Produksi dan komersialisasi sembilan (9) produk aloptama, dan melepaskan ketergantungan Indonesia akan produk impor. ♔
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan PT Len Industri (Persero) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang proses industrialisasi produk pengembangan BMKG di Kantor BMKG, Jakarta, Jum’at (22/04).
Penandatanganan dilakukan oleh Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa & Jaringan Komunikasi BMKG, Muhamad Sadly dengan Direktur Bisnis & Kerja Sama Len, Wahyu Sofiadi dan disaksikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
“BMKG mendukung penuh instruksi Presiden Jokowi untuk merdeka sepenuhnya dari produk/barang impor. Penandatangan PKS ini tidak lain sebagai wujud upaya utk menegakkan kedaulatan bangsa kita, kedaulatan teknologi kita,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam sambutannya dari Bali melalui aplikasi Zoom.
Wahyu dalam sambutannya menyampaikan, “PT Len Industri telah konsisten dan berkomitmen untuk mendukung BMKG dalam pembangunan layanan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, geofisika, dan instrumentasi yang cepat dan akurat. Len juga berpengalaman sebagai mitra pemeliharan Aloptama (alat operasional utama) BMKG selama bertahun-tahun.”
Terkait rencana kerjasama produksi dan komersialisasi sembilan (9) produk aloptama, PT Len Industri berkomitmen untuk ikut mensukseskan program ini bersama-sama dengan BMKG.
Sembilan produk strategis hasil penelitian dan pengembangan (Litbang) BMKG yang akan diproduksi dan dikomersialisasi bersama Len adalah, Alat Pengukur Intensitas Getaran Gempa Bumi/Intensity Meter; Sistem Pengamatan Cuaca Otomatis Bandara/Automatic Weather Observation System (AWOS); Sirine Peringatan Dini Tsunami Terintegrasi/Integrated Tsunami Sirene System (ITSS); dan Sistem Pengukur Tinggi Muka Air Laut Otomatis/Automatic Water Level (AWL).
Selanjutnya, Sistem Pemantau Cuaca Maritim Otomatis/Automatic Weather Station (AWS) Maritime; Peralatan Pengambilan Sampel Debu Rekayasa/High Volume Air Sampler (HVAS); Sistem Pengambil Sampel Air Hujan Otomatis Rekayasa/Automatic Rain Water Sampler (ARWS); Sistem Penakar Hujan Otomatis IoT/Automatic Rain Gauge (ARG); dan Instrumen PM2.5 dan PM10 REKAYASA/Particulate Matter (PM) 2.5 dan Particulate Matter (PM) 10.
“Komitmen ini diperkuat dengan pengalaman PT Len Industri yang pernah bekerjasama dengan BPPT sebagai mitra fabrikasi ventilator hingga produk tersebut bisa dijual di e-katalog LKPP,” imbuh Wahyu.
Selama ini, Len dipercaya BMKG terlibat dalam pemeliharaan Sistem INATEWS, Sistem Monitoring Gempa Bumi dan Radar Cuaca milik BMKG sejak tahun 2006-an.
Dwikorita berharap, kerjasama dengan PT Len Industri ini dapat menjadikan produk teknologi karya anak bangsa semakin berkibar di level internasional dan melepaskan ketergantungan Indonesia akan produk impor.
“Saya yakin kerjasama ini akan semakin meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional. Khususnya dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika,” pungkasnya.
Menurut Wahyu, pihaknya sangat mendukung rencana kerjasama produksi dan komersialisasi sembilan produk aloptama, sehingga dapat menjadi pelopor untuk 9 produk aloptama yang memiliki nilai TKDN.
Hadir dalam penandatanganan kerja sama tersebut SVP Technology & Research Development Center Len Vicky Gita Siswaya, SVP Marketing & Sales Commercial Sector Len Asep Ukun Mulyana, Sekretaris Utama BMKG Dwi Budi Sutrisno, Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi, serta Deputi Bidang Klimatologi BMG Urip Haryoko.(**)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan PT Len Industri (Persero) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang proses industrialisasi produk pengembangan BMKG di Kantor BMKG, Jakarta, Jum’at (22/04).
Penandatanganan dilakukan oleh Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa & Jaringan Komunikasi BMKG, Muhamad Sadly dengan Direktur Bisnis & Kerja Sama Len, Wahyu Sofiadi dan disaksikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
“BMKG mendukung penuh instruksi Presiden Jokowi untuk merdeka sepenuhnya dari produk/barang impor. Penandatangan PKS ini tidak lain sebagai wujud upaya utk menegakkan kedaulatan bangsa kita, kedaulatan teknologi kita,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam sambutannya dari Bali melalui aplikasi Zoom.
Wahyu dalam sambutannya menyampaikan, “PT Len Industri telah konsisten dan berkomitmen untuk mendukung BMKG dalam pembangunan layanan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, geofisika, dan instrumentasi yang cepat dan akurat. Len juga berpengalaman sebagai mitra pemeliharan Aloptama (alat operasional utama) BMKG selama bertahun-tahun.”
Terkait rencana kerjasama produksi dan komersialisasi sembilan (9) produk aloptama, PT Len Industri berkomitmen untuk ikut mensukseskan program ini bersama-sama dengan BMKG.
Sembilan produk strategis hasil penelitian dan pengembangan (Litbang) BMKG yang akan diproduksi dan dikomersialisasi bersama Len adalah, Alat Pengukur Intensitas Getaran Gempa Bumi/Intensity Meter; Sistem Pengamatan Cuaca Otomatis Bandara/Automatic Weather Observation System (AWOS); Sirine Peringatan Dini Tsunami Terintegrasi/Integrated Tsunami Sirene System (ITSS); dan Sistem Pengukur Tinggi Muka Air Laut Otomatis/Automatic Water Level (AWL).
Selanjutnya, Sistem Pemantau Cuaca Maritim Otomatis/Automatic Weather Station (AWS) Maritime; Peralatan Pengambilan Sampel Debu Rekayasa/High Volume Air Sampler (HVAS); Sistem Pengambil Sampel Air Hujan Otomatis Rekayasa/Automatic Rain Water Sampler (ARWS); Sistem Penakar Hujan Otomatis IoT/Automatic Rain Gauge (ARG); dan Instrumen PM2.5 dan PM10 REKAYASA/Particulate Matter (PM) 2.5 dan Particulate Matter (PM) 10.
“Komitmen ini diperkuat dengan pengalaman PT Len Industri yang pernah bekerjasama dengan BPPT sebagai mitra fabrikasi ventilator hingga produk tersebut bisa dijual di e-katalog LKPP,” imbuh Wahyu.
Selama ini, Len dipercaya BMKG terlibat dalam pemeliharaan Sistem INATEWS, Sistem Monitoring Gempa Bumi dan Radar Cuaca milik BMKG sejak tahun 2006-an.
Dwikorita berharap, kerjasama dengan PT Len Industri ini dapat menjadikan produk teknologi karya anak bangsa semakin berkibar di level internasional dan melepaskan ketergantungan Indonesia akan produk impor.
“Saya yakin kerjasama ini akan semakin meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional. Khususnya dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika,” pungkasnya.
Menurut Wahyu, pihaknya sangat mendukung rencana kerjasama produksi dan komersialisasi sembilan produk aloptama, sehingga dapat menjadi pelopor untuk 9 produk aloptama yang memiliki nilai TKDN.
Hadir dalam penandatanganan kerja sama tersebut SVP Technology & Research Development Center Len Vicky Gita Siswaya, SVP Marketing & Sales Commercial Sector Len Asep Ukun Mulyana, Sekretaris Utama BMKG Dwi Budi Sutrisno, Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi, serta Deputi Bidang Klimatologi BMG Urip Haryoko.(**)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.