blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Sabtu, 30 Agustus 2014

Indonesia bangun pabrik mie di Kazakhstan

Go publichttp://suwiraputra.files.wordpress.com/2011/08/gambar-macam2-indomie.jpgIlustrai produk mie instan Indoneia

Indonesia mengukuhkan rencana pembangunan pabrik mie instan dan pabrik ban di Kazakhstan selain penerbangan langsung kedua negara dalam pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Kazakhstan Erlan A. Idrissov.

"Kazakhstan adalah produsen gandum terbesar ketiga di dunia dan pasokannya tentu berlimpah. Rencana waktu itu apakah kita akan impor gandum, tapi agar lebih maju justru perusahaan kita yang berinvestasi di sana," kata Menlu Marty Natalegawa selepas bertemu Menlu Kazakhstan Idrissov di sela-selaForum Global ke-6 Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNAOC) di Nusa Dua Bali, Sabtu.

Menlu Marty menilai basis produksi mie instan Indonesia di Kazakhstan tidak hanya untuk pasar negara itu, tapi juga dapat memasok produk mie instan untuk pasar Asia Tengah.

Selain pabrik mie instan, Indonesia juga berencana membangun pabrik ban khusus untuk musim dingin di Kazakhstan.

"Saat ini masih dalam bentuk produk. Jadi masih berdagang. Mungkin sebagai bagian dari pengenalan produk agar lebih dikenal sebelum berinvestasi di sana. Apakah itu produk mie instan ataupun ban mobil," kata Menlu Marty.

Kedua negara juga merencanakan penerbangan langsung melalui kerjasama kesepakatan layanan udara yang membuka peluang perjanjian ekstradisi dan pariwisata.

"Mereka sebenarnya ingin ekstradisi dan pemulangan warga yang dijatuhi hukuman (sentenced person), tapi ini masih selalu ada kendala karena kita sendiri berlum ada undang-undang nasionalnya," kata Menlu Marty.

Menlu menambahkan Kazakhstan dengan produk domestik bruto mencapai lebih dari 13 ribu dolar AS mempunyai penduduk yang suka bepergian.

"Akan kita coba atasi dengan menjali suatu kesepakatan layanan udara. Yang kami bayangkan adalah penerbangan langsung dari Almaty ke Denpasar," kata Menlu Marty.

Menlu Kazakhstan Idrissov mengatakan negaranya menikmati hubungan yang terus tumbuh dan semakin cerah dengan Indonesia.(I026)


  Antara  

[Video] Melihat Pembuatan Kendaraan Tempur Anoa di Pindad

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsEiXbeNn-Wb0OQgmkZXJkSzyeuB0O3JGwVRfW4K7-ZwuXA1zzNFGIEhlJ5DFLpn-wZ7LX-3VwwOLYm_2_TmvVeLyrHoysy5_LCGTNkMHOSz_9k4Kb2I6Kkk99zagnGLZGHYD9HTl4lOI/s1600/Anoa+RCWS+Garuda+Militer.gifBerbagai alat utama sistem senjata atau alutsista bagi pertahanan negara telah dihasilkan PT Pindad yang bergerak di bawah naungan Kementerian BUMN. Salah satunya kendaraan Panser Anoa 6x6 yang telah diproduksi sebanyak ratusan unit dan tersebar di Indonesia maupun negara lain.

Dikerjakan secara profesional dengan peralatan dan bahan yang kuat sesuai peruntukannya. Panser Anoa 6x6 dibuat berlapis baja agar anti peluru. Dengan menggunakan transmisi otomatis sehingga memudahkan prajurit untuk fokus pada kendaraannya pada medan apa pun.

Kepala Departemen Produksi II (Divisi Kendaraan Khusus), Hery Mochtady mengatakan panser anoa ini memenuhi standar NATO level satu baik body maupun kaca.

Hingga saat ini panser anoa sudah diproduksi 300 unit dari tahun 2008 hingga tahun 2014. Pada tahun ini PT Pindad sedang melakukan perakitan sekitar 40 unit. Panser Anoa sendiri menggunakan mesin Renault Truk Dxi.7, memiliki berat tempur 15.000 kg, serta bermuatan 12 orang.

Direktur Utama PT Pindad (Persero) Sudirman Said mengatakan populasi anoa yang sudah beredar sekitar 250 unit. Anoa adalah salah satu Produk pindad yang akan ditampilkan pada HUT TNI AD 5 oktober mendatang bersama produk lainnya. Anoa juga digunakan oleh pasukan perdamaian PBB di Lebanon dan Sudan sebanyak 19 dan 20 unit.



  ★ Tempo  

Jumat, 29 Agustus 2014

Bisnis Seragam Militer

Mahasiswa UGM Ini Raup Omzet Miliaran dari Seragam Militer Arie Setya Yudha

Tidak pernah tebersit di benak Arie Setya Yudha untuk bisa menjadi produsen seragam militer yang mampu menembus pasar Amerika Serikat (AS) dan banyak negara di Eropa. Namun, laki-laki yang masih menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini nyatanya mampu memasarkan produknya di wilayah tersebut.

Lewat merek Molay Military Uniform Division, laki-laki kelahiran tahun 1990 ini sukses mengembangkan bisnisnya hingga mampu mencetak omzet sebesar Rp 1,5 miliar sepanjang tahun 2013.

Berawal dari kegemarannya bermain airsoft gun, Arie merintis usaha pembuatan seragam militer di bawah bendera PT Molay Satria Indonesia pada tahun 2009 di Yogyakarta. Awalnya, ia hanya memproduksi seragam sesuai permintaan, tetapi kini ia mampu memproduksi lebih dari 200 set seragam militer setiap bulan.

Arie mengaku memproduksi seragam militer ini menggunakan bahan baku yang berkualitas. Masalah kualitas memang menjadi perhatian utama baginya. Sebab, agar produknya makin diterima oleh konsumen di luar negeri, kualitas yang prima menjadi keharusan.

Oleh sebab itu, Arie sangat selektif memilih bahan baku seperti kain, retsleting, ataupun kancing seragam. Arie melakukan riset mendalam di internet untuk bisa mendapatkan bahan baku dari produsen langsung. Tidak jarang dia mendatangkan bahan baku impor. “Jadi intinya harus pintar-pintar mencari via internet,” tandasnya.

Sampai sekarang dia memasarkan produknya hanya lewat internet. Satu set seragam dia jual seharga Rp 560.000-Rp 2 juta. Sebagian besar konsumennya adalah orang-orang militer, kepolisian, pekerja tambang, maupun para penggemar permainan airsoft gun. Beberapa pasar internasional yang sudah berhasil dia tembus seperti Italia, AS, Swedia, Kanada, Austria, dan Norwegia.

Usaha Arie pun terus berkembang dengan memanfaatkan internet ataupun forum maya sebagai media pemasaran, seperti Kaskus maupun situs jual beli online luar negeri. Permintaan terhadap Molay Military Uniform Division terus meningkat setiap tahun. Sepanjang tahun 2014 hingga Agustus ini, pria berusia 24 tahun ini mengaku sudah meraup omzet hingga Rp 2 miliar dari penjualan seragam militer lewat toko online. “Hingga akhir tahun kita targetkan mencapai angka Rp 3 miliar,” ungkapnya.

Selain pemasaran lewat internet, Arie juga memiliki reseller atau distributor di berbagai daerah serta dealer resmi di Jakarta Utara. Pada usianya yang masih relatif muda, Arie sudah mampu mandiri secara ekonomi. Ia tak lagi harus mengandalkan kiriman dari orangtuanya untuk membiayai kuliah dan hidupnya. Arie pun bisa melakukan kegemarannya bermain airsoft gun kapan pun dia mau tanpa harus khawatir masalah dana.

Kini Arie dibantu oleh 17 karyawan. Sebanyak 10 di antaranya adalah staf pemasaran dan tujuh lainnya di bagian produksi. Ari mengaku akan terus melakukan inovasi-inovasi baru dan semakin memperluas pasarnya ke luar negeri.
Bermodal Rp 280.000, Kini Seragam Militer Arie Tembus AmerikaIlustrasi

Hobi seringkali bisa menjadi sebuah ladang bisnis jika jeli melihat peluang. Itulah yang Arie Setya Yudha jalani hingga sukses mengembangkan bisnis seragam militer di bawah bendera PT Molay Satria Indonesia.

Meski masih tercatat sebagai seorang mahasiswa, Aria kini sudah mampu menjelma sebagai pebisnis seragam tempur yang berhasil menembus pasar internasional. Produk yang dia hasilkan tidak hanya pakaian tempur atawa pakaian militer, tetap juga perlengkapan lainnya seperti topi dan ikat pinggang, sepatu dan tas.

Arie hanya mengandalkan penjualan lewat internet untuk mempromosikan produknya ke luar negeri. Sementara, di dalam negeri dia memiliki beberapa distributor dan diler resmi di Jakarta Pusat.

Dorongan kuat untuk memulai bisnis kala itu lantaran Aria memiliki kegemaran bermain airsoft gun. Sementara, biaya untuk bisa bermain permainan tersebut tidak murah. Apalagi dia hanya mengandalkan uang kiriman orang tua yang terbatas. Agar bisa terus menjalankan hobinya, Aria berniat mencari uang tambahan.

Kemudian terbesitlah ide untuk membuat seragam airsoft gun. Karena waktu itu saya melihat seragam yang ada di pasar tidak memiliki kualitas yang bagus. "Jadi saya ingin buat seragam yang kualitasnya tinggi,” tutur pria kelahiran 31 Maret 1990 ini.

Dengan menyisihkan uang jajan, Arie mengumpulkan modal Rp 280.000 untuk memulai usahanya pada tahun 2009. Modal tersebut ia pergunakan untuk membeli 4 meter (m) kain. Arie lalu membuat desain dan pola pakaian. Sedangkan proses pengerjaannya ia serahkan ke penjahit.

Arie kemudian mengunggah hasil produksi pertamanya ke forum jual beli di internet. Ternyata banyak yang tertarik dengan seragam buatannya. Seragam tersebut terjual seharga Rp 560.000. "Keuntungannya untuk bayar ongkos jahit dan modal produksi pesanan selanjutnya," kata dia.

Setelah itu pesanan seragam terus mengalir. Dia pun makin serius menjalani usaha ini dengan membuka rumah produksi yang berlokasi di Yogyakarta. Dengan modal Rp 25 juta dari keuntungan usaha yang dikumpulkan, Arie membeli mesin jahit dan beberapa peralatan lainnya untuk produksi. "Jadi sebenarnya saya beli mesin jahit dan saya kasih ke tukang jahit. Rumah mereka saya jadikan rumah produksi kami," kata dia.

Saat ini, Arie sudah memiliki tujuh penjahit langganan untuk produksi sehari-hari. Sementara, jika produksi sedang banyak, ia juga menyebar pesanan jahitan ke penjahit lain.

Dengan modal yang masih terbatas kala itu, pria berusia 24 tahun ini terus mengembangkan usahanya. Kendati tak punya latarbelakang di bidang konveksi, Arie merasa hal itu tidak menjadi kendala. Ia banyak belajar secara otodidak dari internet. Pengetahuan tentang bahan baku yang berkualitas hingga cara mendapatkan pemasok dia dapatkan dari riset di internet.

Hingga kini, Arie masih terkendala mencari tempat produksi dan penjahit karena produksinya makin banyak. "Namun, masih terlalu sedikit sedikit jika dimasukkan ke pabrik besar," kata dia.

Sepanjang tahun 2013, Aria mengaku bisa mengantongi omzet sebesar Rp 1,5 miliar. Pada delapan bulan pertama di tahun ini, omzet usahanya sudah sudah mencapai Rp 2 miliar. Dia optimistis hingga akhir tahun 2014 bisa mencetak omzet hingga Rp 3 miliar. Sebagai bukti kesuksesannya membangun bisnis, Arie pernah menjadi salah satu finalis Wirausaha Muda Mandiri pada tahun 2011 untuk kategori bisnis.

Kendati Kesuksesan sudah digapai, namun perjalanan Arie untuk membesarkan Molay Military Uniform Division tidak selalu berjalan mulus. Tidak memiliki pengalaman apapun di dunia konveksi, dia hadapi dengan belajar banyak dari internet. Meski sudah memiliki pemasok bahan baku langganan dari luar negeri, namun Arie mengaku masih kesulitan mencari pemasok yang benar-benar sesuai dengan kriterianya.

Selama ini sebagian bahan baku masih dia datangkan dari luar negeri, salah satunya dari Malaysia. Namun dia mengaku sebagian besar bahan baku tetap berasal dari dalam negeri.

Selain itu, terkadang dia juga kesulitan mencari tenaga penjahit untuk menyelesaikan pesanan yang datang. Kapasitas produksinya saat ini sudah terlalu besar untuk garmen kecil. Namun juga masih terlalu sedikit untuk dimasukkan ke garmen berskala besar. "Kapasitas produksi kami saat ini masih tanggung," ujar Arie.

Saat ini rata-rata produksinya minimal 200 seragam per bulan. Harga jual produknya berkisar Rp 560.000 hingga Rp 2 juta per unit. Beberapa pasar internasional yang sudah berhasil dia tembus seperti Italia, AS, Swedia, Kanada, Austria, dan Norwegia.

Terlepas dari berbagai kendala yang dia hadapi, Arie masih tetap semangat mengembangkan usahanya. Salah satunya caranya adalah dengan menyiapkan sistem pemasaran business to business (B2B) untuk memperbesar pasar. Sebab selama ini Molay Military Uniform Division baru terfokus pada penjualan ke konsumen ritel lewat internet. Pasar internasional yang berhasil dia tembus pun kebanyakan adalah pembeli ritel yang mendapatkan informasi produknya dari internet.

Dengan konsep pemasaran baru tersebut, Arie yakin permintaan bisa meningkat dan omzetnya otomatis akan makin besar. "Saya akan membangun hubungan dengan pengusaha lain yang tentunya bertujuan untuk bisa meraih konsumen yang lebih banyak," kata dia.

Agar siap dengan ekspansinya memperluas pasar ke konsumen korporat atau perusahaan, tahun ini Arie mengaku telah menpersiapkan banyak produk-produk baru agar konsumen memiliki lebih banyak pilihan produk. Dari situ dia berharap bisa tetap mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan mampu meningkatkan brand Molay Military di pasar lokal dan internasional.

Dia berharap bisa segera mendapat jalan keluar dari kendala SDM yang terbatas serta bisa mendapatkan lokasi rumah produksi yang tepat.(Dina Mirayanti Hutauruk)

  Kompas  

Kamis, 28 Agustus 2014

[Foto] Persiapan Pengenalan Alutsista Baru

Oerlikon Skyshield Air Defence System Melalui laman facebook PT Alam Indomesin Utama (AIU) terdapat foto pengenalan Alutsista baru untuk pertahanan udara titik bersama Korpaskhas.

Mengutip berita tersebut di rencanakan pemasangan alutsista baru Oerlikon akan dilakukan minggu depan pada kendaraan pengangkut yang telah selesai di rakit PT AIU.

Berikut foto-foto dari PT AIU terdapat kendaraan pengangkut berserta alutsista Oerlikon yang telah rampung dirakit.[GM]



  AIU 

Mahasiswa IBI Darmajaya ciptakan alat pemanas mesin kendaraan otomatis

Kreasi di Bidang Otomotifhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_KzfwQP0ZB2ER_IBrYFGDxyWP2yS_hCzbHMVymFqDEFAdSrUzvgv8jyFEJZLnSwKiwL7AO8qg9I4lmKKF-qqQAcwZmTBA0jMolOYdGwTMUuDxAGv3bAImBRlFiyq8z6hwIZ-MMPr0TO7y/s400/dj1.gifMahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Bandarlampung, Harun Yahya, menciptakan alat pemanas mesin kendaraan otomatis.

Menurut Harun, di Bandarlampung, Rabu, alat ini dapat digunakan untuk memanaskan mesin kendaraan tanpa harus repot menyalakan mesin secara manual.

Kreasi di bidang otomotif ini memanfaatkan rangkaian IC RTC DS1307 yang berfungsi sebagai settingan jam, yang dapat mengatur waktu pemanasan kendaraan sesuai keinginan.

Dia menyatakan, alat pengaturan waktu pemanasan mesin ini cukup diset sekali.

"Misal kita set waktu pemanasan mesin sepeda motor pukul 06.30 WIB, maka mesin kendaraan akan menyala pada pukul tersebut dengan sendirinya. Jika suhu mesin sudah panas atau mencapai lebih dari 80 derajat Celsius, maka kendaraan akan mati secara otomatis. Hanya diperlukan sekali setting untuk seterusnya," katanya pula.

Dia menambahkan, alat pemanas mesin motor otomatis ini bekerja dengan menggunakan beberapa perangkat keras, seperti mikrokontroler atmega 8 yang berfungsi sebagai kendali utama, dan sensor suhu LM35 yang berfungsi untuk mengukur suhu mesin sepeda motor. Untuk penampil waktu dan suhu mesin motor digunakan LCD.

"Sebagai kontak dan starter motor, kami menggunakan rangkaian relay. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini adalah software arduino SDK yang ditanamkan pada mikrokontroler Atmega 8," kata mahasiswa pencinta futsal tersebut.

Harun mengakui, ide membuat pemanas mesin otomatis ini lahir dari pengalamannya selama memiliki kendaraan sepeda motor, yang sering mengalami kerusakan aki dan harus diganti.

"Setelah ditelusuri ternyata penyebabnya adalah faktor kebiasaan saya yang sering lupa memanaskan mesin kendaraan. Untuk itu, dengan alat ini diharapkan bisa memberikan kemudahan bagi para pengendara yang ingin memanaskan mesin kendaraannya," ujar Harun yang mengaku banyak mendapatkan arahan dari Dodi Yudo Setiawan SI MTI selaku dosen pembimbing.

Guna memaksimalkan pemanfaatan alat ini, Harun menegaskan dirinya akan terus melakukan pengembangan dan kreasi agar lebih baik.

"Alat pemanas mesin kendaraan otomatis ini masih terlalu mahal jika dikomersialkan. Untuk satu alat yang saya buat, saya sudah menghabiskan Rp700 ribu namun saya akan mengupayakan kemasan yang simpel dan harga yang lebih murah. Sedangkan untuk settingan waktu, saya juga berencana mengubahnya dengan SMS. Mudah-mudahan alat ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat," ujarnya pula.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Riset IBI Darmajaya, Envermy Vem MSc, mewakili Rektor IBI Darmajaya, Dr Andi Desfiandi SE MA mengatakan, sebagai bentuk komitmen dalam menciptakan lulusan yang berkompeten di bidangnya dan berwawasan technopreneurship, IBI Darmajaya terus memotivasi mahasiswanya untuk melahirkan karya ilmiah yang dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat.

"Kami bangga pada mahasiswa yang aktif dan kreatif menghasilkan penelitian maupun karya ilmiah, sehingga diharapkan penelitian-penelitian tersebut dapat memberikan sumbangsih tidak hanya bagi perguruan tinggi tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya," ujarnya.(B014/KWR)


  Antara 

Menuju Pesta Penghormatan Spektakuler

HUT TNI ke 69 Sebuah acara besar–besaran sedang dipersiapkan, semua sedang dikejar, semua sedang diskenariokan dan dikoordinasikan. Ya, ini adalah sebuah momen pesta perhelatan terbesar yang mengandung berbagai dimensi penghormatan dan kehormatan. Panggung terbesar disiapkan di pangkalan angkatan laut terbesar di negeri ini, Surabaya untuk menjadi medan penghormatan dan kehormatan HUT TNI ke 69, sebagai ungkapan terimakasih dan apresiasi kepada panglima tertinggi hulubalang republik menjelang akhir pemerintahannya.

Acara itu bertanggal 7 Oktober 2014, sengaja diundur 2 hari karena tanggal 5 Oktober 2014 bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Persiapan menuju pesta penghormatan spektakuler itu sedang giat-giatnya dilakukan saat ini. Paling penting dari semua itu adalah mempersiapkan berbagai jenis alutsista dalam jumlah besar untuk dikerahkan dan dipamerkan di hadapan panglima tertinggi, para undangan, dan juga puluhan juta rakyat bangsa ini yang menyaksikan lewat live layar kaca TV nasional. Pesta itu memang perlu ditonton.

Salah satu contoh, KRI Teluk Bintuni 520 sebuah kapal perang angkut tank terpanjang yang dibuat oleh galangan kapal swasta nasional di Lampung dikebut pekerjaannya dan mampu diselesaikan akhir bulan ini. Sementara dua kapal perang sejenis yang dibuat galangan kapal BUMN ternyata belum bisa diselesaikan sampai dengan tanggal pesta itu. KRI Teluk Bintuni akan menjadi maskot perayaan dan dipamerkan dihadapan presiden SBY bersama berbagai jenis alutsista tiga matra TNI. Memang ada beberapa kapal perang yang masih dalam tahap pembuatan sampai masa jabatan SBY berakhir, misalnya 1 kapal latih layar pengganti Dewaruci, 3 kapal selam Changbogo, 2 kapal logistik, 2 kapal oceanografi, 2 kapal PKR (perusak kawal rudal).

Tiga kapal perang yang dibeli dari Inggris KRI Bung Tomo 357, KRI Jhon Lie 358, KRI Usman Harun 359 awal September ini segera merapat di Surabaya sementara 24 MBT Leopard dan 28 tank Marder tiba akhir Agustus ini. Batch pertama Artileri digital Caesar Nexter buatan Perancis, roket Astross Mk6 buatan Perancis sudah datang beberapa waktu lalu. Pesawat coin Super Tucano batch akhir akan tiba seluruhnya pada akhir September 2014. Jet tempur F16 blok 52 ID sebanyak 6 unit datang awal Oktober 2014. 4 KCR (Kapal Cepat Rudal) yang dibuat di Batam bersama 3 kapal patroli cepat akan diluncurkan akhir September ini.

TNI AU akan mengeluarkan seluruh kemampuannya dengan memamerkan dan menerbangkan 150 pesawat berbagai jenis yang dimilikinya termasuk 48 jet tempur yang akan menggaris dan menggemuruhkan langit Surabaya. Matra TNI AL mengeluarkan berbagai kapal perang mulai dari Bung Tomo Class, Ahmad Yani Class, Diponegoro Class, Parchim Class, Sampari Class, Clurit Class, Makassar Class, Fatahillah Class, Todak Class dan lain-lain. Diperkirakan ada 60 kapal perang yang akan berbaris dan berkonvoi memberikan penghormatan kepada Presiden. Indonesia saat ini memiliki sekitar 170 kapal perang tentu tidak semuanya diparadekan karena harus ada yang tetap berpatroli di seluruh perairan tanah air disamping ada yang sedang dalam perawatan berkala.

Marinir juga tak mau ketinggalan. Pasukan penyerbu pantai ini punya berbagai jenis persenjataan berat seperti tank amfibi BMP3F, RM Grad, PT 76 retrofit, BTR50, berbagai jenis artileri dan roket serta peluru kendali akan memberikan suasana gempita di acara yang penuh dengan kegagahan ini. TNI AD akan menampilkan berbagai alutsista yang tidak kalah gahar seperti MBT Leopard, Astross, Caesar Nexter, Marder, Scorpion, Anoa, berbagai peluru kendali darat ke udara, artileri pertahanan udara. Roket Rhan-320 dan Rhan-420 buatan Pindad berjarak tembak 100 km kemungkinan besar akan dipamerkan di arena HUT TNI itu.

Acara itu memang dirancang spektakuler sebagai ungkapan kehormatan diri dan penghormatan luar biasa kepada Jendral Yudhoyono. Selain itu sebagai wahana dan media bagi warga bangsa untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan bahwa bangsa ini punya tentara yang kuat dan disegani. Perayaan itu juga diniscayakan sebagai kampanye militer kepada negara tetangga yang punya klaim teritori dengan Indonesia untuk tidak bermain api. Tentu kita mendukung nawaitu perayaan itu sebagai upaya untuk menggelegarkan spirit dan nilai nasionalis patriotik bangsa ini. Apalagi pestanya dipusatkan di kota pahlawan.

Sejatinya pertunjukan alutsista terbesar sepanjang sejarah NKRI itu adalah sebuah pernyataan dan ungkapan terimakasih TNI kepada rakyat Indonesia yang memberikan perhatian dan pengorbanan untuk modernisasi alutsista TNI selama lima tahun terakhir ini. Penghormatan terbesar ditujukan kepada Presiden yang juga panglima tertinggi atas kebijakan dan perhatian yang besar kepada pengawal republik, mendandaninya dengan sepenuh hati sehingga mampu menjadi hulubalang gagah perkasa. Belum sempurna memang, mudah-mudahan di program MEF 2 nanti dengan figur Presiden yang berbeda dapat berlanjut minimal dengan semangat yang sama.

Sebuah ulang tahun tentu tidak sekedar memperingati, sebuah ulang tahun juga adalah perayaan eksistensi diri. Sebuah peringatan tentu tidak sekedar upacara tetapi juga pertunjukan kekuatan diri dan kehormatan diri. Peringatan HUT TNI adalah unjuk kekuatan dan kehormatan itu untuk ditestimonikan di hadapan rakyat bangsa ini. Peringatan ulang tahun kali ini adalah luapan kekuatan, kehormatan dan kebanggaan serta ungkapan terimakasih kepada panglima tertinggi yang segera menyerahkan pemerintahannya 2 minggu kemudian. Barakallah tentaraku, jazakallah untuk panglima tertinggi, semoga Allah senantiasa meridhoi jalan kehidupan bangsa besar ini, amien.

****
Jagvane / 26 Agustus 2014

  Analisisalutsita 

Rabu, 27 Agustus 2014

★ PT PAL Serahkan KCR Kedua Pesanan TNI AL

KRI Tombak 529

BUMN galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero) akhirnya melakukan penyerahan kapal cepat rudal (KCR) 60 Meter kedua kepada TNI Angkatan Laut sesuai kontrak jual beli pemesanan kapal perang dari TNI AL pada 2011.

Kepala Departemen Humas PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan KCR 60 M bernama KRI Tombak 629 itu diserahkan Rabu 27 Agustus 2014. Sebelumnya PAL Indonesia juga telah merampungkan proyek KCR-60 M yang pertama dan resmi menyerahkannya pada 28 Mei 2014.

"Penyerahan KCR 60 M ketiga rencananya akan dilakukan pada September mendatang," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2014).

Bayu menjelaskan proses pembangunan KCR 60 meter tersebut berawal dari pengembangan produk PAL Indonesia sebelumnya yakni Fast Patrol Boat (FPB) 57 meter yang hingga kini masih digunakan oleh TNI AL.

"Pengembangan ukuran dan kemampuan KCR 60 M memang direncanakan dan didesain sesuai dengan kebutuhan masa dengan armada perang, dan ini merupakan karya perseroan yang berteknologi canggih," ujarnya.

Tiga KCR 60 M senilai Rp375 miliar tersebut merupakan kapal perang pesanan TNI AL yang digarap sejak 2012 dan ditargetkan rampung pada semester II/2014. Kapal itu dibuat untuk memenuhi Minimum Esensitial Force (MEF) yang ada sesuai amanah Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Kapal yang berfungsi sebagai kapal kombat dan kapal pemburu atau kapal sergap itu didesain dengan kemampuan bisa bersembunyi di antara pulau-pulau yang tersebar di Indonesia. Untuk itu kapasitas kapal tersebut memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, kecepatan maksimal 28 knots dan berat muatan penuh 460 ton.

Bayu menambahkan perkembangan kapal perang saat ini sangat diperlukan, baik dari segi persenjataan, desain dan kemampuan kapal yang dapat menyokong kinerja TNI AL. Setidaknya Indonesia harus memiliki minimal 16 unit KCR 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 12 unit kapal selam.

Dalam penyerahan dan peresmian KCR 60 M tersebut rencananya akan dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian M.S Hidayat, Menteri perkejaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan M. Nuh dan Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana Marsetio.



  surabayabisnis  

Telkom ekspansi ke Australia dan Selandia Baru

Telkom ekspansi ke Australia dan Selandia BaruPT Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui anak usahanya PT Telkom Internasional (Telin) jajaki pengembangan bisnis ke Australia dan Selandia Baru yang diharapkan terealisasi pada tahun 2014.

"Ekspansi Telkom ke Australia dan Asia Pasifik ini bagian dari upaya memperbesar portofolio perseroan di luar negeri," kata Presiden Direktur Telin Syarif Syarial Ahmad, di Jakarta, Selasa.

Menurut Syarif, dana investasi untuk ekspansi tersebut akan dibiayai dari belanja modal (capital expenditure/capex) Telin tahun 2014 sebesar Rp1,5 triliun.

Di Australia, Telin menjajaki pembelian 75 persen kepemilikan saham perusahaan Business Process Outsourcing (BPO) dengan biaya sekitar 8 juta dolar AS.

Selanjutnya di Selandia baru, Telin juga berencana menjadi pemegang 27 persen saham oprator telekomunikasi yang menguasai pangsa pasar 60 persen di negara itu.

"Tim Telkom dan Telin sedang melakukan proses negosiasi," ujarnya.

Syarif menambahkan, tujuan ekspansi ke luar negeri tersebut untuk mencari kesempatan berkembang yang pada akhirnya mendorong peningkatan kompetisi perusahaan.

Selain itu, Australia dan Selandia baru Telin juga mengincar saham dua perusahaan di kawasan itu.

"Saya tidak menyebut namanya dulu. Yang pasti kita mencari perusahaan yang berprospek bagus namun harga murah, dibanding ekspansi ke Singapura," ujar Syarif.

Menurut catatan, saat ini Telkom telah masuk ke tujuh negara dan sedang dalam proses kerjasama co-branding dengan operator di Makau, Hong Kong.(*)

  ★ Antara  

Selasa, 26 Agustus 2014

Indonesia baru kuasai sistem aplikasi satelit navigasi

2019 Kemungkinan pengembangan sistem navigasi satelithttp://www.satulayanan.net/uploads/thumbnail/lapan_logo21.pngIndonesia saat ini baru mampu menguasai aplikasi satelit navigasi, dan ke depan mengarah pada pengembangan sistemnya.

"Kita baru menguasai aspek aplikasi satelit navigasi," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin di Jakarta, Selasa.

Hal itu disampaikan pada pembukaan pelatihan internasional tentang sistem satelit navigasi global (Global Navigation Satellite System/GNSS).

Thomas mengatakan, pengembangan satelit di Indonesia fokus pada sistem satelit penginderaan jauh dan satelit komunikasi.

Hal itu sesuai dengan strategi Lapan sampai 2019 yang difokuskan pada pengembangan dua sistem teknologi tersebut.

"Kemungkinan setelah 2019 kita akan kembangkan sistem navigasi ini," kata Thomas.

Lebih lanjut dia mengatakan, sistem GNSS sudah lama digunakan untuk navigasi misalnya Amerika dengan sistem GPS, Eropa dengan sistem yang dinamakan Galileo, dan Tiongkok dengan Baidu.

Saat ini Indonesia belum menjadi anggota penuh dari organisasi keantariksaan Asia Pasifik (Asia Pasific Space Cooperation organization/APSCO) tapi baru sebagai negara penandatangan.

Pelatihan internasional yang digelar APSCO untuk pertama kalinya di Jakarta itu diikuti perwakilan dari negara anggota APSCO yaitu Bangladesh, Tiongkok, Iran, Mongolia, Pakistan, Peru, Italia, Turki, dan Indonesia.

Menurut Thomas, pelatihan tersebut sangat penting untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia masing-masing negara anggota APSCO di bidang teknologi sistem navigasi dan pemanfaatannya.(D016)


  Antara  

Kontrak Ekspor Perangkat Lunak Kapal Perang oleh LEN

Thales Nederland menjalin kerja sama dengan PT Len Industri http://www.len.co.id/images/stories/product_image/cms/dscn5152.jpgCMS LEN

Kementerian pertahanan RI melalui Program Kredit Ekspor melakukan pengadaan kapal kombatan jenis PKR (Perusak Kawal Rudal) sebanyak 2 (dua) kapal. Pengadaan kapal PKR dimaksudkan untuk lebih memperkuat armada kapal kombatan TNI AL, guna menjaga dan mengamankan kedaulatan wilayah perairan Indonesia yang sangat luas. Pemenang tender PKR adalah shipyard dari Belanda, yaitu Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), berpartner dengan sebuah perusahaan elektronika pertahanan terkenal dari Belanda, yaitu Thales Nederland (TNL) sebagai Lead Integrator SEWACO (Sensor, Weapon, and Command). Untuk mematuhi regulasi pemerintah, sesuai UU No. 16/2012 tentang Industri Pertahanan, yang mengharuskan adanya local content dan offset dalam setiap pengadaan alutsista dari luar negeri, maka Thales Nederland menjalin kerja sama dengan PT Len Industri (Persero) dalam pekerjaan pembuatan Combat Management System kapal PKR ini.

 Len berhasil mendapatkan kontrak pengembangan dan produksi software kapal perang untuk pasar ekspor Belanda 

Len berhasil mendapatkan kontrak ekspor software kapal perang dari Thales Nederland untuk pertama kalinya pada bulan Oktober 2013. Kontrak pertama berupa Development, Production, Testing and Supply of Software untuk CMS kapal perang PKR telah berhasil diselesaikan tepat waktu oleh Len pada bulan April 2014. Pada kontrak pertama tersebut, Len telah merampungkan kegiatan TOKAT (Transfer of Knowledge and Technology), dan pekerjaan Pengembangan, Produksi dan Testing Integration software IFF (Identification Friend and Foe).

Dengan keberhasilan Len pada kontrak pertama, maka Len kembali mendapat kontrak dari Thales Nederland pada bulan Mei 2014. Kontrak kedua ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 8 (delapan) bulan, yang mencakup: pengembangan, produksi dan testing integration software untuk EO Tracker, Decoy Launcher dan SAM.

Kontrak kerja Len dangan Thales Nederland tersebut telah memberikan warna baru dan era baru bagi Len, terutama dalam kiprahnya di sektor pertahanan. Dengan kontrak kerja tersebut, berarti Len telah dipercaya oleh industri pertahanan kelas dunia, seperti Thales Nederland. Dengan kontrak tersebut berarti Len juga mulai memasuki arena pasar global, melalui kerjasama dengan industri pertahanan multi nasional. Software yang dikembangkan dan diproduksi oleh Len dalam kontrak tersebut, bukan saja digunakan untuk kapal PKR pesanan pemerintah Indonesia, melainkan juga untuk memenuhi pesanan dari negara lain. Keberhasilan Len dalam kontrak pengembangan dan produksi software kapal perang tersebut, akan membuka berbagai peluang baru, baik di pasar domestik maupun pasar global, khususnya bidang Naval Combat Management System (CMS) dan Naval Combat System Integration (CSI).

 Pembaharuan MOU untuk Peningkatan Kerjasama Len & Thales Nederland (TNL) 

Untuk lebih meningkatkan dan memperluas kerjasama strategis antara PT Len Industri dan Thales Nederland, maka pada tanggal 26 Agustus 2014 bertempat di PT Len Industri, telah dilakukan penandatanganan MoU antara PT Len Industri (Persero) dan Thales Nederland yang dilakukan oleh Direktur Utama Len, Abraham Mose dan CEO Thales Nederland, Gerben Edelijn. MOU yang ditandatangani tersebut merupakan pembaruan dan pengembangan atas MOU sebelumnya. Dengan penandatanganan MoU ini, diharapkan, dapat lebih memperkuat kerjasama antara PT Len Industri dan Thales Nederland, di bidang Naval Combat Management Systems dan Naval Combat System Integration di masa depan, khususnya Program pembangunan PKR dan Program modernisasi Sewaco kapal-kapal yang dibangun oleh Thales Nederland, yang populasinya cukup banyak.

Adanya MoU dan Kontrak Kerja antara PT. Len Industri dengan Thales Nederland tersebut, membuktikan bahwa PT Len Industri telah dipercaya oleh Perusahaan Kelas Dunia yang bersifat Multinasional, khususnya di bidang Industri Pertahanan, melengkapi kepercayaan perusahaan Multinasional lain yang sebelumnya telah mempercayai PT Len Industri untuk bidang Industri ICT, dan Industri Railway Signaling System.

Hingga saat ini, PT Len Industri merupakan satu-satunya industri pertahanan di Indonesia yang telah berhasil mengembangkan, memproduksi dan menggelar CMS (Combat Management System) Dalam Negeri, yang telah digunakan secara operasional oleh TNI AL, KRI Kelas Ahmad Yani, yaitu KRI YOS, KRI OWA, dan KRI AHP. Saat ini, Len juga mendapat kepercayaan dari Kemhan dan TNI AL untuk melaksanakan kontrak Pengadaan CMS Dalam Negeri sebanyak 2 (dua) kapal jenis Kapal Cepat Rudal (KCR), yaitu: KRI Rencong dan KRI Mandau, serta 2 (dua) kapal jenis Kapal Cepat Torpedo (KCT) yaitu KRI Ajak dan KRI Singa.

Keberhasilan Len dalam menyelesaikan kontrak pengembangan dan produksi software integrasi CMS Tacticos dari Thales Nederland, serta kemampuan Len mengintegrasikan CMS Dalam Negeri dengan peralatan sensor dan senjata eksisting, merupakan pondasi terpenting bagi Len dalam mengembangkan kemampuan dan penguasaan teknologi naval combat system integration. Kemampuan Len dalam combat system integration tersebut, sedang dan akan terus ditingkatkan melalui litbang internal/nasional dan kerjasama strategis dengan industri SEWACO kelas dunia, seperti dengan Thales Nederland.

  ★ ARC  

★ PT DRU Lampung Akan Luncurkan KRI Teluk Bintuni

Prosesnya dilakukan Malam Hari LST KRI Teluk Bintuni 520 (Saibuni)

Tiga hari menjelang peluncuran kapal perang khusus pengangkut tank, KRI Teluk Bintuni ke laut. KRI Teluk Bintuni yang merupakan produksi galangan kapal dari Lampung yakni PT DRU.

“Dijadwalkan launching Kamis, 28 Agustus 2014. Semoga tidak terjadi apa-apa sehingga tidak mundur dan cuaca juga bersahabat saat acara peluncuran kapal tersebut ke laut bisa berjalan dengan lancar,” ungkap Kepala Bagian Umum PT DRU Yahya kepada Saibumi.com.

Ia menyampaikan peluncuran kapal pesanan Kementerian Pertahanan dan Keamanan tersebut akan dilakukan malam hari. “Dimulai acaranya pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai dan rencananya juga akan ada kembang api,” ujarnya.

Untuk acara launching kapal yang baru pertama kali pihak swasta (yakni PT DRU) diberi kepercayaan besar untuk membuat kapal perang untuk Angkatan Laut akan dihadiri tamu-tamu penting. “Yang diundang itu antara lain Menteri Pertahanan, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Panglima Armada Bagian Barat. Kalau dari Provinsi Lampung sendiri ada Gubernur Lampung, Kapolda Lampung, Komandan Angkatan Laut, Komandan Brigadir Infantri, Walikota Bandar Lampung, Dinas Perhubungan Laut, Pelabuhan Indonesia dan Asosiasi Pelayaran Indonesia,” beber Yahya.

Sebelumnya KRI Teluk Bintuni adalah kapal jenis Landing Shift Tank (LST). Kapal perang yang didesain mampu mendarat langsung dipantai ini khusus untuk angkut tank jenis Leopard yang didatangkan dari Jerman. Untuk tahap pertama, Angkatan Laut membuat tiga kapal angkut tank. Untuk kapal angkut tank 1 dan 2 dikerjakan oleh BUMN. Sedangkan pengerjaan kapal angkut tank 3 dipercayakan kepada PT DRU Lampung. Diberi nama KRI Teluk Bintuni dan dari ketiga kapal, hanya KRI Teluk Bintuni yang hampir selesai pengerjaannya.(*)

  ★ Saibuni  

ITS raih juara ketiga kontes robot dunia

ABU Robocon 2014http://pasca.its.ac.id/english/wp-content/uploads/2014/01/ITS-image.jpgTim robot RINE (Robot ITS Nang Pune) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meraih juara ketiga dalam ajang kontes robot tingkat dunia bertajuk "ABU Robocon 2014" di Pune, India.

"Dalam kontes robot dunia yang berakhir pada Minggu (24/8) itu, RINE meraih juara ketiga bersama tim robot Thailand atau kedua tim sama-sama menjadi juara ketiga," kata salah satu anggota tim, Irfan Fachrudin Priyanta, melalui surat elektronik dari India, Senin.

Selain meraih juara ketiga bersama (2nd Runner Up) dengan tim Thailand, tim ITS juga menyabet penghargaan "Best Engineering Awards" pada kontes robot dunia yang digagas pimpinan stasiun televisi pemerintah se-Asia Pasifik itu.

Untuk juara pertama dalam kontes robot bertema "A Salute to Parenthood" itu direbut oleh tim robot dari Vietnam, kemudian posisi kedua (Runner Up) ditempati oleh tim robot dari Jepang.

"Posisi 2nd Runner Up dan Best Engineering Award itu dicapai tim ITS setelah menjadi pemenang grup pada babak penyisihan awal dan akhirnya harus berjuang di babak perempat final," katanya.

Pada babak perempat final, tim dari ITS yang mewakili Indonesia harus melawan tim robot Malaysia yang kekuatannya bisa dikatakan cukup seimbang.

Namun, RINE pun memenangi babak perempat final dan berhasil masuk babak semifinal. Pada babak final, tim Indonesia harus berjuang melawan tim yang terbilang cukup kuat, yaitu Vietnam.

"Vietnam merupakan juara dunia yang pernah mengalahkan tim Indonesia pada kontes robot di Hong Kong pada dua tahun silam," katanya.

Hasilnya, robot RINE bergerak lebih lambat dibandingkankan dengan robot buatan Vietnam pada babak semifinal itu. "Kita kalah dua detik dari Vietnam, tapi dua detik yang sangat berarti," katanya.

Saat semifinal itu, tim Vietnam mencatat waktu selama 47 detik, sedangkan tim Indonesia mencatat waktu selama 49 detik.

"Meski harus kalah dari Vietnam pada babak semi final, tim ITS tetap mengharumkan nama baik Indonesia dengan mendapat 2nd Runner Up dan Best Engineering Award pada," katanya.


  Antara  

Senin, 25 Agustus 2014

Tiongkok Jajaki Peluang Kerjasama Dengan Indonesia

Tingkok Terus Tingkatkan Kerjasama Pertahanan dengan RITiongkok terus melakukan penjajakan peluang-peluang kerjasama di bidang industri pertahanan dengan Indonesia. Penjajakan dilakukan dengan kunjungan Delegasi Tiongkok dari The State Administration for Science, Technology and Industry for National Defense (SASTIND) ke PT. Len dan PT. Pindad di Bandung, Jumat, 22 Agustus 2014. SASTIND adalah badan negara yang membawahi perusahaan industri pertahanan strategis Republik Rakyat Tiongkok.

Kunjungan dipimpin oleh Zhan Chunli, General Director Department fo Military Trade Foreign Affairs SASTIND, dan diikuti perwakilan dari sejumlah industri pertahanan Tiongkok, antara lain CETC, CSOC, CPMIEC, ALIT dan NORINCO. Kunjungan diawali ke PT. Len dan diterima oleh Abraham Mose, Direktur Utama PT. Len. Usai menerima penjelasan mengenai profil PT. Len dan dilanjutkan dengan diskusi, delegasi Tiongkok berkesempatan meninjau fasilitas produksi PT. Len.

Selanjutnya, delegasi Tiongkok juga mengunjungi PT. Pindad dan diterima langsung oleh Direktur Utama PT. Pindad, Sudirman Said, dan jajarannya. Di PT. Pindad, delegasi Tiongkok berkesempatan meninjau pembuatan panser Anoa. Delegasi Tiongkok juga berkesempatan menjajal panser Anoa dan senapan serbu SS2-V4 buatan PT. Pindad.

Penjajakan peluang kerjasama industri pertahanan oleh industri pertahanan Tiongkok ini dilakukan di sela-sela agenda pertemuan The Third Defence Industry Cooperation Meeting (DCIM) antara SASTIND dengan Kementerian Pertahanan RI yang berlangsung mulai tanggal 21 sampai dengan 22 Agustus 2014 di Jakarta.

The Third Defence Industry Cooperation Meeting merupakan pertemuan rutin tahunan sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Letter of Intens (LoI) tentang kerjasama industri pertahanan antara Kementerian Pertahanan RI dan SASTIND Tiongkok pada tanggal 22 Maret 2011.

 Tindak Lanjut Kerjasama Industri Pertahanan Kemhan RI dan SASTIND 


Kemhan RI dan SASTIND sepakat menindaklanjuti kerjasama di bidang industri pertahanan, peralatan militer dan logistik yang telah ditandatangani tanggal 22 Maret 2014 lalu di Jakarta dalam bentuk Minutes of Meeting (MoM) dan Letter of Intent (LoI).

Kerjasama di bidang industri pertahanan yang ingin dikembangkan diantaranya meliputi pengadaan peralatan militer di bidang-bidang tertentu yang disepakati antar kedua pemerintah dan transfer of technology (ToT) peralatan militer tertentu yang tidak terbatas pada perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, upgrade dan pelatihan. Selain itu beberapa hal yang ingin dikembangkan yaitu produksi dan pengembangan bersama peralatan militer tertentu serta pemasaran bersama peralatan militer dalam dan/atau di luar negara masing-masing.

Kerjasama industri pertahanan dengan Tiongkok pada dasarnya untuk meningkatkan dan mengembangkan kerjasama saling menguntungkan dalam industri pertahanan masing-masing negara. Hal itu diungkapkan Dirjen Pothan Kemhan Dr. Timbul Siahaan selaku ketua delegasi Indonesia saat membuka Defence Industry Cooperation Meeting (DICM) ke-3 RI-Tiongkok, Kamis, 21 Agustus 2014, di Kemhan Jakarta.

Melalui kerjasama ini diharapkan akan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang industri pertahanan antar kedua negara yang lebih berimbang dalam hal alih teknologi maupun dari segi nilai ekonominya sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemberdayaan segenap kemampuan industri nasional dalam mendukung pemenuhan kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam).

Sementara itu ketua delegasi SASTIND, Zhan Chunli, menyatakan penghargaannya yang tinggi kepada pemerintah Indonesia atas sambutan hangat yang telah diberikan dan juga penghargaan yang tinggi atas kemajuan yang telah dicapai kedua negara dalam pertemuan sebelumnya.

Pertemuan DICM ke-3 yang diselenggarakan mulai tanggal 21-22 Agustus 2014 dan dihadiri perwakilan dari BUMNIS yang membahas berbagai kemajuan yang dicapai dalam pertemuan DICM ke-2 diantaranya mengenai rudal anti kapal C-705, Defence Electronics Complex of Indonesia (DECI) Program, GCI Radar Project, SEWACO KCR 40, SEWACO KCR 60, UAV Mission System, Precision Guided Bomb (PGB) Project dan AA Gun.


  DMC  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More