blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Jumat, 17 Januari 2025

Kemhan Berencana Meningkatkan Anggaran Pertahanan

 Dinaikkan Jadi 1,5 Persen. 
https://assetd.kompas.id/LI-3rjcS-poPPV9K-4Qp5-Jlppc=/fit-in/1024x691/filters:format(webp):quality(80)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2022/10/04/ea78c43e-9728-4168-80b5-bff1e0b05485_jpg.jpgInfografik Anggaran Fungsi Pertahanan (Kompas)

K
ementerian Pertahanan berencana meningkatkan anggaran belanja pertahanan mencapai 1 persen hingga 1,5 persen dari produk domestik bruto atau PDB. Selama ini, anggaran pertahanan hanya berkisar 0,7 persen-0,8 persen, sedangkan idealnya kebutuhan minimal untuk membangun kekuatan pertahanan mencapai 1,5 persen-2 persen dari PDB.

Keterbatasan anggaran pertahanan berdampak signifikan terhadap upaya modernisasi alat utama sistem senjata di Indonesia. Pasalnya, banyak alutsista yang telah usang dan membutuhkan penggantian.

Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Frega Wenas Inkiriwang saat ditemui di Balai Media Kemenhan, Jakarta, Kamis (16/1/2025), menyampaikan, dalam Rapat Pimpinan Kemenhan dan TNI 2025, salah satu poin yang ditekankan adalah rencana menambah anggaran untuk pertahanan dari produk domestik bruto. Selama ini, anggaran belanja untuk pertahanan masih berkisar 0,7 persen-0,8 persen. Rapat pimpinan Kemenhan sebelumnya digelar secara tertutup.

Sementara itu, negara-negara luar memiliki anggaran pertahanan di atas 2 persen dari PDB nasional mereka. ”Peningkatan proyeksi anggaran pertahanan nasional yang sebelumnya 0,8 persen ini diproyeksikan bisa di atas 1 persen, bahkan sampai 1,5 persen, tentu secara bertahap dan komprehensif,” kata Frega.

  Masih jauh 

Persentase alokasi anggaran 0,8 persen dari PDB untuk belanja pertahanan Indonesia itu dinilai masih jauh di bawah negara-negara maju seperti Amerika Serikat (3,7 persen), Inggris (2,2 persen), dan Perancis (2,1 persen). Sementara itu, negara-negara di Asia seperti China dan Korea Selatan membelanjakan 1,7 persen sampai 2,8 persen dari PDB untuk belanja pertahanan mereka.

Beberapa anggota ASEAN seperti Malaysia dan Filipina membelanjakan sekitar 1 persen dari PDB, sementara Singapura menyumbangkan 3,2 persen dari PDB nasional mereka untuk keperluan pertahanan.

Meski demikian, Frega mengakui untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah. Sebab, penetapan belanja pertahanan sebesar 1,5 persen harus didukung oleh kondisi perekonomian yang stabil.

Beberapa program perekonomian pemerintah seperti hilirisasi ekonomi, penguatan investasi, dan ketahanan pangan diyakini akan memberikan dampak baik bagi ketahanan ekonomi Indonesia. Kemenhan mendukung program-program tersebut demi kuatnya kedaulatan negara.

Secara nilai ini masih dalam proses. Saya tidak bisa menyebutkan karena itu, kan, terkait dengan PDB. PDB, kan, bervariasi, tapi kita bermainnya di alokasi proporsional dari PDB. Kita juga melihat stabilitas nasional kita dengan ekonomi, makanya salah satu poin itu juga yang ditekankan oleh Pak Menhan dalam rapim dengan TNI ini,” kata Frega.

  Mendukung modernisasi 

Rencana peningkatan anggaran, lanjut Frega, juga demi mendukung modernisasi alat utama sistem senjata dan industri pertahanan nasional. Alutsista menjadi salah satu hal prioritas Kemenhan dan TNI pada tahun 2025. Sebab, banyak alutsista yang telah usang dan membutuhkan penggantian.

Frega mencontohkan, sebagai negara kepulauan, Indonesia perlu memperkuat kapal-kapal perang. Selain itu, dari segi pertahanan udara, pemerintah juga mencanangkan penguatan alutsista, mulai dari pesawat tempur, pesawat angkut, hingga rudal sensorik. Meski demikian, ia tidak menyebutkan alutsista apa saja yang akan dihadirkan pada tahun ini.

Kita sebagai negara kepulauan diproyeksikan untuk memperkuat kapal-kapal perang kita, fregat, kemudian juga tentu kapal selam, dan sensoring, termasuk juga dengan misil, kemudian peluru. Dan tidak lupa terkait dengan masalah alutsista siber, itu yang sempat dibahas,” tambah Frega.

Selain itu, dalam Rapimnas Kemenhan dan TNI 2025 juga dibahas reformasi birokrasi pertahanan negara serta pembangunan kapasitas intelektual dari sumber daya manusia (SDM) Kemenhan-TNI. Harapannya, bisa menciptakan program-program muda yang andal dan cerdas dengan target kaderisasi pemerintah di masa depan.

Dalam arahannya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara Kemenhan dan TNI, serta strategi pertahanan dan anggaran dalam mengelola dan menunjang kekuatan pertahanan.

Rapim Kemenhan dan TNI ini kita jadikan navigasi dalam mengemban tugas untuk bangsa dan negara yang berada di pundak kita sekalian, sebagai institusi negara dalam melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,” ujar Sjafrie dalam keterangan tertulis.

Sjafrie juga mengingatkan hal-hal yang perlu diwaspadai, termasuk memberikan penekanan pentingnya keterpaduan ketiga matra dalam menghadapi beragam dinamika ancaman dan tantangan bangsa.

Ia berharap, rapim kali ini dapat menjadi landasan kuat bagi pengembangan kebijakan pertahanan yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika global serta memperkuat kesiapan TNI dalam menjaga kedaulatan negara.

  Asumsi pertumbuhan 7 persen 

Analis Lab 45 bidang politik dan keamanan, Christian Guntur Lebang, mengatakan, dari kajian, anggaran sektor pertahanan sebuah negara biasanya dialokasikan berkisar 1-1,5 persen dari produk domestik bruto. Indonesia pun memang sudah memiliki rencana untuk secara bertahap meningkatkan anggaran pertahanannya, mulai dari 0,5 persen sampai mencapai 1,5 persen. Namun, rencana peningkatan anggaran pertahanan itu mengasumsikan pertumbuhan ekonomi per tahun sebesar 7 persen.

Yang menjadi berat adalah kita tidak pernah mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen,” kata Christian.

Selain itu, selama 15 tahun terakhir anggaran untuk sektor pertahanan bukan anggaran kementerian tidak bertambah secara signifikan. Jika dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk ekonomi dan perlindungan sosial, anggaran untuk sektor pertahanan lebih kecil.

Dari anggaran pertahanan yang digelontorkan setiap tahun, sekitar 50 persen justru digunakan untuk membiayai hal-hal yang tidak terkait langsung dengan pertahanan. Sementara hanya sekitar 30 persen anggaran yang digunakan untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan serta biaya perawatan dan pemeliharaan.

Modernisasi alutsista mau tidak mau membutuhkan anggaran yang lebih besar daripada yang disediakan selama ini. Namun, alokasi anggaran pertahanan yang lebih besar mengasumsikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, setidaknya 8 persen per tahun,” katanya.

  🛡 Kompas  

PTDI dan Thales Belgia Bersiap Kerjasama Produksi Roket Lagi di Tasikmalaya

Roket produksi PTDI (PTDI) ➶

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Thales Belgia bersiap kembali melakukan kerjasama produksi roket. Kedua pihak sudah melihat-lihat kawasan produksi III PTDI di Tasikmalaya, Rabu, 15 Januari 2024.

PTDI dan Thales Belgia berniat mengaktifkan kembali kolaborasi yang pernah terjalin, termasuk produksi roket. Yang dimaksud, adalah roket keperluan senjata militer.

Delegasi Thales Belgium dipimpin oleh Domain Director Thales Belgium, Thomas Colinet, diterima oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal beserta jajaran Manajemen PTDI.

Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal, menyebutkan, kunjungan ini merupakan tindak lanjut pertemuan PTDI dan Thales di Bali International Airshow 2024.

Kedua pihak mendorong mempererat kembali kerja sama yang pernah terjalin sejak tahun 1980-an. Tidak hanya itu, keberlanjutan kerja sama ini juga menunjukkan kesiapan kami dalam memenuhi kebutuhan roket di Indonesia,” ujar Moh Arif Faisal.

 Sejarah kerjasama 
PTDI memiliki sejarah panjang dalam pengembangan roket. Pada tahun 1985-1996, IPTN (sekarang PTDI) memperoleh lisensi resmi dari Forges de Zeebrugge S.A. (FZ) Belgium (sekarang Thales Belgium) untuk memproduksi motor rocket berkaliber 2,75 inch (70 mm).

Kerja sama ini akan dibangkitkan kembali melalui rencana penandatanganan framework agreement yang mencakup joint marketing, sales dan produksi roket kaliber 2,75 inch (70 mm) dimulai dari pasar domestik dan terbuka peluang di pasar regional.

PTDI menggunakan kode RD dan WD untuk produk yang dipasarkan di Indonesia. PTDI telah berhasil mengintegrasikan roket 2,75 inch (70 mm) ke berbagai platform udara milik TNI AD, TNI AU dan TNI AL, baik rotary wing maupun fixed wing.

Beberapa platform yang telah teruji kompatibel dengan roket ini meliputi helikopter AS555 Fennec, BO105, Bell 212, NBell 412, NAS332 Superpuma, serta pesawat F-16 dan Embraer Supertucano. Selain itu, roket ini juga dapat diaplikasikan pada helikopter Apache, Mi-35P dan S70 Blackhawk.

Sejak tahun 1985, PTDI memproduksi dan mengirimkan lebih dari 43.000 unit roket FFAR dan WAFAR 2,75 inch (70 mm) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai sekitar 20% hingga 40%.

 Kapasitas produksi 
Untuk kapasitas produksinya sendiri mampu mencapai 10.000 unit/tahun. Sedangkan untuk warhead-nya, PTDI telah berhasil memproduksi lebih dari 40.000 unit dengan TKDN 60% hingga 85%, yang kapasitas produksinya mampu mencapai 5.000 unit/tahun.

Dalam hal sertifikasi, pada tahun 2019 PTDI memperoleh Military Air Weapon Type Certificate (TC) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) untuk beberapa komponen strategis, seperti Smoke Warhead WD-703 dan Rocket Motor RD-7010, dimana pada tahun 2021 kembali memperoleh sertifikasi yang sama untuk Rocket Motor RD-702 Mod.4, dan Rocket Motor RD-701.

Thales Belgium berencana untuk menginisiasi kerja sama dimulai dari perakitan produk roket 2,75 inch (70 mm) di fasilitas PTDI, yang kemudian dilanjutkan bertahap menuju transfer produksi dari Thales Belgium ke PTDI yang diharapkan dapat mendongkrak nilai TKDN roket PTDI menjadi di atas 40%.

Dalam pertemuan hari ini, PTDI dan Thales Belgium juga berdiskusi terkait arah kerja sama untuk pengembangan unguided rocket dan guided rocket. ***

  Pikiran Rakyat  

Kamis, 16 Januari 2025

Ranpur Tank Harimau Buatan Pindad Siap Jaga Pertahanan IKN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7zGw2XOPRl2L3YA4VKHL3lteAG6nDl6uvxpzSG_oPpD0eiwM24QVQsaAneNnTGF3iMozCo26996rOqlkxguCBELIEouHh1v5K02JSOTWlHHrg75pOtS1KnbQ-cr1tpUHEL7CsakZetb0eOPRXa-DBNQ5JweP9-5MhfdNnzyESnUzrwlrV7v2mCaiT3V18/s1152/MT%20Harimau_AAbE3Se.jpgMT Harimau Pindad, hasil kerjasama dengan FNSS (Pindad)

S
ebanyak 13 kendaraan tempur (ranpur) tank Harimau buatan PT PIndad telah berada di Batalyon Kavaleri (Yonkav) 13/Satya Lembuswana, satuan bantuan tempur (satbanpur) Kodam VI/Mulawarman, Kalimantan Timur.

Ranpur yang sudah tiba di Balikpapan sejak Mei 2024 tersebut disiapkan untuk menjaga pertahanan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Komandan Pusat Persenjataan Kavaleri TNI Angkatan Darat (AD) Mayjen TNI Eko Susetyo mengatakan, ranpur ini memang disiapkan untuk satuan yang berdekatan dengan IKN.

"Sejumlah 9 ranpur di antaranya berada di Kutai Kartanegara," ujar Eko, Kamis (9/1/2024).

Menurutnya, ranpur ini masih terus diproduksi PT Pindad. Sebagian diproduksi untuk Yonkav 5/Dwipangga Ceta di Palembang, dan sebagian lagi disiapkan untuk pelatihan di Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav) Padalarang, Jawa Barat.

Eko menjelaskan, dalam mendukung sistem pertahanan IKN, proses pelatihan, penggunaan, dan perawatan alutsista sudah dilaksanakan, tetapi belum maksimal.

Termasuk latihan menembak di Baturaja, Sumatera Selatan, yang masih ditemukan kendala pada sistem mechanical.

"Selain itu, kendala pada operasional juga masih ada, bahwa ada yang kurang terampil. Namun, karena pelatihannya memang belum selesai. Sehingga kami akan tetap melaksanakan pelatihan itu secara formal maupun informal," tutur Eko.

Pelatihan demi pelatihan akan terus dilakukan di Pusdikkav Padalarang agar tidak ditemukan lagi kendala, baik pada sistem mechanical, maupun operasional.

Eko menambahkan, Yonkav 13/Lembuswana ini akan dijadikan sebagai role model perawatan ranpur.

Hal ini karena, selain tank Harimau yang merupakan ranpur baru, Yonkav 13/Lembuswana juga memiliki ranpur lainnya seperti tank Leopard yang merupakan main battle tank TNI AD.

"Kita akan menyusun longbook, menyarankan kepada pimpinan TNI AD tentang bagaimana seharusnya ranpur ini dipelihara sehingga bisa siap operasional setiap saat dan tahan lama," tuntas Eko.

 Berikut video liputan TvOne : 


  👷 Kompas  

Rabu, 15 Januari 2025

Menhan Kunjungi Fasilitas Produksi Munisi PT Pindad di Malang

 Dukung Transformasi Industri Pertahanan Indonesia 
Pada Selasa, 14 Januari 2025, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, mengunjungi fasilitas produksi munisi PT Pindad di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Pertahanan untuk mendukung transformasi industri pertahanan Indonesia dan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.

Kunjungan Menhan RI ke fasilitas produksi munisi tersebut merupakan kegiatan lanjutan setelah sebelumnya mengunjungi PT Pindad, Bandung pada Kamis 9 Januari 2025. Menhan Sjafrie disambut oleh Direktur Utama PT Pindad, Sigit Santosa, beserta jajaran direksi, komisaris, dan GM Divisi Munisi. Dalam kunjungannya, Menhan Sjafrie meninjau berbagai area produksi, termasuk produksi munisi kaliber kecil, munisi khusus (pyrotechnics), detonator, munisi kaliber besar, dan roket.

Pada kunjungan kali ini, Menhan RI turut didampingi oleh Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak; Sekjen Kemhan Letjen TNI Tri Budi Utomo; Irjen Kemhan Letjen TNI Rui FGP Duarte; Kabaranahan Kemhan Marsdya TNI Yusuf Jauhari; Wakapolri Komjen Pol Ahmad Dofiri; Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin; Kapoksahli Pangdam V/Brw Brigjen TNI Singgih Pambudi Arinto beserta jajaran.

Menhan Sjafrie menyampaikan bahwa PT Pindad harus menjadi tulang punggung industri pertahanan untuk menopang kedaulatan nasional. Kementerian Pertahanan berkomitmen untuk mendukung dan mendorong PT Pindad menjadi industri pertahanan yang unggul dan berdaya saing.

Tentunya kami turut menyampaikan rasa bangga atas kehadiran Menhan RI di fasilitas produksi munisi PT Pindad yang berlokasi di Turen, Malang ini,” tutur Sigit.

Sementara itu, dalam pernyataannya, Sigit menuturkan, PT Pindad menempati lahan seluas 164 hektar. Di mana, fasilitas produksi munisi PT Pindad terdiri dari Area Produksi Munisi Kaliber Kecil, Area Produksi Munisi Khusus (Pyrotechnics), Area Produksi Detonator, Area Produksi Munisi Kaliber Besar dan Roket hingga Lapangan Balistik 200 m dan 1.000 m.

Berbagai jenis dan kategori produk munisi PT Pindad tersebut, dijabarkan Sigit, terdiri mulai dari munisi kaliber kecil yaitu kaliber 5,56 mm; kaliber 7,62 mm; kaliber 9 mm; kaliber 12,7 mm; kaliber .38 inch hingga munisi rantai (link) kaliber 5,56 mm, kaliber 7,62 mm dan kaliber 12,7 mm.

Selain itu, lanjut Sigit, Divisi Munisi PT Pindad juga telah memproduksi berbagai varian granat tangan. Termasuk granat asap dan granat flash bang hingga granat mortir kaliber 60 mm dan kaliber 81 mm. “Hal ini juga menjadi tantangan yang luar biasa, bahwa PT Pindad harus bisa menghasilkan produk pertahanan berteknologi mutakhir yang bisa menjaga kedaulatan NKRI,” pungkas Sigit.

Menhan Sjafrie beserta rombongan juga sempat melakukan peninjauan ke SMA Taruna Nusantara Malang, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Pada serangkaian kunjungannya, Menhan Sjafrie turut meninjau kesiapan infrastruktur yang diproyeksikan bakal rampung pada pertengahan tahun 2025.

Dengan kunjungan ini, diharapkan PT Pindad dapat terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas produksinya, sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang dan memperkuat daya saing bangsa di kancah internasional. (abi)

  💥 Jatim News  

Selasa, 14 Januari 2025

Indonesia Dijadikan Pusat Energi Terbarukan di Asia Tenggara

https://awsimages.detik.net.id/visual/2023/11/09/plts-cirata-dok-pln-1_169.jpeg?w=650Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, di Waduk Cirata, Jawa Barat (CNBC) 💡

P
erusahaan energi bersih yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), yakni Masdar, menyampaikan bahwa Indonesia merupakan pusat (hub) energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

Jakarta adalah pusat (hub) kami untuk Asia Tenggara. Di Jakarta, kami memutuskan untuk membangun kantor kami,” ujar Chief Operating Officer (COO) Masdar Abdulaziz Alobaidli kepada ANTARA ketika ditemui di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dikutip Selasa.

Meskipun Masdar membidik perluasan investasi ke negara-negara di sekitar Indonesia, Alobaidli menyampaikan bahwa Indonesia tetap menjadi pusat energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

Kami juga membidik Malaysia, kemudian potensi ekspor (energi) ke Singapura, Filipina, dan pasar lainnya. Yang pasti, kami memulai di Indonesia, dan Jakarta adalah pusat regional kami untuk wilayah tersebut,” kata Alobaidli.

Masdar terlibat dalam berbagai proyek energi terbarukan di Indonesia, salah satunya adalah pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, di Waduk Cirata, Jawa Barat.

Selain itu, Masdar juga menerima Letter to Proceed (LtP) dalam investasi Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) energi baru terbarukan di Nusantara, Kalimantan Timur, dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

Masdar juga memegang saham sebesar 15 persen di PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE).

Kini, Masdar sedang melakukan studi kelayakan untuk pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan potensi pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan sistem pumped storage atau memompa air ke reservoir yang lebih tinggi ketika ada kelebihan listrik.

Untuk tenaga bayu cukup sulit dikembangkan di Indonesia. Topografi wilayahnya menyebabkan beberapa proyek tidak layak, tapi kami masih mendalami peluangnya. Untuk pumped storage, studi kelayakannya masih berlangsung,” kata Alobaidli.

  💡 antara  

Senin, 13 Januari 2025

Target Pendapatan PAL Tahun 2025 Sebesar Rp 5,8 Triliun

Pengembangan produk PT PAL (PAL)

Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod menegaskan bahwa dengan semangat membawa perusahaan terus berkarya di kancah global. PT PAL berupaya tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial, sejalan dengan komitmen ESG pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Djenod dalam acara “Refleksi Akhir Tahun 2024 dan Pengarahan Kinerja Tahun 2025” yang berlangsung di Hanggar Fasilitas Kapal Selam (Faskasel) belum lama ini. Selain Djenod, hadir juga dalam acara tersebut antara lain Komisaris Independen Cut Meutia Adrina, jajaran Direksi, SEVP, serta seluruh karyawan PT PAL Indonesia.

Acara Refleksi Akhir Tahun 2024 dan Pengarahan Kinerja Tahun 2025 ini menjadi momentum bagi seluruh insan PT PAL untuk memperkuat komitmen bersama. Dengan sinergi dan tekad yang solid, PT PAL siap menghadapi tantangan di tahun 2025 dan melangkah menuju visi besar sebagai kebanggaan bangsa Indonesia.

Djenod mengatakan bahwa untuk tahun 2025, PT PAL menargetkan pendapatan sebesar Rp 5,8 triliun, meningkat signifikan dibandingkan RKAP 2024.

Fokus utama perusahaan adalah transformasi budaya kerja, efisiensi operasional, serta pengembangan sumber daya manusia melalui program pelatihan dan sertifikasi yang memenuhi standar Good Corporate Governance (GCG) dan Environmental, Social, and Governance (ESG),” ujarnya.

Di sisi lain, Djenod juga memberikan refleksi pencapaian strategis tahun 2024, termasuk proyek-proyek unggulan seperti proyek pembangunan Kapal Frigate Merah-Putih, Kapal Landing Platform Dock UAE, Kapal Landing Dock Philippines, BMPP Nusantara II, serta rencana proyek strategis Kapal Selam Scorpene.

Dirut PT PAL juga menekankan keberlanjutan transformasi Industri Maritim 4.0 (IM4) sebagai prioritas utama. Hal ini seiring upaya PT PAL mempersiapkan kolaborasi strategis dengan galangan kapal dalam negeri guna memperkuat kemandirian maritim nasional dan mendukung program pemerintah di sektor pangan, energi, dan pertahanan.

Tahun 2025 akan menjadi tahun akselerasi inovasi bagi PT PAL. Kami fokus pada pengembangan teknologi canggih, termasuk eksplorasi teknologi nuklir untuk mendukung kebutuhan energi dan pertahanan nasional. Ini selaras dengan program pemerintah dalam kemandirian pangan, energi, serta territorial,” ujarnya.

Djenod menggarisbawahi pentingnya solidaritas, inovasi, dan efisiensi sebagai pondasi utama perusahaan dalam melangkah menuju target ambisius tahun 2025.

Setiap insan PT PAL harus bekerja dengan hati, AKHLAK dan tekad untuk membangun kejayaan bangsa melalui sektor maritim. Kita tidak hanya bicara tentang capaian finansial, tetapi juga kontribusi nyata dalam membangun kemandirian nasional,” tandasnya.

Sementara itu, Komisaris Independen Cut Meutia Adrina mewakili jajaran Komisaris menyampaikan apresiasi atas kinerja seluruh insan PT PAL yang telah berkontribusi dalam mencapai target RKAP 2024, di tengah dinamika tantangan yang harus dihadapi.

Kami bangga dengan pencapaian yang diraih hingga akhir tahun 2024. Meski masih ada target yang harus dicapai, semangat dan kolaborasi seluruh insan PT PAL menjadi modal utama untuk menghadapi tantangan di tahun mendatang,” ujarnya.

Ia juga menegaskan pentingnya soliditas kerja dan keselarasan visi antara jajaran pimpinan dan karyawan dalam mengawal program strategis tahun 2025.

 👷 
Indonesia Inside  

Minggu, 12 Januari 2025

Poltekad Konsistensi Dalam Pengembangan Teknologi Propelant dan Sistem Propulsi Roket

(Poltekad)

Penelitian dan pengembangan Litbang khususnya Prototipe Roket Latih Astros kaliber 70 mm (Tahap III) merupakan salah satu tahap penelitian dan pengembangan pertahanan yang dilakukan oleh Politeknik Angkatan Darat (Poltekad).

Kegiatan ini merupakan merupakan konsistensi Poltekad terkait penelitian dan pengembangan tentang propellant dan sistem propulsi roket.

Penelitian dan pengembangan tentang propellant dan sistem propulsi roket yang dilakukan oleh poltekad selaras dengan dengan pada postur TNI AD 2025-2029, Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) serta Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dimana beberapa program prioritas nasional dalam rangka pengembangan teknologi pendukung pertahanan serta teknologi pendukung daya gerak dan daya tempur.

Sudah beberapa inovasi dan riset yang dikembangkan oleh Poltekad diantaranya prototipe Roket Latih Astros berbagai tipe dan Multiple Launcer Rocket System (MLRS).

  Poltekad  

Sabtu, 11 Januari 2025

[Video] Pindad Produksi Massal Mobil Maung untuk Menteri-Gubernur

 Tahun ini akan segera direalisasikan 
PT Pindad tengah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk memulai produksi massal kendaraan taktis maung yang nantinya bisa digunakan para pejabat di Indonesia mulai lingkup kementerian dan TNI, hingga setingkat Gubernur.

Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Pindad Sigit P Santosa usai mendapat kunjungan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin di Bandung, Kamis (9/1/2024).
 
  Berikut video liputan IDN Times : 


  🎥 Youtube  

Dorong Percepatan Kontrak Efektif untuk TNI

 👷 Menhan Sjafrie Kunjungi PTDI Menhan Sjafrie Kunjungi PTDI (PTDI)

Menteri Pertahanan RI, Letjen TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Wakasad, Letjen TNI Tandyo Budi Revita, Irjen Kemhan RI, Letjen TNI Rui F.G.P Duarte, Kabaranahan Kemhan RI, Marsdya TNI Yusuf Jauhari dan Dirjen Pothan Kemhan RI, Mayjen TNI Piek Budyakto, melakukan kunjungan kerja ke PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Kedatangan rombongan diterima langsung oleh Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan beserta jajaran Direksi, serta Wakil Komisaris Utama PTDI, Marsda TNI (Purn.) Bonar H. Hutagaol dan Komisaris PTDI, Marsda TNI Oki Yanuar.

Kunjungan ini diawali dengan peninjauan fasilitas produksi dan hanggar PTDI, dimana Menhan Sjafrie meninjau langsung kemampuan PTDI dalam mendukung pemenuhan kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) nasional.

Dari kunjungan Menhan tadi sore, beliau akan berupaya mendorong percepatan efektif kontrak-kontrak yang sebelumnya telah diperoleh PTDI dan meminta agar PTDI betul-betul siap dalam menjalankan kontraknya, baik dari kesiapan SDM maupun sistemnya,” kata Gita Amperiawan, Direktur Utama PTDI.

Pada kesempatan ini, Menhan Sjafrie meninjau progress produksi 1 (satu) unit pesawat CN235-220 Military Transport (serial number N71) untuk end user TNI AL dan pesawat NC212i untuk end user TNI AU, serta mengunjungi hanggar N219 dan meninjau langsung pesawat karya anak bangsa yang telah memperoleh kontrak pengadaan sebanyak 6 (enam) unit oleh Kemhan RI untuk end user TNI AD, sebagai salah satu kontrak yang akan diupayakan percepatan efektifnya.

Di samping itu, Direktur Utama PTDI juga melaporkan terkait upaya PTDI dalam memperkuat perannya sebagai sentra pengembangan produk aerospace generasi baru. Saat ini, PTDI telah terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan start-up seperti PT Vela Prima Nusantara (Vela) dan PT Intercrus Aero Indonesia (Intercrus) yang berinisiatif mengembangkan moda transportasi masa depan, yaitu pesawat terbang e-VTOL berbasis Advanced Air Mobility (AAM). Dalam hal ini, Menhan Sjafrie mengapresiasi peran PTDI dalam mengembangkan ekosistem dirgantara, khususnya pada pemberdayaan SDM dan engineer muda di Indonesia untuk merealisasikan pengembangan, manufaktur, hingga komersialisasi pesawat AAM.

Dalam semangat visi pemerintahan baru, kunjungan Menhan Sjafrie ke PTDI diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara Pemerintah dan industri pertahanan dalam mewujudkan kemandirian pertahanan Indonesia. Sebagai industri strategis nasional, PTDI memiliki peran vital dalam meningkatkan daya saing melalui inovasi, pengembangan kapabilitas dan kapasitas produksi di bidang kedirgantaraan, sekaligus memperluas kontribusi Indonesia di sektor dirgantara global.

  🛩 Suara Merdeka  

Jumat, 10 Januari 2025

PT Pindad Siap Produksi Massal Kendaraan Taktis Maung

 Mampu Produksi 20 hingga 50 per Hari 
Maung MV3 Jelajah (Pindad)
Direktur Utama PT Pindad Sigit P Santosa mengungkapkan, pihaknya sedang mempersiapkan produksi massal kendaraan taktis Maung. Nantinya, kendaraan tersebut akan digunakan pejabat di lingkungan kementerian dan TNI.

Sigit menjelaskan, PT Pindad telah memfinalisasi desain kendaraan tersebut dan akan memulai produksi secara bertahap pada awal 2025.

"Kami telah menyiapkan produksi massal dengan desain yang sudah difinalisasi. Produksi akan dimulai dengan kapasitas 20 hingga 50 unit per hari, meliputi eksterior dan interior Maung,” jelas dia usai menerima Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin di kawasan PT Pindad, Kamis 9 Januari 2025.

Dia menargetkan, Februari atau Maret mulai slow production, dan pada April-Mei sudah bisa mendistribusikan ke pejabat, termasuk menteri, wakil menteri, kepala badan, hingga gubernur.

Saat ini, Maung Pindad memiliki lima varian. Yaitu Maung Tangguh – dengan pintu terbuka; Maung Jelajah – pintu tertutup dengan kanvas soft top; Maung Komando – pintu tertutup dengan hard top; Maung Irup – khusus untuk inspektur upacara, dan Maung VVIP – kendaraan berbasis VVIP yang disebut MV3 Garuda.

Sigit menambahkan, PT Pindad juga tengah mempersiapkan varian keenam, yakni Maung MV3 Elektrik, yang diharapkan menjadi inovasi kendaraan taktis berbasis listrik.

"Kami harap Maung elektrik ini bisa segera diluncurkan," ujarnya.

Prototipe Maung Elektrik dijadwalkan akan diluncurkan dalam waktu dekat pada acara khusus yang akan dihadiri Presiden Prabowo Subianto.

"Kami awalnya menargetkan peluncuran di Indo Defense 2025, tetapi karena perubahan jadwal, kami akan melakukan sesi peluncuran khusus," jelas Sigit.

Kendaraan Maung, kata dia, dirancang untuk mendukung kebutuhan operasional Kementerian Pertahanan dan TNI dengan memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri (PDN).

Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan nasional.

Lebih lanjut dia menjelaskan, apresiasinya atas dukungan penuh Menteri Pertahanan dalam mendorong transformasi dan pengembangan PT Pindad sebagai bagian dari industri pertahanan nasional yang mandiri.


Maung MV3 Tangguh (Pindad)
"Kami mendapat kehormatan besar dari Bapak Menteri Pertahanan, yang tidak hanya memberikan ucapan selamat atas inisiatif transformasi BUMN di bidang pertahanan, tetapi juga dukungan konkret untuk produk-produk unggulan kami," ujar Sigit.

Sigit mengaku, PT Pindad akan mendukung kebutuhan pertahanan nasional dengan produk-produk strategis, seperti senjata, kendaraan tempur, mortir, amunisi, serta teknologi drone dan anti-drone. Semua ini dirancang untuk memperkuat kemampuan matra darat, laut, dan udara.

Selain itu, PT Pindad tengah menjalin sinergi dengan perusahaan pertahanan lain, seperti PT PAL, PT DI, dan PT Dahana, guna mengintegrasikan produk-produk yang relevan dengan perkembangan zaman.

"Kami memiliki berbagai produk yang dapat dimanfaatkan secara lintas sektor, mulai dari amunisi, propelan, hingga kendaraan taktis," tambahnya.

Menhan juga mendorong PT Pindad untuk tidak hanya menciptakan produk-produk inovatif, tetapi juga yang berkelanjutan.

"Beliau menekankan pentingnya transformasi agar Pindad tidak sekadar menjual nama, tetapi benar-benar mengembangkan produk berbasis kreativitas, inovasi, dan keberlanjutan," jelas Sigit.

Dalam rencana strategis hingga 2045, PT Pindad menargetkan menjadi bagian dari tonggak industri pertahanan mandiri Indonesia dengan mendukung pembentukan batalion terpadu.

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri.

Dukungan pemerintah juga tercermin dari alokasi anggaran. "Sekitar 41 persen dari dana pinjaman dalam negeri diserap oleh Pindad, sementara pinjaman luar negeri juga memiliki nilai yang cukup signifikan," ungkap Sigit. ***

  Ayo Bandung  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More