13 Desember 2007
Indonesia Punyai Potensi Besar Kembangkan Nuklir
Indonesia mempunyai potensi besar mengembangkan nuklir sebagai sumber pengobatan maupun energi karena memiliki simpanan bahan baku uranium yang besar, yakni di Kalimantan, Sumatera, dan Papua.
Meski tak mengetahui secara persis jumlah kandungan uraniumnya, Kepala Bidang Operasi Reaktor Serpong Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) Alim Tarigan menyatakan saat ini pengembangan nuklir di Pusat Reaktor Serpong menggunakan uranium dalam negeri. Batan memproduksi sendiri bahan bakunya jenis 0308SI. Namun, untuk mengoperasikan reaktor penelitian lebih rumit ketimbang reaktor pembangkit listrik. Sebab, reaktor pembangkit yang cukup diisi bahan baku sekali itu akan beroperasi sendiri secara otomatis selama setahun. Semua sistemnya otomatis, sedangkan reaktor penelitian harus dimatikan dan dihidupkan kembali,” jelasnya, seperti dikutip dari Sindo, 12/12.
Secara konsep, pemanfaatan nuklir memang kelihatan lebih sederhana jika dibandingkan pembangkitan lainnya. Reaktor nuklir adalah tempat atau wadah berlangsungnya reaksi fisi yang terkendali dengan bahan bakarnya uranium. Prosesnya, netron ditembakkan pada uranium sehingga menghasilkan dua atau tiga neutron yang kemudian menghasilkan energi panas dan radiasi.
Penggunaan hasil reaktor ini bergantung pemanfaatannya. Jika digunakan untuk pembangkitan listrik, energi panasnya yang diambil guna menggerakkan turbin generator sehingga menghasilkan energi listrik. Menurut Alim, pembangkit tipe pressurizer water reactor (PWR) merupakan yang paling banyak digunakan di dunia. Bahkan, kini sedang dikembangkan uranium yang kekuatannya setara 400 megawatt thermal atau 1.300 megawatt electric.
Itu bukan hal yang tak mungkin karena Indonesia sudah puluhan tahun memiliki tiga reaktor,di Bandung, Yogyakarta, dan Serpong. Jumlah ahli nuklir untuk laboratorium Serpong sudah mencapai ratusan orang, belum ditambah di dua tempat lain.
Uranium memiliki kelebihan karena punya potensi kekuatan besar. Untuk pembangkitan listrik, bahan baku cukup diisi satu kali untuk setahun tanpa mengganti bahan bakar. Tentu jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak yang digunakan untuk pembangkit listrik, nuklir sangat hemat.
Pengaktifan uranium untuk menghasilkan neutron pun cukup hanya satu kali ketika proses pertama dilakukan, yakni penembakan neutron ke uranium dengan pemicu amnesium barelium yang dicampur dan menghasilkan neutron. Untuk selanjutnya, uranium akan mengeluarkan neutron dengan sendirinya.
Memang jumlah neutron yang dihasilkan sungguh besar, yakni berdasarkan estimasi sekitar 10 x 1014. Sementara itu, untuk mengendalikan produksi neutron tersebut menggunakan batang kendali yang diatur secara otomatis sesuai kebutuhan.** (Ardan)
• technologyindonesia
• technologyindonesia
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.