Bentuk Holding BUMN Pertahanan [BUMN] ★
Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di garis khatulistiwa.
Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang sangat melimpah.
Selain itu, Indonesia juga adalah negara terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Sebagai negara yang memiliki kekayaan SDA yang berlimpah sekaligus sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, Indonesia dituntut untuk memiliki sistem pertahanan yang baik.
Hal ini lantaran untuk mencegah negara lain mencuri kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia.
Namun, saat ini sejumlah sistem pertahanan di Tanah Air masih bergantung dari luar negeri.
Pemerintah pun mulai mencanangkan program kemandirian sistem pertahanan, salah satunya dengan pembentukan holding BUMN Pertahanan.
Terbaru, Pemerintah mengungkapkan bahwa pembentukan holding BUMN Pertahanan akan menciptakan kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra mengatakan pemerintah memerlukan keteguhan visi dan misi industri pertahanan untuk menghadapi tantangan kontemporer.
Pemerintah, menurutnya telah menyiapkan payung hukum sebagai landasan perkembangan industri pertahanan untuk mencapai kemandirian.
Selain itu juga Kementerian Pertahanan, Bappenas dan Kementerian Keuangan telah meningkatkan anggaran belanja alutsista melalui skema pembiayaan pinjaman dalam dan luar negeri.
"Dengan harapan transformasi spending to investment akan tercapai lebih cepat," kata Herindra saat memimpin rapat kerja seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.
Rencana pembentukan holding BUMN industri pertahanan telah digulirkan sejak 2020 lalu.
Setidaknya, terdapat lima BUMN yang akan digabung yakni PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, PT Pindad, PT PAL dan PT Dahana.
Holding BUMN ini akan dinamakan DEFEND ID dan PT LEN ditunjuk sebagai pemimpin.
Adapun Grand Design dari pembentukan Holding BUMN ini untuk masuk dalam 50 besar Industri Pertahanan dunia.
Rapat kerja itu juga membahas mengenai masterplan BUMN Industri Pertahanan, roadmap pembentukan holding, dan model operasi setelah holding terbentuk.***
Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di garis khatulistiwa.
Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang sangat melimpah.
Selain itu, Indonesia juga adalah negara terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Sebagai negara yang memiliki kekayaan SDA yang berlimpah sekaligus sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, Indonesia dituntut untuk memiliki sistem pertahanan yang baik.
Hal ini lantaran untuk mencegah negara lain mencuri kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia.
Namun, saat ini sejumlah sistem pertahanan di Tanah Air masih bergantung dari luar negeri.
Pemerintah pun mulai mencanangkan program kemandirian sistem pertahanan, salah satunya dengan pembentukan holding BUMN Pertahanan.
Terbaru, Pemerintah mengungkapkan bahwa pembentukan holding BUMN Pertahanan akan menciptakan kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra mengatakan pemerintah memerlukan keteguhan visi dan misi industri pertahanan untuk menghadapi tantangan kontemporer.
Pemerintah, menurutnya telah menyiapkan payung hukum sebagai landasan perkembangan industri pertahanan untuk mencapai kemandirian.
Selain itu juga Kementerian Pertahanan, Bappenas dan Kementerian Keuangan telah meningkatkan anggaran belanja alutsista melalui skema pembiayaan pinjaman dalam dan luar negeri.
"Dengan harapan transformasi spending to investment akan tercapai lebih cepat," kata Herindra saat memimpin rapat kerja seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.
Rencana pembentukan holding BUMN industri pertahanan telah digulirkan sejak 2020 lalu.
Setidaknya, terdapat lima BUMN yang akan digabung yakni PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, PT Pindad, PT PAL dan PT Dahana.
Holding BUMN ini akan dinamakan DEFEND ID dan PT LEN ditunjuk sebagai pemimpin.
Adapun Grand Design dari pembentukan Holding BUMN ini untuk masuk dalam 50 besar Industri Pertahanan dunia.
Rapat kerja itu juga membahas mengenai masterplan BUMN Industri Pertahanan, roadmap pembentukan holding, dan model operasi setelah holding terbentuk.***
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.