N 250 IPTN
Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi
Star 50
Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi
LPD KRI Banda Aceh
Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi
SSV Filipina
Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi
KRI I Gusti Ngurah Rai 332
PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi
KCR 60 KRI Tombak 629
Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi
BC 60002
Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi
FPB 57 KRI Layang
Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi
KCR 40 KRI Clurit
Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi
PC 40 KRI Torani 860
Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi
PC 40 KRI Tarihu
Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi
Hovercraft Kartika
Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi
Hovercraft Indonesia
Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi
X18 Tank Boat Antasena
Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi
Sentry Gun UGCV
Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi
Badak FSV 90mm
Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi
APC PAL AFV
Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi
MLRS Rhan 122B
Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi
MCCV
Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi
Turangga APC 4x4
Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi
ILSV
Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi
P1 Pakci
Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi
P2 APC Cougar
Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi
P3 APC Ransus Cheetah
Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi
DMV30T
Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi
Mobil Nasional Esemka Digdaya
Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi
Teknik Sosrobahu
Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi
Minggu, 29 Desember 2019
KCR 60 M Pesanan TNI AL
Sabtu, 21 Desember 2019
[Video] Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B
Dalam rangka memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (Alutsista) yang saat ini Indonesia masih bertumpu pada pasokan produk luar negeri, Balitbang Kemhan RI bekerja sama dengan PT DAHANA (Persero) telah melaksanakan kegiatan pengembangan Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B tahap II-II.
Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B adalah Kendaraan peluncur roket laras banyak (multiple rocket launcher system – MRLS) buatan dalam negeri karya anak bangsa.
Pengembangan Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B ini adalah untuk menghasilkan kendaraan peluncur yang dapat berfungsi dengan baik dan stabil sesuai spesifikasi yang diharapkan tanpa adanya kesalahan dan kerusakan baik saat endurance maupun penembakan. Disamping itu diharapkan sistem otomatisasi dan manual dapat dioperasikan oleh operator sesuai prosedur dan operasi penembakan yang dikehendaki. Prototipe peluncur roket ini dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan akan kendaraan peluncur roket R-Han 122B sebagai dukungan dalam program pengembangan Roket Nasional.
Pelaksanaan uji dinamis Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B dilaksanakan di Balai Uji Peluncuran Roket LAPAN, Garut pada 14 November 2019.
Metode yang digunakan adalah metode pengamatan pada mata uji, kelancaran kerja dan perfomance kendaraan dengan teknik pelaksanaan menggunakan uji sistem dan uji terbang roket sebanyak 4 unit roket dengan pencatatan untuk validasi kemampuan dan kehandalan terhadap spesifikasi desain sistem.
Kapal Cepat Rudal ke 5 dan 6 Pesanan Kemenhan Rampung 30 Persen
PT PAL Indonesia (Persero) telah merealisasikan proses keel laying pembangunan proyek kapal KCR 5 dan KCR 6 pesanan Kementerian Pertahanan atau sekitar 30% melebihi target perencanaan.
Direktur Utama PAL Indonesia, Budiman Saleh mengatakan perkembangan produksi untuk KCR 60 ke-5 dalam keel laying atau pemasangan lunas kapal sudah mencapai 28,61% dari target semula 20,6%.
"Sedangkan KCR 60 ke-6 sudah mencapai 30,07% melebihi target semula 19,4%. Jadi keel laying ini dilaksanakan lebih awal dari rencana semula," katanya dalam rilis, Jumat (20/12/2019).
Dia mengatakan pembangunan dua kapal KCR 60 ini merupakan hasil kontrak pembelian dari Kemenhan sejak 28 September 2018. Hingga kini perseroan telah menyerahkan 4 unit kapal KCR kepada Kemenhan sebagai pemesan.
Adapun tahapan keel laying ini penting karena nantinya usia kapal akan dihitung sejak pertama kali pemasangan lunasnya. Kapal KCR ke-5 dan KCR-6 TNI AL ini memiliki panjang 60 meter, dan lebar 8,10 meter.
Kapal tersebut mampu mengakomodasi kru sebanyak 55 orang. Kapal tersebut memiliki berat 500 ton dan dapat melaju dengan kecepatan maksimal 28 knot dengan endurance 5 hari, kapal itu juga memiliki jarak jelajah 2400 Nm pada kecepatan 20 knot.
"Kapal tersebut juga akan dilengkapi dengan sistem senjata dan radar," imbuhnya.
Diketahui fungsi utama kapal KCR adalah untuk pengamanan wilayah maritim dan sangat relevan dengan karakteristik geografi Indonesia.
Kapal KCR masuk dalam kategori Offshore Patrol Vessel (OPV) yang memiliki kemampuan manuver yang lincah, mampu bergerak secara cepat, serta dapat digunakan untuk melakukan pengejaran terhadap kapal asing yang melanggar wilayah teritorial.
★ Bisnis
Sabtu, 14 Desember 2019
Sistem Persenjataan Sentry Gun Pada Ranpur Robotik (Unmanned Ground Combat Vehicle)
Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan menyelenggarakan seminar Sistem Persenjataan Sentry Gun Pada Ranpur (Unmaned Ground Combat Vehicle) Tahap I-III TA. 2019 yang dilaksanakan di Rupatama Lantai V Gedung Ir. H. Djuanda Balitbang Kemhan, Jl. Jati No.1 Pondok Labu, Jakarta Selatan,.
Acara dibuka oleh Kabalitbang Kemhan yang diwakili oleh Sesbalitbang Kemhan Brigjen TNI Abdulah Sani, dan dihadiri para pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI, Kapuslitbang Sumdahan Balitbang Kemhan Brigjen TNI Martono, Kapuslitbang Apalhan Balitbang Kemhan Brigjen TNI Rosidin, M.Si. (Han), M.Sc., Kapuslitbang Iptekhan Balitbang Kemhan Bambang Wijanarko, S.E., S.T., M.Si. (Han), Para Pamen Sops Kasad, Srena Kasad, Dislitbangad, Dislitbangal, Sops Kostrad, Sops Marinir, Sops Kopassus, Sops Paskhas, Ditpalad, Pussenkav Kodiklatad, Pussenif Kodiklatad, serta dari Industri Pertahanan dan Akademisi PT. Ansa Solusitama Indonesia, Universitas UPN “Veteran” Jakarta, dan Universitas Pertahanan.
Sebagai narasumber adalah Kabid Matra Darat Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Kav R. Herdianto Nuringtyas, S.Sos., Bapak Aji Wijanarko, S.T., dari PT. Ansa Solusitama Indonesia, Bapak Indrazno Siradjudin, S.T., M.T., PhD. dari Politeknik Negeri Malang, penanggap Kasubdis Iptek Dislitbangad Kolonel Inf Iskandar dan Kaprodi Teknik Elektronika Ibu Novy Hapsari serta moderator Peneliti Madya Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Arm Harun M. Nasution, S.H., M.H.
Unmanned Ground Combat Vehicle (UGCV) adalah kendaraan darat tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang secara khusus untuk misi pengintaian, pengawasan dan akuisisi target guna meningkatkan keamanan personel.
UGCV adalah terobosan teknologi sistem robotik yang berada di garis depan untuk menjaga prajurit pada jarak yang aman dari tembakan musuh secara efektif.
Disamping itu juga UGCV ini dapat dilengkapi dengan sistem senjata sesuai kebutuhan. Berdasarkan kebutuhan tersebut Puslitbang Alpalhan melaksanakan penelitian tentang sistem persenjataan sentry gun pada ranpur robotik.
Kabalitbang Kemhan menegaskan bahwa kegiatan litbang 2019 ini adalah wadah dalam menstimulasi penguasaan core teknologi pada sistem persenjataan sentry gun dan teknologi ranpur robotik, sedangkan dari segi SDM dan fasilias sekaligus untuk mengukur kemampuan industri pertahanan nasional dalam menyelaraskan kemampuan teknologi persenjataan yang berkembang di dunia saat ini.
Dalam mengawali kegiatan Litbang sentry gun pada ranpur robotik kali ini Balitbang Kemhan berkerjasama dengan PT. Ansa Solusitama Indonesia untuk turut membangun platfrom yang kita ingikan bersama dalam memenuhi kebutuhan sistem persenjataan sentry gun pada ranpur robotik nasional untuk menjaga wilayah NKRI yang cukup luas.
Di akhir sambutannya, beliau mengucapkan terima kasih kepada pembicara, penanggap dan undangan yang telah meluangkan waktunya demi kepentingan bangsa dan negara. Diharapkan Unmanned Ground Combat Vehicle (UGCV) ini pada masa mendatang dapat menjadi bagian solusi untuk pelengkap pertahanan matra darat.
Kamis, 07 November 2019
Uji Dinamis Pengembangan Rudal Petir Tahap III-IV
Pada hari Selasa malam, tanggal 5 November 2019 diadakan paparan oleh pihak PT. Sari Bahari, selesai paparan dilanjutkan sesi tanya jawab oleh para tim uji dinamis.
Pelaksanaan uji dinamis pengembangan prototipe rudal petir ini adalah hasil kerjasama antara Balitbang Kemhan dengan PT. Sari Bahari.
Pada pelaksanaan uji dinamis diawali sambutan dari PT. Sari Bahari dan Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan selanjutnya pembacaan doa bersama.
Uji dinamis tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan pengembangan seeker, sistem autopilot, warhead fuze, serta peluncur ejector system dan pembuktian performa rudal petir untuk mencapai kemampuan yang sesungguhnya di lapangan.
Uji dinamis ini dilaksanakan guna mendapatkan masukan, sehingga rencana pembangunan dan pengembangan bidang industri teknologi roket dan rudal dapat berjalan dengan baik sesuai kebijakan pemerintah. Acara uji dinamis yang dilaksanakan sekarang ini merupakan suatu upaya untuk mengurangi ketergantungan alutsista dari luar negeri.
Sabtu, 02 November 2019
Kapal BRS Pesanan TNI AL Target Selesai 2021
Manajemen PT PAL Indonesia memaparkan progres pembuatan kapal bantu rumah sakit (BRS) pesanan TNI-AL kemarin (14/10). Saat ini pembuatan kapal dengan nomor pembangunan W000302 itu sudah mencapai 27 persen. Targetnya, proyek tersebut selesai pada 2021.
Pembuatan kapal BRS dimulai Juli lalu. Kapal tersebut mampu mengangkut 651 orang. Itu sudah termasuk tenaga kesehatan yang berjumlah 89 orang. Dengan memiliki bobot total 7.300 ton, alat transportasi itu memungkinkan untuk membawa dua helikopter dan ambulans.
Kepala Divisi Corporate Secretary PT PAL Indonesia Rariya Budi Harta menuturkan bahwa keberadaan kapal tersebut bakal melengkapi dua kapal rumah sakit milik TNI-AL sebelumnya. Yakni, KRI Dr Soeharso dan KRI Semarang. ’’Bedanya, sejak awal kapal ini benar-benar dirancang untuk rumah sakit. Jadi, peralatannya cukup lengkap,” kata Rariya di sela-sela acara keel laying kemarin.
Acara yang digelar di Grand Assembly Divisi Niaga, PT PAL Indonesia, itu tidak hanya diikuti direksi dan manajemen PT PAL Indonesia. Sejumlah perwira TNI-AL juga hadir. Termasuk Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda Moelyanto.
Rariya menambahkan, ke depan kapal tidak hanya digunakan untuk kegiatan militer. Angkutan itu juga akan bergerak untuk misi kemanusiaan. Salah satunya bila terjadi bencana alam.
Kepala Proyek Kapal BRS-W000302 Adenandra Sulistyo menyebut fungsi utama kapal itu memang untuk kesehatan. Dengan begitu, bagian-bagiannya didesain secara khusus untuk membantu tindakan medis. Kapal tersebut setara rumah sakit tipe C di darat.
’’Kapasitasnya cukup besar. Estimasi mampu menampung 163 pasien,” kata Adenandra. Dia menyebutkan bahwa kapal itu juga dilengkapi ruang operasi sehingga memungkinkan adanya kegiatan pembedahan sewaktu-waktu. ’’Tentunya, petugas akan mempertimbangkan kondisi ombak agar operasi lancar,” kata Adenandra.
Selain ruang operasi, lanjut Adenandra, kapal itu dilengkapi sarana kesehatan lainnya. Mulai UGD, poliklinik, hingga ruang rawat inap. Dengan fasilitas lengkap, kapal tersebut diharapkan mampu membantu kegiatan diplomasi angkatan laut.
Jumat, 25 Oktober 2019
Peran Teknologi dalam Peperangan Laut Modern
Era revolusi industri 4.0 telah mampu mengubah cara berpikir, berkomunikasi, mempercepat pergerakan, dan konektivitas antara satu hal dengan yang lainya. Berbagai kemajuan di dalamnya ditandai dengan adanya komputerisasi, big data, dan teknologi artificial intelligence (AI), menyebabkan munculnya Revolutionary in Militarary Affairs (RMA) yang berdampak pada perubahan strategi dan taktik tempur dalam peperangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Laksamana Muda TNI Dr. Ammarulla Octavian, S.T., M.Sc.,D.E.S.D., saat memberikan kuliah umum dalam Studium Generale KU-4078 ITB, mengenai “Teknologi Peperangan Laut Modern” di Aula Barat ITB, Rabu (16/10/2019).
Dalam kuliah umum tersebut, ia menjelaskan pentingnya pertahanan nasional agar tercipta suasana aman dan kondusif disertai dengan peralatan dan teknologi canggih. Terlebih lagi Indonesia telah memasuki era globalisasi dan revolusi industri 4.0. Oleh karena itu, TNI-Angkatan Laut dituntut untuk beradaptasi dan berevolusi lebih cepat untuk melakukan perubahan besar.
Salah satu strategi peperangan yang berkembang adalah Gray Zone Strategy (GZS), yakni suatu strategi dengan tujuan mencapai keamanan tanpa memerlukan penggunaan kekuatan militer secara langsung.
Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut tersebut menyampaikan, bahwa hal yang sangat patut diwaspadai saat ini melihat perairan Indonesia yang begitu luas yaitu peperangan bawah permukaan atau biasa disebut peperangan anti kapal selam (Anti-Submarine Warfare/ASW), di mana musuh dapat datang kapan saja tanpa sepengetahuan siapa pun, sehingga perlu dikembangkan alat pendeteksi. “Sistem yang dikembangkan sampai saai ini di TNI-AL dirancang untuk beroperasi di perairan laut dalam melawan kapal selam nuklir,” ujarnya.
Begitu juga dengan peperangan anti udara (Anti-Air Warface/AAW), AAW beroperasi sebagai upaya pertahanan udara yang dilakukan oleh TNI untuk melindungi dari ancaman udara melalui pertahanan mendalam dan pendekatan berlapis yang dirancang untuk melumpuhkan ancaman pada jarak maksimum yang memungkinkan.
Dewasa ini sangat banyak perkembangan teknologi yang pesat, salah satunya negara Amerika yang telah siap dengan teknologi kapal selam mereka yang dirancang dapat bertahan selama dua tahun di dalam laut. Ia mengatakan, Indonesia turut berbangga dengan peralihan teknologi dalam sistem rudal dari yang otomatis menjadi otonomus, hal ini berarti tiap rudal yang ditembakkan meleset dari target, maka rudal tersebut dapat berbelok dan mengerjar target yang diincarnya.
Laksana muda Oktavian meyakini, “Perguruan tinggi merupakan entitas sekaligus mesin pengoptimalan produksi manusia berkualitas,” ujarnya. Dari situ, diharapkan adanya kontribusi mahasiswa Indonesia sebagai SDM unggul untuk mendukung teknologi peperangan laut. Sehingga tantangan mahasiswa ke depan yaitu menguasai teknologi 4.0 disertai karakter yang kuat.
Mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi ‘agent of change’ tetapi dapat menjadi ‘leader of change’ pemimpin perubahan pada masa yang akan datang. Ia juga mengharapkan ada dari mahasiswa S1 dan S2 ITB untuk menjadi perwira di Angkatan Laut serta teknokrat-teknokrat yang ikut membantu militer.
Rabu, 02 Oktober 2019
Uji Fungsi Rancang Bangun Combat Swimmer Vehicle (CSV)
Kegiatan diawali sambutan dari Dirut PT. Robo Marine Bapak Nico Prayogo, S.T., M.T., dilanjutkan paparan oleh Ibu Zainul Walidatish S, S.T., sebagai Project Manager PT. Robo Marine dan selanjutnya sambutan oleh Kabalitbang Kemhan Dr. Anne Kusmayati, pembacaan doa, dilanjutkan uji fungsi Rancang Bangun Combat Swimmer Vehicle (CSV) dari tim PT. Robo Marine dan terakhir evaluasi hasil pelaksanaan uji fungsi tersebut. Pelaksanaan uji fungsi Rancang Bangun Combat Swimmer Vehicle (CSV) ini adalah hasil kerjasama antara Balitbang Kemhan dengan PT. Robo Marine Indonesia.
(Kemhan)
Rabu, 25 September 2019
Dadali, Drone Pengangkut Manusia
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin meresmikan peluncuran Dadali, suatu drone atau pesawat tanpa awak untuk pengangkut manusia (urban transporter) yang diciptakan oleh PT Aeroterrascan dan PT Chroma International.
"Ini adalah salah satu karya bangsa yang perlu kita apresiasi, dan Lapan mendorong industri kedirgantaraan salah satunya drone Dadali," kata Thomas saat membuka peluncuran drone Dadali di sela-sela acara AeroSummit 2019, Jakarta Selatan, Selasa.
Drone untuk pengangkut manusia ini dilengkapi 16 baling-baling, dengan diameter tiap baling 80 cm di mana luasan area yang dipakai untuk tempat pendaratan sekitar 3,5x3,5 m.
Dadali dapat bermanuver hingga ketinggian 40 meter di atas permukaan air laut. Karena bersifat tanpa awak, sehingga hanya perlu menentukan tujuan lokasi maka Dadali akan bergerak sendirinya sampai ke lokasi.
Drone pengangkut manusia itu dapat menampung beban hingga 120 kilogram, yang mana 50 kilogramnya merupakan beban barang bawaan di luar berat badan penumpang. Drone ini dapat mengangkut satu penumpang karena memiliki satu tempat duduk.
Saat ini, pihak PT Aeroterrascan dan PT Chroma sedang mengembangkan drone yang dibutuhkan untuk pengiriman kargo dan logistik sehingga bisa dipakai untuk mengatasi pengiriman barang ke pulau-pulau terluar dan mampu melintasi perairan Indonesia.
"Drone ini akan menjadi pengangkut barang antar pulau dengan medan yang sulit dan tidak terjangkau kendaraan. Drone ini jadi solusi," kata Thomas Djamaluddin.
Sementara, drone untuk kargo dan pengiriman logistik sedang dikembangkan untuk mampu mengangkut barang logistik hingga 120 kilogram.
Setelah mengembangkan drone untuk kargo, perusahaan tersebut akan melangkah lagi dengan pengembangan drone untuk keperluan kesehatan, yakni mengangkut seorang pasien misalnya yang terjebak bencana atau kemacetan.
Selain seorang pasien, drone ini dapat membawa hingga 50 kilogram peralatan pendukung kehidupan pasien. [idr]
Selasa, 17 September 2019
Produsen Lokal Suplai Drone Untuk Pertahanan RI
Industri lokal terknologi terus menggeliat. Produk-produk anak bangsa tidak hanya berkualitas namun mulai mampu berkontribusi memutakhirkan Indonesia. Khususnya alutsista pertahanan Indonesia.
Hal tersebut terkait dengan rencana Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang mengatakan Kementerian Pertahanan akan membeli empat unit drone atau unmanned aerial vehicle (UAV) untuk memperkuat jajaran TNI AD.
Empat unit drone tersebut adalah Rajawali 330 buatan industri lokal, PT Bhinneka Dwi Persada (BDP).
Saat ditemui disela pameran kedirgantaraan Singapore Airshow 2016, Ryamizard mengatakan, drone-drone tersebut akan dipakai untuk keperluan misi patroli perbatasan.
“Kami akan menambah jumlah armada drone untuk memantau wilayah perbatasan, salah satunya dengan tipe ini,” kata Ryamizard, seperti dikutip dari kompas.com (29/02/2016)
“Drone jelas akan mempermudah operasi surveillance bagi prajurit di lapangan,” kata dia.
Menurut perwakilan dari PT Bhinneka Dwi Persada, drone Rajawali 330 mampu mengangkut beban hingga 10 kilogram.
Untuk kepentingan TNI AD, drone ini bisa dipasangi dengan beberapa pilihan perangkat, seperti electro optical/infra red camera, FLIR (forward looking infra red), hyperspectral camera, atau mapping camera dengan Light Detection and Ranging (LIDAR).
Selain bisa take off dan landing secara konvensional, drone yang hanya membutuhkan landasan sepanjang 60 meter ini juga memiliki kemampuan mendarat di airstrip, pneumatic catapult (dilepas dengan ketapel), car top launcher, dan parachute recovery system.
Tidak hanya drone tipe Rajawali 330, Badan Keamanan Laut (Bakamla) juga membeli drone tipe Rajawali 350 yang bentuknya mirip seperti helikopter dari perusahaan yang sama.
Drone Rajawali 350 bentuknya cukup besar untuk ukuran drone dan desainnya mengusung rancangan helikopter konvensional, ini wajar mengingat Rajawali 350 nantinya akan dioperasikan di wilayah lautan yang harus menghadapi terpaan angin kencang. Drone ini diklaim mampu melacak pergerakan kapal-kapal kecil di lautan.
Sabtu, 31 Agustus 2019
TNI AL Luncurkan KRI Bubara 868
TNI Angkatan Laut meluncurkan (launching) dan Shipnaming kapal perang baru jenis Patroli Cepat (PC-40 M) yakni KRI Bubara-868 dan KRI Gulamah-869 yang diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, S.E., M.M., didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Manik Siwi Sukma Adji, bertempat di Halte Slipway PT Caputra Mitra Sejati, Banten, Senin (26/8/2019).
Alutsista TNI Angkatan Laut ini, merupakan kapal perang karya anak bangsa yang diproduksi PT Caputra Mitra Sejati Banten. Kedua Kapal tersebut rencananya akan memperkuat jajaran Satuan Patroli Komando Armada III (Satrol Koarmada III). Peluncuran Kapal perang ditandai dengan pemotongan tali dan prosesi pemecahan kendi oleh Ketua Umum Jalasenastri Ny. Manik Siwi Sukma Adji serta dilanjutkan dengan peninjauan ke atas kapal.
Pemberian nama Bubara dan Gulamah, diambil dari nama sejenis ikan kakap putih yang merupakan ikan jenis demersal, Ikan ini biasa ditemukan di perairan pesisir dan sungai. Kedua ikan ini memiliki karakteristik kecepatan dan ketahanan dalam berenang.
Pada kesempatan ini, TNI Angkatan Laut mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang tinggi, atas kerjasama, usaha serta kerja keras yang telah dilakukan Direktur PT CMS beserta staf dalam membantu mewujudkan kebutuhan TNI Angkatan Laut dalam pembangunan kapal PC 40 Meter.
Kapal patroli cepat 40 M yang diresmikan ini, memiliki spesifikasi panjang 45,5 meter, lebar 7,9 meter dan bobot 220 ton. Kapal ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 24 knot, kecepatan jelajah 17 knot dan kecepatan ekonomis 15 knot, serta memiliki ketahanan (endurance) dalam berlayar selama enam hari. Kapal perang ini dilengkapi dengan dua unit radar dan senjata meriam 30 mm dan diawaki 35 prajurit.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut para pejabat tinggi TNI AL diantaranya, Irjenal, Asrena Kasal, Asops Kasal, Aspam Kasal, Aslog Kasal, Pangkoarmada I, Kadismatal, Kadispenal, Kadisadal, Kadislaikmatal, Waaspers Kasal, Danlantamal III, Dirut PT CMS Bapak Kris Pramono dan jajaran Direksi PT CMS Banten beserta Ibu-ibu Pengurus Pusat Jalasenastri,.
Rabu, 21 Agustus 2019
TNI AL Luncurkan Tiga Kapal Angkut Tank
TNI AL meluncurkan sekaligus melaksanakan shipnaming atau penamaan terhadap tiga Kapal Angkut Tank (AT) yakni, AT-5,6 dan 7 di Galangan PT Daya Radar Utama, Lampung pada Senin, 19 Agustus, 2019.
Seluruh kapal tersebut masing-masing diberi nama, Teluk Youtefa untuk Kapal AT-5, Teluk Palu untuk Kapal AT-6 dan Teluk Calang Kapal AT-7. Ketiga kapal yang memiliki panjang keseluruhan 120 meter, dengan panjang garis air 111, 89 mm dan lebar 18 m serta tinggi 7,8 meter ini mempunyai kecepatan maksimum 16 knot, dengan kecepatan jelajah 15 knot dan kecepatan ekonomis (patroli) 14 knot.
Selain itu, ketiga kapal tersebut juga memiliki kapasitas angkut sebanyak 10 unit tank Leopard atau 14 unit BMP-3F dan 1 unit Helikopter serta dapat mengangkut sebanyak 478 personel.
Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (Aslog KSAL) Laksamana Muda TNI Moelyanto menjelaskan, pada 15 Mei dan 1 Juni 2019 Kapal AT 5 dan 6 telah sukses di luncurkan dalam keadaan aman dan lancar.
Menurut dia, secara teknis pelaksanaan launching ditujukan untuk mengetahui stabilitas kapal dan kekedapan badan kapal terhadap kemungkinan risiko bahaya kebocoran mengingat kapal tersebut disiapkan untuk pelaksanaan tugas operasi amfibi yang disertai dengan pergeseran pasukan menggunakan kendaraan tempur amfibi.
”Pembangunan tiga unit Kapal Angkut Tank memiliki makna yang sangat strategis terhadap profesionalisme TNI AL, dan keberadaan kapal-kapal tersebut dapat dijadikan sebagai momentum bagi prajurit dalam mendalami ilmu operasi amfibi, pergeseran pasukan menggunakan kendaraan dan material tempur serta kegiatan sosial yakni pengiriman bantuan pulau-pulau yang tertimpa bencana,” katanya, dalam keterangan yang diterima SINDOnews Rabu (21/8/2019).
Pembangunan ketiga kapal ini, kata dia, merupakan manifestasi dari kebijakan pembangunan TNI AL menuju Minimum Essential Force (MEF). Dengan kehadiran ketiga kapal angkut tank ini, diharapkan menjadi sarana penghubung dan pemersatu kemaritiman Indonesia sehingga menjadi inspirasi bagi komandan beserta seluruh Anak Buah Kapal (ABK) dalam mendukung tugas pokok TNI AL menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia.
”Atas nama TNI AL saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Direktur Utama PT Daya Radar Utama atas terwujudnya pembangunan tiga unit kapal ini serta kepada Kadisadal, Dansatgas Proyek Pengadaan Dalam Negeri Kapal AT 5, 6 dan 7 serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian “Scope of Work” proyek pengadaan Alutsista hingga ke tahap launching,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, TNI AL juga melaunching Kapal AT-7 Teluk Calang. Diharapkan kapal beserta calon Komandan dan ABK yang mengawaki diberikan keselamatan dan keamanan dalam melaksanakan tugas dan pengabdian kepada negara dan bangsa Indonesia.
Penamanaan dan peluncuran ketiga Kapal Angkut Tank tersebut ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Aslog KSAL. Selanjutnya Kapal AT-7 Teluk Calang turun menggunakan airbag balloons yang kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh Kadisadal dan Direktur Utama PT Daya Radar Utama disaksikan Aslog KSAL.
Sabtu, 17 Agustus 2019
[Video] Desain Sirkuit Mandalika
Render 3D tentang bagaimana sirkuit Indonesia akan terlihat, sebelum menjadi tuan rumah GrandPrix pada tahun 2021 🇮🇩.
Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya sangat mendukung penyelenggaraan sirkuit MotoGP Indonesia di Lombok.
Ia mengatakan penyelenggaraan acara di sirkuit MotoGP Vinci yang baru dibangun di Lombok dapat menarik setidaknya 100.000 wisatawan asing.
Diposkan Invest Islands