Capai Kesepakatan Finansial PLTS Terapung Cirata capai financial close (Foto: KBRI Abu Dhabi) ★
Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung pertama di Indonesia memasuki tahap financial close pada 2 Agustus 2021. PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara telah Ditargetkan untuk commercial operation date (COD) dapat berjalan pada November 2022.
PLTS yang terpasang di Waduk Cirata, Purwakarta, Provinsi Jawa Barat ini dikembangkan oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE) dengan kepemilikan saham 51% PT PJBI (unit usaha PT PLN) dan 49% Masdar (unit usaha Mubadala, perusahaan energi asal Uni Emirat Arab).
Adapun sumber pendanaan berasal dari tiga lembaga keuangan internasional, yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Charter Bank.
"Semua syarat telah terpenuhi. Tugas kami berikutnya mengawal proyek ini hingga COD pada November 2022," ujar Direktur Utama PT PJB Gong Matua Hasibuan dalam konferensi pers, Selasa (3/8/2021).
Dia memaparkan, PLTS Terapung Cirata ini memiliki kapasitas 145 MWac dengan luas lahan 250 hektar. Proyek pembangkit ini memiliki skema Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT) selama 25 tahun.
Harga jual listrik PLTS terapung ini juga kompetitif, yaitu USD 5,817 sen per kWh. PLTS ini diyakini akan menurunkan BPP di Jawa-Bali.
"Proyek ini akan memberikan dampak positif bagi Indonesia dalam mengejar target bauran EBT 23% pada 2025 dan menurunkan emisi karbon. Proyek ini juga akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan industri dalam negeri," jelasnya. (kmj)
Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung pertama di Indonesia memasuki tahap financial close pada 2 Agustus 2021. PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara telah Ditargetkan untuk commercial operation date (COD) dapat berjalan pada November 2022.
PLTS yang terpasang di Waduk Cirata, Purwakarta, Provinsi Jawa Barat ini dikembangkan oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE) dengan kepemilikan saham 51% PT PJBI (unit usaha PT PLN) dan 49% Masdar (unit usaha Mubadala, perusahaan energi asal Uni Emirat Arab).
Adapun sumber pendanaan berasal dari tiga lembaga keuangan internasional, yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Charter Bank.
"Semua syarat telah terpenuhi. Tugas kami berikutnya mengawal proyek ini hingga COD pada November 2022," ujar Direktur Utama PT PJB Gong Matua Hasibuan dalam konferensi pers, Selasa (3/8/2021).
Dia memaparkan, PLTS Terapung Cirata ini memiliki kapasitas 145 MWac dengan luas lahan 250 hektar. Proyek pembangkit ini memiliki skema Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT) selama 25 tahun.
Harga jual listrik PLTS terapung ini juga kompetitif, yaitu USD 5,817 sen per kWh. PLTS ini diyakini akan menurunkan BPP di Jawa-Bali.
"Proyek ini akan memberikan dampak positif bagi Indonesia dalam mengejar target bauran EBT 23% pada 2025 dan menurunkan emisi karbon. Proyek ini juga akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan industri dalam negeri," jelasnya. (kmj)
★ Okezonne
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.