✪ Di Era Pandemi Corona Arsip
Pekerja menggarap pembangunan kapal cepat rudal di PT PAL, Surabaya,
Jawa Timur, Kamis (25/1/2018). (ANTARA
FOTO/Zabur Karuru) ⭐
Pandemi corona (Covid-19) turut memberikan pengaruh terhadap industri perkapalan Indonesia saat ini. Pelemahan ekonomi ikut menyurutkan permintaan kapal baru.
PT PAL Indonesia (Persero) sebagai pemain utama dalam industri galangan kapal dan produk maritim lainnya mengaku telah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi dampak tersebut. “Kami tetap memastikan kontribusi kami terhadap ketahanan nasional melalui penyelesaian proyek-proyek strategis seperti Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) yang nantinya akan dioperasikan oleh TNI AL,” terang Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh dalam keterangan tertulis, Senin (17/8).
PAL Indonesia saat ini sedang mengerjakan pembangunan Kapal BRS pertama TNI AL sekaligus telah mendapatkan kontrak pembangunan Kapal BRS kedua pada 16 Maret 2020 lalu. Selain fungsi asasi mendukung operasi militer, Kapal BRS juga memiliki kapabilitas operasi non militer seperti humanitarian assistance, tanggap darurat bencana, dan lainnya.
Saat ini, TNI AL mengoperasikan kapal Landing Platform Dock (LPD) KRI Semarang-594 produksi PT PAL Indonesia, yang difungsikan sebagai kapal BRS pada masa pandemi Covid-19. KRI tersebut pernah menjalani misi “penjemputan” konsentrat hand sanitizer sebanyak 2.100 liter bantuan Pemerintah Singapura pada 8 April 2020 lalu.
Kata Budiman, proyek-proyek yang dikerjakan PT PAL memiliki multiplier effect ekonomi yang besar. Dalam proyek pembangunan alutsista maupun non alutsista turut melibatkan pekerja (tier 1) serta perusahaan pemasok komponen dan bahan baku kapal (tier 2) dengan kurang lebih terdapat 3.000 karyawan yang terdiri dari karyawan organik dan karyawan mitra kerja.
Sementara itu, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga diketahui memiliki lini bisnis galangan kapal, namun manajemen mengaku bahwa galangan kapal ADRO fokus untuk perawatan dan perbaikan saja. "Salah satu pilar bisnis Adaro, yaitu Adaro Logistics memiliki anak perusahaan PT Barito Galangan Nusantara, yang mana fokusnya ke repair bukan pembangunan atau pembuatan kapal baru," ujar Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira kepada Kontan.co.id, Senin (17/8).
ADRO tidak ada rencana untuk membangun atau menambah kapal baru dari galangan tersebut. "Kami fokus pada repair kapal, tidak hanya milik grup saja yang bisa direpair namun juga terbuka untuk pihak diluar entitas perusahaan," terang Ira.
Pandemi corona (Covid-19) turut memberikan pengaruh terhadap industri perkapalan Indonesia saat ini. Pelemahan ekonomi ikut menyurutkan permintaan kapal baru.
PT PAL Indonesia (Persero) sebagai pemain utama dalam industri galangan kapal dan produk maritim lainnya mengaku telah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi dampak tersebut. “Kami tetap memastikan kontribusi kami terhadap ketahanan nasional melalui penyelesaian proyek-proyek strategis seperti Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) yang nantinya akan dioperasikan oleh TNI AL,” terang Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh dalam keterangan tertulis, Senin (17/8).
PAL Indonesia saat ini sedang mengerjakan pembangunan Kapal BRS pertama TNI AL sekaligus telah mendapatkan kontrak pembangunan Kapal BRS kedua pada 16 Maret 2020 lalu. Selain fungsi asasi mendukung operasi militer, Kapal BRS juga memiliki kapabilitas operasi non militer seperti humanitarian assistance, tanggap darurat bencana, dan lainnya.
Saat ini, TNI AL mengoperasikan kapal Landing Platform Dock (LPD) KRI Semarang-594 produksi PT PAL Indonesia, yang difungsikan sebagai kapal BRS pada masa pandemi Covid-19. KRI tersebut pernah menjalani misi “penjemputan” konsentrat hand sanitizer sebanyak 2.100 liter bantuan Pemerintah Singapura pada 8 April 2020 lalu.
Kata Budiman, proyek-proyek yang dikerjakan PT PAL memiliki multiplier effect ekonomi yang besar. Dalam proyek pembangunan alutsista maupun non alutsista turut melibatkan pekerja (tier 1) serta perusahaan pemasok komponen dan bahan baku kapal (tier 2) dengan kurang lebih terdapat 3.000 karyawan yang terdiri dari karyawan organik dan karyawan mitra kerja.
Sementara itu, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga diketahui memiliki lini bisnis galangan kapal, namun manajemen mengaku bahwa galangan kapal ADRO fokus untuk perawatan dan perbaikan saja. "Salah satu pilar bisnis Adaro, yaitu Adaro Logistics memiliki anak perusahaan PT Barito Galangan Nusantara, yang mana fokusnya ke repair bukan pembangunan atau pembuatan kapal baru," ujar Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira kepada Kontan.co.id, Senin (17/8).
ADRO tidak ada rencana untuk membangun atau menambah kapal baru dari galangan tersebut. "Kami fokus pada repair kapal, tidak hanya milik grup saja yang bisa direpair namun juga terbuka untuk pihak diluar entitas perusahaan," terang Ira.
★ Kontan
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.