❂ Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat mengunjungi kantor SAAB di Stockholm, Swedia [Antara)] ☆
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membahas potensi bisnis dengan dua perusahaan Swedia, Svenska Aeroplan Aktiebolaget (SAAB) dan Ericsson, untuk meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia-Swedia kedepannya.
"Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Jerman, perdagangan Swedia dengan Indonesia masih jauh lebih rendah. Ada potensi besar untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Swedia," kata Suharso dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.
Suharso mengungkapkan hal tersebut saat berkunjung ke dua pabrik terkemuka di Swedia tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke Stockholm, Swedia.
Ia menjelaskan saat ini total perdagangan antar kedua negara masih didominasi sektor nonmigas dengan ekspor Indonesia sebagian besar merupakan produk berbasis komoditas seperti lemak, minyak hewani dan nabati, pakaian jadi dan rajutan, alas kaki dan furnitur.
Sedangkan, lanjut dia, lima produk yang paling banyak diimpor Indonesia dari Swedia adalah peralatan mekanik, kendaraan selain kereta api, kertas dan kertas karton, pulp kayu, dan mesin.
"Kondisi ini ke depan perlu diubah dengan mendorong lebih banyak kerja sama perdagangan dan investasi terkait produk-produk bernilai tambah tinggi, termasuk produk dengan kandungan teknologi tinggi," kata Suharso.
SAAB merupakan perusahaan yang memproduksi alat-alat pertahanan untuk Swedia dan melayani pasar global melalui produk, layanan, dan solusi terkait kebutuhan pertahanan dan militer, termasuk untuk keamanan sipil.
Sementara itu, Ericsson adalah perusahaan penyedia layanan teknologi informasi dan komunikasi.
Potensi kerja sama dari dua perusahaan tersebut dapat menambah penguatan investasi Swedia yang sudah ada di Indonesia yang saat ini terletak di Jawa Tengah, Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, perluasan investasi juga dapat dilakukan sejalan dengan kebutuhan bersama untuk mendorong industrialisasi berbasis teknologi maju termasuk melalui penerapan industri 4.0 dan digitalisasi.
Selain mengunjungi SAAB dan Ericsson, Suharso juga berdialog dengan pelaku bisnis berbagai sektor pembangunan, meliputi Scania, Volvo, ASEA Brown Boveri (ABB), Swedish Energy Agency, Swedish Export Credit Corporation (SEK) dan Swedfund.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membahas potensi bisnis dengan dua perusahaan Swedia, Svenska Aeroplan Aktiebolaget (SAAB) dan Ericsson, untuk meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia-Swedia kedepannya.
"Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Jerman, perdagangan Swedia dengan Indonesia masih jauh lebih rendah. Ada potensi besar untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Swedia," kata Suharso dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.
Suharso mengungkapkan hal tersebut saat berkunjung ke dua pabrik terkemuka di Swedia tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke Stockholm, Swedia.
Ia menjelaskan saat ini total perdagangan antar kedua negara masih didominasi sektor nonmigas dengan ekspor Indonesia sebagian besar merupakan produk berbasis komoditas seperti lemak, minyak hewani dan nabati, pakaian jadi dan rajutan, alas kaki dan furnitur.
Sedangkan, lanjut dia, lima produk yang paling banyak diimpor Indonesia dari Swedia adalah peralatan mekanik, kendaraan selain kereta api, kertas dan kertas karton, pulp kayu, dan mesin.
"Kondisi ini ke depan perlu diubah dengan mendorong lebih banyak kerja sama perdagangan dan investasi terkait produk-produk bernilai tambah tinggi, termasuk produk dengan kandungan teknologi tinggi," kata Suharso.
SAAB merupakan perusahaan yang memproduksi alat-alat pertahanan untuk Swedia dan melayani pasar global melalui produk, layanan, dan solusi terkait kebutuhan pertahanan dan militer, termasuk untuk keamanan sipil.
Sementara itu, Ericsson adalah perusahaan penyedia layanan teknologi informasi dan komunikasi.
Potensi kerja sama dari dua perusahaan tersebut dapat menambah penguatan investasi Swedia yang sudah ada di Indonesia yang saat ini terletak di Jawa Tengah, Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, perluasan investasi juga dapat dilakukan sejalan dengan kebutuhan bersama untuk mendorong industrialisasi berbasis teknologi maju termasuk melalui penerapan industri 4.0 dan digitalisasi.
Selain mengunjungi SAAB dan Ericsson, Suharso juga berdialog dengan pelaku bisnis berbagai sektor pembangunan, meliputi Scania, Volvo, ASEA Brown Boveri (ABB), Swedish Energy Agency, Swedish Export Credit Corporation (SEK) dan Swedfund.
❂ antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.