blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Rabu, 31 Desember 2014

5 Alat Canggih ini Bakal Dilibatkan Mencari Black Box AirAsia

http://images.detik.com/content/2014/12/31/10/163441_cdblackboxadamairknkt.jpgPengangkatan black box Adam Air (Foto: KNKT)

Setelah serpihan pesawat AirAsia ditemukan, tahap pencarian selanjutnya adalah mencari black box, yang bisa menjadi kunci penyebab AirAsia jatuh ke laut. Laut Jawa, tempat ditemukannya serpihan-serpihan itu, berkedalaman 25-30 meter. Maka, selain melibatkan penyelam, alat-alat canggih juga dilibatkan seperti ini:
Pinger Detector http://images.detik.com/content/2014/12/31/10/163531_pingerdetectorsnoaagov.jpg(Foto: noaa.gov)

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berusaha mencari tahu keberadaan black box pesawat AirAsia QZ8501. Alat yang digunakan berupa 6 buah Pinger Detection.

"Ada 6 Pinger Detector yang akan dipakai untuk mencari sinyal emergency yang menempel di blackbox (kotak hitam)," kata Kepala KNKT Tatang Kurniadi, saat dihubungi detikcom, Selasa (30/12/2014) malam.

Alat emergency yang dimaksud Tatang adalah Underwater Locator Beacon (ULB) yang menempel di black box yang mengeluarkan sinyal darurat. Pinger detector selanjutnya akan mendeteksi bunyi tersebut.

"Bisa mendeteksi suara hingga 200 meter," ujar Tatang.

Enam alat Pinger Detector yang akan digunakan merupakan milik KNKT, KNKT Singapura dan KNKT Inggris. Rencananya, tim pencari blackbox ini akan mulai bergerak dari Tanjung Pandan sekitar pukul 06.00 WIB.
Remote Operator Vehicle (ROV) http://images.detik.com/customthumb/2014/12/31/10/163624_rovnoaagov.jpg?w=460Bila lokasi black box sudah diketemukan, maka robot yang disebut Remote Operated Vehicle (ROV) akan digunakan. Alat ini akan mengangkat benda-benda dalam laut yang dalam.

ROV digunakan untuk banyak hal di dalam air, beberapa di antaranya untuk kepentingan eksplorasi minyak lepas pantai, termasuk perakitan pipa, elektronik, dan konstruksi.

ROV ini juga digunakan untuk mengangkat black box Adam Air di perairan Majene Sulbar dari kedalaman laut 2.000 meter. ROV yang digunakan untuk mengangkat AdamAir saat itu adalah jenis ROV Remora yang bisa menjelajah hingga kedalaman 6 ribu meter.

Yang akan membawa ROV dalam SAR AirAsia adalah tim survei yang beranggotakan Ikatan Surveyor Indonesia dan Asosiasi Kontraktor Survey Laut Indonesia membawa sejumlah peralatan canggih yang biasa digunakan untuk pemetaan bawah laut.

"Jadi nanti kami akan cari objek dengan sonar, setelah itu akan dibuat peta dalam bentuk 3D setelah itu ROV akan diturunkan untuk mengambil gambar visual berupa video dan foto," kata kata Ketua Ikatan Alumni Geodesi ITB yang tergabung dalam tim survei, Henky Suharto, di pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (31/12/2014).
Multibeam Echosounder http://images.detik.com/customthumb/2014/12/31/10/163658_mechosounderwikipedia.jpg?w=460Multibeam echosounder, menurut situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), alat ini digunakan untuk survei di laut dalam, menentukan letak kedalaman benda seperti bangkai kapal, penghalang, dan objek-objek lainnya.

Alat ini juga akan dibawa tim survei dari Ikatan Surveyor Indonesia dan Asosiasi Kontraktor Survey Laut Indonesia.

Alat ini, seperti sistem sonar lainnya, memancarkan gelombang suara dalam bentuk kipas yang dari langsung di bawah lambung kapal. Sistem ini mengukur dan mencatat waktu yang dibutuhkan sinyal akustik dari transmitter atau pemancar ke dasar laut atau objek dan kembali lagi. Dari pergerakan sinyal akustik itu, bisa diketahui jarak kedalaman benda.

Dengan cara ini alat ini menghasilkan cakupan area luas survei. Cakupan area di dasar laut tergantung pada kedalaman air, biasanya dua sampai empat kali kedalaman air.
Side Scan Sonar http://images.detik.com/content/2014/12/31/10/163729_sidescansonarnoaagov.jpggifTim dari Ikatan Surveyor Indonesia dan Asosiasi Kontraktor Survey Laut Indonesia juga akan membawa side scan sonar. Side scan sonar adalah sistem khusus untuk mendeteksi benda-benda di dasar laut. Kebanyakan sistem pemindaian samping tidak dapat memberikan informasi mendalam.

Seperti sonar lainnya, side scan sonar ini memancarkan energi suara dan menganalisa sinyal kembali (echo/gaung) yang kembali dari dasar laut atau benda lainnya. Side scan sonar biasanya terdiri dari tiga komponen dasar: towfish, kabel transmisi, dan unit pengolahan.
Submersible Vehicle http://images.detik.com/customthumb/2014/12/31/10/163802_siblevehiclewikipedia.jpg?w=460Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) menyatakan butuh suatu alat bernama submersible vehicle untuk mengevakuasi pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ 8501. Tapi Indonesia tak punya alat itu dan harus meminjamnya dari mancanegara. Apa sebenarnya submersible vehicle itu?

Submersible vehicle bila diterjemahkan tentu saja berarti kendaraan selam. Namun bukan berarti ini sama dengan kapal selam. Bila diperhatikan, submersible vehicle terlihat lebih ringkas secara ukuran. Dikutip dari berbagai sumber, submersible vehicle merupakan kendaraan kecil yang didesain untuk menjangkau kedalaman lautan, bahkan hingga kedalaman bertekanan tinggi yang tak mungkin manusia bisa berada pada titik kedalaman itu.

Submersible vehicle tak bisa beroperasi sendiri layaknya kapal selam, melainkan butuh 'kapal induk' yang berada di atas permukaan air. Kendaraan yang tidak sepenuhnya otonom ini masih membutuhkan dukungan dari kapal di permukaan laut, mereka dihubungkan oleh semacam tali atau saluran.

Submersible hanya memuat sedikit awak dengan ruang yang sempit. Kendaraan ini dirancang sedemikian rupa untuk tahan terhadap tekanan air yang tinggi di kedalaman laut. Ada pula sejenis submersible yang dinamakan marine remotely operated vehicles (MROV) yang tak menggunakan awak.

Namun demikian, submersible jenis apa yang bakal digunakan untuk mengevakuasi AirAsia? Pihak Basarnas belum jelas betul menjelaskannya. Hanya saja, submersible itu bukan ROV yang tak berawak.

"Kita masih belum bisa bicara lebih jauh, karena ini masih minta bantuan. Sekarang masih fokus untuk pencarian. Kalau submersible vehicle itu untuk evakuasi. Kalau nanti sudah ketemu lokasinya dan ketemu kedalamannya, baru submersible dibutuhkan. Submersible ini biasanya ada awaknya, dan awaknya mengoperasikan," kata Kepala Humas Basarnas Dianta Bangun di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Senin (29/12).(nwk/nrl)

   detik  

Lima Teknologi Yang Dbawa Baruna Jaya IV

Kapal Baruna Jaya IV (republika)

Kapal riset Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) yang akan ikut mencari AirAsia QZ8501 dilengkapi lima jenis teknologi untuk pencarian obyek di bawah permukaan laut.

"Ada lima teknologi jadi yang dibawa, tapi dua diantaranya, side-scan sonar dan ultra-short baseline, harus digunakan bersamaan saat dioperasikan," kata Kepala Seksi Program Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M Ilyas kepada Antara, kemarin.

Pada kapal riset Baruna Jaya IV, ia mengatakan sudah dilengkapi multibeam echo sounder 150D dengan kemampuan mengukur kedalaman air hingga 3.000 meter dengan tingkat resolusi hingga lima meter. Sonar dapat menyapu tujuh kali (dengan sapuan melebar) kedalaman laut yang dilalui.

"Sapuan ke samping seperti setrika tujuh kali dari kedalaman lokasi laut. Jadi jika kedalamannya 200 meter bisa menyapu hingga 1.400 meter," terang dia.

Multibeam echo sounder ini memang melekat di kapal Baruna Jaya IV. Namun BPPT, ia mengatakan juga memiliki multibeam echo sounder portable yang bisa digunakan untuk kedalaman kurang dari 200 meter di bawah air.
"Untuk kedalaman 70 sampai 80 meter, bukan untuk laut dalam, tapi alat ini saya rasa cukup untuk digunakan di perairan Belitung Timur hingga Selat Karimata. Sapuan sonarnya sama, tujuh kali melebar dari kedalaman laut," ujar Ilyas.

Alat kedua yang dibawa Baruna Jaya IV adalah side-scan sonar yang dapat beroperasi hingga kedalaman kurang dari 2.000 meter. Alat ini hanya beroperasi baik saat digunakan dengan ultra-short baseline (USBL) atau biasa disebut sistem posisi bawah laut.

"Sapuan alat ini memang hanya 400 meter namun tampilan obyeknya lebih jelas. Ini jadi semacam GPS di bawah laut juga, sehingga hasilnya lebih presisi (tepat)," ujar dia.

Alat keempat yang dibawa adalah marine magnetometer geometric, khusus untuk mendeteksi logam dengan ukuran besar dan berfungsi membaca tanda anomali logam di bawah laut.

"Alat ini sudah sering digunakan juga oleh pihak swasta, biasa digunakan inspeksi pipa atau kabel bawah laut," ujar dia.

Lalu, teknologi kelima yang ikut di bawa adalah Sistem Remotely Operated Vehicle (ROV), kamera yang berjangkauan puluhan meter dengan visual baik untuk memastikan obyek yang muncul dari anomali logam yang dihasilkan marine magnetometer geometric. Selain BPPT, alat ini juga dimiliki Pusat Penelitian Geologi Kementerian ESDM.

Baruna Jaya IV bergabung melakukan pencarian AirAsia QZ8501 yang hilang kontak dengan Menara Pengawas Udarar (ATC) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu pagi lalu.

Basarnas yang memimpin pencarian pesawat Airbus 320--200 tersebut telah melakukan pencarian di tujuh sektor pada Senin dengan menggunakan pesawat, helikopter, dan kapal-kapal milik TNI, Polri, Basarnas.

Tim SAR dari Malaysia, Singapura, dan Australia juga turut mencari QZ8501 yang hilang kontak dengan membawa 155 orang.


  Antara  

Kapal BPPT dan Survei Diandalkan untuk Cari Badan Pesawat

http://images.cnnindonesia.com/visual/2014/12/31/39c0a959-0030-4955-8d24-1aff4dc0299b_169.jpg?w=650Kapal Laut Mahakarya Geosurvey bersiap berlayar ke area penemuan serpihan AirAsia QZ8501, Rabu (31/12). (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)

Pencarian badan utama pesawat AirAsia QZ8501 akan dilakukan oleh dua kapal laut. Kapal yang bisa mendeteksi benda di bawah permukaan air yang dikerahkan adalah kapal milik Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Asosiasi Survey.

Hingga hari keempat pencarian ini tim gabungan baru menemukan serpihan dan jenazah penumpang. Sementara badan pesawat belum terdeteksi keberadaannya. Dugaan kuat badan utama pesawat jenis Airbus A320 tersebut berada di bawah laut Selat Karimata.

"Kapal BPPT dan Asosiasi survei akan menjadi leading sector untuk menemukan badan pesawat karena memiliki teknologi untuk mendeteksi keberadaan bodi pesawat di dalam air," kata Kepala Basarnas FHB Soelistyo di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Rabu (31/12).

Basarnas memastikan operasi pencarian di lokasi jatuhnya pesawat akan dilakukan secara masif mulai Rabu (31/12) ini. Namun, diakui oleh Basarnas, cuaca buruk pada pagi hari keempat pencarian ini mengganggu proses evakuasi yang dilakukan oleh tim evakuasi.

Sebanyak 17 helikopter belum bisa dioperasikan karena cuaca buruk. Beberapa pesawat juga sudah disiapkan untuk dioperasikan jika dibutuhkan. Kondisi cuaca yang tak bersahabat membuat petugas lebih mengandalkan kapal laut terutama yang berbadan besar.

Menurut Soelistyo ketinggian ombak perairan Selat Karimata saat ini 2-3 meter. Gelombang setinggi ini berbahaya bagi kapal berukuran kecil.(sur/sip)
Kapal Survei Cari Badan Pesawat di Kedalaman 40 Meter Kapal survei Mahakarya Geosurvey akan mencari badan utama pesawat AirAsia QZ85012 di Sektor 4 area pencarian. Lokasi ini adalah lokasi terakhir kontak pesawat yang hilang hari Minggu lalu. Badan pesawat diduga berada di dasar laut di kedalaman 40 meter Selat Karimata.

Menurut Koordinator Misi Nanang Hengky Soeharto, Rabu (31/12), kapal ini punya misi melakukan pemetaan dasar laut. Tujuannya untuk menemukan objek di dasar laut karena teknologi di kapal ini memungkinkan serpihan di dasar laut bisa terdeteksi.

Hasil yang didapat menurut Nanang sangat akurat meliputi kedalaman air, bentuk, dan lokasi bangkai pesawat terhadap morfologi dasar laut.

"Pemetaan yang dilakukan menggunakan sonar untuk membuat model tiga dimensi dan petanya," kata Nanang saat ditemui di atas Kapal Mahakarya Geosurvey. Kapal ini berangkat pagi ini dari Tanjung Priok menuju Sektor 4 area pencarian.

Nanang memperkirakan butuh waktu sehari lebih untuk bisa menjangkau Sektor 4. Area pencarian bangkai pesawat ditetapkan seluas 121x174 km persegi. Di kawasan Sektor 4 tersebut, Nanang memperkirakan kedalaman laut mencapai 40 meter.

Nanang memperkirakan pada kedalaman ini, badan utama pesawat jika masih berukuran besar tidak akan jauh terbawa arus bawah. "Bagian besar tidak akan ke mana-mana dan berada di dasar laut," kata Presiden Ikatan Alumni Geodesi ITB ini.

Beberapa ahli dilibatkan dalam pencarian ini meliputi ahli positioning, geofisika, robotik, hidrooceanografi, geologi, geodesi, dan hidrografi.

Hasil pemetaan bawah laut ini akan jadi dasar evakuasi badan utama pesawat. Hasil pemetaan ini kata Nanang akan diserahkan kepada Basarnas yang berwenang melalukan evakuasi badan utama pesawat.

Serpihan dan jenazah penumpang sudah ditemukan kemarin di Perairan Pangkalan Bun. Saat ini area pencarian serpihan dan jenazah oleh Basarnas dipersempit dari semula 13 sektor menjadi dua sektor.

Selain mencari serpihan dan jenazah, petugas saat ini juga mencari badan utama pesawat. Dua kapal yang akan diandalkan untuk mencari badan utama pesawat adalah kapal milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan kapal survei. Dua kapal ini punya teknologi pemetaan dasar laut untuk mencari badan utama pesawat.(sur/nez)


  ♙ detik  

Pencarian Blackbox AirAsia QZ8501

KNKT Sebar Tim ke Pangkalan Bun dan Tanjung Pandan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus berupaya melakukan investigasi terkiat tragedi AirAsia QZ8501 yang hilang kontak. Rabu (31/12) pagi, KNKT akan mengirim dua tim untuk mencari blackbox pesawat berjenis Airbus A320-200 itu.

"Keterlibatan KNKT sudah sejak awal-awal persiapan (pencarian). Besok mulai melakukan pencarian blackbox. Dua tim akan dikirim ke Pangkalan Bun dan Tanjung Pandan," kata Kepala KNKT Tatang Kurniadi, saat dihubungi detikcom, Selasa (30/12/2014) malam.

Sementara tim melakukan pencarian blackbox, Tatang berada di Surabaya untuk mengumpulkan data-data yang bisa diolah menjadi sebuah titik terang. "Di sini mengumpulkan data-data," ujar Tatang.

Pesawat komersil berpenumpang 155 orang tersebut diduga hilang kontak antara Tanjung Pandan dan Pontianak. Penyebab hilangnya pesawat masih misterius. Meski begitu disebut-sebut karena cuaca buruk dan pesawat menabrak awan comulonimbus.

Pihak Airbus sendiri siap membantu KNKT untuk mencari keberadaan blackbox dan mengidentifikasi setiap serpihan pesawat yang ditemukan.

"Dengan menempatkan keselamatan pada prioritas tertinggi, Airbus menegaskan kembali komitmen penuhnya untuk memberikan semua bantuan teknis yang diperlukan kepada para otoritas investigasi agar dapat menemukan penyebab tragedi ini," demikian siaran pers Airbus dalam keterangannya, Selasa (30/12).(rna/jor)
Kapal Basarnas dan TNI AL Sudah 'Kepung' Area Penemuan Serpihan AirAsia KRI Bung Tomo [supermarine]

Kapal Basarnas, TNI AL, serta sejumlah kapal lainnya merapat ke lokasi penemuan serpihan AirAsia. Pesawat TNI AU juga bergerak menyisir di sekitar lokasi.

Menurut Kepala Basarnas Soelistyo di Kemayoran, Rabu (31/12/2014) seluruh armada 80 persen bergerak ke titik di sektor V itu.

"Perkiraan prediksi, serpihan keluar dari area akan tertangkap satuan laut kita," jelas Soelistyo.

Menurut dia, saat ini cuaca masih belum bersahabat. Cuaca masih gerimis dan gelombang setinggi 2-3 meter.

Ada KRI Bung Tomo, KRI Banda Aceh, KRI Pattimura, serta beberapa KRI lainnya. Ada juga 17 helikopter dan 9 pesawat siap bergerak.

"Setelah cuaca bagus unsur-unsur melakukan," urai dia.
Bantu KNKT, Basarnas Siap Cari Blackbox dengan Hati-hati Basarnas telah menemukan lokasi pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang, yakni di perairan Selat Karimata dan diyakini ada di kedalaman 30 meter. Untuk urusan blackbox pesawat tersebut, Basarnas menyerahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan KNKT terkait pencarian kotak hitam tersebut. Untuk menemukannya, digunakan alat khusus pelacak sinyal.

Soelistyo mengatakan, alat itu hanya dimiliki oleh KNKT. Namun jika diperlukan, Basarnas siap untuk membantu mencari dan mengambil kotak perekam data penerbangan tersebut.

"Ada alat dari KNKT, yaitu pinger, untuk mencari blackbox, tapi KNKT yang akan mencari itu, dan nanti kita akan bantu," ujar Bambang di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (31/12/2014).

"Kita koordinasi bagaimana cara mengambilnya supaya tidak merusak maupun tidak mengganggu flight recorder itu," tambahnya.(jor/mad)
Inggris, Singapura dan Perancis Siap Bantu KNKT Cari Blackbox AirAsia QZ8501 Dukungan dunia internasional terhadap pencarian pesawat AirAsia QZ8501 begitu terasa. Inggris, Singapura, dan Perancis siap membantu Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan keberadaan blackbox pesawat tersebut.

"Kita akan kirim tim ke Pangkalan Bun dan Tanjung Pandan. Tim yang ke Tanjung Pandan terdiri dari KNKT, KNKT Singapura, KNKT inggris Air Incident Investigation Branch (AAIB), sama KNKT Perancis," kata Kepala KNKT Tatang Kurniadi, saat dihubungi detikcom, Selasa (30/12/2014) malam.

Tim yang akan mencari blackbox di kawasan Pangkalan Bun terdiri dari satu dokter dan satu pihak dari Airbus. Airbus memang telah berkomitmen membantu KNKT mencari keberadaan blackbox.

"Mereka akan melakukan identifikasi, terutama pesawatnya," ujar Tatang.

Operasi pencarian akan dimulai Rabu (31/12), sekitar pukul 07.00 WIB.(rna/jor)
Basarnas Kirim 20 Penyelam Tambahan, Statusnya Wait and See Sedikitnya 20 panyelam tambahan diterjunkan Basarnas untuk mengevakuasi penumpang dan pesawat AirAsia yang ditemukan didalam Laut Jawa di dekat Selat Karimata. Proses evakuasi belum dapat dilakukan karena cuaca buruk.

"Kita berangkatkan TNI, Kopaska, sebanyak 47 penyelam. Basarnas, kita tambahkan 20 personel penyelam dari Basarnas special grup," kata Kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Soelistyo dalam jumpa pers di kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat,Jakarta, Rabu (31/12/2014).

Menurut Soelistyo, evakuasi belum bisa dilakukan karena kondisi cuaca yang buruk dan gelombang tinggi.

Ia menjelaskan para penyelam memiliki dua tugas. "Mencari lokasi yang diduga di bawahnya ada bagian pesawat. Kedua mencari dan mengevakuasi (penumpang)," ujar dia.

Soelistyo menambahkan penyelam dilengkapi alat untuk dapat menyelam ke kedalaman laut rata-rata 25 meter hingga 32 meter maka dengan perlengkapan standar sudah mampu dan bisa menyelam ke kedalaman laut tersebut. "Jika sulit pakai alat khusus untuk memotong. Kita masih wait and see, tetapi sudah diposisi tugas masing-masing. Saat ini sedang hujan deras dan cuaca buruk," kata Soelistyo.

  ★ detik  

Pimpin Rapat KKIP, Presiden Tegaskan Pembelian Senjata Harus Disertai Transfer Teknologi

Presiden Jokowi memimpin sidang kabinet membahas Komite Kebijakan Industri Pertahanan, di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (30/12)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (30/12) pagi. untuk pertama kalinya memimpin sidang kabinet yang membahas tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).

Dalam pengantarnya, Presiden Jokowi menyampaikan 4 (empat) prioritas utama dalam kebijakan pertahanan, yaitu :

Pertama. menjamin pemenuhan pertahanan baik yang berkaitan dengan kesejahteraan prajurit maupun penyediaan alutsista.

Kedua, lanjut Presiden Jokowi, kemandirian pertahanan. “Ini yang harus kita wujudkan agar kita tidak ketergantungan pada impor,” tuturnya.

Ketiga, Presiden Jokowi menegaskan, bahwa pertahanan bukan hanya sekedar memenuhi kekuatan pokok minimun namun harus ditujukan untuk membangun kekuatan TNI sebagai sebuah kekuatan yang disegani.

Keempat, menempatkan kebijakan pertahanan negara sebagai bagian integral dari pendekatan keamanan yang komprehensif.

Presiden menjelaskan, kemandirian industri pertahanan bisa dicapai dengan beberapa pendekatan yang bisa dilakukan secara simultan.

- Pertama, sebut Presiden, dilakukan melalui transfer teknologi, dimana diharapkan setiap pembelian senjata harus disertai transfer teknologi ke industri strategis, baik PT PAL, PT Pindad, PT DI.

- Kedua, siklus produksi senjata yang dilakukan dengan meninggalkan kebiasaan membeli senjata tanpa dikaitkan dengan siklus produksinya.

- Ketiga, mengenai integritas sistem, menurut Presiden Jokowi, pengadaan alutsisa itu satu matra bisa terhubung dengan alutsista ke matra yang lain.

Presiden menunjuk contoh, tank AD tidak bisa melakukan operasi terpadu dengan pesawat tempur angkatan udara atau kapal perang angkatan laut. “Ini yang harus kita hindari jangan sampai itu terjadi,” tegasnya.

Kemandirian industri pertahanan itu, lanjut Presiden Jokowi, juga harus dikaitkan dengan perbaikan manajemen BUMN.

Presiden mengingatkan, agar BUMN strategis di sektor industri pertahanan harus mulai melakukan perbaikan total, baik yang berkaitan dengan daya saing, produktivitas, kapasitas produksi yang ada di Pindad, PT DI, dan PAL, sehingga kita mampu bermitra dengan industri pertahanan skala global, seperti Korea selatan, Eropa Barat dan Amerika.

“Oleh karena itu, rencana strategis pengembangan industri pertahanan harus jangka panjang. Berbicaranya jangan hanya setahun dua tahun tapi jangka panjang,” tutur Jokowi.

Agar industri pertahanan lebih efisien, menurut Presiden, kita harus menemukan teknologi ganda sipil militer. Artinya, bahwa industri bukan hanya untuk kebutuhan pertahanan tetapi juga untuk kebutuhan mon pertahanan, misalnya komponen Anoa dari Pindad bisa juga bisa dipakai untuk komponen truk komersial.

Presiden juga menunjuk, produksi kapal perang PT PAL, diharapkan bisa dipakai untuk kapal niaga dan nelayan. Kemudian CN 295 produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) juga harus bisa masuk ke industri pertahanan sipil.

 Laut Pekarangan 

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa pekarangan rumah adalah laut, dan negara kita adalah negara lautan yang di dalamnya banyak pulau-pulau. Karena itu, Presiden mengingatkan, bahwa gagasan kembali ke maritim jangan hanya diterjemahkan dengan hal yang berkaitan dengan tol laut, pelabuhan, kapal perintis.

“Yang paling penting bahwa membenahi industri maritim, industri galangan kapal, yang kita lakukan sendiri hal yang paling penting,” kata Presiden seraya menyebutkan, jika kita tidak melakukan, maka nanti pemain luar akan dominan dan masuk dan kita hanya akan jadi penonton.

Sidang KKIP itu dihadiri oleh sejumlah menteri, di antaranya Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menko Maritim Indroyono Soesilo, Menteri Pertahanan Ryarmirzad Ryacudu, Menlu Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menkominfo Rudiantara, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Kepala Bappenas Andrinov Chaniago, Kapolri Jendral Sutarman, dan Sekjen Kemhan Letjen TNI Ediwan Prabowo sebagai Sekretaris KKIP.(Humas Setkab/L-8]
Jokowi akan rombak manajemen BUMN bidang industri pertahanan Presiden Jokowi meminta manajemen perusahaan BUMN di sektor industri pertahanan harus diperbaiki total. Jokowi mengatakan hal tersebut saat Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan yang diikuti pimpinan PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL.

Jokowi ingin Indonesia menjadi industri pertahanan kelas dunia. "Kemandirian industri pertanahan itu harus dikaitkan dengan perbaikan manajemen BUMN, BUMN strategis, di industri pertahanan, harus mulai kita perbaiki total. Baik yang berkaitan dengan daya saing, produktivitas, kapasitas produksi yang ada di Pindad di PAL. Sehingga kita mampu bermitra dengan industri pertahanan skala global seperti di Korsel, Eropa, Barat, Amerika," ujar Jokowi di kantor presiden, Selasa (30/12).

Untuk itu, Jokowi berharap rencana strategis pengembangan industri pertahanan dibuat dalam jangka panjang. "Berbicaranya jangan hanya setahun dua tahun, tapi jangka panjang," tegasnya.

Jokowi menyarankan agar industri pertahanan bisa lebih efisien maka harus menemukan teknologi ganda sipil-militer. Jokowi tidak ingin industri pertahanan hanya untuk kebutuhan pertahanan tetapi bisa dipakai kebutuhan non pertahanan.

"Misalnya komponen Anoa dari Pindad juga bisa dipakai untuk komponen truk komersial. Misal produksi kapal perang bisa dipakai untuk kapal niaga maupun kapal nelayan. Kemudian CN295 produksi DI juga harus bisa masuk ke industri pertahanan sipil," jelasnya.[has]

  ♕ Berita Satu | Merdeka 

"Mengintip" KRI Banda Aceh yang Diterjunkan Cari AirAsia QZ8501

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/12/29/191855820141229-181403780x390.JPGTNI Angkatan Laut ikut menerjunkan delapan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk mencari Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014).

Salah satu kapal yang menjadi andalan adalah KRI Banda Aceh 593, yang diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (29/12/2014) malam.

Reporter Kompas.com, Ihsanuddin, berkesempatan untuk ikut melakukan pencarian bersama prajurit TNI AL dengan menumpang kapal ini. KRI Banda Aceh adalah kapal buatan dalam negeri, diproduksi oleh PT PAL (persero) pada 2011 lalu.

Karena baru, kapal yang hampir seluruh bagiannya berwarna abu-abu gelap ini terlihat masih bersih dan terawat.

"Ini jadi kebanggaan kita juga karena produksi negeri sendiri. Walaupun secara kualitas masih kalah (dari produksi luar negeri), tapi sudah cukup lumayan," kata Komandan KRI Banda Aceh 593, Letnan Kolonel Laut (P) Arief Budiman.

KRI Banda Aceh merupakan kapal perang berjenis Landing Platform Dock dengan ukuran panjang 22.004 meter dan lebar 125 meter. Berat kapal ini mencapai 7.286 ton. Kapal perang ini memiliki kecepatan maksimum 15 knot dan memiliki daya angkut sebanyak 344 personel.

Kapal ini juga mampu menampung 5 unit helikopter jenis MI-2 atau Bell 412, 2 unit LCVP, 3 unit meriam Howitzer, dan 20 Tank. Untuk persenjataan perang, kapal ini dilengkapi meriam kaliber 20 mm dan 40 mm.

KRI Banda Aceh ini berangkat dengan 150 penumpang di dalamnya, yang kebanyakan adalah prajurit TNI AL. Selain itu, ada pula awak kapal, awak penerbang helikopter untuk mencari dari ketinggian, pasukan katak untuk menyelam, serta media dan staf dinas penerangan TNI.

 Penghargaan 

Meski baru diproduksi, KRI Banda Aceh ini sudah mendapatkan sebuah penghargaan dari Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, sebagai KRI Berpredikat Operasional Tertinggi Tahun 2014.

Penghargaan itu didapat karena KRI Banda Aceh ini menjadi kapal yang berlayar dalam waktu paling panjang dibandingkan KRI milik TNI angkatan laut lainnya.

"Waktu itu hampir selama tiga bulan non-stop berlayar terus, enggak pulang-pulang," kata Arief.

Selain itu, kapal ini juga telah mengikuti latihan bersama kapal-kapal perang dari berbagai negara dalam ajang Multilateral Rim of the Pacific (Rimpac) 2014.

Ajang tersebut merupakan latihan rutin setiap dua tahun yang digelar oleh armada ketiga US Navy dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan meluas cakupannya dengan melibatkan negara-negara di Asia Tengara.

 Hiburan 

Meski sejatinya digunakan untuk perang, kapal ini juga mempunyai banyak sarana hiburan untuk menghibur para prajurit dan awak kapal yang sedang bertugas.

Perjalanan di tengah lautan lepas yang panjang hingga berbulan-bulan bisa membuat penumpangnya jenuh, bahkan bisa stress.

"Supaya tidak sampai stress, kita ada hiburan. Di atas kapal, kesehatan itu yang utama," kata Arief.

Hiburan di kapal ini antara lain lantai kapal yang dicat menjadi lapangan basket, lengkap dengan ringnya. Ada pula panggung kecil yang dapat menjadi tempat organ tunggal bermain musik dan menghibur para prajurit.

Hiburan yang paling menjadi andalan adalah sebuah layar lebar yang bisa disulap untuk menonton film.

"Siapkan film yang banyak ya, yang baru-baru," perintah Arief kepada prajuritnya.

 Jaga Solidaritas 

KRI Banda Aceh ini akan melakukan pencarian cukup panjang di lautan lepas, yakni selama 20 hari tanpa singgah ke daratan. Di pelabuhan Tanjung Priok, mulai dari bahan bakar hingga logistik sudah disiapkan secara matang. Karena segala persiapannya ini, KRI Banda Aceh yang seharusnya berangkat pada siang hari, baru tancap gas pada malam harinya.

Sebelum kapal lepas landas, diadakan apel terlebih dahulu untuk mengecek kesiapan seluruh prajurit dan awak kapal. Apel juga bertujuan untuk menghitung jumlah seluruh penumpang kapal, sehingga tidak akan ada awak yang hilang.

"Kita berangkat dengan orang sekian, kembali dengan orang sekian," tegas Arief. Arief yang memimpin langsung apel mengingatkan seluruh awak kapal untuk menjaga solidaritas selama pencarian.

"Saya harapkan selama kegiatan berlangsung, dapat terjadi hubungan yang harmonis dari ABK (Anak Buah Kapal) atau pun non-ABK," ujarnya.

Selain usaha yang keras dalam mencari pesawat yang hilang, Arief juga mengingatkan agar seluruh petugas yang ada turut berdoa demi kelancaran pencarian. "Harapannya pesawat AirAsia yang hilang kontak ditemukan," ucap Arief.

   Kompas  

Menhan Tinjau Kemampuan Industri Strategis Pembuat Radar dan Alkom di Bandung

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6x_ZkubrcPQ__qMRQ7X1yvXt0pmsl3msU1zlIbeBO3P8R9qpz8JE5PmyIGfzjxJpW5CoTyRooBcArJtfVQblbqg9LiB2BiOlhvh-VNAcJbuen22MisiNJCqHqL-uKtG5BFCqSlOez0Wg/s280/KEMHAN.jpgMenteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan Laksda TNI Rachmad Lubis dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemhan Prof. Dr. Ir. Eddy Sumarno Siradj, M.Sc., berturut – turut melakukan peninjauan kemampuan tiga perusahaan industri strategis pembuat radar dan Alat Komunikasi (Alkom) di Bandung, Senin (29/12).

Ketiga industri strategis yang ditinjau Menhan tersebut yaitu PT Len (Persero), PT Inti (Persero) dan PT CMI Teknologi. PT Len (Persero) dan PT Inti (Persero) merupakan perusahaan strategis Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sedangkan PT CMI Teknologi merupakan perusahaan swasta nasional.

Menhan memulai peninjauannya ke PT Len (Persero) dan diterima langsung oleh Direktur Utama (Dirut) PT Len (Persero) Abraham Mose yang didampingi jajarannya. Sebelum peninjauan dan melihat secara langsung fasilitas produksi PT Len(Persero), Menhan terlebih dahulu menerima paparan mengenai profile dan sejauh mana kemampuan PT Len (Persero) dalam mendukung dan memenuhi kebutuhan Alpalhankam.

Dirut PT Len (Persero) Abraham Mose menjelaskan, hingga saat ini kinerja PT Len (Persero) terus mengalami kenaikan baik di sektor bisnis transportasi maupun di sektor pertahanan. Khusus di sektor pertahanan, berbagai produk telah dikembangkan dan diproduksi oleh PT Len (Persero) baik di kelompok Combat System, Radar, Tactical dan Secure Communication System hingga Cyber System.

Selama periode tahun 2010 hingga 2014, PT Len (Persero) telah berkontribusi dalam mendukung pemenuhan Alutsista TNI diantaranya mendukung proyek pembangunan kapal PKR yaitu terlibat dalam pembuatan beberapa modul software untuk CMS PKR, pemenuhan sistem komunikasi pengamanan wilayah perbatasan di Kalimantan Timur dan pembuatan sistem komunikasi terpadu untuk kapal Markas KRI Surabaya.

Usai kunjungan ke PT Len (Persero), selanjutnya Menhan melanjutkan peninjauannya ke PT Inti (Persero) dan diterima oleh Direktur Operasi Teknik PT Inti (Persero) Adiaris. Usai menerima paparan mengenai profile dan kemampuan PT Inti (Persero), Menhan dan rombongan juga berkesempatan meninjau fasilitas produksi PT Inti (Persero).

Direktur Operasi Teknik PT Inti (Persero) menyampaikan, bahwa kunjungan Menhan ini merupakan suatu kehormatan bagi PT Inti (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis, karena kunjungan ini merupakan kunjungan Menhan yang pertama ke PT Inti (Persero).

Dijelaskannya, meskipun tidak begitu besar keterlibatan PT Inti (Persero) dalam kegiatan pemenuhan peralatan pertahanan, namun PT Inti secara tidak langsung sudah terlibat dalam berbagai kegiatan antara lain membantu PT Pindad (Persero) menyelesaikan retrofit Tank AMX dalam konteks pelaralatan komunikasi interkom.

Selanjutnya usai kunjungan di PT Inti (Persero), Menhan mengakhiri peninjauannya ke PT CMI dan diterima oleh Dirut PT CMI Teknologi Rahardjo Pratjihno. Dalam peninjauan ini, Menhan melihat secara langsung bagaimana PT CMI Teknologi memproduksi alat komunikasi yang dipesan oleh TNI. Menhan meninjau fasilitas produksi PT CMI Teknologi meliputi ruang mekanik dan fasilitas produksi perakitan radar dan Alkom.

PT CMI Teknologi merupakan perusahaan teknologi swasta yang fokus dalam mendesain dan memproduksi microwave radio. Saat ini, PT CMI sudah memiliki kontrak pengembangan sistem radar militer di Indonesia.

Dalam rangkaianya peninjauan ini, Menhan secara umum menyampaikan kesan sangat bangga dapat melihat secara langsung bagaimana produk-produk Alkom dan radar yang dibuat oleh industri strategis. Menurutnya produk dalam negeri tidak kalah dengan produksi dari negara maju lainnya.

Kedepan, Indonesia harus mampu secara mandiri membuat Radar dan mengurangi ketergantungan dari negara lain. Karena, radar merupakan sarana yang sangat penting sebagai mata dan telinga bagi negara terutama bagi angkatan bersenjata.

Lebih lanjut Menhan berpesan agar apa yang telah dicapai untuk terus dilanjutkan dan ditingkatkan serta disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Selain itu, industri strategis juga harus terus menyiapkan Sumber Daya Manusia secara berlapis dan jangan sampai terputus, sehingga kedepan akan bertambah maju lagi dan harapan Indonesia untuk lebih mandiri akan terwujud.

Selain Kabadan Ranahan Kemhan dan Kabalitbang Kemhan, turut pula mendampingi Menhan dalam peninjauan ini antara lain Staf Ahli Menhan Bidang Teknologi Industri Dr. Ir. Anne Kusmayati, M.Sc., dan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim dan Dirtekin Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Zainal Arifin.

   DMC  

Selasa, 30 Desember 2014

Perbedaan Insiden Hilangnya MH370 dan QZ8501

Dua pesawat hilang dari radar dengan misterius di atas laut, namun pesawat AirAsia QZ8501 diprediksi akan lebih mudah ditemukan dibanding MH370. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).

Dua insiden besar menimpa maskapai asal Malaysia di perairan Asia; Malaysia Airlines MH370 dan AirAsia QZ8501. Keduanya hilang tanpa ada sinyal bahaya sebelumnya, tidak ada puing pesawat, tidak ada tanda-tanda di air dan menyisakan banyak misteri.

Walau dua peristiwa ini terdengar serupa namun para ahli menyebutkan beberapa poin yang menunjukkan insiden MH370 dan QZ8501 punya perbedaan yang signifikan.

Berikut empat poin yang menunjukkan perbedaan dua peristiwa tersebut:

 1. Penyebab insiden jauh berbeda 

Pada kasus MH370, pesawat tiba-tiba hilang dari radar saat transponder diduga dimatikan secara sengaja. Pilotnya berhenti mengirimkan transmisi radio dan pesawat berbelok tiba-tiba dan disinyalir terbang selama berjam-jam sebelum jejaknya hilang di Samudera Hindia sebelah barat Australia, 8 Maret lalu.

Hilangnya MH370 menimbulkan banyak spekulasi, salah satunya adalah pembajakan dan sabotase.

Namun hal serupa tidak ditemui pada kasus AirAsia.

"Dalam kasus ini ada komunikasi normal dengan pilot, kondisi cuaca yang sulit, buruk, dan meminta untuk menaikkan ketinggian agar bisa menghindarinya," kata Peter Goelz, ahli penerbangan dan mantan pejabat Dewan Keamanan Transportasi Nasional AS.

 2. Kondisi laut hilangnya QZ8501 lebih dangkal 

Selain dangkal, perairan hilangnya QZ8501 adalah jalur pelayaran, membuat puing lebih mudah ditemukan. Sementara MH370 diduga hilang di perairan dalam.

Permukaan dasar laut di Samudera Hindia belum dipetakan, semakin mempersulit penginderaan bawah laut.

Dalam kasus AirAsia, jika pesawat jatuh di laut, kemungkinan berada di kedalamann tidak lebih dari beberapa ratus kaki dari permukaan laut. Menemukan dan mengevakuasinya diduga jauh lebih mudah.

 3. Maskapai dan pemerintah banyak belajar dari MH370 

Dalam beberapa jam setelah MH370 hilang Maret lalu, maskapai dan pemerintah Malaysia kebingungan. Para pejabat pemerintah yang bertugas menyampaikan informasi terkadang membingungkan dan bertentangan satu sama lain.

Keluarga penumpang dan kru mengeluh soal perlakuan dari maskapai. Sementara pada kasus QZ8501 hal ini tidak terjadi.

Keluarga penumpang AirAsia mendapatkan dukungan yang mereka perlukan. CEO AirAsia Tony Fernandes mengatakan dalam akun Twitternya bahwa dia akan melakukan apapun untuk membantu keluarga penumpang, berhasil meningkatkan moral keluarga korban.

Pencarian juga dinilai lebih efisien. Pemerintah Indonesia dengan cepat mengumumkan rencana pencarian, menurunkan kapal dari Angkatan Laut, dan banyak negara menawarkan bantuan.

Ahli penerbangan CNN Will Ripley memuji Fernandes dalam kasus ini.

"Apa yang dia lakukan adalah apa yang tidak dilakukan oleh Malaysia Airlines pada jam-jam awal hilangnya pesawat, beberapa hari dan minggu pertama, sangat transparan, menyadari bahwa ini adalah situasi yang gawat," kata Ripley.

Goelz sepakat.

"Dalam kasus ini, maskapai dan pemerintah selaras, dan mereka sangat mengedepankan keluarga penumpang, sebuah cara yang tepat," kata Goelz.

 4. Pencarian QZ8501 diprediksi tidak akan lama 

Sudah lebih dari 10 bulan MH370 hilang tanpa jejak. Namun hal serupa diprediksi tidak akan terjadi dengan QZ8501.

Ada titik pasti hilangnya pesawat dari radar dan radius pencarian lebih kecil serta perairannya dangkal.

Steven Wallace, mantan direktur Badan Penerbangan Federal AS divisi Penyelidikan Kecelakaan mengatakan bahwa pesawat AirAsia akan lebih mudah ditemukan.

"Saya tidak kaget jika pesawat ini ditemukan dalam 12 jam ke depan di siang hari, karena mereka tahu lokasi pesawat, perairan itu juga hanya berkedalaman 150 kaki, lebih dangkal jika dibandingkan 10 ribu atau 20 ribu kaki di Samudera Hindia," kata Wallace.


  CNN  

Submersible Vehicle

Alat untuk Mencari AirAsia di Laut Dalam Submersible jenis ALVIN (webapp1.dlib.indiana.edu)

Indonesia, melalui Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), menyatakan butuh suatu alat bernama submersible vehicle untuk mengevakuasi pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ 8501. Tapi Indonesia tak punya alat itu dan harus meminjamnya dari mancanegara. Apa sebenarnya submersible vehicle itu.

Submersible vehicle, bila diterjemahkan tentu saja berarti kendaraan selam. Namun bukan berarti ini sama dengan kapal selam. Bila diperhatikan, submersible vehicle terlihat lebih ringkas secara ukuran.

Dikutip dari berbagai sumber, Selasa (29/12/2014), submersible vehicle merupakan kendaraan kecil yang didesain untuk menjangkau kedalaman lautan, bahkan hingga kedalaman bertekanan tinggi yang tak mungkin manusia bisa berada pada titik kedalaman itu.

Submersible vehicle tak bisa beroperasi sendiri layaknya kapal selam, melainkan butuh 'kapal induk' yang berada di atas permukaan air. Kendaraan yang tidak sepenuhnya otonom ini masih membutuhkan dukungan dari kapal di permukaan laut, mereka dihubungkan oleh semacam tali atau saluran.

Submersible hanya memuat sedikit awak dengan ruang yang sempit. Kendaraan ini dirancang sedemikian rupa untuk tahan terhadap tekanan air yang tinggi di kedalaman laut. Ada pula sejenis submersible yang dinamakan marine remotely operated vehicles (MROV) yang tak menggunakan awak.

Sebagaimana dikutip dari pemberitaan Straitstime 13 Maret 2014, pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 juga menggunakan ROV. Submersible tak berawak ini dinamakan DSAR 6 SRV yang merupakan bagian dari MV Swift Rescue Submarine. DSAR 6 SRV bisa mencapai kedalaman 500 meter. Namun hasilnya juga belum kelihatan, karena MH370 juga belum diketahui rimbanya hingga saat ini.

Penggunaan submersible yang termasuk paling dikenal adalah ketika penelitian kapal Titanic. Sebagaimana dikutip dari berita CNN tanggal 3 April 2014, Dr Robert Ballard pada 13 Juli 1986 dan krunya menggunakan submersible bernama Alvin (DSV-2) untuk mengeksplorasi bangkai Titanic, sebuah kapal mewah yang karam pada 1912. Ballard juga menerjunkan kompatriot Alvin, yakni sebuah ROV bernama Jason Jr untuk mensurvei secara fotografis.

Namun demikian, submersible jenis apa yang bakal digunakan untuk mengevakuasi AirAsia? Pihak Basarnas belum jelas betul menjelaskannya. Hanya saja, submersible itu bukan ROV yang tak berawak.

"Kita masih belum bisa bicara lebih jauh, karena ini masih minta bantuan. Sekarang masih fokus untuk pencarian. Kalau submersible vehicle itu untuk evakuasi. Kalau nanti sudah ketemu lokasinya dan ketemu kedalamannya, baru submersible dibutuhkan. Submersible ini biasanya ada awaknya, dan awaknya mengoperasikan," kata Kepala Humas Basarnas Dianta Bangun di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Senin (29/12) kemarin.

Sebelumnya, kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Sulistyo mengatakan ada dugaan Pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura jatuh di dasar laut. Sulistyo menyebut jika pun benar, pesawat itu tidak serta merta bisa diangkat karena perlu teknologi canggih yang belum dimiliki Indonesia.

"Kalaupun sudah ditemukan, kendala berikutnya adalah mengevakuasi pesawat ke atas permukaan. Kita belum punya alat itu," kata Sulistyo dalam konferensi pers di Posko Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/12) kemarin.

Untuk mengevakuasi pesawat dari dasar laut, Indonesia akan berkoordinasi dengan negara maju lain yang sudah punya. "Kami koordinasi dengan Ibu Menlu, kita akan pinjam ke negara lain Inggris, Perancis, Amerika," ujarnya.


  detik  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More