Yogyakarta - Alat
temuan tiga siswi SMAN 6 Kota Yogyakarta ini memang baru prototipe.
Namun, jika alat ini sudah sempurna, manfaatnya bisa digunakan untuk
membuat sungai di Indonesia bebas sampah.
Nama alat itu adalah "Turbin Undershoot Penyaring Sampah". Ini adalah karya Nurina Zahra Rahmati, Tri Ayu Lestari, dan Elizabeth Widya Niadianita. Ketiganya kini baru saja naik kelas XII di SMAN 6 Kota Yogyakarta.
Hasil kreativitas mereka tidak sembarangan. Buktinya, karya itu diganjar medali emas kategori Green Technology di ajang International Exhibition for Young Inventor (IEYI) 2013 di Malaysia, awal Mei lalu.
Nurina mengatakan, alat itu membawa misi besar untuk menyelesaikan problem banjir di perkotaan padat Indonesia yang biasa disebabkan oleh tumpukan sampah di sungai. "Ketika akan menyelesaikan tugas pelajaran riset di kelas XI, kami berencana membuat sesuatu yang berguna untuk sungai," kata dia kepada Tempo saat memamerkan alat itu di pameran Jogja Edu Expo, pertengahan Juni lalu.
Niadianita, anggota tim lainnya, mengatakan saat ini mereka sedang berpikir mengembangkan alat ini agar bisa dilengkapi alat pemilah sampah organik dan nonorganik. "Di internet banyak contohnya, tinggal aplikasi ke prototipe ini saja yang perlu mikir agak lama lagi," kata Niadianita.
Menggali ide-ide kreatif, kata dia, mengasyikkan. Apalagi, ada iming-iming mengikuti kompetisi yang minimal membuat mereka bisa jalan-jalan gratis ke luar negeri. "Paling tidak bisa main ke Jakarta plus buat bangga orang tua dan sekolah," kata dia.
Nama alat itu adalah "Turbin Undershoot Penyaring Sampah". Ini adalah karya Nurina Zahra Rahmati, Tri Ayu Lestari, dan Elizabeth Widya Niadianita. Ketiganya kini baru saja naik kelas XII di SMAN 6 Kota Yogyakarta.
Hasil kreativitas mereka tidak sembarangan. Buktinya, karya itu diganjar medali emas kategori Green Technology di ajang International Exhibition for Young Inventor (IEYI) 2013 di Malaysia, awal Mei lalu.
Nurina mengatakan, alat itu membawa misi besar untuk menyelesaikan problem banjir di perkotaan padat Indonesia yang biasa disebabkan oleh tumpukan sampah di sungai. "Ketika akan menyelesaikan tugas pelajaran riset di kelas XI, kami berencana membuat sesuatu yang berguna untuk sungai," kata dia kepada Tempo saat memamerkan alat itu di pameran Jogja Edu Expo, pertengahan Juni lalu.
Niadianita, anggota tim lainnya, mengatakan saat ini mereka sedang berpikir mengembangkan alat ini agar bisa dilengkapi alat pemilah sampah organik dan nonorganik. "Di internet banyak contohnya, tinggal aplikasi ke prototipe ini saja yang perlu mikir agak lama lagi," kata Niadianita.
Menggali ide-ide kreatif, kata dia, mengasyikkan. Apalagi, ada iming-iming mengikuti kompetisi yang minimal membuat mereka bisa jalan-jalan gratis ke luar negeri. "Paling tidak bisa main ke Jakarta plus buat bangga orang tua dan sekolah," kata dia.
● Tempo
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.