blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Senin, 31 Agustus 2015

Usaha Maritim Penuh Risiko Tinggi

KRI Tombak 629 @Darwin [kemlu/GM] 

M
antan Kasal era Presiden Megawati Soekarnoputri, Laksamana (Purn) Bernard Kent Shondakh menuturkan usaha-usaha di bidang maritim masih memiliki risiko yang tinggi. Hal ini yang menurutnya kita sulit membangun kemaritiman Indonesia, apalagi dalam upaya mencapai poros maritim dunia.

Usaha-usaha di bidang kemaritiman cukup memiliiki risiko yang tinggi. Misalnya pada perusahaan galangan kapal, di mana dalam setahun hanya mampu memproduksi beberapa kapal (tergantung pada ukurannya-red), sementara bunga pinjaman di Bank terbilang cukup tinggi,” ujarnya kepada Jurnal Maritim saat ditemui di rumahnya di komplek TNI AL Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurutnya, hal itu yang membuat pembangunan maritim Indonesia, salah satunya galangan kapal sulit berkembang. “Waktu saya menjadi Komisaris Utama PT PAL Indonesia pada tahun 2005 lalu, bunga bank untuk galangan kapal itu senilai 17%, kalau sekarang sudah 13%, cuma tetap saja itu masih besar. Sementara di China bunganya hanya 3-3,5%. Bagaimana industri jasa maritimnya tidak maju dan pengusaha perkapalan pun memperoleh banyak keuntungan,” tegas Kent biasa akrab disapa.

Sedangkan di Indonesia, pria kelahiran Tobelo, Maluku itu menyebutkan keuntungan dari usaha galangan kapal hanya habis untuk membayar cicilan utang. Sambungnya, bunga pinjaman untuk galangan kapal dengan restoran atau property sama besarnya. Tentunya hal itu turut memicu matinya industri jasa maritim kita karena keuntungan dalam Injasmar tidak bisa cepat dalam kurun waktu 1-2 tahun, melainkan di atas 4 tahun.

Dari kejadian itu, Kent menuturkan banyak perusahaan galangan kapal merugi dan tidak mampu memproduksi kapal sesuai kebutuhan. Meskipun tidak disebutkan berapa data pastinya perusahaan galangan kapal yang merugi, namun Kent yakin fenomena itu kerap terjadi di Indonesia.

Dari kondisi itu maka jangan heran jika banyak pelaku pelayaran yang akhirnya menggunakan kapal sewaan dari luar negeri. Mengingat tingginya kebutuhan kapal dalam dunia pelayaran Indonesia, sementara galangan kapal kita tidak memenuhi permintaan tersebut. Oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah mengeluarkan regulasi yang mendukung usaha kemaritiman.

Kalau perlu ada bank khusus atau lembaga keuangan khusus maritim yang nantinya mampu memberikan pinjaman dengan bunga yang rendah kepada para pelaku industri jasa maritim,” cetusnya.

Itu baru dalam dunia pelayaran dan produksi kapal, dalam dunia perikanan, suami dari Heny Utami itu mengungkapkan hampir setiap hari BMKG memberi peringatan tentang buruknya cuaca di laut, seperti gelombang tinggi dan angin puting beliung. “Kamu lihat sendiri kan gimana kondisi kapal-kapal nelayan kita, hampir setiap hari selalu ada korban dari nelayan kita terkena badai,” tandasnya.

Dalam kondisi itu, perusahaan Asuransi Jiwa pun enggan meng-cover profesi nelayan karena dianggap memiliki risiko yang tinggi. Kalau pun di-cover itu dengan biaya premi yang tinggi. “Lho kemudian bagaimana mereka mau bayar, orang buat kebutuhan sehari-hari saja sulit,” katanya dengan nada tinggi.

Kent menambahkan saat ini tengah terjadi ancaman nyata yaitu adanya cuaca ekstrem. “Kalau dulu belum dikenal itu yang namanya puting beliung, itu sebenarnya sama dengan siklon yaitu angin yang berputar karena adanya tekanan dari belahan bumi yang berbeda dan berlawanan arah jarum jam,” jelasnya.

Hal itu tak dapat dipungkiri karena posisi bumi pun saat ini sudah bergeser beberapa derajat sehingga banyak menyebabkan perubahan-perubahan pada alam beserta gejalanya. Oleh karena itu satu-satunya cara untuk mengatasi fenomena itu ialah dengan menyiapkan teknologi, misalnya kapal yang digunakan oleh nelayan. Jadi tidak ada lagi nelayan yang enggan melaut karena ombak besar dan cuaca buruk. “Saat ini coba lihat daftar di setiap syahbandar di seluruh Indonesia, berapa banyak larangan melaut yang dikeluarkan karena cuaca buruk, begitu juga BMKG. Tentunya ini akan mengurangi penghasilan nelayan dan akhirnya banyak juga yang beralih ke profesi lain,” keluhnya.

Praktis, kondisi itu membuat orang atau generasi ke depan tidak mau menjadi nelayan. Sudah pasti kondisi demikian sangat berbahaya bila saat ini Indonesia tengah bergaung menjadi poros maritim dunia. Melihat gejala tersebut, lulusan AAL tahun 1970 ini menyayangkan political will dari pemerintah untuk membangun kemaritiman lantaran tidak didukung oleh regulasi yang kuat, serta pembangunan teknologi untuk menghadapi ancaman tersebut.

Hal tersebut erat kemudian kaitannya dengan kultur para jajaran dari pemerintahan yang dianggapnya masih jauh dari kultur maritim. Akhirnya di dapat suatu solusi konkret untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dengan meluruskan atau menyempurnakan regulasi-regulasi yang justru menghambat pembangunan maritim, seperti penyediaan lembaga keuangan khusus maritim atau asuransi yang mampu meng-cover aktivitas maritim di Indonesia.

Semua orang juga tahu kalau di laut itu banyak uang di situ dan menjadi sumber kesejahteraan kita, tetapi apa yang telah kita lakukan untuk mengelola itu. Pekerjaan di laut saja masih sangat langka, jadi menurut saya orang-orang itu hanya bisa ngomong saja tapi harus buktikan dan realisasikan,” pungkasnya.

Menurut data yang dipaparkan oleh Kasal Laksamana TNI Ade Supandi saat kuliah umum di Fakultas Ilmu Budaya UI beberapa waktu lalu, jumlah profesi yang berkaitan dengan maritim di Indonesia hanya mencapai 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sejumlah 2.033. 667 jiwa. Namun, jumlah tersebut dikabarkan terus menurun seiring tingginya risiko yang dihadapi oleh para pelaku-pelaku usaha maritim Indonesia. Jika demikian dapat dipastikan pencapaian Indonesia menjadi negara maritim masih jauh panggang daripada api.

  JMOL  

Proyek Kapal Selam Rp 200 M

Jumlah peralatan perang yang dimiliki TNI tidak membuat Indonesia disegani. Kapal selam DSME 1400

P
akar Kemaritiman Kaharuddin Djenod menilai jumlah peralatan perang yang dimiliki TNI tidak membuat Indonesia disegani negara lain. Dia mempunyai alasan kuat.

Kaharuddin mengatakan Indonesia perlu membuat alutsista dalam skala besar. Sebab selama ini Indonesia mengandalkan alutsista impor untuk memenuhi standar kekuatan.

"Menujukkan Pertahanan nasional bukan karena jumlah alutsista yang kita miliki, karena semua beli dari negara lain. Makanya yang harus dipercepat, menghasilkan 1 produk, yaitu kapal selam. Kalau bisa bangun ini, Indonesia dianggap 'mengerikan'," jelas Kahar saat berbincang dengan suara.com belum lama ini di Jakarta.

Sebagai pakar perkapalan lulusan Jepang, Kahar menawarkan desain kapal selam siap pakai. Dari desain yang dia buat selama 4 tahun itu, menjelaskan rinci bahan dan bentuk kapal selam sepanjang 30 meter.

"Kapal selam itu adalah produk alutsista yang menunjukkan level ketinggian suatu negara. Dari sisi jumlah sparepart, jumlah dari kapal selam itu paling kompleks. Negara luar pun itu tetap akan melihat bagaimana kekuatan pertahanan melihatnya produk simbol, produk apa saja yang akan dibuat. Ini seperti Korea Utara, mereka bisa membuat kapal induk yang kecil-kecil," papar dia.

Kapal selam sepanjang 30 meter ini cocok untuk lautan Indonesia yang sebagian besar lautan dangkal. Proyek pembuatan kapal selam ini pun murah, hanya Rp 200 miliar persatu unit.

"Ukuran ini paling pas. Ketika sudah bangun yang 30 meter, maka bisa membangun yang lebih besar, bahkan sampai 60 meter. Pembuatan kapal selam ini membutuhkan dana Rp 200 miliar," ceritanya.

  Suara  

GEJOLAK KEUANGAN, Produksi Kapal PT PAL Terimbas

Proses produksi KCR 60M keempat PT PAL Indonesia [nufix] 

M
elemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat proyek galangan kapal dalam negeri terkendala mengingat sebagian besar komponen kapal masih impor.

Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Edy Widarto mengakui salah satu proyeknya yakni kapal perang jenis KCR 60 Meter tahap kedua yang dipesan TNI AL pun sedikit terhambat dan saat ini masih dalam tahap negoisasi nilai proyek perubahan.

"Proses negosiasi hampir goal, ini karena 60% komponennya terutama mesin masih impor, termasuk peralatan senjatanya juga tidak diproduksi dalam negeri, jadi memang harus impor," katanya Minggu (30/8/2015).

Dia menjelaskan sebelumnya nilai proyek kapal KCR 60 meter tahap kedua tersebut yakni Rp 125 miliar. Namun setelah rupiah terdepresiasi, nilai proyek menjadi membengkak hingga Rp 200 miliar untuk satu unit kapal.

"Tapi sebenarnya desain dan fasilitas pembangunan kapal sudah siap, tinggal menghitung lagi komponen-komponen impornya yang harus didatangkan," katanya.

Meski begitu, lanjut Edy, sejumlah proyek kapal lainnya masih tergolong aman karena lokal kontennya sudah banyak diproduksi di dalam negeri.

  Bisnis  

Minggu, 30 Agustus 2015

4 Satelit yang akan Diproduksi Ahli Dalam Negeri


Suasana ruang Assembly, Integration, and Test (AIT) atau perakitan, integrasi, dan uji di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Rancabungur, Bogor, (Detik)

Satelit pertama karya anak bangsa, Lapan A2/Orari sedang dipersiapkan untuk peluncuran di India pada September mendatang. Namun, seakan tak tinggal diam kini tim ahli LAPAN juga tengah berkutat membangun Lapan A3.

"Tim yang sudah selesai dengan A2 sekarang sedang membangun Lapan A3," kata Lead Engineer Lapan A2/Orari M. Mukhayadi saat berbincang dengan detikcom di ruang kontrol LAPAN di kantor LAPAN Rancabungur, Bogor, Kamis (28/8/2015).

Saat detikcom berkesempatan melihat ruang AIT LAPAN, Lapan A2 yang kini tinggal waktu pengiriman ke India tampak diletakkan di salah satus sudut ruangan. Boks berwarna hitam merah itu masih diuji untuk kesempurnaan komponennya saat sudah mengorbit.

 Satelit Lapan A3 
Satelit Lapan A1/TUB Sat (Lapan)

Selain sibuk menyempurnakan A2, ternyata sebagian ahli sedang sibuk merakit komponen satelit selanjutnya, yakni Lapan A3. Dalam ruangan itu, cikal bakal A3 diletakkan dengan penuh kehati-hatian.

Untuk A3, LAPAN masih mempertahankan bentuk kotak. Namun, bobotnya akan lebih berat.

"Kami masih menggunakan kamera namun A3 lebih pada images pencitraan," kata Kepala Pustek Lapan Rancabungur, Suhermanto, kepada detikcom, Kamis (27/8/2015).

Pada satelit A3 ini juga nanti paket datanya akan menggunakan standar internasional. Tujuannya agar pesan dari satelit bisa diterima banyak stasiun bumi namun tetap saja hanya stasiun yang diijinkan LAPAN saja yang boleh membuka dan membaca pesan tersebut.

"A3 kami rencanakan tahun depan," terangnya.

 Satelit Lapan A4 
Satelit Lapan A2 (Lapan)

Dalam jangka panjang, Hermanto mengatakan secara bertahap LAPAN akan membuat satelit yang lebih besar dengan bantuan supervisi Technical University Berlin, Jerman. Besar harapannya Indonesia mampu mandiri membuat satelit sendiri dalam ukuran besar di tahun 2021.

Sebenarnya LAPAN sudah berencana membuat satelit hingga Lapan A6. Untuk Lapan A4 masih akan dibuat kotak dan fokus pada kamera. Namun, A4 akan dibuat dengan kamera semi profesional. Saat ini memang LAPAN sudah menggunakan kamera namun versi murahnya. Pihak LAPAN memesan khusus kamera untuk digunakan pada satelit serta memodifikasi kamera video yang lazim digunakan khalayak untuk menangkap momen dengan baik.

 Satelit Lapan A5 
Satelit Lapan A2 siap dikirim ke India untuk diluncurkan (possore)]

Untuk A5, LAPAN mencoba untuk masuk teknologi radar. Namun, seperti apa bentuk dan soesifikasinya sementara masih dikonsepkan karena sumber daya manusia yang masih terbatas.

"Kami akan kerjasama dengan Chiba University di Jepang karena kita masih melihat apakah teknologi kita siap?" sambungnya.

 Satelit Lapan A6 

Namun, untuk satelit A6, Hermanto masih belum meramu konsep yang tepat. Ia hanya berpikir bahwa satelit itu harusnya berbobot lebih dari 240 kg sehingga membutuhkan ruang pembuatan yang lebih besar. Saat ini, Pusteksat Rancabungur hanya bisa untuk tempat pembuatan satelit di bawah 100 kg.

Ia juga berharap sepanjang proses pembuatan satelit tersebut dukungan pemerintah semakin kuat mengingat pentingnya satelit untuk kebutuhan pertahanan, penanggulangan bencana dan prioritas pemerintah saat ini yakni kemaritiman.

   detik  

BPPT dan SAAB Kerja Sama Teknologi Pertahanan

Salah satu yang akan dikembangkan teknologi pesawat tanpa awak (drone) untuk kebutuhan pertahanan dan keamananBPPT terus mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak (drone) khususnya untuk kebutuhan pertahanan dan keamanan. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan yang memiliki teknologi tersebut. (Antara Foto/ Ganet Dirgantoro/ b)

BPPT dan SAAB perusahaan global yang bergerak dibidang pertahanan menjalin kerja sama untuk mengembangkan teknologi pertahanan dalam rangka menuju kemandirian pertahanan dan keamanan di Indonesia.

"Industri pertahanan kita tidak kalah dengan negara tetangga, namun untuk teknologi harus terus diperbarui mengikuti perkembangan terkini," kata Deputi Kepala BPPT bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Erzi Angson Gani saat dihubungi, Jumat.

Dia menunjuk beberapa negara ASEAN, alat utama sistem persenjataan (Alutista) masih harus didatangkan dari luar negeri, sedangkan Indonesia sudah memiliki sejumlah industri strategis seperti PT Pindad, PT LEN, PT PAL, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia.

"Industri strategis yang kita miliki tinggal dikembangkan saja, salah satu caranya dengan menggandeng perusahaan yang memiliki teknologi terkini dan efisien," ujar Erzi.

Erzi berharap Indonesia dapat mencontoh Korea Selatan dan Tiongkok yang telah dikenal memiliki industri kapal selam paling lengkap berteknologi tinggi.

Terkait hal tersebut lanjut Erzi, BPPT telah menandatangani surat perjanjian kerja sama dengan SAAB dibidang teknologi pertahanan pada Kamis (29/8) di Puspiptek Serpong. Kerja sama dilaksanakan mengingat perusahaan ini telah sukses menjalin kerja sama serupa dibidang pertahanan dengan negara lain.

Dia menunjuk kerja sama perusahaan ini dengan Swedia dalam mengembangkan teknologi sistem pertempuran udara yang didalamnya juga melibatkan lembaga akademis dan pemerintah.

Sedangkan di Indonesia, jelas Erzi, BPPT memiliki enam program dibidang pengembangan teknologi pertahanan yang siap dikerjasamakan diantaranya pesawat tempur, kapal selam, kapal korvet, rudal, medium tank, dan pengintai.

Salah satu yang akan digarap dengan SAAB adalah pesawat tanpa awak (drone) yang sudah banyak dikembangkan diberbagai negara untuk tujuan pertahanan dan keamanan, jela Erzi.

Erzi mengatakan dalam kerja sama tersebut diharapkan akan berlanjut tidak hanya sebatas implementasi pada industri strategis yang kita miliki, tetapi juga harus ada transfer teknologi.

"Negara-negara yang tergabung dalam G-20 telah menyepakati apabila terdapat kerja sama dibidang teknologi dikalangan negara anggota harus juga dimasukkan klausul alih teknologi," ujar Erzi.

   Antara  

Ikuti Indonesia, Timor Leste Bakal Bom Kapal Pencuri Ikan

Ilustrasi Penghacuran kapal Illegal Fishing

Pemerintah Timor Leste mengklaim akan mengikuti jejak Indonesia untuk memberantas kapal pencuri ikan dengan membom dan menenggelamkan kapal. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi sekaligus Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Pertanian dan Perikanan Timor Leste, Estanislau da Silva, mengatakan cara tersebut efektif untuk membuat jera para mafia ikan.

"Saya tak menentang cara pengeboman kapal pencurian ikan. Kami harus menyampaikan pesan yang jelas bagi mereka (pencuri ikan) bahwa ini adalah kedaulatan kami dan ini cara kami menjaga Timor Leste," kata Da Silva saat menggelar jumpa pers usai meneken kontrak kerja sama dengan pemerintah Indonesia di Kantor Kementerian Perikanan dan Kelautan, Jakarta, Sabtu (29/8).

Da Silva menegaskan dirinya tak dapat membiarkan perairan Timor Leste beserta isinya digunakan oleh orang dan negara lain secara ilegal. Sikap demikian merupakan bentuk komitmen Da Silva untuk menyelamatkan sumber daya perikanan di negaranya.

"Kami tentu akan meledakkan (kapal) tanpa orang yang di dalamnya. Kami akan melakukannya kalau mereka adalah ilegal," ujarnya.

Untuk memuluskan penyelidikan dan indikasi mafia ikan beserta kapal yang tengah berlayar, Da Silva bekerja sama dengan pemerintah Indonesia di bawah tanggung jawab Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Susi Pudjiastuti.

"Kami akan melakukan kerjasama dengan bertukar informasi, data, melakukan joint petral (kerjasama perdagangan minyak mentah)," kata Menteri Susi saat jumpa awak media.

 Genjot Perekonomian 

Da Silva yakin, kebijakan tersebut akan menggenjot sektor perkonomian di negaranya. "Perikanan adalah sektor terbesar yang menopang pendapatan rakyat Timor Leste," ucapnya.

Saban tahun, pemerintah Timor Leste kehilangan sedikitnya US$ 200 juta untuk sumber daya perikanan di pesisir pantai. Alhasil, cara tersebut diklaim sangat signifikan untuk menggenjot pendapatan negaranya.

"Mereka (pencuri ikan) tidak bisa bermain di sekitar negara dan pemerintah yang berdaulat. Ini adalah sumber daya yang penuh dengan keragaman hayati," ucapnya.

Sementara itu, Susi mengapresiasi tindakan dari pemerintah Timor Leste. Menurutnya, sikap tersebut menguatkan kerja sama untuk satu tujuan yang digalakkan oleh pemerintah Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Australia.

"Ini kerja sama empat negara juga. Ada 15 ribu kapal ikan Indonesia yang sudah dibakar oleh pemerintah Australia di batas perairaan mereka karena terdapat perdagangan ikan ilegal dan banyak kegiatan perikanan lainnya," kata Susi. Cara yang sama dilakukan Indonesia, tak terkecuali untuk kapal pencuri ikan Australia.

Sebagai informasi, pada hari Kebangkitan Nasional lalu, pemilik maskapai Susi Air ini, menenggelamkan 45 kapal asing. Kapal-kapal itu ditenggelamkan serentak di enam wilayah berbeda, yaitu lima kapal di Merauke, lima kapal di Ambon, 17 kapal di Bitung, 11 kapal di Pontianak, enam kapal di Batam, dan sebuah kapal di Medan. Mereka termasuk dalam catatan mafia yang menyebabkan 100 perusahaan perikanan di laut Jawa bangkrut karena isi laut Jawa sudah habis dikeruk.

Setelah pengemboman kapal pencuri ikan mulai digalakkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi surplus dalam perdagangan sektor perikanan. Pada 2013 nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai US$ 2,86 miliar, kemudian pada 2014 naik menjadi US$ 3,1 miliar. Lalu hanya pada kuartal I 2015 nilai ekspor perikanan sudah menembus US$ 906,77 juta.

Sementara total impor perikanan pada kuartal I 2015 mencapai US$ 67,42 juta. Artinya, terjadi surplus US$ 839,35 juta pada perdagangan sektor perikanan pada kuartal I 2015. Surplus tersebut disumbangkan oleh produk ikan. (utd)

  ⚓️ CNN  

TNI AL Tangkap Otak Pelaku Pembajakan MT Orkim Harmony

Foto: Chiev of Navy Malaysia

Indonesia turut membantu menemukan kapal tanker milik Malaysia, MT Orkim Harmony, yang dibajak Juni 2015 lalu. Dalam perkembangannya, kini jajaran TNI AL juga berhasil menangkap pihak yang diduga otak pelaku pembajakan tersebut.

Adalah satgas anti bajak laut di bawah komando Koarmabar yaitu Western Fleet Quick Response (WFQR) yang berhasil menangkap diduga aktor intelektual pembajakan kapal MT Orkim Harmony. Tersangka yang diketahui bernama Albert Yohanes itu dibekuk di Apartemen Mediterania 1 Kavling 5-9, Jl. Duren Raya, Grogol, Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (27/8).

"Albert Yohanes diduga sebagai aktor intelektual di balik drama pembajakan kapal berbendera Malaysia itu," ungkap Kepala Dispenarmabar Letkol Laut Ariris Miftachurrahman saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Jumat (28/8/2015).

Kapal tanker MT Orkim Harmony saat dibajak membawa 6.000 metrix ton BBM sejenis pertamax plus. Awalnya kapal yang membawa 22 ABK termasuk 5 di antaranya WNI tiba-tiba hilang kontak di perairan Malaysia yakni di 17 NM barat daya Pulau Alur pada 11 Juni 2015.

Dalam pencarian, Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) melakukan kerjasama dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM), Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) dan meminta bantuan kepada TNI AL. Jajaran Koarmabar pun mengerahkan 6 KRI dan 1 Pesud yaitu KRI Imam Bonjol-383, KRI Teuku Umar-385, KRI Parang-647, KRI Surik-645, KRI Clurit-641, KRI Kujang-642 dan Pesud Cassa U-618 untuk melakukan pencarian di wilayah perairan Indonesia.
KRI Kujang 642 [pr1v4t33r]

Kapal MT Orkim Harmony akhirnya berhasil ditemukan di Perairan Malaysia pada 18 Juni 2015, namun pihak TLDM tetap meminta unsur-unsur Koarmabar untuk melakukan penyekatan. Delapan orang pelaku perompakan yang merupakan WNI berhasil ditangkap di perairan Pulau Tho Chu Vietnam.

Meski telah cukup lama berlalu, ternyata task force anti bajak laut Koarmabar tetap melakukan pengejaran terhadap otak pelaku pembajakan. Tim WFQR terus memburu hingga akhirnya berhasil menangkap Albert yang juga merupakan WNI.

"Keberhasilan Tim WFQR Koarmabar itu tidak terlepas dari usaha yang tidak mengenal lelah untuk menangkap target utama DPO tersebut dengan melakukan perburuan selama lebih kurang 1,5 bulan," kata Ariris.

"Tidak ada perlawanan darinya saat ditangkap. Dia sepertinya udah curiga karena memang kita kuntit dia sejak lama," sambungnya.

Dalam perkembangannya Tim WFQR IV Koarmabar pada tanggal 20 Juni 2015 menggunakan Sea Raider Yon 10 Mar berhasil menemukan Tug Boat TB Malabo di Perairan Batam. Kapal berbendera Indonesia tersebut diduga digunakan sebagai sarana melakukan perompakan MT. Orkim Harmony.

"Delapan orang perompak masih ditahan otoritas Vietnam. Kalau ABK Tug Boat TB Malabo masih dalam pemeriksaan di Lanal Batam," jelas Ariris.

Sementara tersangka Albert kini berada di Pomal Kelapa Gading dan nantinya akan diserahkan kepada pihak kepolisian. Untuk kelanjutan hukum nasib para tersangka apakah akan diproses di Indonesia atau diserahkan kepada otoritas Malaysia, kata Ariris, itu masih menunggu perkembangan lebih lanjut.

"Kalau itu belum tahu, masih tunggu koordinasi selanjutnya ya. Tapi yang jelas nanti yang kita tangkap akan diserahkan ke polisi. Cuma sekarang masih dalam pemeriksaan Pomal. Yang 8 juga masih di Vietnam dalam pengawasan otoritas sana," tutupnya. (elz/hri)

   detik  

Sabtu, 29 Agustus 2015

TNI AL Ringkus Pemilik Kapal Pencuri BBM di Batam

Dok. Dispenal

TNI AL
menangkap WNI Jefry tersangka pemilik kapal MT Mascot II. Kapal ini sebelumnya telah diamankan di Laut Natuna karena diduga merompak kapal milik Singapura, MT Joaquim.

"Tersangka bernama Jefry berhasil ditangkap tim WFQR IV pukul 18.10 WIB, Kamis (27/8), di Nagoya, Batam, Kepulauan Riau," ungkap Kadispenal Laksma M Zainudin melalui keterangannya, Jumat (28/8/2015). Jefry diringkus Satuan tugas anti bajak laut di bawah jajaran Koarmabar, Western Fleet Quick Response (WFQR.

Kapal Mascot II ditangkap oleh prajurit TNI AL yang sedang berpatroli dengan KRI Silas Papare-386 di Laut Natuna, Selasa (11/8). Kapal tersebut berlayar dari Vietnam ke Out Port Limit (OPL) tanpa dilengkapi dokumen yang sah. Ada 9 WNI yang berada di dalam kapal tersebut. Jajaran TNI AL menemukan muatan di Kapal Mascot II sebanyak 253 ton BBM ilegal dan diduga diambil dari Kapal MT Joaquim milik Singapura yang membawa muatan minyak hitam.

Perompakan sendiri terjadi di Selat Malaka pada Sabtu (8/8). Para perompak awalnya menguras habis isi muatan Kapal MT Joaquim dan memindahkannya ke kapal MT Kharisma 9 yang menjadi kapal penampung BBM curian. Perompak yang bersenjata membawa serta ABK kapal MT Joaquim dan pada pagi harinya perompak meninggalkan kapal dalam posisi lego dekat Pulau Rupat. Para ABK WNA Singapura akhirnya dievakuasi dengan helikopter Police Marine Malaysia dan mengalami luka memar.

Selain menguras muatan, perompak juga mengambil perlengkapan milik ABK Singapura termasuk pakaiannya. Perlengkapan dari kapal MT Joaquim pun dicuri. Kapal MT Mascot II yang diamankan jajaran Koarmabar diduga masih terhubung dengan peristiwa pembajakan MT Joaquim. Kapal tersebut juga terbukti melakukan pelanggaran karena tidak dilengkapi dengan dokumen-dokumen resmi. Bahkan ditemukan pula 2 pucuk senapan angin dan 2 bendera asing saat penangkapan.

"Kapal dengan 9 ABK WNI dan nakhoda bernama Obed Rumpang itu (MT Mascot II) itu diduga melakukan over ship muatan di laut dari kapal asing sebanyak 3 kali dengan jumlah total muatan BBM yang ada di tanki kapal lebih kurang 235 ton," jelas Zainudin.

Posisi MT Mascot II hingga kini masih berada di Dermaga Posal Penagi. Sedangkan 9 ABK diamankan di Pomal Lanal Ranai untuk pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut. (elz/hri)

  detik  

BPPT Siap Bekerja Sama dengan Saab untuk Alih Teknologi

Kompas/J Galuh Bimantara

B
adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sepakat bekerja sama dengan perusahaan asal Swedia, Saab, melalui penandatanganan nota kesepahaman di Kompleks Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (27/8) siang. Kerja sama bertujuan melakukan alih teknologi maju produk industri pertahanan.

Hal tersebut sebagai bagian upaya mewujudkan kemandirian bangsa di bidang penelitian, pengembangan, dan kerekayasaan teknologi produk industri peralatan pertahanan dan keamanan nasional.

"Ini untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memiliki kemampuan untuk pengkajian dan penerapan teknologi dari hasil kerja sama," ujar Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan BPPT, Samudro, Kamis, dalam pidato sebelum penandatanganan nota kesepahaman.

Chief Technology Officer Saab, Pontus de Laval, menuturkan, Swedia dan Saab sudah menunjukkan contoh sukses pelaksanaan konsep triple helix (sinergi akademisi, pemerintah, dan industri) dalam memajukan riset. Salah satu hasilnya adalah pengembangan sistem pertempuran udara. "Kerja sama ini akan memperkuat semua pihak dan memungkinkan berkontribusi maksimal dalam pembuatan inovasi," ujarnya.

Berdasarkan informasi dari alamat laman http://saabgroup.com/about-company/company-in-brief/, Saab merupakan perusahaan yang menyediakan produk, jasa, dan solusi terkait pertahanan militer maupun keamanan sipil. Pasar penting Saab AB saat ini adalah Eropa, Afrika Selatan, Australia, dan Amerika Serikat.

Penjualan tahunan perusahaan ini mencapai sekitar 24 miliar krona Swedia (Rp 39,9 triliun). Lebih kurang 20 persen dari penjualan digunakan untuk penelitian dan pengembangan.

  Kompas  

Jumat, 28 Agustus 2015

PLTU Terbesar ASEAN Akhirnya Dibangun

♙ Dirut PLN: Prosesnya Berat http://images.detik.com/content/2015/08/28/1034/092354_pltubatang.jpgMaket PLTU Batang (Foto: Dana/detikFinance)

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir lega akhirnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah dibangun juga. Pembangkit berkapasitas 2x1.000 MW ini molor 4 tahun dari rencana semula.

"Ini kan untuk bangsa. Memang prosesnya berat. Tapi kita tetap usahakan supaya ini jadi‎ jalan." katanya ditemui di lokasi pembangunan, Jumat (28/8/2015).

Pembangunan PLTU terbesar di ASEAN ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini. Jokowi akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

PLTU ini dibangun dan dikelola oleh PT Bimasena Power Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium J-Power, Itochu, dan‎ Adaro.

Kebutuhan dana investasi untuk membangun PLTU ini diperkirakan mencapai US$ 4 miliar, atau Rp 56 triliun. PLTU berdiri di atas lahan seluas 226 hektar di 3 desa, yakni Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng. (ang/ang)
9 Hektar Lahan PLTU Terbesar di ASEAN Belum Bebas http://images.detik.com/content/2015/08/28/1034/094019_pltubatang1.jpgMaket PLTU Batang (Foto: Dana/detikFinance)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah akhirnya dibangun juga meski masih ada lahan yang belum bebas. PT PLN (Persero) akan membawa masalah lahan ini ke pengadilan.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir menyatakan sampai saat ini masih ada sekitar 9 hektar lahan di area pembangkit berkapasitas 2x1.000 MW itu yang belum bebas.

"Sekarang sudah semakin kecil. Kita musyawarah terakhir minggu lalu untuk tinggal yang 9 hektar. Dari yang 9 hektar itu akhirnya kita putus untuk taruh di pengadilan," ujar Sofyan ditemui di lokasi pembangunan, Jumat (28/8/2015).

Ia mengatakan, rata-rata nilai pembebasan lahan dihargai Rp 100.000 per meter. Jadi untuk 9 hektar kira-kira butuh 9 miliar.

"Ini titip di pengadilan, tapi sepertinya juga mereka setuju. Nggak ada masalah," katanya.

Pembangunan PLTU terbesar di ASEAN ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini. Jokowi akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (ang/ang)
4 Tahun Mangkrak, PLTU Terbesar ASEAN Ini Akhirnya Dibangun http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Fotona-Heli-Apache.jpgPembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terbesar di ASEAN berkapasitas 2 x 1.000 MW‎ di Batang, Jawa Tengah akan diresmikan pembangunannya pada hari ini. Pembangunan ditandai oleh peresmian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Acara hari ini penting sebagai penanda dimulainya megaproyek yang mangkrak sejak 4 tahun lalu tersebut.

PLTU ini dibangun dan dikelola oleh PT Bimasena Power Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium J-Power, Itochu, dan‎ Adaro.

Kebutuhan dana investasi untuk membangun PLTU ini diperkirakan mencapai US$ 4 miliar, atau Rp 56 triliun. PLTU berdiri di atas lahan seluas 226 hektar di 3 desa, yakni Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng.

Sebelumnya megaproyek ini sempat tertunda pembangunannya akibat proses pembebasan lahan yang tak kunjung usai. Hingga Maret 2015 tercatat, dari 226 hektar lahan yang dibutuhkan, sekitar 12,5 hektar atau 5% belum bisa dibebaskan.

Meski lahan yang terbebas sudah mencapai 95%, sayangnya proses pembangunan belum bisa dimulai. Karena, lokasi tanah yang belum dibebaskan adalah lokasi penting yang nantinya akan menjadi lokasi berdirinya bangunan utama PLTU ini. (dna/dnl)
PLTU Terbesar di ASEAN Pakai Teknologi Jepang http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Fotona-Heli-Apache.jpgPresiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini meresmikan dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1000 Mega Watt (MW). PLTU ini bakal yang terbesar di ASEAN, dengan teknologi pembangkit berbasis batu bara dari Jepang.

"Kita pakai teknologinya namanya ultra super critical. Di Jepang, teknologi ini yang punya J-Power yang sekarang juga menjadi salah satu konsorsium di PT Bimasena Power Indonesia (BPI) ini," kata Direktur Utama‎ BPI Mohammad Effendi ditemui di lokasi acara, di Batang, Jumat (28/8/2015).

Ia mengatakan ada dua keunggulan utama dari teknologi ini dibandingkan dengan tenknologi pembangkitan yang selama ini sudah diterapkan di Indonesia. Pertama adalah konsumsi batubara yang lebih minim ketimbang teknologi terdahulu yakni teknologi super critical.

"Kalau super critical untuk menghasilkan 1 kwh membutuhkan sejumlah 'X' batubara. Sedangkan teknologi ultra super critical hanya membutuhkan sejumlah 'X' minus batubara.‎ Artinya untuk menghasilkan daya yang sama teknologi kita pakai batu bara yang lebih sedikit," katanya.‎

Keunggulan kedua, adalah emisi atau limbah sisa pembakaran yang lebih sedikit. Sehingga bagi lingkungan, teknologi ini jelas lebih aman dan lebih ramah lingkungan.‎

"Teknologi ini mamp‎u menghasilkan panas tinggi. Komponennya pun mampu menahan panas yang sangat tinggi beda dengan yang lain yang batas panasnya lebih rendah dari teknologi kita. Karena batu bara ini dibakar dalam panas tinggi sehingga pembakarannya sempurna dan sisa pembakarannya itu‎ lebih sedikit," katanya.

Diharapkan proses pembangunan bisa cepat dilakukan dan dapat lebih cepat mengaliri listrik Pulau Jawa dan sekitarnya.‎ Pada 2018, Jawa-Bali terancam mengalami krisis listrik bila tak ada tambahan pembangkit baru.‎ (dna/hen)
Sejarah Panjang Proyek PLTU Batang, Terbesar di ASEAN
http://images.detik.com/albums/detikfinance/PLTU_Batang_Infografis_Detikfinance1.jpg
Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dimulainya pembangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 1.000 MW, Batang, Jawa Tengah. Pembangkit ini diklaim terbesar di kawasan ASEAN.

Namun, perjalanan proyek ini cukup panjang, di rencanakan dibangun pada 2010, tapi selama 4 tahun mandek karena permasalahan pembebasan lahan yang tidak berujung selesai. Apalagi proyek PLTU ini sangat vital, karena bila tak selesai pada 2018, wilayah Jawa-Bali terancam krisis listrik.
Proyek PLTU Terbesar di ASEAN Bakal Serap 5.000 Pekerja Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah diharapkan bisa menggerakkan roda perekonomian di sekitar kawasan proyek. Karena, Proyek PLTU berkapasitas 2 x 1.000 MW ini akan melibatkan sekitar 5.000 tenaga kerja.

Direktur Utama PT Bimasena Power Indonesia Mohammad Effendi mengatakan, penyerapan tenaga kerja akan diprioritaskan dari masyarakat di sekitar lokasi proyek.

"4.000-5.000 orang dalam konstruksinya. Pada saat konstruksi terbuka luas dari mulai pekerjaan kecil, pasang batu hingga yang besar itu terbuka bagi orang-orang di sini untuk terlibat. Untuk mereka yang ingin bekerja kita persilakan," kata dia di lokasi proyek, Jumat (28/8/2015).

Bukan hanya dalam kegiatan konstruksi, perusahaan juga akan memberikan prioritas penyerapan tenaga kerja untuk keperluan operasional saat pembangkit ini sudah mulai beroperasi di sekitar 2018 atau 2019.

Mengingat teknologi yang diterapkan pada pembangkit ini adalah teknologi tinggi‎, perusahaan pun tidak segan untuk memberikan pendidikan ke pada masyarakat calon pekerja di PLTU ini nantinya.

"Setelah nanti menjelang pengoperasian, dua tahun sebelum operasi sudah mulai kita arahkan untuk mendidik orang-orang dari sini yang nantinya bisa masuk. Jadi dua tahun sebelumnya kita mulai lakukan pendidikan," kata dia.

Adapun jumlah tenaga kerja yang akan diserap khusus untuk kegiatan operasi diperkirakan adalah 500 orang.

"Tapi itu yang inti saja. Kalau sudah beroperasi nanti, industri penunjang pasti akan banyak. Bisa itu warteg, laundry, dan penunjang lainnya. 1.000 orang lebih akan dihidupi kalau sudah beroperasi," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, bahwa kehadiran pembangkit listrik ini sangat penting bagi bergeraknya roda perekonomian. Bukan hanya industri besar seperti Pabrik-pabrik raksasa hingga perhotelan.

"Tetapi juga ibu-ibu yang punya usaha jait kecil-kecilan, nelayan kita untuk menghidupkan freezer supaya ikan mereka awet, dan anak-anak kita yang bleajar di malam hari," tegas Jokowi. (dna/rrd)


  ♙ detik  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More