blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Kamis, 04 Desember 2025

PTDI Tuntaskan NC212i NavTrain

Pesanan TNI AUNC212i NavTrain PTDI

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali menunjukkan progres nyata dalam pemenuhan kontrak 9 (sembilan) unit pesawat NC212i dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI untuk end user TNI AU, melalui pelaksanaan ferry flight pesawat NC212i unit ke-7 dari Hanggar Delivery Center PTDI, Bandung menuju Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Pesawat NC212i ini dikirimkan dengan konfigurasi Navigation Training (NavTrain) yang dirancang khusus untuk mendukung pelatihan awak udara, sekaligus memperkuat kontribusi PTDI dalam meningkatkan kesiapan operasional dan kemampuan pendidikan TNI AU.

Pesawat NC212i konfigurasi NavTrain ini dilengkapi dengan meja dan panel instrumen navigasi, kursi instruktur dan trainee, perangkat komunikasi dan serta sistem navigasi yang memungkinkan pelatihan prosedur penerbangan secara langsung di dalam pesawat.

Kehadiran fitur tersebut menjadikan NC212i NavTrain sebagai platform yang efektif bagi awak udara, khususnya calon navigator dan crew misi, sehingga mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia TNI AU dalam menghadapi berbagai skenario operasi.

Direktur Produksi PTDI, Dena Hendriana bersama tim program NC212i meninjau langsung persiapan ferry flight pesawat NC212i yang kemudian akan dioperasikan oleh Skadron Udara 4.

Pesawat dengan tail number AX-2134 ini diterbangkan oleh Mayor Pnb Kurniawan S. sebagai Pilot In Command Ferry dan Kapten Pnb Wahyu Nur Syarifudin sebagai Copilot. Sebelumnya, pesawat ini telah melalui proses Indonesian Defence Airworthiness Authority (IDAA) Acceptance pada tanggal 3 Desember 2025, guna memastikan seluruh aspek kualitas dan kelaikan operasional memenuhi standar pertahanan yang berlaku.

Dengan pengiriman ini PTDI telah menuntaskan 7 (tujuh) unit dari total 9 (sembillan) unit NC212i yang disepakati dalam kontrak dengan Kemhan RI, sementara unit ke-8 (delapan) direncanakan akan dikirim pada kuartal pertama 2026.

Seperti unit sebelumnya, pesawat ini juga sudah dilengkapi dengan baling-baling buatan MT Propeller, Jerman, yakni MTV-27 yang telah disertifikasi oleh EASA.
 

  🛩
PTDI  

Selasa, 02 Desember 2025

PTDI Selesai Laksanakan Pemeliharaan & Perawatan Helikopter Bell 412 EP TNI AD

Helikopter Bell 412 EP selesai perawatan di Bandung (PTDI)

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melaksanakan ferry flight satu unit helikopter Bell 412 EP yang telah selesai menjalani program Pemeliharaan dan Perawatan (Harwat).

Unit yang diberangkatkan dari Apron Hanggar Helikopter PTDI Bandung menuju Pangkalan Udara Pondok Cabe ini merupakan bagian dari total empat unit helikopter Bell 412 series milik TNI AD yang dipercayakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI kepada PTDI untuk dilakukan perawatan berkala.

Selanjutnya, helikopter tersebut akan melanjutkan penerbangan menuju home base Skadron 12 Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) di Way Tuba, Lampung, untuk mendukung misi kemanusiaan dan penanggulangan bencana.

Pengoperasian ini merupakan tindak lanjut dari penugasan Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, selaras dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto terkait percepatan penanganan kesulitan masyarakat serta pemulihan infrastruktur terdampak di wilayah Aceh dan Sumatera Barat.

Selain helikopter Bell 412, operasi dukungan logistik bagi wilayah terdampak juga diperkuat dengan penggunaan helikopter H225M Caracal milik TNI AU yang dikerahkan untuk membawa berton-ton bantuan bagi korban banjir di Sumatera-Aceh, serta mempercepat distribusi bantuan ke daerah yang sulit dijangkau.

Pemanfaatan alutsista produksi PTDI tersebut menunjukkan bahwa produk pesawat dan helikopter PTDI tidak hanya mampu mendukung misi operasi militer, tetapi juga dapat memberikan kontribusi maksimal dalam misi penanganan darurat bencana.

  ✪
PTDI  

Senin, 01 Desember 2025

Kemhan Ungkap 20 Pesawat C-130 Hercules Tipe H Dimodernisasi PTDI-GMF

 Dengan nilai kontrak 2,4 Triliun RupiahPesawat C-130 Hercules TNI disebar dalam tiga skuadron: Skadron Udara 31 di Lanud Halim Perdanakusuma-Jakarta, Skadron Udara 32 di Lanud Abdulrachman Saleh-Malang, Skadron Udara 33 di Lanud Sultan Hasanuddin-Makassar (duspenau)

Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengungkapkan pesawat C-130 Hercules tipe H yang dioperasikan oleh TNI AU yang saat ini berjumlah sekitar 20 unit, akan dimodernisasi dan diremajakan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia.

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Modernisasi C-130 Kolonel Arif Djoko menjelaskan dua entitas industri aviasi dalam negeri itu sama-sama diberdayakan dan mendapatkan proyek modernisasi sembilan pesawat.

"Kementerian Pertahanan itu memang ingin memberdayakan industri pertahanan yang kita miliki, makannya dilibatkan GMF dan PTDI yang sama-sama mendapat kontrak sembilan pesawat. Sementara sisanya nanti kita kontrakkan lagi," kata Arif di Kompleks PTDI Bandung, Rabu.

Pesawat-pesawat C-130 Hercules tipe H ini, lanjut Arif, berasal dari pengadaan tahun 1980-1982, atau telah berusia lebih dari 40 tahun dengan jam terbang mendekati 45.000 jam, sehingga perlu dilakukan pembaharuan.

Adapun langkah modernisasi yang dilakukan pada semua tipe H ini, adalah pergantian Center Wing Box Replacement (CWBR) yang telah habis masa pakainya dan Avionic Upgrade Program (AUP) atau peningkatan perangkat avionik dari analog ke digital, dengan nilai kontrak sekitar 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,4 triliun.

"Sehingga nanti diharapkan untuk tipe H ini semuanya bisa diganti center wing box-nya karena rata-rata usianya sudah habis semua. Sehingga nanti ke depannya tipe H bisa ada perpanjangan usia sampai 15 tahun lagi untuk bertugas dalam operasi baik dalam dan luar negeri," tutur Arif.

Diketahui, proyek pengerjaan modernisasi dan peremajaan sembilan unit C-130 Hercules di PTDI sendiri dimulai dengan ditandai kedatangan unit pertama di hanggar Aircraft Services (ACS), PTDI Bandung, Rabu.

Dengan kemampuan dan fasilitas yang telah disiapkan dan sepenuhnya berbasis di Indonesia, program ini dinilai sekaligus memperkuat kemandirian nasional dalam pemeliharaan dan modernisasi pesawat angkut berat strategis TNI AU, yang berperan penting dalam misi logistik, operasi kemanusiaan, dan pertahanan negara.

Sementara bagi PTDI, pelaksanaan modernisasi C-130 di dalam negeri menjadi langkah strategis pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada fasilitas luar negeri, serta mempercepat siklus pemeliharaan pesawat-pesawat TNI AU.

"Bagi PTDI, program ini merupakan investasi jangka panjang dalam pengembangan kompetensi teknis, peningkatan kemampuan produksi komponen, serta penguatan ekosistem industri pertahanan dirgantara nasional," kata Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal di lokasi yang sama.
 

   👷 
antara  

Minggu, 30 November 2025

Skadron Teknik 021 Serahkan Kembali 2 Pesawat CN-235 Milik Skadron Udara 27

  Setelah Selesai Menjalani Pemeliharaan Serahterima A-2304 CN235 TNI AU (Dispenau)

Komandan Skadron Teknik 021 Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi, S.T., M.M., M.Han. Melaksanakan Serah Terima Pesawat CN-235 No. Reg. A-2304 di Apron Timur Skadron Teknik 021.

Cendrawasih 04 melaksanakan pemeliharaan "Paket B-5, Harsus 09 dan Sirkulasi LH Engine" yang dilaksanakan oleh teknisi-teknisi handal Skadron Teknik 021 dan telah melaksanakan Test Flight dengan hasil baik.

Dengan selesainya pemeliharaan tingkat sedang ini, Pesawat A-2304 kembali menjadi tulang punggung Skadron Udara 27 Lanud Manuhua, Biak sebagai mata dan perisai udara dari timur.

Pesawat ini juga akan kembali bertugas untuk mendukung operasi yang dilaksanakan guna mewujudkan TNI-AU AMPUH.

  Serah Terima Pesawat AI-2317  
Komandan Skadron Teknik 021 Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi, S.T., M.M., M.Han. Melaksanakan Serah Terima Pesawat CN-235 No. Reg. AI-2317 di Apron Timur Skadron Teknik 021. Cendrawasih 17 melaksanakan pemeliharaan “ Check B-8, Harsus 09, Riksus dan Install L/H and R/H Engine” yang dilaksanakan oleh teknisi-teknisi handal Skadron Teknik 021 dan telah melaksanakan Test Flight dengan hasil baik.

Dengan selesainya pemeliharaan tingkat sedang ini, Pesawat AI-2317 kembali menjadi tulang punggung Skadron Udara 27 Lanud Manuhua, Biak sebagai mata dan perisai udara dari timur.

Pesawat ini juga akan kembali bertugas untuk mendukung operasi yang dilaksanakan guna mewujudkan TNI-AU AMPUH.

   👷  Sakdron Teknik 021  

Sabtu, 29 November 2025

PTDI Modernisasi C-130 TNI AU

 Perkuat Kapasitas MRO Militer NasionalHercules A-1321 TNI AU menjalani modernisasi di Bandung (Pikiran Rakyat)

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) resmi memulai program besar modernisasi 9 unit pesawat angkut berat C-130 Hercules milik TNI AU melalui seremoni Aircraft Induction di hanggar Aircraft Services (ACS), Rabu (26/11/2025).

Kedatangan unit pertama langsung dibarengi penandatanganan Berita Acara (BA) serah terima pesawat antara TNI AU, Kemhan RI, dan PTDI, yang menandai dimulainya proses revitalisasi menyeluruh.

Agenda tersebut dihadiri Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal, Kasatgas Modernisasi C-130 Kol. Arif Djoko, serta tim teknis dari Kemhan dan TNI AU.

Di tahap awal ini, PTDI langsung menggarap dua pekerjaan inti: Center Wing Box Replacement (CWBR) dan Avionic Upgrade Program (AUP). Keduanya adalah elemen modernisasi krusial untuk memperpanjang usia pakai pesawat sekaligus meningkatkan kapabilitas avioniknya.

Menurut Arif Faisal, PTDI telah menyiapkan aliansi teknis dengan Kohartamatau—mulai dari penggunaan SDM gabungan PTDI–TNI AU, pemanfaatan special tools dan ground support equipment, hingga optimalisasi fasilitas bonding dan composite.

Hal tersebut merupakan upaya PTDI dalam menyiapkan fasilitas teknis, peralatan khusus, serta qualified personnel agar proses modernisasi 9 unit C-130 berjalan lancar,” ujarnya.

  Tonggak Kemandirian Teknologi Dirgantara
Program modernisasi ini merupakan tindak lanjut kontrak antara PTDI dan Baloghan Kemhan RI. Dengan seluruh pengerjaan dilakukan di Bandung, Pemerintah menegaskan langkah strategis mengurangi ketergantungan pada fasilitas luar negeri.

Dampaknya bukan hanya efisiensi waktu pemeliharaan, tetapi juga peningkatan kapasitas bangsa dalam mengelola Alutsista strategis.

Bagi PTDI, pekerjaan C-130 ini adalah investasi jangka panjang. Modernisasi di dalam negeri membuka ruang penguatan kemampuan MRO (Maintenance, Repair, Overhaul), pengembangan produksi komponen, hingga peningkatan kompetensi teknis yang akan memperluas kapabilitas Indonesia dalam layanan pesawat angkut militer.

Kol. Fitra A. Yani dari Baloghan Kemhan RI menegaskan arah kebijakan yang sedang dibangun pemerintah. “Salah satu kebijakan Pemerintah adalah pemberdayaan industri pertahanan kita. Besar harapan pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh industri pertahanan nasional, dalam hal ini PTDI,” katanya.

  Menatap Kapabilitas Global
Keberhasilan modernisasi C-130 nanti diharapkan menjadi standar baru bagi industri MRO pertahanan nasional. Jika PTDI berhasil membuktikan ketepatan waktu, kualitas, dan peningkatan performa pesawat, posisinya sebagai pusat pemeliharaan Alutsista udara berkompetensi global akan semakin menguat.

Dengan dimulainya Aircraft Induction ini, Indonesia memasuki fase baru kemandirian industri dirgantara: lebih kompetitif, lebih strategis, dan semakin siap menghadapi kebutuhan pertahanan masa depan. ***
 

   👷 
Bandung Oke  

Jumat, 28 November 2025

[Video] Peluncuran KRI Canopus 936

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLZV6WdFI7L8h2aYlau6MomKAOldVQE44dsDy5wMY92lAAHSiPaM-fpp-H5MDJvCEYv8ZExSF3nqMRiZIs6YVkjYfqN_-bFeFEYhUm1Epnc27kyBw675kCOT3nDIaR1-Z362axoIYTsoe0OcJcOO-aqvyxN5-0HLX6xjMU5wLQ5CJ-wroCz3o1gM7eaD7L/s2048/936_4414313052790450312_n.jpgPeluncuran KRI Canupus 936 di Jerman (Abeking & Rasmussen)

KRI
Canopus 936 dibangun di galangan kapal swasta PT. Palindo Marine di Batam dengan asistensi dan desain dari Fassmer.

Proses pemasangan sistemnya (fitting out) dilakukan di Jerman melalui galangan kapal Abeking & Rasmussen.

Dalam langkah maju teknologi galangan kapal modern, kapal hidrografi sepanjang 105 meter KRI Canopus (936) yang dibangun khusus untuk Angkatan Laut Indonesia telah berhasil diluncurkan dari hall pembangunan terbesar milik Abeking & Rasmussen Schiffs- und Yachtwerft SE di Lemwerder, Jerman.

Proses peluncuran ini menandai tonggak baru dalam industri perkapalan, berkat penerapan metode inovatif yang melibatkan transporter modular bertenaga sendiri (SPMT).

  Berikut video dari Tribunnews : 


   🎥  Youtube   

Kamis, 27 November 2025

[Video] Rhan 122B Arjuna

➶ Sukses diujicobaMLRS Arjuna (Medef)

MLRS Arjuna adalah Kendaraan Peluncur Multi Roket (Multiple Launch Rocket System) buatan Indonesia yang dirancang oleh PT SAS Aero Sishan & PT Dahana, menggunakan peluncur roket R-Han-122B dan berbasis truk KAMAZ 8x8.

Sistem ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 66% dan merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk meningkatkan kemandirian di sektor industri pertahanan.

Rhan 122B Arjuna menggunakan truk KAMAZ 8x8 sebagai sasisnya.

Dilengkapi dengan peluncur roket R-Han-122B kreasi lokal, dibuat oleh PT SAS Aero Sishan bersama PT Dahana dengan TKDN mencapai 66%.

Ransus ini merupakan wujud kemandirian industri pertahanan Indonesia

  Berikut video X Markicap :  


  Garuda MIliter  

Rabu, 26 November 2025

PT Dahana Akan Bangun Fasilitas Energetic Material

  Bersama Rheinmentall Denel Munition (RDM) MoU pembangunan fasilitas energetic material. (Dahana)

PT Dahana menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) strategis dengan raksasa industri pertahanan Rheinmetall Denel Munition (RDM) untuk pembangunan fasilitas energetic material di Indonesia.

Penandatanganan yang disaksikan oleh Wakil Menteri Keuangan RI, Thomas A.M. Djiwandono dan Kepala Kamar Dagang Indonesia, Anindya Novyan Bakrie itu dilakukan dalam rangkaian acara Indonesia-Afrika CEO Forum 2025 di Saxon Hotel, Johannesburg, Afrika Selatan, pada 21 November 2025.

Direktur Utama PT Dahana, Hary Irmawan, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan tonggak penting bagi industri pertahanan tanah air.

Menurutnya, langkah ini diambil untuk menjawab tantangan kedaulatan industri pertahanan yang selama ini masih sangat bergantung pada rantai pasok luar negeri untuk kebutuhan bahan baku energetik.

Ketergantungan impor yang tinggi selama ini melemahkan daya saing dan kemandirian Alpalhankam kita. Melalui kolaborasi dengan RDM, kita tidak hanya membangun pabrik, tetapi juga memastikan kedaulatan material strategis berada di tangan bangsa sendiri,” ujar Hary di sela-sela acara.

MoU Pengembangan Fasilitas Energetic Material ini hadir sebagai solusi konkret atas ketiadaan fasilitas produksi energetic material di dalam negeri. Padahal, bahan energetik merupakan komponen vital untuk memproduksi alutsista TNI, Polri, dan lembaga terkait, khususnya sebagai bahan baku Munisi Kaliber Besar (MKB) dan isian hulu ledak. Tanpa kemampuan produksi mandiri, kapabilitas pertahanan negara menjadi terbatas dan rentan.

Lebih dari sekadar kebutuhan militer, fasilitas ini akan memiliki kapabilitas dual use. Selain memperkuat pertahanan, produksi energetic material dalam negeri akan menyuplai kebutuhan bahan peledak komersial untuk industri pertambangan. Hal ini menjadikan proyek tersebut sangat strategis karena mampu mendorong peningkatan kapabilitas industri dalam negeri sekaligus mendukung perekonomian nasional.

Dalam skema kerja sama ini, RDM Afrika Selatan bertindak sebagai penyedia teknologi yang berkomitmen melakukan alih teknologi (transfer of technology) kepada Indonesia. Fasilitas produksi canggih ini direncanakan akan segera dibangun di area Energetic Material Center (EMC) Dahana di Subang, Jawa Barat, sebagai pusat kemandirian bahan peledak nasional.

Hary Irmawan menambahkan bahwa pembangunan fasilitas ini adalah bentuk nyata dari komitmen pembangunan berkelanjutan dalam industri pertahanan. Ia menekankan bahwa penguasaan teknologi produksi energetic material adalah kunci utama untuk melepaskan diri dari bayang-bayang impor yang selama ini membelenggu percepatan kemandirian alutsista Indonesia.

Kami menargetkan, dengan berdirinya pabrik ini, Indonesia tidak hanya mandiri, tetapi mampu bersaing di kancah industri pertahanan global. Ini adalah dedikasi Dahana untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kemandirian alpalhankam yang nyata,” tegas Hary.

Penandatanganan bersejarah ini dilakukan dalam rangkaian Indonesia-Afrika CEO Forum 2025, yang merupakan bagian integral dari G20 Leaders Summit 2025, di mana delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming beserta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartanto. Selain Hary Irmawan, delegasi PT Dahana turut diperkuat oleh Wildan Widarman, Erwin Cipta Mulyana, Anggaria Maharani, dan Jodi Widjanarko yang mengawal langsung proses kesepakatan strategis antara perwakilan bisnis Indonesia dan Afrika Selatan tersebut.

Saat ini Dahana telah memiliki pabrik Nitrogliserin, Ammonium Nitrat, serta sedang mengembangkan pabrik Propelan. Dengan kehadiran teknologi fasilitas ini, tentunya akan melengkapi kemampuan Dahana sebagai perusahaan kiblat bahan peledak Indonesia dengan fasilitas terlengkap di kawasan ASEAN.

  💣 
Dahana  

Selasa, 25 November 2025

Pesawat N219 Siap Diproduksi Lebih Banyak

Infografis Pesawat N-219 Nurtanio (tandaseru)

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria mengatakan, pesawat N219 siap diproduksi lebih banyak sesuai dengan pesanan pemerintah.

Produksi ini menjadi salah satu inovasi BRIN bersama PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Pesawat ini diketahui terbang perdana pada tahun 2017 lalu.

"Termasuk tentu industri alutsista. Di mana BRIN juga sudah memiliki sejumlah inovasi bersama PTDI, kita sudah memiliki N219 yang saat ini sudah siap untuk diproduksi lebih banyak lagi sesuai dengan pesanan pemerintah," kata Arif Satria, usai bertemu Presiden Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/11/2025).

Arif menyampaikan, alutsista menjadi salah satu topik pembicaraan yang diperbincangkan dengan Presiden Prabowo hari ini, termasuk terkait kontribusinya dalam persiapan pengembangan pesawat amfibi, N219A.

"Kita juga sedang mempersiapkan bagaimana membangun, memperkuat produksi sea plane. Jadi pesawat amfibi yang juga bisa mendarat di laut. Jadi, saya kira industri pesawat dengan PT Dirgantara kita sudah berkolaborasi," ucap dia.

Tak cuma PTDI, BRIN juga akan bekerja sama dan berkolaborasi dengan PT Pindad memproduksi Maung.

"Kita juga nanti akan berkolaborasi juga dengan Pindad yang memproduksi alutsista serta industri otomotif kita. Saya kira Maung yang sudah diproduksi oleh Pindad ini terus akan diperkuat R&D-nya," ujar dia.

  👷 Kompas  

PTDI Gandeng Scytalys

 Kembangkan pesawat N219 MSA 🛩 N219  (PTDI)

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menggandeng Scytalys, perusahaan pengembang piranti lunak dan integrasi sistem berbasis Yunani, untuk mengembangkan pesawat N219 MSA (Maritime Surveillance Aircraft) untuk memenuhi kebutuhan Badan Keamanan Laut (Bakamla).

Setelah nantinya PTDI mendapat penugasan untuk memenuhi kebutuhan pesawat MSA bagi Bakamla RI, maka ini akan menjadi footprints baru juga untuk PTDI, karena ini merupakan pesawat N219 dengan konfigurasi MSA pertama yang akan kami desain,” kata Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dikutip dari siaran pers PTDI, Sabtu, 22 November 2025.

PTDI bersama Scytals menandatangani framework agreement (FA) untuk memulai pengembangan pesawat N219 MSA, pesawat perintis dengan platform pengawasan maritim. Pesawat tersebut nantinya akan dirancang memenuhi kebutuhan Bakamla untuk melakukan pemantauan perairan strategis hingga mendukung penguatan sistem keamanan laut Indonesia.

Framework agreement ditandatangani Gita Amperiawan dan CEO Scytalys George Menexis, serta disaksikan oleh Kepala Bakamla Laksdya TNI Irvansyah serta Duta Besar RI-Yunani Bebeb Abdul Kurnia Nugraha Djundjunan di kantor KBRI Athena, Yunani, Jumat, 21 November 2025.

Pada program pengembangan N219 MSA tersebut, PTDI berlaku sebagai prime contractor yang bertugas menyiapkan konfigurasi teknis pesawat dan memastikan rancangan akhir pesawat memenuhi tuntutan misi pengawasan yang dijalankan Bakamla. Sementara Scytalys akan menyediakan dan mengintegrasikan MIMS Airborne Mission System yang menjadi otak kendali kemampuan surveillance pesawat.

Lingkup kerja sama FA antara PTDI dan Scytalys mencakup promosi dan penjajakan bersama untuk pesawat N219 yang akan dimodifikasi menggunakan sistem misi Scytalys, serta pengembangan materi pemasaran terpadu untuk mendukung keberlangsungan program.

Selanjutnya PTDI dan Scytalys akan segera mengadakan FGD bersama Bakamla RI, yang akan menjadi forum penting untuk menyinkronkan seluruh kebutuhan teknis, skenario operasi, dan prioritas misi agar desain final pesawat mampu sepenuhnya menjawab tantangan operasional di lapangan,” kata Gita Amperiawan.

Bakamla saat ini tengah mengajukan kebutuhan resmi pada Kementerian PPN RI/Bappenas untuk rencana pengadaan empat unit pesawat N219 MSA berikut seluruh perangkat pendukung yang mencakup MSA kit, pelatihan personel, penyediaan suku cadang, ground rupport equipment (GSE), serta paket fleet readiness untuk lima tahun yang meliputi pemeliharaan dan asistensi teknis.

Karena ada produk dalam negeri, kita maksimalkan penggunaan produk dalam negeri, yang dalam hal ini PTDI bisa memenuhi kebutuhannya,” kata Kepala Bakamla Laksdya TNI Irvansyah, dikutip dari siaran pers.

Pesawat N219 MSA nantinya dirancang memiliki kemampuan pengawasan modern, mulai dari tactical datalink dan mission console untuk memastikan pengolahan data secara real-time, hingga mengusung radar dengan jangkauan 160 Nautical Miles (NM) serta sistem EO/IR yang mampu mendeteksi objek pada jarak hingga 20 kilometer.

Pesawat N219 MSA nantinya juga akan dilengkapi Automatic Identification System (AIS), serta hand-held camera untuk memperkuat kemampuan identifikasi dan dokumentasi visual dalam operasi pengawasan. Pesawat tersebut dirancang memiliki radius operasi mencapai 200 NM dan endurance lebih dari lima jam sehingga diyakini mampu memberikan fleksibilitas tinggi untuk misi patroli maritim jarak menengah dan pemantauan wilayah perairan. Program pengembangan N219 MSA ditargetkan memasuki tahap penugasan dan penandatanganan kontrak pada akhir tahun 2026.

  🛩 Tempo  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More