➶ Melalui program reverse engineering Reverse Engineering sistem rudal merupakan kerjasama Kemhan
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pertahanan negara, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) melaksanakan pengembangan Industri dan teknologi pertahanan guna mendorong dan memajukan pertumbuhan Industri Pertahanan. Salah satu metode yang digunakan adalah melalui program reverse engineering/merekayasa balik beberapa alutsista yang telah kita gunakan dalam rangka mengejar kemandirian nasional khususnya dibidang pertahanan.
Untuk itu KKIP sebagai “perpanjangan tangan” pemerintah untuk mengoordinasikan kebijakan nasional dalam perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, sinkronisasi, dan evaluasi industri pertahanan, telah menyusun 7 program prioritas industri pertahanan diantaranya roket, propelan, medium tank, kapal selam, pesawat tempur, rudal dan radar. Namun, karena berbagai kendala dua program terakhir harus kita akui progres perkembangannya agak terlambat dibandingkan dengan 5 program lainnya.
Pengujian rudal RN01-SS di terowongan angin subsonik.
Mengutip dari postingan facebook Lembaga Kajian Pertahanan Strategis (Keris), Kamis (18/02/2021), mengunggah dokumentasi terkait pengujian model rudal (lebih tepatnya calon) RN01–SS di Terowongan Angin Subsonik Pustekbang Lapan. Terkait rudal RN01-SS merupakan peluru kendali yang dapat digunakan untuk melibas target di darat dan perairan yang diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan dan konsorsium beberapa perusahaan yang bergerak dibidang pertahanan.
Secara sekilas desain dari rudal RN-001 sangat familiar mengingatkan kita pada rudal anti kapal buatan China (C-705) yang telah digunakan oleh TNI Angkatan Laut dibeberapa KRI. Penulis sendiri kurang mengetahui terkait kemiripan design keduanya, apakah ini merupakan bagian dari ToT (Transfer of Technology) rudal tersebut yang beberapa tahun sebelumnya sempat heboh ditanah air atau murni peneliti/engineer kita yang mengambil “inspirasi” dari rudal China tersebut.
Sebelumnya, pada bulan Februari 2020 Kemhan yang diwakili oleh Dirjen Pothan dan Konsorsium Industri Pertahanan yang diwakili oleh PT Dirgantara Indonesia sebagai Lead Integrator telah bersama-sama menandatangani kontrak Program Reverse Engineering Sistem Rudal TA. 2020.
Adapun konsorsium Industri Pertahanan yang terlibat dalam proyek rudal ini meliputi, PT. Dirgantara Indonesia (Persero), PT. Pindad (Persero), PT. Dahana (Persero), PT. Len Industri (Persero), dan PT. TRESS.
Walaupun saat ini kita sedang dilanda pandemi yang diakibatkan oleh Covid-19, semoga tidak menjadi penghalang untuk merealisasikan program tersebut. Mari kita tunggu bersama!
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pertahanan negara, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) melaksanakan pengembangan Industri dan teknologi pertahanan guna mendorong dan memajukan pertumbuhan Industri Pertahanan. Salah satu metode yang digunakan adalah melalui program reverse engineering/merekayasa balik beberapa alutsista yang telah kita gunakan dalam rangka mengejar kemandirian nasional khususnya dibidang pertahanan.
Untuk itu KKIP sebagai “perpanjangan tangan” pemerintah untuk mengoordinasikan kebijakan nasional dalam perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, sinkronisasi, dan evaluasi industri pertahanan, telah menyusun 7 program prioritas industri pertahanan diantaranya roket, propelan, medium tank, kapal selam, pesawat tempur, rudal dan radar. Namun, karena berbagai kendala dua program terakhir harus kita akui progres perkembangannya agak terlambat dibandingkan dengan 5 program lainnya.
Pengujian rudal RN01-SS di terowongan angin subsonik.
Mengutip dari postingan facebook Lembaga Kajian Pertahanan Strategis (Keris), Kamis (18/02/2021), mengunggah dokumentasi terkait pengujian model rudal (lebih tepatnya calon) RN01–SS di Terowongan Angin Subsonik Pustekbang Lapan. Terkait rudal RN01-SS merupakan peluru kendali yang dapat digunakan untuk melibas target di darat dan perairan yang diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan dan konsorsium beberapa perusahaan yang bergerak dibidang pertahanan.
Secara sekilas desain dari rudal RN-001 sangat familiar mengingatkan kita pada rudal anti kapal buatan China (C-705) yang telah digunakan oleh TNI Angkatan Laut dibeberapa KRI. Penulis sendiri kurang mengetahui terkait kemiripan design keduanya, apakah ini merupakan bagian dari ToT (Transfer of Technology) rudal tersebut yang beberapa tahun sebelumnya sempat heboh ditanah air atau murni peneliti/engineer kita yang mengambil “inspirasi” dari rudal China tersebut.
Sebelumnya, pada bulan Februari 2020 Kemhan yang diwakili oleh Dirjen Pothan dan Konsorsium Industri Pertahanan yang diwakili oleh PT Dirgantara Indonesia sebagai Lead Integrator telah bersama-sama menandatangani kontrak Program Reverse Engineering Sistem Rudal TA. 2020.
Adapun konsorsium Industri Pertahanan yang terlibat dalam proyek rudal ini meliputi, PT. Dirgantara Indonesia (Persero), PT. Pindad (Persero), PT. Dahana (Persero), PT. Len Industri (Persero), dan PT. TRESS.
Walaupun saat ini kita sedang dilanda pandemi yang diakibatkan oleh Covid-19, semoga tidak menjadi penghalang untuk merealisasikan program tersebut. Mari kita tunggu bersama!
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.