Petroleum Corporation (TPAO) di bidang minyak dan gas,

👷 Kesepakatan antara PAL Indonesia dan Galangan Kapal TAIS untuk membangun fregat kelas Istanbul,

👷 Usaha patungan dengan Baykar dan Roketsan untuk membangun fasilitas produksi drone tempur di Indonesia.

Kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke Turki pada April 2025 semakin mempererat hubungan, dengan fokus pada industri strategis seperti baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, pertahanan, dan tekstil. Kesepakatan juga dicapai terkait produksi vaksin, serta pengembangan drone, rudal, dan komunikasi militer.

Di bidang bisnis, perusahaan Indonesia Asia Pacific Rayon menandatangani kontrak ekspor serat viscose dengan mitra Turki.

Agus mengatakan peta jalan industri ini akan berfungsi sebagai kerangka panduan untuk memperluas kerja sama di berbagai sektor, mendukung arus investasi dan pertukaran teknologi antara kedua negara.

  🤝 
Jakarta Globe  

Rabu, 24 September 2025

PT Len Industri Perkuat Kolaborasi Pertahanan dengan Vietnam

  Defense Policy Dialogue ke-4 (LEN)

Indonesia dan Vietnam menyelenggarakan Defense Policy Dialogue ke-4 sebagai forum strategis untuk memperkuat hubungan kerja sama pertahanan kedua negara. Dialog ini menjadi momentum penting dalam membangun komunikasi yang lebih erat sekaligus memperkuat sinergi antara institusi militer dan industri pertahanan di kedua negara.

Dalam forum ini, PT Len Industri (Persero) dan Viettel High Technology Industries menegaskan komitmennya untuk melangkah lebih jauh dalam kolaborasi strategis.

Setelah melalui sejumlah penjajakan dan diskusi, kedua perusahaan resmi menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) sebagai landasan untuk menjajaki kerja sama lebih jauh. Penandatanganan dilakukan oleh Irwan Ibrahim, Direktur Bisnis dan Kerja Sama PT Len Industri (Persero), bersama Sr Col Nguyen Vu Ha, Deputy General Director of Viettel Group. Agenda penandatanganan ini disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI, Letnan Jendral TNI Tri Budi Utomo, S.E., serta Deputy Minister of National Defense Vietnam, Senior Lieutenant General Hoang Xuan Chien.

Kesepakatan ini membuka peluang kolaborasi strategis di bidang pengembangan teknologi radar, radio komunikasi militer, serta electric bike. Melalui kerja sama ini, Indonesia dan Vietnam tidak hanya memperkuat hubungan bilateral di sektor pertahanan, tetapi juga menunjukkan komitmen bersama dalam membangun kemandirian teknologi dan membangun fondasi sinergi industri pertahanan yang lebih solid di kawasan.

Langkah ini diharapkan menjadi komitmen kedua negara dalam menciptakan kerja sama pertahanan yang saling menguntungkan, meningkatkan kapasitas teknologi, serta mendukung stabilitas dan keamanan regional.

  📡 
LEN  

Selasa, 23 September 2025

Alasan Jet Tempur dan Drone Turki Diborong Indonesia dan Malaysia

Salah Satunya Transfer Teknologi https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP4R842OujwJuHkKS2ttAdH03sniJCkc7u4s6Z4pHT7kTUkfQGVE5jqFgooMSpiMEYWCip0lm3j6_TTA0cDlraOFGVGBAaw3A8MWadzQyGfBD2lK9xsSY2U_vnybZexCNN2Lau5FcsFfuMZrdTv-3q5Gi48M_fC_lRghVjnVVEmWYWZgALTyyVGjF2N3MQ/s1920/INFOGRAFIK_Jet_Tempur_KAAN_Turki_Jaga_Langit_RI-2025_06_15-16_33_22_ac050a7345219e333b6c3c8d9d6547a2.jpgInfografis pesawat generasi kelima KAAN Turkiye (Katadata)

Dari jet tempur di Jakarta hingga drone di Kuala Lumpur dan perjanjian pertahanan baru di Hanoi, Turki memperluas jejaknya di Asia Tenggara dengan perangkat keras dan pragmatisme—menawarkan kemampuan tanpa hambatan.

Itu menunjukkan bagaimana Turki bergerak cepat untuk memperkuat posisinya di lanskap keamanan Asia Tenggara, mencapai ekspor pertahanan melalui beberapa kunjungan tingkat tinggi.

Seberapa penting kunjungan bersejarah Menteri Pertahanan Turki Guler ke Vietnam? Bagi pemerintah daerah yang berada di antara Washington dan Beijing, tawaran Turki cukup lugas: perangkat keras yang teruji, persyaratan yang fleksibel, dan produksi bersama yang membangun industri lokal—tanpa ikatan politik.

6 Alasan Jet Tempur KAAN Turki Diborong Indonesia dan Malaysia :

  1. Menawarkan Teknologi dan Pelatihan 
Tidak seperti kekuatan lain, Turki tidak memiliki beban sejarah di Asia Tenggara,” ujar Associate Professor Murat Yas dari Universitas Marmara di Istanbul kepada TRTWorld,

Turki tidak ikut campur dalam Perang Vietnam dan tidak memiliki warisan kolonial di sini. Catatan bersih ini memungkinkan Ankara menampilkan diri bukan sebagai patron yang menuntut keselarasan, tetapi sebagai mitra yang menawarkan teknologi, pelatihan, dan kerja sama industri dengan syarat-syarat yang menghormati kedaulatan.

  2. Adanya Transfer Teknologi dan Pembagian Kerja Lokal 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWYIVAy8yAXakXw0bBoOnoxLNT6czqJeGOpTrnytpPp5pfB8wBK3SmpCjRihH27pEwc1jWFq7u8Melzzza_5m4CSJ9SOMThWSmW_Y7pY2VA7Q6JwjyvI5_tklDoJCgYe8rWLPmp4YOxpixu9YSRmixLjs0KD3OKA2T8GP1vpjmAXTktvOFxbPHQEcuW9Ai/s743/KAAN_Batch%201_5903978422528930653_n.jpg
Obrolan Angkringan, alokasi dana pesawat Gen V. (KERIS reborn)
Dalam mosi kepercayaan paling mencolok di kawasan ini, Indonesia menandatangani kontrak pembelian 48 jet tempur generasi kelima KAAN, ekspor pertama pesawat tempur lokal Turki.

Jakarta menyebut kesepakatan itu sebagai pilar modernisasi jangka panjangnya, dengan ketentuan transfer teknologi dan pembagian kerja lokal; bagi Ankara, kesepakatan ini menandai terobosan di pasar Indo-Pasifik.

  3. Fleksibilitas 
Altay Atli, seorang peneliti hubungan Turki-Asia di Universitas Koc di Istanbul, mengatakan momen ini sesuai dengan pola strategis yang lebih luas. "Turki adalah anggota NATO dan kandidat Uni Eropa, tetapi juga mengejar otonomi strategis—melibatkan Timur dan Barat sambil menghindari pilihan yang dipaksakan," ujarnya kepada TRTWorld. "Bahasa itu bergema di Asia Tenggara, di mana negara-negara menginginkan opsi, bukan keberpihakan."

Malaysia telah mulai mengoperasikan drone ANKA-S buatan Turki sebagai alat pengawasan maritim di perairan yang disengketakan, sebagai bagian dari upaya diversifikasi yang mencakup proposal untuk kapal tempur permukaan dan sistem angkatan laut.

Kontrak untuk tiga ANKA ditandatangani di Pameran Maritim dan Dirgantara Internasional Langkawi (LIMA 2023); Pengiriman dan pangkalan di Labuan, wilayah federal kepulauan Malaysia, menggarisbawahi dorongan Kuala Lumpur untuk memperluas pengawasan Laut Cina Selatan dan jalur laut di sekitarnya.

Fleksibilitas Turki—kesiapannya untuk melokalisasi produksi, menanamkan teknologi, dan menyesuaikan paket—adalah yang membedakannya,” kata Yas, seraya menekankan bahwa koproduksi dan pelatihan merupakan hal penting untuk mempertahankan kapabilitas tanpa mengikis kedaulatan.

  4. Tidak Mengancam 
Menurut Yas, ‘Empat Tidak’ Vietnam yang telah lama berlaku—tidak ada aliansi militer, tidak berpihak pada satu kekuatan, tidak ada pangkalan asing, dan tidak ada penggunaan atau ancaman kekuatan—hanya menyisakan sedikit ruang bagi kemitraan yang terikat perjanjian. Namun, hal tersebut tidak menghalangi modernisasi atau kerja sama industri.

Para pejabat Turki menekankan bahwa jalur baru Vietnam akan berfokus pada pelatihan, hubungan industri pertahanan, penjagaan perdamaian PBB, dan pertukaran di bidang angkatan laut, udara, siber, dan keamanan non-tradisional—bidang-bidang yang selaras dengan doktrin non-blok Hanoi sekaligus membangun kapasitas praktis.

Ini adalah kerja sama yang dibangun di atas pragmatisme dan kepercayaan,” kata Yas. “Baik Ankara maupun Hanoi adalah kekuatan menengah yang bertekad melindungi kedaulatan, membangun ketahanan, dan menghindari ketergantungan pada satu kekuatan besar mana pun.

  5. Memiliki Industri Pertahanan yang Berkembang 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCgiUeNMcnHTMchpPhflwmLFTYBi0PdXmLhKGpXP5IXMdlOFoOmveQjQzeL5xh5eYlRkyN9im9lmv93vCKe_1mmYW3FgLo5tbMSC3IpzKeXCPg4C26uFmHk7eadJXvIAxfGwMFUV-5GmXaEwhBVmAcjttyd51srTOslMRjGRXzgSup0RCoYQRZE_JQ5Xkd/s686/UCAV_TB3_ANKA_Akinci_76_n.jpg
Obrolan Angkringan. (KERIS reborn)
Atli memandang gelombang aktivitas saat ini terdiri dari dua hal yang saling memperkuat: jangkauan multilateral ke ASEAN, dan jaringan hubungan antarnegara yang lebih erat.

Keduanya bukanlah alternatif,” katanya. “Keduanya adalah pilar pelengkap dari kehadiran yang berkelanjutan.

Para pejabat Ankara menggaungkan narasi tersebut, menjadikan Asia Tenggara sebagai tempat pembuktian bagi ekonomi pertahanan Turki yang telah berkembang—drone, senjata presisi, kapal perang, dan kini jet generasi kelima—yang telah teruji pertempuran dari Kaukasus hingga Afrika Utara.

Pesan di Hanoi serupa: Turki ingin menerjemahkan kebangkitan industrinya menjadi kemitraan jangka panjang yang membangun kapasitas lokal dan mengurangi risiko pemasok tunggal.

Turki dan Asia Tenggara memiliki kesamaan bahasa: keduanya menginginkan tatanan internasional yang lebih seimbang, sistem tata kelola global yang lebih inklusif, dan dunia di mana kekuatan menengah tidak direduksi menjadi pion dalam persaingan negara adidaya,” ujar Atli.

Pandangan dunia bersama ini memperkuat logika politik dan strategis hubungan Turki–ASEAN. Agar hubungan dapat berkelanjutan, keduanya harus bertumpu pada fondasi ekonomi—dan bukan hanya perdagangan, tetapi juga investasi jangka panjang. Terutama relevan mengingat Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).”

RCEP, yang menyatukan 15 negara termasuk anggota ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan, merupakan blok perdagangan bebas terbesar di dunia.

Turki bukan anggota, dan sekilas, ini tampak merugikan. Namun, ada sisi "setengah penuh" dari gelas itu,” kata Atli.

Jika sebuah perusahaan Turki mendirikan produksi di Vietnam, ia dapat mengekspor bebas tarif ke semua 15 anggota RCEP. Sebaliknya, perusahaan Asia Tenggara yang berinvestasi di Turki dapat memanfaatkan Uni Pabean Turki dengan Uni Eropa untuk menjangkau pasar Eropa.

  6. Mendorong Arsitektur Keamanan di ASEAN 
Apakah momentum ini akan menguat menjadi peran regional yang berkelanjutan akan bergantung pada pelaksanaannya: pengiriman tepat waktu ke Indonesia, operasionalisasi yang lancar di Malaysia, dan proyek-proyek konkret di Vietnam.

Untuk saat ini, Turki telah menempatkan penanda di ketiga bidang tersebut—dan di kawasan yang waspada terhadap pilihan biner, tawaran kapabilitas tanpa keterlibatannya semakin menarik.

Kekuatan menengah sedang membentuk arsitektur keamanan Asia yang multipolar,” ujar Yas kepada TRT World. “Jika dikelola dengan cermat, kemitraan Turki dapat menjadi contoh—dibangun bukan di atas aliansi atau paksaan, melainkan di atas rasa saling menghormati, pragmatisme teknologi, dan otonomi strategis bersama.” (ahm)

  sindonews 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More