Roket produksi PTDI (PTDI) ➶
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Thales Belgia bersiap kembali melakukan kerjasama produksi roket. Kedua pihak sudah melihat-lihat kawasan produksi III PTDI di Tasikmalaya, Rabu, 15 Januari 2024.
PTDI dan Thales Belgia berniat mengaktifkan kembali kolaborasi yang pernah terjalin, termasuk produksi roket. Yang dimaksud, adalah roket keperluan senjata militer.
Delegasi Thales Belgium dipimpin oleh Domain Director Thales Belgium, Thomas Colinet, diterima oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal beserta jajaran Manajemen PTDI.
Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal, menyebutkan, kunjungan ini merupakan tindak lanjut pertemuan PTDI dan Thales di Bali International Airshow 2024.
“Kedua pihak mendorong mempererat kembali kerja sama yang pernah terjalin sejak tahun 1980-an. Tidak hanya itu, keberlanjutan kerja sama ini juga menunjukkan kesiapan kami dalam memenuhi kebutuhan roket di Indonesia,” ujar Moh Arif Faisal.
Sejarah kerjasama
PTDI memiliki sejarah panjang dalam pengembangan roket. Pada tahun 1985-1996, IPTN (sekarang PTDI) memperoleh lisensi resmi dari Forges de Zeebrugge S.A. (FZ) Belgium (sekarang Thales Belgium) untuk memproduksi motor rocket berkaliber 2,75 inch (70 mm).
Kerja sama ini akan dibangkitkan kembali melalui rencana penandatanganan framework agreement yang mencakup joint marketing, sales dan produksi roket kaliber 2,75 inch (70 mm) dimulai dari pasar domestik dan terbuka peluang di pasar regional.
PTDI menggunakan kode RD dan WD untuk produk yang dipasarkan di Indonesia. PTDI telah berhasil mengintegrasikan roket 2,75 inch (70 mm) ke berbagai platform udara milik TNI AD, TNI AU dan TNI AL, baik rotary wing maupun fixed wing.
Beberapa platform yang telah teruji kompatibel dengan roket ini meliputi helikopter AS555 Fennec, BO105, Bell 212, NBell 412, NAS332 Superpuma, serta pesawat F-16 dan Embraer Supertucano. Selain itu, roket ini juga dapat diaplikasikan pada helikopter Apache, Mi-35P dan S70 Blackhawk.
Sejak tahun 1985, PTDI memproduksi dan mengirimkan lebih dari 43.000 unit roket FFAR dan WAFAR 2,75 inch (70 mm) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai sekitar 20% hingga 40%.
Kapasitas produksi
Untuk kapasitas produksinya sendiri mampu mencapai 10.000 unit/tahun. Sedangkan untuk warhead-nya, PTDI telah berhasil memproduksi lebih dari 40.000 unit dengan TKDN 60% hingga 85%, yang kapasitas produksinya mampu mencapai 5.000 unit/tahun.
Dalam hal sertifikasi, pada tahun 2019 PTDI memperoleh Military Air Weapon Type Certificate (TC) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) untuk beberapa komponen strategis, seperti Smoke Warhead WD-703 dan Rocket Motor RD-7010, dimana pada tahun 2021 kembali memperoleh sertifikasi yang sama untuk Rocket Motor RD-702 Mod.4, dan Rocket Motor RD-701.
Thales Belgium berencana untuk menginisiasi kerja sama dimulai dari perakitan produk roket 2,75 inch (70 mm) di fasilitas PTDI, yang kemudian dilanjutkan bertahap menuju transfer produksi dari Thales Belgium ke PTDI yang diharapkan dapat mendongkrak nilai TKDN roket PTDI menjadi di atas 40%.
Dalam pertemuan hari ini, PTDI dan Thales Belgium juga berdiskusi terkait arah kerja sama untuk pengembangan unguided rocket dan guided rocket. ***
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Thales Belgia bersiap kembali melakukan kerjasama produksi roket. Kedua pihak sudah melihat-lihat kawasan produksi III PTDI di Tasikmalaya, Rabu, 15 Januari 2024.
PTDI dan Thales Belgia berniat mengaktifkan kembali kolaborasi yang pernah terjalin, termasuk produksi roket. Yang dimaksud, adalah roket keperluan senjata militer.
Delegasi Thales Belgium dipimpin oleh Domain Director Thales Belgium, Thomas Colinet, diterima oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal beserta jajaran Manajemen PTDI.
Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal, menyebutkan, kunjungan ini merupakan tindak lanjut pertemuan PTDI dan Thales di Bali International Airshow 2024.
“Kedua pihak mendorong mempererat kembali kerja sama yang pernah terjalin sejak tahun 1980-an. Tidak hanya itu, keberlanjutan kerja sama ini juga menunjukkan kesiapan kami dalam memenuhi kebutuhan roket di Indonesia,” ujar Moh Arif Faisal.
Sejarah kerjasama
PTDI memiliki sejarah panjang dalam pengembangan roket. Pada tahun 1985-1996, IPTN (sekarang PTDI) memperoleh lisensi resmi dari Forges de Zeebrugge S.A. (FZ) Belgium (sekarang Thales Belgium) untuk memproduksi motor rocket berkaliber 2,75 inch (70 mm).
Kerja sama ini akan dibangkitkan kembali melalui rencana penandatanganan framework agreement yang mencakup joint marketing, sales dan produksi roket kaliber 2,75 inch (70 mm) dimulai dari pasar domestik dan terbuka peluang di pasar regional.
PTDI menggunakan kode RD dan WD untuk produk yang dipasarkan di Indonesia. PTDI telah berhasil mengintegrasikan roket 2,75 inch (70 mm) ke berbagai platform udara milik TNI AD, TNI AU dan TNI AL, baik rotary wing maupun fixed wing.
Beberapa platform yang telah teruji kompatibel dengan roket ini meliputi helikopter AS555 Fennec, BO105, Bell 212, NBell 412, NAS332 Superpuma, serta pesawat F-16 dan Embraer Supertucano. Selain itu, roket ini juga dapat diaplikasikan pada helikopter Apache, Mi-35P dan S70 Blackhawk.
Sejak tahun 1985, PTDI memproduksi dan mengirimkan lebih dari 43.000 unit roket FFAR dan WAFAR 2,75 inch (70 mm) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai sekitar 20% hingga 40%.
Kapasitas produksi
Untuk kapasitas produksinya sendiri mampu mencapai 10.000 unit/tahun. Sedangkan untuk warhead-nya, PTDI telah berhasil memproduksi lebih dari 40.000 unit dengan TKDN 60% hingga 85%, yang kapasitas produksinya mampu mencapai 5.000 unit/tahun.
Dalam hal sertifikasi, pada tahun 2019 PTDI memperoleh Military Air Weapon Type Certificate (TC) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) untuk beberapa komponen strategis, seperti Smoke Warhead WD-703 dan Rocket Motor RD-7010, dimana pada tahun 2021 kembali memperoleh sertifikasi yang sama untuk Rocket Motor RD-702 Mod.4, dan Rocket Motor RD-701.
Thales Belgium berencana untuk menginisiasi kerja sama dimulai dari perakitan produk roket 2,75 inch (70 mm) di fasilitas PTDI, yang kemudian dilanjutkan bertahap menuju transfer produksi dari Thales Belgium ke PTDI yang diharapkan dapat mendongkrak nilai TKDN roket PTDI menjadi di atas 40%.
Dalam pertemuan hari ini, PTDI dan Thales Belgium juga berdiskusi terkait arah kerja sama untuk pengembangan unguided rocket dan guided rocket. ***
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.