blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Selasa, 30 September 2014

Hujan buatan terkendala keterbatasan pesawat

Masih dicoba mencari pinjaman pesawat lain BNPB: hujan buatan terkendala keterbatasan pesawatGaram Hujan Buatan Sejumlah petugas mendorong konsul penyimpan garam di Base Ops Lanud Palembang, Selasa (23/9). BNPB dan BPBD dibantu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar hujan buatan menggunakan pesawat Hercules C-130 milik TNI AU dengan menebar garam sebanyak empat ton untuk memadamkan dan mengurangi titik api di Sumsel. (FOTO ANTARA/Feny Selly)

Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui operasi udara berupa hujan buatan menggunakan pesawat Hercules C-130 milik TNI-AU di sejumlah titik api di kawasan Sumatera dan Kalimantan terkendala terbatasnya pesawat.

"Itu yang masih menjadi kendala sebagai upaya proses pemadaman melalui udara," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Selasa.

Hingga saat ini, kata dia, pesawat Hercules C-130 yang digunakan jumlahnya hanya satu unit. Terbatasnya pesawat jenis tersebut menyebabkan tidak semua wilayah yang terdapat titik api, dan memerlukan hujan buatan belum bisa dilaksanakan.

"Masih dicoba mencari pinjaman pesawat lain," ucap Sutopo.

Hujan buatan di sejumlah titik api akan terus dilaksanakan hingga Oktober 2014 yang sampai saat ini sudah dilakukan di Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah.

"Poskonya ada di Palembang dan saat ini hujan buatan masih dilakukan di Sumatera Selatan," ujar dia.

Kendati demikian, operasi hujan buatan bisa sampai dilakukan di Lampung dan Jambi, tergantung dari awan-awan yang ada di wilayah tersebut.

Pengoperasian Hercules milik TNI-AU itu dilakukan sejak Minggu (21/9) siang dengan menaburkan "NaCl" sebanyak empat ton, hingga membuat Kota Palembang dan sekitarnya mulai diguyur hujan serta sejumlah titik api sudah mulai berkurang.

"Hujan buatan telah mempercepat jatuhnya hujan dan meningkatkan intensitas hujan," tuturnya.(SDP-70)

  ANT  

Onno Purbo beri kuliah IT online gratis

"Untuk mempermudah transfer ilmu saya sengaja buat satu situs khusus, http://cyberlearning.web.id. Kalau ada yang mau belajar, silakan ikut kuliah di situ"Onno Purbo beri kuliah IT online gratisInternet Exlporer 11 dengan WebGL. (WithinWindows)

Pakar informasi dan telekomunikasi (IT) Onno Widodo Purbo memberi kuliah IT online secara gratis melalui laman cyberlearning.web.id.

"Untuk mempermudah transfer ilmu saya sengaja buat satu situs khusus, http://cyberlearning.web.id. Kalau ada yang mau belajar, silakan ikut kuliah di situ," kata Onno sebelum mengawali kuliah onlinenya di Jakarta, Senin.

Pegiat IT proletar ini mengatakan telah menyiapkan bahan perkuliahan untuk mengajarkan cara membuat sistem operasi Android sendiri hingga Desember. Seluruh materi perkuliahan dapat diakses melalui situs yang telah dikembangkan. "Ada kuisnya juga di setiap akhir pembahasan. Ada ujian akhir juga, tapi nanti dibebaskan apa mau buat sistem Android sendiri atau e-book," ujar dia.

Semua konten di situs tersebut, menurut dia, sudah digarap bersama rekan-rekan pengajar lain. Dengan tampilan yang sederhana, semua materi kuliah yang pernah diajarkan Onno dan kawan-kawan tersedia lengkap dan bisa dinikmati gratis.

Bagi mereka yang ingin menjadi mahasiswanya, Onno menyarakan agar dapat langsung masuk ke bagian eLearning Rakyat di situs yang telah dibuat. Dan jika tidak ingin repot membuat akun bisa langsung masuk dengan cara hadir sebagai guess dengan kata sandi "tamu".

"Dalam waktu dua minggu, yang ikut di cyberlearning ini sekarang sudah hampir 800 peserta. Kebanyakan mereka berasal dari luar Pulau Jawa," ujar Onno.

Kuliah online sehubungan dengan misi untuk mencerdaskan bangsa sekaligus melakukan sumbangsih untuk pembangunan akses internet yang merata dan terjangkau di seluruh Indonesia dilakukan mereka yang tergabung dalam "Onno Center #Internetrakyat".

Pada perkuliahan online kali ini selain dapat diikuti langsung di Gedung IDC 3D, Duren Tiga, Jakarta, dan juga dapat diikuti secara streaming dari tiga situs berbeda mengajarkan cara membuat Sistem Operasi Android Sendiri.(V002/B012)


  Antara  

BATAN kembangkan teknologi pengolahan limbah radioaktif

http://www.batan.go.id/kip/images/logobaru1.gifBadan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah mengembangkan teknologi pengolahan limbah radioaktif dan bahan berbahaya serta beracun (B3), yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai industri dan rumah sakit.

"Teknologi itu dimanfaatkan berbagai industri dan rumah sakit di lndonesia yang menghasilkan limbah radioaktif dan B3, ujar Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir BATAN, Taswanda Taryo, dalam konferensi pers Seminar Nasional Pengelolaan Limbah XII di Puspitek, Tangerang Selatan, Selasa.

Berdasarkan data statistik, lndonesia menghasilkan limbah tidak kurang dari 38 juta ton per tahun.

Sebanyak 14 persen di antaranya limbah plastik yang sangat sulit untuk diurai. Limbah yang tidak diolah akan menyebabkan berbagai polusi baik itu udara, air maupun tanah.

Berdasarkan UU 10/199 tentang Ketenaganukliran, BATAN adalah satu-satunya institusi di Indonesia yang secara khusus ditugasi oleh pemerintah untuk mengolah dan menyimpan limbah radioaktif yang dihasilkan rumah sakit, industri, dan lembaga penelitian.

"Tugas dan fungsi BATAN didukung oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang memiliki tugas sebagai badan regulasi dan menjalankan fungsi pengawasan terhadap penggunaan bahan nuklir di Tanah Air. Saat ini, setidaknya ada 7.000 institusi yang menggunakan bahan nuklir.

Kepala Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, Suryantoro, mengatakan pengolahan limbah oleh BATAN menggunakan metode evaporasi atau penguapan.

Hasil proses penguapan itu menghasilkan konsentrat dan air suling. "Konsentrat tinggi radioaktif tersebut dicampur semen dan dipadatkan," kata Suryantoro.

Suryantoro menambahkan limbah radioaktif pengolahannya lebih susah dibandingkan limbah B3 karena limbah radioaktif harus dimasukkan dahulu ke dalam kapsul.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Tangerang Selatan, Rahmat Salam, mengatakan pihaknya mempunyai tim pengawas limbah.

"Tim ini yang melakukan pengawasan di kawasan industri," kata Rahmat.

Rahmat menegaskan pihaknya tidak akan main-main dalam hal pengawasan limbah, karena berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup dan masyarakat.

  ★ Antara  

DPR Persoalkan Pembelian Kapal Selam PT PAL

Ilustrasi membidik KS

DPR menyoroti pembahasan draf Rancangan Undang-undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 bersama pemerintah soal pembelian kapal selam dari Korea Selatan oleh PT PAL Indonesia. Aksi korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini dipersoalkan Banggar DPR.

Ketua Banggar Ahmadi Noor Supit mengatakan, ada persoalan teknis yang membutuhkan waktu lama dalam pembahasan RAPBN 2015, termasuk pembelian kapal selam dari PT PAL.

"Ada hal yang bersifat teknis perlu pembahasan cukup panjang, misalnya soal pembelian kapal selam PT PAL dari Kementerian Pertahanan," ujar Ahmadi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/9/2014).

Demi menghindari gugatan dari pihak lain terhadap pemerintah Indonesia, dia menyarankan agar pemerintah dapat melakukan skema pembelian kapal selam melalui pendekatan government to government (G to G) ataupun business to business (B to B).

"Pemerintah Indonesia digugat oleh swasta dan akhirnya pemerintah Indonesia kalah, lalu mempermalukan negara. Jadi kita ingin pemerintah membeli lewat skema G to G dengan Korea atau B to B," paparnya.

Jika pemerintah Korea, sambungnya, menunjuk perusahaan dalam jual beli kapal selam dengan Indonesia, maka negara ini pun wajib melakukan hal yang sama dengan Negeri Gingseng itu.

"Kalau pihak Korea menunjuk perusahaan, kita juga harus menunjuk perusahaan. Agar kalau terjadi apa-apa bukan pemerintah yang digugat. Supaya bisa jaga governance-nya, dan kemudian persetujuan itu mengakibatkan DPR juga digugat," pungkas Ahmadi.(Fik/Ndw)


  ★ Liputan 6  

Senin, 29 September 2014

BATAN resmikan Pusat Pengkajian dan Budaya Keamanan

"BATAN juga akan membantu IAEA dalam mempromosikan budaya keamanan dan keselamatan melalui CSCA ini..."http://www.batan.go.id/berita/gambar/logobatanBaru000.jpgBATAN

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot S Wisnubroto, meresmikan Pusat Pengkajian dan Budaya Keamanan atau Center for Security Culture and Assesment (CSCA) di Serpong, Banten, Senin.

"CSCA ini sebagai bagian untuk mengkaji lebih jauh mengenai budaya keamanan nuklir," ujar Djarot saat konferensi pers.

Pusat kajiaan itu didirikan dengan maksud meningkatkan keamanan nuklir, karena BATAN mengelola tiga reaktor nuklir yang digunakan untuk riset.

"Menjaga keamanan dan keselematan reaktor nuklir memang tidak mudah. Bagaimanapun kita harus selalu waspada. CSCA diharapkan mampu meningkatkan budaya disiplin," jelas Djarot.

Dia berharap pusat pengkajian tersebut bisa menjadi teladan bagi negara-negara lainnya.

"Keselamatan dan keamanan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan," tegas dia.

BATAN telah berpengelaman dalam menerapkan pedoman budaya keselamaatan nuklir dan telah mendapat pengakuan dari pakar nuklir internasional dan Badan Pengawas Atom Internasional (IAEA).

Kepala Pelaksana Harian CSCA, Khairul, mengatakan pengakuan dari lembaga internasional itu yang menjadi motivasi untuk mendirikan CSCA di kawasan Asia Tenggara.

"BATAN juga akan membantu IAEA dalam mempromosikan budaya keamanan dan keselamatan melalui CSCA ini," kata Khairul.

Pakar nuklir dari Universitas Giorgia, Amerika Serikat, Igor Khripunov, mengatakan Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain dalam hal keamanan dan keselamatan nuklir.

"Indonesia sukses melakukan kajian mandiri dalam hal nuklir. Hal itu dikarenakan banyaknya orang-orang yang berdikasi di BATAN," jelas Igor.

Igor tak menutup mata, Indonesia bisa menjadi teladan di dunia karena CSCA merupakan satu-satunya di dunia yang mengkaji keselamatan dan keamanan nuklir.

  Antara  

Minggu, 28 September 2014

UNY kembangkan kincir savonius sebagai energi alternatif

http://www.uny.ac.id/sites/www2.uny.ac.id/files/field/image/Tim%20kincir%20angin.jpgTim UNY (UNY)

Tim mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta membuat dan mengembangkan kincir angin poros vertikal tipe savonius sebagai sumber energi alternatif cadangan pembangkit tenaga listrik.

"Kincir angin itu memanfaatkan energi kinetik angin untuk dikonversi menjadi energi listrik. Kami mengembangkannya di Desa Tirtomulyo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY," kata koordinator tim Kinanti Prabandari di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, kincir angin dengan poros vertikal digunakan untuk mengatasi kondisi angin di Indonesia yang arahnya berubah-ubah karena prinsip kerja kincir angin dengan poros vertikal tidak bergantung dengan arah datangnya angin.

"Kincir angin tipe savonius merupakan tipe yang ideal untuk angin di Indonesia yang memiliki kecepatan rendah. Kincir angin tipe savonius cocok untuk angin Indonesia yang berhembus pelan," katanya.

Ia mengatakan kincir angin tipe savonius dapat diaplikasikan sebagai pembangkit listrik tenaga angin untuk membantu masyarakat Desa Tirtomulyo dalam mengatasi kelangkaan kebutuhan listrik di daerah lahan pertanian.

"Energi angin merupakan salah satu metode menghasilkan energi listrik dengan cara memutar turbin/kincir angin yang dihubungkan dengan generator, hasilnya akan disimpan di dalam elemen penyimpan," katanya.

Menurut dia, hal itu untuk menjaga tegangan keluaran dari generator dibutuhkan pengendali energi listrik agar dapat berjalan dengan optimal. Prinsip kerja dari alat itu adalah mengkonversi energi kinetik yang bersumber dari angin menjadi energi listrik.

"Untuk pembuatan prototipenya, kami lakukan di Laboratorium Fisika UNY. Dalam pengujian prototipenya dilakukan di Desa Tirtomulyo," katanya.

Ia mengatakan dalam melakukan perancangan desain alat, tim terlebih dahulu melihat atau mensurvei tempat yang akan dijadikan tempat pemasangan alat karena pembangkit listrik dengan kincir angin tipe savonius yang dibuat dalam program itu harus disesuaikan dengan keadaan geografis.

Dalam pembuatan alat itu diperlukan bahan yang tahan terhadap berbagai kondisi baik lembab maupun kering. Hal itu disebabkan alat tersebut akan ditempatkan di luar ruangan atau "outdoor".

"Sebelum diujicobakan, kami juga melakukan pengujian alat tersebut yang meliputi berfungsi tidaknya alat, ketahanan alat terhadap lingkungan, dan menentukan efisiensi alat," katanya.

Anggota tim itu antara lain Aden Setia Hadi, Arif Rahman, dan Widi Sulistia Nugraha dengan dosen pembimbing Yosi Aprian Sari.

  Antara  

September Ceria ..

Bulan Alutsista TNI SEPTEMBER CERIA itulah sebutan yang bisa dirasakan para penjaga tanah air Indonesia, seperti nama lagu pop di era 80an, lagu ceria yang menampilkan alutsista baru TNI dalam memenuhi kebutuhan dalam menjaga kedaulatan bumi pertiwi.

Mengutip berita yang didokumentasikan Blog Garuda Militer, beberapa Alutsista berdatangan dibulan September yang ceria ini. Mulai dari Main Battle Tank, Pesawat, Kapal perang maupun Roket yang berhasil diluncurkan LAPAN, serasa memenuhi dahaga alutsista TNI yang selama ini dinilai kurang.

Tentu semua alutsista ini bukan yang terbaik, tapi patut dibanggakan karena menambah taring TNI dalam menjaga NKRI maupun siap bertempur bila diperlukan.

Sudah lama TNI tidak memperbaharui alutsistanya, baru beberapa tahun terakhir alutsista ini mulai nampak menjejalkan amunisi TNI dalam gudangnya. Dimulai dari krisis ekonomi 98 sampai sekarang, tak terasa alutsista baru menampakkan diri di bumi pertiwi.

Beberapa alutsista ini merupakan jerih payah usaha Kemhan bersama TNI yang tentunya di bawah kepemimpinan dan persetujuan SBY dalam era reformasinya yang kita rasa sebelumnya seperti 'kapal tanpa komandan' atau disebut populernya berjalan apa adanya.

Kita patut apresiasi bahwa di era SBY alutsista TNI bertambah dengan pasti. Tak salah pada HUT TNI ke 69, TNI pun langsung menampilkan alustsista barunya didepan SBY sebagai rasa apresiasi penghormatan tertinggi kepadanya, sebelum pergantian Presiden di bulan Oktober 2014 ini. Tak luput diundang, rencananya Presiden terpilih Indonesia, Jokowi pun turut hadir menyaksikan kemegahan HUT TNI ke 69, dan mungkin termasuk parade militer terbesar selain era Soekarno.

Terlihat TNI memprioritaskan kuantitas daripada kualitas. Beberapa alutsista ini tampil belum maksimal atau biasa disebut sebagai "fit but not with" yang selalu mengganggu keberadaan alutsista ini dalam operasionalnya yang tentu tidak akan maksimal. Dan seperti biasa dana sebagai biang keladinya yang selalu menjadi momok TNI dalam mengejar ketertinggalan alutsistanya selama ini dari para tetangga di kawasan.

Sebagai pencita militer, berharap TNI mendapat alutsista yang terbaik tanpa harus mengurangi keprofesionalnya, karena alasan alat belum tersedia ataupun belum mahir karena belum adanya pengalaman dalam menggunakan alutsista yang canggih dan modern. Dan tentunya kebiasaan yang selalu diumumkan di media untuk menjaga keseimbangan kawasan sangat naif, Tentu semua itu tidak selalu benar, karena terbukti tetangga berlomba-lomba memesan peralatan yang modern bin canggih secara gamblang maupun tersembunyi tanpa memperdulikan kesimbangan dengan alasan menjaga keamanannya.

Dari pengalaman yang sudah ada, tentunya TNI harus lebih memikirkan kehandalan alutsistanya daripada selalu memikirkan keseimbangan kawasan. Dari pantauan militer di google pun terlihat bahwa alutsista kita masih kurang bergigi dari tetangga, tentunya dengan kualitas yang seadanya ini.

Semoga kedepan dengan bertambah baiknya ekonomi Indonesia, perihal yang menjadi momok tersebut dapat di rubah kebiasaannya dengan lebih melihat ancaman yang lebih besar, karena dalam peta nampak jelas bahwa bumi pertiwi ini sangat luas dan perlu banyak alusista yang modern dan canggih untuk menjaganya.

Kembali ke bulan September Ceria ini kita berharap TNI kedepan mulai mendapatkan alutsistanya yang lebih baik. Aamiin ...

Berikut beberapa Alutsista yang diberitakan media :
Leopard 2A4 dan IFV Marder 1A3 Penampakan Alutsista terbaru TNI AD di Tanjuk Priok (Aries)

52 kendaraan Militer dari Jerman tiba di Jakarta. Dimulai pada tanggal 31 Agustus Malam, alutsista kebanggaan TNI AD ini mulai keluar dari kapal satu persatu langsung di parkir di Pelabuhan Tanjung Priok.

Sebanyak 52 tank yang terdiri dari 24 tank Leopard dan 28 tank Marder itu selanjutnya akan dibawa ke Surabaya untuk memeriahkan parade militer saat HUT TNI pada 7 Oktober mendatang. Kedatangan Alutsista ini sempat ditunggu para pencita militer dengan berusaha mencari info terkini via internet untuk memastikan kedatangannya di Jakarta. Seperti diketahui bahwa MBT ini merupakan polemik di dalam maupun di Jerman sendiri, dan termasuk era pembaharuan di bumi pertiwi yang sebelumnya hanya mengandalkan light tank.
LAPAN sukses uji roket https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4erz6Jlac0U2J0SrXvjYtsUooPA0fJmT6XtR69ePhnhbLM2wEtOIif3KqeDyLT7Nix6asjX1W6k843tQYidH4RMWHFn9NfrUb5sKa0TgTUz0TMhdQmOwOwAYBGHvybEvPsdwzAUHl0bAp/s1600/5e304d46.jpg1 September, Lapan menguji beberapa roket pertahanan maupun untuk keperluan damai seperti roket pendorong satelit (RPS).

Dalam pengujian tersebut, Lapan menyatakan telah sukses menerbangkan dua roketnya yaitu RX-320 dan RSX-100. Lalu, untuk RX-450 berhasil menguji karakteristiknya.

Pengujian itu juga akan ditindaklanjuti untuk pengembangan dan penelitian serta sebagai bentuk kemandirian Lapan untuk menguasai teknologi, khususnya di peroketan.
Oerlikon Skyshield Oerlikon Skyshiel 35 Mk2 (PT Alam Indomesin Utama)

Dari laman PT AIU kembali menampilkan alusista pertahanan titik yang modern. Alutsista ini menurut laman ARC sedianya akan tiba di tahun 2015, namun kembali karena akan ditampilkan pada HUT TNI di Surabaya, Alutsista inipun dikebut pengadaannya dan telah tiba beberapa unit.

Selain itu, PT. Alam Indomesin Utama juga bertanggung jawab selain pengadaan/karoseri kendaraan pengangkut juga turut dalam pelatihan operasional Oerlikon Skyshield. Meriam perisai udara itu dipesan Kementerian Pertahanan dengan harga US$ 202 juta.

Senjata Oerlikon Skyshield 35 Mk 2 adalah senjata Penangkis Serangan Udara kaliber 35 mm yang dioperasikan secara automatis dan akan diintegrasikan dengan Chiron missile buatan Korea.

Sedangkan Chiron Missile memiliki data teknik, jarak maksimum 7 km, Jarak efektif 3-5 km, ketinggian 3,5 km, berat missile 20 kg, fuse impack dan proximity, diameter 80mm, launcher pedestal.
KRI Bung Tomo 357 KRI Bung Tomo 357 bersama KRI OWA (Pelisaurus)

Kapal Multi Role Light Frigate (MRLF) yang sempat ramai di beritakan ini, akhirnya merapat ke Belawan pada tanggal 8 September 2014. Kedatangannya sempat di jemput Kapal perang TNI AL, KRI Oswald (KRI OWA).

KRI Bung Tomo merupakan salah satu dari tiga kapal perang yang dibuat di Inggris. Merupakan kapal perang terbaru tipe fregat ringan yang mempunyai berat 2.300 ton, panjang 95 meter dan lebar 12,7 meter. Kapal ini didukung empat motor pendorong pokok Codad (Combined Diesel and Diesel) yang mampu berlayar dengan kecepatan maksimal 31 knots.

Kapal ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan kendali persenjataan mutakhir yang terintegrasi dengan baik, yaitu meriam utama Oto Melara kaliber 76 mm, meriam penangkis serangan udara DS 30 B Remsig kaliber 30 mm, torpedo antikapal selam Thales Sensor Cutlass 242, rudal permukaan ke udara SAM Vertical Launch Sea Wolf dan Rudal Exocet MM 40 Block II. Kedepan SAM yang sudah tidak diproduksi tersebut akan diganti dengan jenis Mica.
KCR 60 PAL KRI Halasan 630 (Suarasurabaya)

Untuk ketiga kalinya PT PAL Indonesia meluncurkan kapal Rudal Cepat (KCR) 60 meter. PAL Indonesia menampilkan kapal tersebut yang diresmikan Menhan Purnomo di Surabaya pada Tanggal 17 September.

Sebelumnya, PT PAL Indonesia telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, yang dibaptis dengan nama KRI Sampari 628 pada 28 Mei lalu, diikuti KRI Tombak 629 pada 27 Agustus 2014.

Kapal ketiga ini diberi nama KRI Halasan. Halasan sendiri berarti pedang dari Tapanuli, Sumatera Utara. Rencananya TNI AL akan memesan sebanyak 18 unit KCR jenis ini.
CN235 Patmar CN-235 Patmar (David Halim/Defense Studies)

Dihari yang sama Tanggal 17 September, TNI diberikan kembali alutsista barunya untuk penerbal. Pesawat produksi PT DI ini merupakan pesawat ketiga yang akan di gunakan TNI AL khususnya penerbal dalam menjaga perairan Indonesia. Pesawat udara ini akan mendukung kebutuhan penerbagan TNI AL sebagai patroli udara dan maritim dengan kemampuan pengintaian dan pengawasan.

Pesawat ini akan jadi kepanjangan tangan, mata dan telinga bagi kapal perang yang melaksanakan operasi tempur maupun operasi keamanan laut.

Pesawat buatan dalam negeri ini memiliki karakteristik umum panjang 21,40 meter, bentang sayap 25,81 meter, tinggi 8,18 meter, dan memiliki tenaga penggerak dua mesin General Electric CT79 C Turboprop 1395KW (1850bhp). Kecepataan maksimum 509 km per jam dan jarak jangkau 796 km (496 mil).

Pengadaan pesawat terbang ini adalah bagian dari rencana pemenuhan kebutuhan Minimal Essensial Force Alutsista TNI AL hingga 2024. Rencananya Pusat Penerbangan TNI AL akan menerima Pesawat sejenis hingga 12 buah.
Caesar Caesar masih tertutup kain pembungkus (ARC)

22 September ini laman ARC memberitakan kedatangan alutsista baru di Surabaya. Dan ternyata adalah Caesar sebanyak 4 unit meriam kaliber 155mm, Caesar ini merupakan produksi Nexter, Prancis.

Seusai rencana, meriam ini akan ikut berpartisipasi dalam HUT TNI, Oktober nanti.

Indonesia sendiri memesan 37 unit meriam SPH Caesar 155mm. Meriam ini nantinya akan dipecah menjadi 2 Batalyon. 37 Unit meriam itu harus ditebus dengan harga 141 Juta. Harga ini sudah termasuk dengan 2.000 amunisinya.

Caesar 155 merupakan meriam berdaya tembak 42 km yang diangkut truk, sehingga bisa lebih cepat bergerak. Sistem komputerisasinya membuat meriam ini termasuk yang tercanggih dan paling akurat.
KRI Usman Harun 359 dan KRI John Lie 358 KRI JOL & KRI USH (Satriabegeng)

22 September, kembali Indonesia kedatangan Kapal perang yang sempat memanaskan tetangga. Sayang kedatangannya di Belawan dilarang diliput wartawan, namun media di medan meliputnya secara tertulis tanpa gambar.

Kapal Multi Role Light Frigate (MRLF) ini merupakan 2 dari tiga unit yang di beli dari Inggris atas pesanan Brunei. Pembelian kapal jenis inipun sempat ramai di beritakan di media pada tahun-tahun yang lalu. Indonesia termasuk beruntung dapat mengakuisisi kapal jenis light frigate dengan harga persahabatan dari tetangga Brunei.

Namun di akhir kata karena penamaan kapal ini menggunakan nama Pahlawan, sempat memanaskan negara seberang dengan menolak kapal perang ini untuk dapat berkunjung atau melalui selat negerinya yang kecil tersebut. Semoga Kapal bernama pahlawan Usman Harun ini dapat menuntaskan tugas dengan baik sesuai namanya dalam menjaga perairan Indonesia.
KRI Tarakan 905 26 September, Menhan Purnomo meresmikan kapal angkut Bahan Bakar Minyak (BBM) ataupun cair. Kapal produksi Lokal PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari ini menambah alutsista TNI AL.

KRI Tarakan-905 memiliki panjang keseluruhan 122,40 m, panjang garis tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan maksimal 18 knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 matrik, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller.

KRI ini mempunyai fungsi sebagai penyalur bahan bakar minyak ditengah laut atau dukungan logistik cair kepada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) lainnya. Dengan adanya kapal BCM ini menjadikan unsur kapal perang yang sedang melakukan operasi tidak perlu kembali ke pangkalan untuk pemenuhan logistik dan bahan bakar dalam melanjutkan menjaga kedaulatan NKRI dan menegakkan hukum di laut nusantara.
Super Tucano Batch II A-29B Super Tucano Indonesia PT-ZEJ_MG_4379Super Tucano saat ferry flight to Indonesia

26 September, Pesawat pesanan TNI AU kembali memasuki udara Indonesia. 4 unit pesanan batch 2 dari Brasil ini terlambat dalam pengirimannya beberapa bulan. Rencananya TNI AU memesan 16 unit atau satu skuadron penuh dan baru 8 unit yang telah datang.

Pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano adalah hasil pengembangan pesawat latih EMB-312 Tucano, dimana pesawat ini memiliki beberapa keunggulan seperti mampu terbang rendah dalam waktu yang lama, sehingga cocok untuk anti-gerilya. Biaya operasional dan perawatan pesawat ini tidak tinggi, serta mampu mendarat di landasan pacu yang sederhana. Dilengkapi mesin tunggal turboprop, Super Tucano memiliki kemampuan mengenai target dengan sempurna. Dua senapan mesin dipasangkan pabrikan Embraer Brasil, pada sayap serta 5 hardpoint di sayap dan fuselage untuk mengangkut rudal, roket atau bom seberat 1,5 ton. Pesawat ini pun didesain untuk melakukan serangan anti-gerilya, pengintaian, dan patroli.

Empat pesawat ini merupakan pengiriman kedua, dari total 16 unit pesawat yang dipesan oleh TNI AU untuk menggantikan pesawat OV 10 Bronco di Skuadron Udara 21 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.
KRI Teluk Bintuni 520 KRI Teluk Bintuni 520 (saibumi)

27 September Menhan kembali meresmikan kapal produksi dalam negeri swasta, PT DRU Lampung. Kapal yang dikhususkan untuk mengangkut MBT Leopard ini sempat terjadi insiden pada waktu peluncurannya ke air, untungnya tidak ada korban jiwa dan kapal pun diberitakan dalam kondisi baik sampai waktu diresmikan.

KRI Teluk Bintuni 520 memiliki panjang 120 meter, dapat mencapai kecepatan 16 knot, didukung dua unit mesin yang masing-masing berkapasitas 3.285 KW.

Kapal yang dibangun dengan biaya sekitar Rp 160 miliar dan dikerjakan selama 16 bulan ini mampu mengangkut hingga 10 unit tank Leopard buatan Jerman seberat 62,5 ton ditambah 120 orang awak kapal dan 300 orang pasukan. PT DRU merupakan perusahaan swasta pertama yang memproduksi kapal militer terbesar.
KCR 40 bersama PC43 KRI Terapang 648 produksi PT Citra Shipyard (Pelisaurus)

27 September ini kembali TNI AL mendapatkan kapal perang barunya yang di produksi di Batam. Tak Tanggung-tangung 4 unit KCR 40 berserta 1 unit PC 43 diresmikan. Kapal produksi 2 perusahaan swasta ini mendapat kepercayaan TNI AL dalam memenuhi Kapal perangnya.

KRI jenis kapal cepat rudal yang resmi diluncurkan untuk meningkatkan pertahanan wilayah periaran di Indonesia itu diantaranya KRI Surik 645, KRI Siwar 646, KRI Parang 647 dan KRI Terapang 648.

Lima unit kapal perang itu semuanya asli buatan Batam. KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 buatan PT Palindo Marine di Tanjun guncang sementara KRI Sidat dan KRI Terapang 648 merupakan buatan PT Citra Shipyard. Untuk tiga KRI Buatan PT Palindo Marine, penyaluran dana proyek didukung oleh Bank Mandiri, yang mana sebelumnya juga pernah menyalurkan dana untuk pembuatan pembuatan empat unit kapal cepat rudal produksi PT Palindo Marine yakni KRI Clurit 641, KRI Kujang 642, KRI Beladau 643 dan KRI Alamang 644.

Kapal-kapal tersebut dilengkapi dengan sistem persenjataan modern (sewaco/ sensor weapon control) diantaranya meriam kaliber 30 MM, enam laras panjang (Ak 630-China) sebagai sistem pertempuran jarak dekat dan peluru kendali 2 set rudal C-705 buatan Tiongkok. Bagian lambung KCR ini terbuat dari baja khusus High Tensile Steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senjata kaliber 20 MM di anjungan kapal.(GM)

  ★ Garuda Militer  

Sabtu, 27 September 2014

★ 5 Kapal Perang Baru Buatan Lokal Perkuat TNI AL

4 KCR 40 dan 1 PC 43 3 Unit baru KCR 40 Palindo (Silep04)

TNI Angkatan Laut resmi mengoperasikan lima unit kapal perang baru yang diproduksi di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Kelima unit kapal perang tersebut diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di dermaga utara Pelabuhan Batu Ampar, Batam, hari ini, Sabtu (27/9/2014).

Kelima kapal itu adalah KRI Terapang 648 dan KRI Sidat 851 yang diproduksi oleh PT Citra Shipyard. Lalu KRI Parang 647, KRI Siwar 646 dan KRI Surik 645 yang diproduksi PT Palindo Marine.

Purnomo mengungkapkan KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 adalah jenis kapal cepat rudal (KCR) berbahan baja-alumunium sepanjang 46,50 meter yang mampu melaju hingga kecepatan 29 knot.

Ketiga kapal tersebut juga dilengkapi sistem persenjataan modern Sewaco /Sensor Weapon Control, diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras untuk pertempuran jarak dekat dan peluru kendali dua set Rudal C-705.

KRI yang pembuatannya dibiayai oleh Bank Mandiri tersebut juga dilengkapi dua unit senapan mesin kaliber 20 mm di anjungan kapal.

Kemudian bagian lambung kapal terbuat dari baja khusus bernama High Tensile Steel dengan sistem pendorong Fixed Porpeller lima daun.

Ikut hadir dalam peresmian armada yang dibuat di kawasan galangan kapal Tanjung Uncang ini, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio.
KRI Terapang 648 produksi PT Citra Shipyard (Pelisaurus)

  ★
Bisnis  

★ Menhan Resmikan Kapal Perang Produk Dalam Negeri

KRI Teluk Bintuni 520 KRI Teluk Bintuni

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan kapal jenis "Landing Ship Tank" (LST), yakni Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 yang merupakan hasil produksi industri galangan kapal dalam negeri.

"Pengadaan satu unit kapal angkut ini bertujuan untuk mewujudkan kekuatan pokok keamanan dan pertahanan. Kapal angkut tank ini diproyeksikan untuk digunakan oleh jajaran lintas laut militer TNI AL," kata Purnomo dalam peresmian KRI Teluk Bintuni dan pelantikan Komandan KRI Teluk Bentuni-520 di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, Sabtu (27/9).

Selain Purnomo, hadir juga Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan pejabat terkait dalam peresmian tersebut.

"Pembangunan kapal angkut tank ini merupakan bentuk pembinaan pemerintah untuk industri dalam negeri agar mengurangi ketergantungan dengan negara lain di masa mendatang. Pemerintah juga sudah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan untuk membina industri pertahanan," ujar Purnomo.

KRI Teluk Bintuni 520 memiliki panjang 120 meter, dapat mencapai kecepatan 16 knot, didukung dua unit mesin yang masing-masing berkapasitas 3.285 KW.

Kapal yang dibangun dengan biaya sekitar Rp 160 miliar dan dikerjakan selama 16 bulan ini mampu mengangkut hingga 10 unit tank Leopard buatan Jerman seberat 62,5 ton ditambah 120 orang awak kapal dan 300 orang pasukan.

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengatakan keberadaan industeri galangan kapal di provinsinya juga dapat mendorong perekonomian Lampung.

"Kami memimpikan dengan keberadaan industri galangan kapal dan industri maritim di pelosok tanah air bisa membangun kekurangan Angkatan Laut sehingga di laut kita jaya, bukan hanya di laut kita tapi juga di seluruh dunia," kata Ridho.

Ia mengaku berniat membangun industri maritim di Lampung karena ditunjang dengan kondisi Teluk Lampung yang cocok untuk membangun industri maritim.

Direktur Utama PT Daya Radar Utama (DRU) Amir Gunawan mengaku membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas agar dapat membangun industri maritim.

"Saya berterima kasih karena sudah memercayakan kepada kami untuk menyediakan alutsista (alat utama sistem senjata) nasional sehingga ikut andil dalam perekonomian nasional dan khususnya perekonomian Lampung agar bisa juga dibanggakan sebagai penghasil kapal industri maritim Indonesia, kami harapkan pemerintah dapat juga menyediakan tenaga kerja maritim di Lampung," kata Amir.

Kapal tersebut tercatat sebagai kapal pertama yang diproduksi di Indonesia yang dapat mengangkut Leopard.

"Kapal ini adalah kapal paling besar untuk militer 'non-combat'. KRI Teluk Bintuni 520 adalah kapal angkut yang dipersenjatai," ujar Amir setelah menjelaskan bahwa perusahaannya biasa membuat kapal tanker atau kapal pesanan Kementerian Perhubungan.

PT DRU sendiri mampu membangun kapal hingga kapasitas 17.500 dead weight tonnage (DWT) yang dipesan oleh Pertamina, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertahanan.

Sedangkan untuk divisi reparasi kapal juga sudah memperbaiki berbagai kapal tanker, feri, tug boat, bulk carrier, kapal konversi dan kapal lain hingga ukuran 8.000 DWT.

"Untuk reparasi itu kita harus membangun fasilitas docking dan biayanya tidak murah, untuk kapal berkapasitas 30 ribu ton bobot itu butuh biaya kira-kira Rp 300 miliar," ungkap Amir.

PT DRU sendiri sudah membangun docking di Lampung.

"Lampung itu kondisi teluknya bagus dan dekat dengan Jawa, saya ingin membuat Lampung menjadi provinsi yang bisa dianggap sebagai salah satu provinsi industri maritim di luar industri lain, jadi tidak perlu ke Singapura misalnya," jelas Amir.

Saat ini DRU sedang mengerjakan pesanan PT Pertamina dengan nilai kapal mencapai 23 juta dolar AS. Tidak kurang dari 268 kapal sudah dikerjakan PT DRU yang telah berdiri sejak 1972 itu.
Jelang Peresmian KRI Teluk Bintuni 520 oleh Menteri Pertahanan Purnomo YusgiantoroJelang Peresmian - Kapal Angkut Tank 3 siap diresmikan namanya menjadi KRI Teluk Bintuni 520. Seluruh badan kapal sudah dihias dan pada lambung kapal yang ada papan nama KRI Teluk Bintuni ditutupi layar biru. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro akan meresmikan nama baru kapal perang khusus pengangkut Main Battle Tank sekaligus melantik Komandan kapal. Foto diambil di Dermaga PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 10 Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, Sabtu, 27 September 2014.| Saryah M Sitopu / Saibumi.com.

  ★ Berita Satu  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More