Pertemuan Jokowi dan Putin ☆
Rusia dan Indonesia telah menandatangani kesepakatan kerja sama antarpemerintah dalam bidang pertahanan.
Dokumen tersebut ditandatangani di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Joko Widodo. Acara penandatanganan berlangsung pada akhir pertemuan puncak bilateral.
Kedua menteri luar negeri dari masing-masing negara telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama. Salah satu nota serupa lainnya juga ditandatangani oleh Badan Arsip Federal Rusia dan Arsip Nasional Republik Indonesia.
Selain itu, Rusia dan Indonesia telah menyetujui program kerja sama budaya untuk periode 2016 hingga 2018, serta deklarasi bersama antara Badan Federal Perikanan Rusia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia untuk pencegahan produksi sumber daya laut hidup yang ilegal, tak dilaporkan, dan tak mengikuti peraturan, sekaligus memastikan kestabilan regulasi industri perikanan.
Konstruksi Kilang Minyak di Indonesia
Selama pertemuan, Vladimir Putin mengatakan bahwa volume investasi dalam pembangunan kilang minyak di Indonesia dengan partisipasi Rosneft bisa mencapai 13 miliar dolar AS.
"Perusahaan kami, Zarubezhneft dan Rosneft, memiliki proyek khusus skala besar yang sangat serius," kata presiden Rusia. "Itu termasuk pembangunan kilang minyak modern di Bali dengan kemungkinan investasi sebesar 13 miliar dolar AS," tambahnya.
Menurut pemimpin Rusia, ada suatu landasan untuk memperluas kerja sama energi. Putin mengatakan, pembangunan pembangkit listrik tenaga termal dengan bantuan Inter RAO dengan kapasitas 1,8 GW juga tengah direncanakan. Volume investasi proyek ini akan bernilai 2,8 miliar dolar AS. "Saat ini, Rosatom bekerja pada pembangunan reaktor eksperimental berdaya rendah," katanya.
Zona Perdagangan Bebas Indonesia-UEE
Selama pertemuan bilateral di Sochi, kedua pemimpin juga membahas masalah pembentukan zona perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (UEE, yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia, dan Kirgizstan).
Setelah pembicaraan pada Rabu (18/5) selesai, kepala negara Rusia menggambarkan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo sebagai pertemuan yang sangat bermanfaat dan sukses.
"Kami membahas seluruh daftar agenda bilateral dan memetakan tugas untuk pengembangan lebih lanjut kerja sama Rusia-Indonesia," kata sang pemimpin Rusia.
Menurut Putin, "Rusia dan Indonesia telah terikat dalam suatu hubungan dekat yang telah dibangun sejak lama".
Prosedur Visa
Menurut presiden Rusia, Rusia dan Indonesia tengah berupaya menerapkan kemungkinan penyederhanaan prosedur visa.
"Tahun lalu, Indonesia telah membebaskan visa untuk warga Rusia selama 30 hari. Kemungkinan untuk menerapkan kesepakatan antarpemerintah terkait penyederhanaan prosedur visa sedang dikerjakan," kata Putin.
Rusia dan Indonesia telah menandatangani kesepakatan kerja sama antarpemerintah dalam bidang pertahanan.
Dokumen tersebut ditandatangani di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Joko Widodo. Acara penandatanganan berlangsung pada akhir pertemuan puncak bilateral.
Kedua menteri luar negeri dari masing-masing negara telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama. Salah satu nota serupa lainnya juga ditandatangani oleh Badan Arsip Federal Rusia dan Arsip Nasional Republik Indonesia.
Selain itu, Rusia dan Indonesia telah menyetujui program kerja sama budaya untuk periode 2016 hingga 2018, serta deklarasi bersama antara Badan Federal Perikanan Rusia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia untuk pencegahan produksi sumber daya laut hidup yang ilegal, tak dilaporkan, dan tak mengikuti peraturan, sekaligus memastikan kestabilan regulasi industri perikanan.
Konstruksi Kilang Minyak di Indonesia
Selama pertemuan, Vladimir Putin mengatakan bahwa volume investasi dalam pembangunan kilang minyak di Indonesia dengan partisipasi Rosneft bisa mencapai 13 miliar dolar AS.
"Perusahaan kami, Zarubezhneft dan Rosneft, memiliki proyek khusus skala besar yang sangat serius," kata presiden Rusia. "Itu termasuk pembangunan kilang minyak modern di Bali dengan kemungkinan investasi sebesar 13 miliar dolar AS," tambahnya.
Menurut pemimpin Rusia, ada suatu landasan untuk memperluas kerja sama energi. Putin mengatakan, pembangunan pembangkit listrik tenaga termal dengan bantuan Inter RAO dengan kapasitas 1,8 GW juga tengah direncanakan. Volume investasi proyek ini akan bernilai 2,8 miliar dolar AS. "Saat ini, Rosatom bekerja pada pembangunan reaktor eksperimental berdaya rendah," katanya.
Zona Perdagangan Bebas Indonesia-UEE
Selama pertemuan bilateral di Sochi, kedua pemimpin juga membahas masalah pembentukan zona perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (UEE, yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia, dan Kirgizstan).
Setelah pembicaraan pada Rabu (18/5) selesai, kepala negara Rusia menggambarkan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo sebagai pertemuan yang sangat bermanfaat dan sukses.
"Kami membahas seluruh daftar agenda bilateral dan memetakan tugas untuk pengembangan lebih lanjut kerja sama Rusia-Indonesia," kata sang pemimpin Rusia.
Menurut Putin, "Rusia dan Indonesia telah terikat dalam suatu hubungan dekat yang telah dibangun sejak lama".
Prosedur Visa
Menurut presiden Rusia, Rusia dan Indonesia tengah berupaya menerapkan kemungkinan penyederhanaan prosedur visa.
"Tahun lalu, Indonesia telah membebaskan visa untuk warga Rusia selama 30 hari. Kemungkinan untuk menerapkan kesepakatan antarpemerintah terkait penyederhanaan prosedur visa sedang dikerjakan," kata Putin.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.