PT MOS Karimun Buat 2 Kapal Project DWT H-7032 TNI AD.Kapal LCU 2500 DWT [uanda] ☆
Tim Pusat Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (PUSBEKANGAD) TNI AD, datang meninjau pembangunan 1 unit kapal Pendarat Serbaguna (Landing Craft Utility (LCU), 2500 Dead Weight Tonnage (DWT), Project H-7032, di PT Multi Ocean Shipyard (MOS), di Kelurahan Sei Raya, Kecamatan Meral, Tanjungbalai, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, Rabu (01/02).
Tim yang dipimpin Kapusbekangad, Mayjen TNI Helly Guntoro S.Sos, selaku ketua tim bersama rombongan datang meninjau rencana persiapan pembuatan kapal LCU 2500 DWT Project H-7032, tersebut, ke lokasi perusahaan pembuatan kapal, disambut oleh Direktur Utama PT MOS Barli Hasan beserta para staf, dan manajemen.
Turut serta mendampingi Kapusbekangad itu, yakni Brigjen TNI Yudi, Brigjen TNI Diding A. Kizwini S.Sos, MM, Brigjen TNI Agus Santosa, S.Sos, dan Brigjen TNI A. Muzamil, SH, SIP.
Kemudian Kolonel Cba Nasril Aswan, Kolonel Cba Aswanto, Pelda Eprizal, Letkol Cba Afid Handoko, S.Sos, M.Si, Kolonel Cba Jon Sumardi, Kapten Cba Dwi H, Letkol CBA Tedy, Serma Novi, Barli Hasan, Laksono Edi Purwanto, Sertu Nafi Niskal dan Prada Joni Akbar.
Ikut turut mendampingi Komandan Resor Militer (Danrem) 033/Wira Pratama Brigjen TNI Yudi Yulistyanto serta Komandan Kodim (Dandim) 0317/TBK, Letkol Inf Budianto Hamdani Damanik.
Diketahui, Kapal Pendarat Serbaguna Landing Craft Utility (LCU) tersebut, bakal dibangun oleh perusahaan galangan kapal ternama Indonesia. Yakni PT Multi Ocean Shipyard (MOS) Tanjung Balai Karimun, yang dipesan PUSBEKANGAD TNI AD, pada tahun anggaran (TA) 2023.
Pada kesempatan tersebut, disampaikan paparan terkait rencana proyek pembangunan kapal oleh Direktur Utama PT MOS, Barli Hasan dan dilanjutkan dengan peninjauan langsung, ke lokasi galangan pembuatan kapal Pendarat Serbaguna Landing Craft Utility (LCU), PT MOS.
Tujuan kegiatan peninjauan ke lokasi PT MOS itu, untuk memberikan gambaran dan laporan tertulis kepada pimpinan TNI AD, tentang pembangunan kapal Pendarat Serbaguna (Landing Craft Utility (LCU), sesuai dengan Opsreq.
Sehingga diharapkan, persyaratannya menjadi pedoman terhadap operasional Alpalhankam, guna terwujudnya kesiapan operasional satuan, dalam rangka menjamin satu keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AD.
Kapal Pendarat Serbaguna (LCU), 2500 Dead Weight Tonnage (DWT), merupakan sebuah Kapal pendarat, untuk transportasi laut berukuran kecil dan sedang seperti perahu dan tongkang.
Fungsinya adalah, untuk membawakan pasukan angkatan darat (infanteri dan kendaraan) dari laut menuju pantai selama penyerbuan amfibi. Perang Dunia II adalah titik gemilang untuk kapal pendarat, dengan munculnya berbagai macam desain yang diproduksi massal oleh pihak Britania Raya, dan Amerika Serikat.
Kapusbekangad Mayjen TNI Helly Guntoro, S.Sos mengatakan, kapal tersebut hasil karya dan kerjasama anak negeri, dengan para tenaga ahli, dengan pelaksana pembangunan dari PT MOS Indonesia.
“Kapal ini menjadi bukti dukungan dan komitmen TNI AD, dalam mendukung industri nasional dalam pengadaan berbagai peralatan pertahanan dan alutsista,” kata Helly, usai melakukan peninjauan di lokasi galangan kapal PT MOS, Rabu (01/02).
Menurut dia, pihaknya membutuhkan kapal sebagai alat angkut air dalam menjalankan tugas krusial. Serta juga untuk transportasi pasukan TNI maupun mengangkut logistik ke pelosok desa-desa.
“Karena kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh perairan. Itulah alasan mengapa, penambahan 2 unit kapal ini, sangat berarti bagi TNI AD. Khususnya di PUSBEKANGAD, dalam meningkatkan kinerjanya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD,” jelasnya. (hhp)
Tim Pusat Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (PUSBEKANGAD) TNI AD, datang meninjau pembangunan 1 unit kapal Pendarat Serbaguna (Landing Craft Utility (LCU), 2500 Dead Weight Tonnage (DWT), Project H-7032, di PT Multi Ocean Shipyard (MOS), di Kelurahan Sei Raya, Kecamatan Meral, Tanjungbalai, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, Rabu (01/02).
Tim yang dipimpin Kapusbekangad, Mayjen TNI Helly Guntoro S.Sos, selaku ketua tim bersama rombongan datang meninjau rencana persiapan pembuatan kapal LCU 2500 DWT Project H-7032, tersebut, ke lokasi perusahaan pembuatan kapal, disambut oleh Direktur Utama PT MOS Barli Hasan beserta para staf, dan manajemen.
Turut serta mendampingi Kapusbekangad itu, yakni Brigjen TNI Yudi, Brigjen TNI Diding A. Kizwini S.Sos, MM, Brigjen TNI Agus Santosa, S.Sos, dan Brigjen TNI A. Muzamil, SH, SIP.
Kemudian Kolonel Cba Nasril Aswan, Kolonel Cba Aswanto, Pelda Eprizal, Letkol Cba Afid Handoko, S.Sos, M.Si, Kolonel Cba Jon Sumardi, Kapten Cba Dwi H, Letkol CBA Tedy, Serma Novi, Barli Hasan, Laksono Edi Purwanto, Sertu Nafi Niskal dan Prada Joni Akbar.
Ikut turut mendampingi Komandan Resor Militer (Danrem) 033/Wira Pratama Brigjen TNI Yudi Yulistyanto serta Komandan Kodim (Dandim) 0317/TBK, Letkol Inf Budianto Hamdani Damanik.
Diketahui, Kapal Pendarat Serbaguna Landing Craft Utility (LCU) tersebut, bakal dibangun oleh perusahaan galangan kapal ternama Indonesia. Yakni PT Multi Ocean Shipyard (MOS) Tanjung Balai Karimun, yang dipesan PUSBEKANGAD TNI AD, pada tahun anggaran (TA) 2023.
Pada kesempatan tersebut, disampaikan paparan terkait rencana proyek pembangunan kapal oleh Direktur Utama PT MOS, Barli Hasan dan dilanjutkan dengan peninjauan langsung, ke lokasi galangan pembuatan kapal Pendarat Serbaguna Landing Craft Utility (LCU), PT MOS.
Tujuan kegiatan peninjauan ke lokasi PT MOS itu, untuk memberikan gambaran dan laporan tertulis kepada pimpinan TNI AD, tentang pembangunan kapal Pendarat Serbaguna (Landing Craft Utility (LCU), sesuai dengan Opsreq.
Sehingga diharapkan, persyaratannya menjadi pedoman terhadap operasional Alpalhankam, guna terwujudnya kesiapan operasional satuan, dalam rangka menjamin satu keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AD.
Kapal Pendarat Serbaguna (LCU), 2500 Dead Weight Tonnage (DWT), merupakan sebuah Kapal pendarat, untuk transportasi laut berukuran kecil dan sedang seperti perahu dan tongkang.
Fungsinya adalah, untuk membawakan pasukan angkatan darat (infanteri dan kendaraan) dari laut menuju pantai selama penyerbuan amfibi. Perang Dunia II adalah titik gemilang untuk kapal pendarat, dengan munculnya berbagai macam desain yang diproduksi massal oleh pihak Britania Raya, dan Amerika Serikat.
Kapusbekangad Mayjen TNI Helly Guntoro, S.Sos mengatakan, kapal tersebut hasil karya dan kerjasama anak negeri, dengan para tenaga ahli, dengan pelaksana pembangunan dari PT MOS Indonesia.
“Kapal ini menjadi bukti dukungan dan komitmen TNI AD, dalam mendukung industri nasional dalam pengadaan berbagai peralatan pertahanan dan alutsista,” kata Helly, usai melakukan peninjauan di lokasi galangan kapal PT MOS, Rabu (01/02).
Menurut dia, pihaknya membutuhkan kapal sebagai alat angkut air dalam menjalankan tugas krusial. Serta juga untuk transportasi pasukan TNI maupun mengangkut logistik ke pelosok desa-desa.
“Karena kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh perairan. Itulah alasan mengapa, penambahan 2 unit kapal ini, sangat berarti bagi TNI AD. Khususnya di PUSBEKANGAD, dalam meningkatkan kinerjanya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD,” jelasnya. (hhp)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.