blog-indonesia.com

Jumat, 17 Juli 2020

Rencana Prabowo Garap Alutsista Made in RI

Selain Maung Ujicoba rantis Maung 4x4 produksi Pindad [Daniel Zebedeus} 

Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto memamerkan peralatan perang berupa kendaraan taktis (rantis) buatan PT Pindad (Persero), kemarin. Rantis tersebut diberi nama Maung. Ke depan, Prabowo mengaku terus mendorong pengembangan alutsista buatan dalam negeri.

Tak hanya Maung, sejumlah alutsista lainnya juga tengah digenjot Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk dikerjakan di tanah air. Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono mengungkap rencana tersebut.

"Dari sisi senjata, saya berdua itu bersama pak Menteri Pertahanan sedapat mungkin bagaimana ini di-deploy ke dalam negeri," ujarnya dalam sebuah wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, Jumat (10/7/20).

Dia menegaskan bahwa proyek pengadaan alutsista Kemenhan tak hanya terbatas diberikan kepada BUMN. Lebih dari itu, perusahaan swasta juga akan dilibatkan.

"Itu satu sisi adalah BUMN, tapi kan swasta harus hidup. Ada dua kultur BUMN dibandingkan swasta. Swasta itu kalau dia diberikan kesempatan, mereka all out karena dia hidup dari situ," ujarnya.

Ilustrasi CN235 MPA TNI AU {Marchel]

Dengan melibatkan swasta, pihaknya sekaligus ingin mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dikatakan, pertumbuhan tersebut bisa terjadi ketika ada peralihan pengadaan dari yang selama ini pemesanan dilakukan secara impor, menjadi diproduksi di dalam negeri.

"Kebutuhan kebutuhan alutsista yang bisa dikerjakan, misalnya kendaraan tempur, kendaraan angkut, helikopter, kemudian pesawat CN 235 kan sudah bisa dibikin di Indonesia. Nah yang kayak gitu, itu kalau menurut LPEM UI, setiap Rp 1 triliun pinjaman luar negeri yang bisa dideploy ke dalam negeri, 50% saja, setiap Rp 1 triliun yang didorong k esana itu akan berkontribusi pada PDB 0,007%. Jadi kalau misalnya kita Rp 200-300 triliun, itu akan meningkatkan 1 koma sekian persen. Itu orang bekerja semua. Ini salah satu yang kita garap," katanya.

Hanya saja, Trenggono mengakui ada beberapa jenis alutsista yang memang belum mampu diproduksi di dalam negeri. Dia memberi contoh, Indonesia masih sulit mengerjakan pesawat tempur sendiri.

"Yang gak mungkin atau kemungkinan kita sedikit jauh itu adalah pesawat tempur. Sudahlah pesawat tempur kita ketinggalan, karena negara maju juga kan semua konsorsium. Kita nggak usahlah itu. Kedua underwater. Kapal selam. Kan itu teknologi tinggi. Kita sudah cukup ketinggalan," ujar Trenggono.

  CNBC  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More