blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Minggu, 31 Maret 2024

Jepang Hibahkan Kapal Patroli Baru untuk Bakamla RI

 Juga akan ada transfer teknologinya Ilustrasi KN 321 Bakamla

Pemerintah Jepang menghibahkan satu unit kapal patroli kepada Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, mengatakan kapal ini akan tiba di Indonesia sekitar dua hingga tiga tahun ke depan. Kapal yang diberikan pun merupakan kapal baru.

"Kami akan memproduksi yang baru dan akan menyerahkannya kepada Bakamla," kata Yasushi dalam press briefing di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Senin (25/3).

Yasushi juga menuturkan Jepang tidak cuma akan memberikan kapal kepada RI, tetapi juga teknologinya.

"Tak hanya hibahkan kapalnya, kita juga akan ada transfer teknologinya," ujar dia.

Pada Desember lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Jepang di Tokyo.

Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Jepang Yoko Kamikawa melakukan pertukaran nota mengenai bantuan hibah "Proyek Peningkatan Kemampuan Keselamatan dan Keamanan Maritim" untuk penyediaan kapal patroli berukuran besar bagi Bakamla RI.

Hal itu dilakukan usai pertemuan Jokowi dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

 Alasan Jepang beri RI kapal 
Menurut Jepang, Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) terbesar ketiga di dunia yang letaknya berada di jalur transportasi laut penting seperti Selat Malaka. Namun, hal itu tak didukung dengan fasilitas keamanan maritim yang memadai.

Oleh sebab itu, pemerintah Jepang menghibahkan kapal patroli dengan harapan bisa memperkuat kemampuan penegakan hukum maritim Bakamla serta meningkatkan keamanan maritim di Indonesia.

Proyek hibah ini sendiri sebesar 9,053 miliar Yen atau setara Rp 945 miliar, demikian seperti dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Jepang. (blq/bac)


  ★
CNN  

Sabtu, 30 Maret 2024

TNI AU Ujicoba F16 eMLU ke 8

✈️ Berhasil dimodernisasi di Magetan✈️ Pesawat F-16 A/B nomor TS-1611 selesai menjalani eMLU (Blackphoenix DT)

Skadron Teknik 042 (Skatek 042) baru baru ini menguji pesawat F16 A/B yang selesai menjalani eMLU.

Pesawat ini merupakan pesawat ke delapan yang melakukan program Falcon Star Enhanced Mid Life Update (eMLU) dari sepuluh pesawat F-16 A/B TNI AU. Seluruh pesawat Skadron 3 menjalani modernisasi di Skadron Teknik 042 (Skatek 042) Lanud Iwahjudi, Magetan, Jawa Timur.

Falcon Star eMLU merupakan upaya modernisasi pesawat F-16 TNI AU, di antaranya dengan meningkatkan service life, kemampuan avionik, serta persenjataan pesawat secara signifikan.

Melalui Program Falcon Star eMLU ini, seluruh pesawat F-16 A/B Block 15 TNI AU ditingkatkan kemampuan airframe dan avionic sehingga dapat memperpanjang usia pakai pesawat. Selain itu peningkatan juga dilakukan pada sistem persenjataan dan kemampuan radarnya.

  ✈️
Garuda Militer  

Jumat, 29 Maret 2024

KCR 60 Palindo

⚓ Dengan sentuhan Turkiye First Steel Cutting KCR 60 Palindo (@General Field Marshall Mikhail Kutuzov)

Beredar penampakan kapal KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 meter akan di produksi galangan kapal swasta PT Palindo Marine.

Dari media X @General Field Marshall Mikhail Kutuzov, kapal KCR 60 pesanan TNI AL melakukan first steel cutting dijadwalkan pada tanggal 25 Maret kemaren, namun dari pencariaan berita, belum ada satupun yang beredar di internet, kcuali media X.

Dari desain yang terlihat, kapal cepat rudal dimaksud menggunakan meriam kaliber besar 75 mm dan pada rudalnya menggunakan tabung rudal Atmaca buatan Turkiye.

Indonesia akhir2 ini diberitakan banyak memesan alutsista dari negara Turkiye dan juga tertarik dengan kapal cepat produksi negeri yang dipimpin Erdogan, secara sotoy bisa di beritakan kapal KCR 60 yang akan di bangun PT Palindo ini menggunakan teknologi dari negara Turkiye.

Palindo sendiri diketahui telah membangun kapal patroli pesanan TNI AL, namun dari desain terlihat beda, dimana pada senjata utama menggunakan meriam kaliber 40 mm.
 

  💂
Garuda Militer  

Kamis, 28 Maret 2024

Pindad Kerja Sama dengan Dislitbangau terkait Material Double Base Propellant

(Pindad)

Wakil Direktur Utama PT Pindad, Syaifuddin, Direktur Teknologi dan Pengembangan (Dirtekbang) PT Pindad, Sigit Santosa dan Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara (Kadislitbangau) Marsekal Pertama TNI Tjatur Pudji Handojo menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dan perjanjian kerahasiaan (NDA) antara PT Pindad dan TNI AU pada Rabu, 27 Maret 2024 berlokasi di PT Pindad. Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani berkaitan dengan penelitian dan pengembangan material Double Base Propellant untuk Roket tahap III. Kegiatan ini juga dihadiri oleh jajaran Eselon 1 PT Pindad serta jajaran Dislitbangau.

Dalam sambutannya, Dirtekbang PT Pindad, Sigit Santosa menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kerja sama dengan Dislitbangau yang telah terjalin hingga saat ini. “Terima kasih atas dukungan dari tim ahli Dislitbangau hingga support dari peralatan yang luar biasa lengkap pak. Sangat lengkap menurut kami. Semoga riset ini dapat berjalan dengan sangat baik dan kita bisa menciptakan kemandirian terhadap Propellant. Karena Propellant ini kebutuhannya sangat tinggi pak, terutama dengan berbagai konflik internasional saat ini.” Jelas Sigit Santosa.

Kadislitbangau, Marsma TNI Tjatur Pudji Handojo menyambut baik kerja sama antara PT Pindad dengan dislitbangau. “Maksud dan tujuan kami melaksanakan penandatanganan kerja sama dan juga NDA antara TNI AU dengan PT Pindad dan ini dalam rangka litbang material Double Base Propellant untuk Roket tahap III. Kami juga menyampaikan bahwa Dislitbangau adalah ujung tombak untuk kegiatan penelitian dan pengembangan TNI AU. Dan saya melihat bahwa kerja sama dengan PT Pindad bukanlah sesuatu yang baru karena telah mencapai tahap III saat ini. Dengan adanya kerja sama strategis ini diharapkan PT Pindad dapat memajukan pertahanan negara.” Jelas Marsma TNI Tjatur Pudji Handojo.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan ramah tamah. Kegiatan penandatanganan kerja sama antara PT Pindad dengan Dislitbangau diakhiri dengan kunjungan ke fasilitas produksi PT Pindad.

  Pindad  

Rabu, 27 Maret 2024

[Video] Pembangunan Pabrik Amunisi Swasta

 Diposkan Anugrah Lens Indonesia Prod 

P
erusahaan Multipar Pertahanan Indonesia membangun pabrik amunisi kaliber kecil.

Pabrik berlokasi di Sumatera Selatan dengan luas 52 hektar akan memproduksi amunisi stadar NATO kaliber 5,56, 7,62 dan 9 mm, berkerjasama dengan Bosnia dan Korea Selatan.

Nantinya produksi amunisi akan dipakai TNI & Polri, dan akan di ekspor ke Luar negeri.

 Berikut video dari Youtube :     


  🎥 Youtube  

Selasa, 26 Maret 2024

Naval Group Gandeng PT PAL Bangun Kapal Selam Scorpene

⚓️ Menjadi partner whole local production Naval Group saat menjelaskan produk Kapal Selam Scorpene dalam sebuah acara di Jakarta, beberapa waktu lalu. (Dok ISDS)

Pemerintah Indonesia terus menambah koleksi alat utama sistem senjata (alutsista) untuk memperkuat pertahanan di Tanah Air. Dalam waktu dekat, pemerintah akan membeli dua kapal selam Scorpene untuk menambah jumlah kapal selam dalam menjaga perairan Nusantara.

Rencana teken kontrak pembelian dua kapal selam asal Prancis tersebut akan dilakukan oleh PT PAL dan Naval Group. ‘’PT PAL digandeng Naval Group untuk menjadi partner whole local production kapal selam Scorpene,’’ kata Senior Executive Vice President (SEVP) Transformation Management PT PAL, Satriyo Bintoro di acara Buka Puasa di Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).

Satriyo Bintoro mengungkapkan pihaknya siap untuk ikut membangun kapal selam baru tersebut. Menurut dia, PT PAL sudah memiliki kelengkapan sarana dan prasarana untuk pembuatan kapal selam tersebut. Ditambah lagi, sambung Satriyo Bintoro, PT PAL mempunyai para teknisi yang andal dan telah berpengalaman dalam membuat kapal selam.

Para pimpinan PT Naval Group terkesan dengan kemampuan setelah melakukan kunjungan dan melihat fasilitas-fasilitas PT PAL di Kota Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Menurut Satriyo Bintoro, sebanyak 93 persen fasilitas di PT PAL bisa digunakan untuk membangun kapal selam Scorpene. ‘’Kita hanya butuh tambahan fasilitas produksi untuk tujuh komponen. Jadi secara keseluruhan sudah siap. Makanya PT Naval percaya dengan PT PAL untuk jadi partner lokal pembuatan Scorpene,’’ ungkap Satriyo Bintoro yang menjabat Ketua Proyek Frigat Merah Putih ini.

Kapal selam Scorpene ini memang salah satu paling bagus di dunia. Apalagi, Naval Group bahkan memperbaharui proposal kapal selam jenis Scorpene untuk Indonesia akan menggunakan full lithitum-ion batteries (LIB). Dengan demikian, kapal selam jenis Scorpene Evolved ini akan memiliki endurance paling lama dibanding varian Scorpene sebelumnya. Berdasar berbagai informasi, Scorpene Evolved mampu menyelam selama 80 hari, 78 di antaranya dalam posisi menyelam, dengan jangkauan operasional lebih dari 8.000 mil laut, memiliki lower indiscretion rate, dan mampu mempertahankan kecepatan tertinggi lebih lama. Kapasitas ini dimiliki karena LIB bisa menyimpan dan menyalurkan lebih banyak energi dengan waktu pengisian lebih singkat dibandingkan baterai timbal-asam (lead-acid batteries).

Lebih jauh, Satriyo Bintoro menjelaskan untuk pengerjaannya, tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat kapal selam Scorpene cukup besar. Bahkan, diperkirakan jumlah tenaga kerja yang nanti akan menangani kapal selam Scorpene lebih besar dibandingkan saat PT PAL membuat kapal selam KRI Alugoro (405) dari Korea Selatan. ‘’Jumlah teknisi untuk mengerjakan Scorpene bisa jadi dua kali lipat daripada saat merakit kapal selam Alugoro yang digarap di galangan PT PAL,’’ jelasnya sambil menyebut panjang kapal selam Scorpene nanti sekitar 70 meter.

Soal target penyelesaian pengerjaan kapal selam buatan Prancis tersbut akan memakan waktu enam hingga tujuh tahun. Pengerjaan kapal akan dimulai begitu kontrak nanti efektif ditandatangani kedua belah pihak. Soal akhirnya pemerintah memutuskan untuk membeli kapal selam selam Scorpene, Satriyo Bintoro mengungkapkan murni diputuskan oleh pihak pengguna, yakni Kementerian Pertahanan dan TNI AL.

Sebelumnya, sudah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembangunan dua unit kapal selam Scorpene oleh Dirut PT PAL Kaharuddin Djenod dan CEO Naval Group Pierre-Eric Pommellet di kantor Kementerian Pertahanan pada 10 Februari 2022. Acara tersebut kala itu disaksikan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly.

Awalnya, Indonesia memiliki lima kapal selam aktif. Yaitu KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405. Namun, tenggelamnya KRI Nanggala-402 beberapa waktu lalu membuat jumlah kapal selam aktif yang dimiliki Indonesia saat ini menjadi empat buah. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali pada akhir tahun lalu pernah menyebut untuk menjaga perairan Indonesia yang sangat luas, Indonesia idealnya membutuhkan 12 kapal selam. Hanya saja, TNI AL tetap mempertimbangkan kesiapan anggaran dari pemerintah. (rca)

 ⚓️  sindonews  

Senin, 25 Maret 2024

TNI AL Bangun Kapal Tunda

 Di Galangan PT Dok Bahari Nusantara, Cirebon 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwQE5hudsy8hNRo2Tb-G1QeNL6LNb9cU_p-mXvOs_sbZHXtonPxoswy5NLfp-Nqx5pGST2-YuMgOezn9gVQ1rkwhLLRuJVODRxDYw_isx_Cffr3y6NifYfc5RANrCFur1KVEpjh37W1ITp6uUzMNccHxbv7AEJa8CBxypKPrlfppn6_Wvo0bgCuYDt6117/w400-h266/432057693_122182503224006840_6191726024440113219_n.jpg (TNI)

S
ebagai simbol dari komitmen untuk memperkuat kekuatan maritim, TNI Angkatan Laut (TNI AL) dalam hal ini Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut (Kadisadal) Laksamana Pertama TNI Widiyantoro, S.E., melaksanakan kegiatan First Steel Cutting dan Keel Laying Satu Unit Harbour Tug tahun 2024, bertempat di Galangan PT Dok Bahari Nusantara, Cirebon, Jumat (22/03).

Kadisadal dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan harbour tug ini akan membantu mengawal dan mendukung tugas operasi KRI di wilayah perairan Indonesia. "Momen ini juga merupakan langkah nyata kita mewujudkan kemandirian bangsa Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pertahanan negara", ujar Kadisadal.

Proses pembangunan harbour tug saat ini pada tahap first steel cutting yang merupakan kegiatan simbolis pemotongan plat untuk yang pertama kalinya sebagai awal dimulainya seluruh rangkaian kegiatan fabrikasi pembangunan harbour tug.

Sementara itu, keel laying atau peletakan lunas merupakan awal dari konstruksi pembangunan kapal. Pada kesempatan tersebut, Kadisadal beserta jajaran juga melaksanakan peninjauan proses pembangunan harbour tug yang tengah dilaksanakan tersebut.

Dalam berbagai kesempatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menyampaikan kepada seluruh jajaran bahwa TNI AL berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN).

Fokuskan untuk mencapai kekuatan yang siap dioperasionalkan dengan modernisasi, pemeliharaan, serta perawatan alutsista agar siap digelar sesuai kebutuhan operasi”, tegas Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali.

  ★ TNI  

Minggu, 24 Maret 2024

KRI Kapak-625 Akan Melaksanakan Penembakan Senjata Strategis

⚓ 🚀KRI Kapak 625, Kapal Cepat Rudal ke-5 (PAL Indonesia)

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada III) Laksamana Muda TN Hersan, S.H., M.Si., M.Tr. Opsla yang didampingi Kepala Staf Koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, ST., M.Si, Inspektur Koarmada III Laksamana Pertama TNI Azil Sadagori Achmad, S.A.P., CRMP.,dan Kapoksahli Koarmada III Laksamana Pertama TNI Ridwan Prawira, S.T., M.Han., melaksanakan inspeksi ke KRI Kapak-625 yang sedang sandar di Dermaga Koarmada III, Katapop Kab Sorong Papua Barat Daya, Senin (18/03/24).

Inspeksi yang dilaksanakan Pangkoarnada III adalah dalam rangka mengecek kesiapsiagaan KRI Kapak-625 dan personelnya untuk selalu siap dalam melaksanakan setiap kegiatan operasi yang akan digelar, serta melihat langsung kesiapan KRI Kapak-625 sebelum melaksanakan penembakan senjata strategis yang akan dilaksanakan pada beberapa waktu mendatang.
 

  💂 Koarmada III  

Sabtu, 23 Maret 2024

Teknologi Cat 'Siluman' Potensial Diterapkan di Produk Pindad

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7zGw2XOPRl2L3YA4VKHL3lteAG6nDl6uvxpzSG_oPpD0eiwM24QVQsaAneNnTGF3iMozCo26996rOqlkxguCBELIEouHh1v5K02JSOTWlHHrg75pOtS1KnbQ-cr1tpUHEL7CsakZetb0eOPRXa-DBNQ5JweP9-5MhfdNnzyESnUzrwlrV7v2mCaiT3V18/s1152/MT%20Harimau_AAbE3Se.jpgMT Harimau (Pindad)

C
at antideteksi radar (CADR) hasil riset Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), yang kini sudah jadi bagian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bakal diterapkan pada produk-produk PT Pindad.

Hal itu menyusul Perjanjian Kerja Sama CADR antara BRIN, PT. Pindad, dan PT Sigma Utama, di Ruang Auditorium PT. Pindad, Bandung, Rabu (20/3).

Riset cat yang pada dasarnya adalah aplikasi bahan smart magnetic atau magnetik pintar yang digunakan sebagai pigmen tersebut kini ada di Pusat Riset Material Maju (PRMM) BRIN.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Pindad Sigit P. Santosa mengingatkan pentingnya strategi khusus agar kerja sama ini bisa diterapkan dan menjadi prioritas khusus.

"Kerja sama riset ini menjadi capaian luar biasa yang akan menjadi teaching lab dari masing-masing periset yang juga langsung masuk hilirisasi, industri kemitraan, serta dukungan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)," ungkapnya, dikutip dari situs BRIN.

Sigit juga berharap kerja sama yang terjalin tidak hanya di sisi science memory saja, tetapi terus berlanjut di item-item produksi di PT Pindad.

Direktur Utama PT. Sigma Utama Benny F Simanjuntak mengungkap CADR juga bisa berfungsi sebagai panel surya. Meskipun, masih butuh riset lanjutan.

"Dalam hal ini, cat yang digunakan pada CADR juga bisa berfungsi sebagai solar panel," ungkapnya.

 Sejarah dan cara kerja 

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjlpM17tT0X0MLDy2IKe2ZwHDdtW8ZIHoM5F7hoIAhGyMQsV7uAlkrSWwuyngbhxKaB9EHt3Q6kvb2ybg5lxRspa6Ph8d5IuHtUYgeCWnEJSLKSdUl71lQNBfhXgV4kEXEBRbqVrwc6JW7lSn8_Z4wKvuerUceyeJ1MvofOaz_3gqhOu9vRRPpYL8WdBg=w1600-h800Melansir Antara, Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) Batan Wisnu Ari Adi, pada 2019, mengatakan teknologi antiradar itu mulai diteliti dan dikembangkan sejak 2015.

Pada 2017, suatu prototipe skala pilot berupa cat antideteksi radar telah diaplikasikan pada potongan plat kapal logam dari alumunium dan besi yang tidak dapat dideteksi oleh radar pada frekuensi tertentu.

Teknologi antiradar itu menggunakan bahan smart magnet dalam cat anti deteksi radar. Bahan ini merupakan bahan maju buatan yang memiliki sifat seperti gelombang elektromagnetik.

Penyusunnnya adalah kombinasi unsur logam tanah jarang dan unsur logam transisi yang struktur magnetiknya hanya bisa diuji dengan menggunakan teknologi nuklir.

"Ini merupakan teknologi milenial yang mampu menyerap gelombang radar pada frekuensi tertentu," ujar Wisnu.

Teknologi anti radar itu mengacu pada Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) yang merupakan dokumen perencanaan yang memberikan arah prioritas pembangunan iptek untuk jangka waktu 28 tahun, yakni 2017-2045.

Berdasarkan program fokus riset teknologi pertahanan dan keamanan, terkait dengan teknologi pendukung daya gerak, ada target riset berupa kapal perang antiradar.

Selain itu, terkait dengan teknologi pendukung pertahanan dan keamanan, target riset berupa material khusus alutsista 'coating' antiradar.

Sedangkan berdasarkan program fokus riset material maju terkait dengan teknologi pengolahan mineral strategis berbahan baku lokal, target berupa "pilot plant" pengolahan logam tanah jarang menjadi logam strategis.

 Uji coba 

https://scontent.fcgk30-1.fna.fbcdn.net/v/t39.30808-6/432773034_727728079556564_651286896431558921_n.jpg?_nc_cat=105&ccb=1-7&_nc_sid=5f2048&_nc_ohc=AmfMtrY8XbEAX8KJqm2&_nc_ht=scontent.fcgk30-1.fna&oh=00_AfBmb9MTDzebyG63Q5AM0wboP3RyMfsBJom5RjSusbzHlg&oe=6607CEDBBATAN sempat berhasil melakukan uji coba teknologi antideteksi radar ini pada Kapal Patkamla Sadarin milik TNI Angkatan Laut di Pantai Mutiara.

"Kita bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut untuk mencoba memanfaatkan cat antiradar ini yang kita kembangkan bersama-sama," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Djumain Appe di Penjaringan, Jakarta Utara, 2019.

Pada uji coba itu, kapal telah dilapisi cat antiradar dan bermanuver di lautan, namun tidak tertangkap radar.

Cat itu berfungsi untuk menyerap gelombang radar yang mendeteksi keberadaan kapal sehingga gelombang elektromagnetik tersebut tidak kembali pada radar lawan dan akhirnya keberadaan kapal yang dilapisi cat khusus itu tidak terdeteksi alias jadi 'siluman'. (tim/arh)

  💥 CNN  

Jumat, 22 Maret 2024

Proyek Pesawat Tempur Mandek di Tengah Pembangunan IKN

 Bagaimana kelanjutannya?
KF-21 Boramae (ROKArmed Force)

Walau pemerintah Korea Selatan telah meminta pemerintah Indonesia untuk menuntaskan proyek pengembangan pesawat tempur, keberlanjutan proyek tersebut masih menjadi tanda tanya, karena fokus pemerintahan Jokowi saat ini adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Proses kerja sama juga bertambah rumit lantaran dua warga negara Indonesia dituding mencuri teknologi pesawat tempur.

Wakil Menteri Kementerian Pertahanan, Muhammad Herindra, mengatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama pengembangan jet tersebut.

"Kita tetap akan meneruskan program pengembangan jet tempur tersebut sesuai dengan kondisi keuangan yang tersedia," ujar Herindra kepada BBC News Indonesia pada Selasa (19/03).

Meski begitu, pengamat militer menilai Indonesia masih “dilematis” dalam mewujudkan komitmennya dengan Korea Selatan dalam proyek pesawat jet tempur KF-21.

Khairul Fahmi dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mengatakan masih ada beberapa hambatan fiskal yang dihadapi Indonesia dalm kerja sama dengan Korea Selatan di bidang pertahanan.

Dalam kondisi hari ini, posisi Indonesia memang masih dilematis. Di satu sisi kita punya kesenjangan antara kebutuhan aktual dan kebutuhan pertahanan yang bisa dibilang mendesak untuk diatasi,” ujar Khairul kepada BBC News Indonesia pada Minggu (17/03).

Ia mengatakan bahwa dengan pembangunan IKN yang berjalan dan membutuhkan anggaran besar, seharusnya Indonesia jangan mengorbankan komitmennya untuk mewujudkan kerja sama pertahanan dengan Korea Selatan yang tak kalah penting.

Sebelumnya pada Oktober 2023, Direktur Teknologi dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsekal Pertama Dedy Laksmono, mengatakan bahwa pihaknya telah meminta agar biaya untuk proyek tersebut ditambah dari APBN.

Namun, dengan berlangsungnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), hal itu masih belum jelas.

 Tuduhan pencurian data oleh dua insinyur WNI 
Kabar tentang kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan dalam mengembangkan jet tempur KF-21 kembali dibahas setelah dua warga negara Indonesia (WNI) diduga mencuri rahasia teknologi jet Korea Selatan tersebut.

Menurut Yonhap News Agency, kedua WNI itu merupakan insinyur yang dikirim ke Indonesia untuk bekerja di Korea Aerospace Industries. Mereka diduga menyimpan data tentang pengembangan KF-21 (atau KFX) di sebuah USB drive.

Kantor berita Korea JoongAng Daily, melaporkan bahwa Kepolisian Korea Selatan menggeledah kantor produsen pesawat Korea Aerospace Industries pada Jumat (15/3) pagi pukul 09.00 waktu setempat.

Penggeledahan itu dilakukan demi mengamankan data-data terkait dari komputer kerja milik dua insinyur asal Indonesia yang terlibat dalam proyek KF-21.

Bahkan, sehari sebelumnya, rumah salah satu insinyur WNI juga sempat digeledah oleh aparat kepolisian Korea Selatan.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, membantah bahwa kasus itu terkonfirmasi sebagai kasus pencurian data. Sebab, kasus tersebut masih dalam tahap verifikasi.

Belum ada hasil akhir atau kesimpulan dari verifikasi tersebut. Karena itu terlalu jauh untuk menyebut ini kasus pencurian data,” ungkap Iqbal dalam pesan tertulis pada Jumat (15/03).

Ia mengatakan bahwa KBRI Seoul masih memonitor dan mendampingi dua WNI sejak munculnya kasus ini. Namun, untuk melindungi privasi kedua insinyur yang bersangkutan, Kemenlu menolak untuk memberikan nama mereka.

 Sejarah perkembangan proyek KF-21 
Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan dalam pengembangan pesawat jet tempur KF-21 Boramae sudah berlangsung sejak 2014 silam dan ditargetkan rampung dalam kurun waktu 12 tahun, yakni pada 2026.

Berdasarkan kesepakatan itu, Korea Selatan dan Indonesia akan mengembangkan jet tersebut dalam proyek bernilai 8,1 triliun won atau setara Rp 100 triliun, dengan Indonesia membayar 20% dari total pembiayaan.

Untuk melunasi 20% itu, Indonesia berkomitmen membayar sekitar Rp 2 triliun per tahun kepada Korea Selatan. Namun, proyek dan pembayaran tertunda karena dinamika politik di Korsel.

Kemudian pada 2018, Indonesia berupaya untuk merundingkan kembali kesepakatan tersebut, untuk mengurangi tekanan pada cadangan devisanya.

Sehingga, pemerintah Indonesia menawarkan barter proyek sebagai alternatif membayar 20% dari pembiayaan, di antaranya pembangunan smart city di Ibu Kota Negara (IKN) hingga proyek terkait mobil listrik.

Namun, pemerintah Korea Selatan tetap meminta agar Indonesia melunasi tunggakan utang terlebih dahulu.

Sebab, selain pembelian jet tempur, program kerja sama itu juga mencakup investasi alutista dalam negeri serta kerja sama produksi komponen untuk pemesanan KFX/IFX dari sejumlah negara serta insentif ekonomi.

Pada 2019, Indonesia menghentikan pembiayaan sementara pada proyek tersebut sebelum melanjutkannya kembali pada akhir 2022.

Menurut pemberitaan Reuters, kedua negara sepakat pada November 2023 bahwa Indonesia akan menepati janjinya untuk menanggung 20% biaya pembangunan, termasuk pembayaran natura untuk sepertiga bagiannya, meskipun kontrak tersebut belum resmi direvisi.

Menurut kantor berita The Korea Times, hingga Oktober 2023, keterlambatan bayar pihak pemerintah Indonesia diestimasikan mencapai 1 triliun won atau setara Rp 11,7 triliun.

 Apa keistimewaan jet tempur KF-21? 
Menurut situs resmi Korea Aerospace Industries (KAI), KF-21 merupakan proyek pengembangan jet tempur generasi baru buatan Korea Selatan yang akan menggantikan pesawat-pesawat tempur model lama F-4 dan F-5 buatan AS yang menjadi andalan Angkatan Udara Korsel.

Jet tempur KF-21 Boramae memiliki beberapa keunggulan, seperti radar AESA yang dikembangkan Hanhwa Systems, persenjataan presisisi canggih, 10 hard point senjata, kemampuan manuver tinggi, dan fitur pendukung yang lebih maju.

KF-21 memiliki kecepatan maksimum sejauh 1.400 mil per jam dan daya dorong maksimum 19,95 ton. Bentang sayapnya sepanjang 11,2 meter dengan tinggi pesawat 4,7 meter. Pesawat tersebut memiliki daya jelajah sejauh 2.870 kilometer.

Sebenarnya sejak 2001, Presiden Kim Dae-Jung sudah mengumumkan proyek pengembangan pesawat tempur buatan Korea Selatan. Namun strategi proyek pesawat itu baru disetujui pada 2010.

Jet tempur KF-21 Boramae menjadi salah satu tonggak pencapaian teknologi militer Korea Selatan, menandai apa yang disebut oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sebagai era baru dari kemandirian pertahanan nasional Korsel.

Pengamat keamanan dan militer dari ISESS, Khairul Fahmi, mengatakan bahwa peran Indonesia dalam penuntasan proyek ini menguntungkan, baik bagi Korea Selatan maupun Indonesia.

Ia mengatakan program kerja sama ini bukan hanya sekadar pembangunan model jet tempur baru, melainkan juga proyek itu menjadi penting bagi penambahan alutista dalam negeri dan sekaligus masa depan industri pertahanan Indonesia.

Kaitannya juga dengan bagaimana Indonesia bertransformasi ke penggunaan alutista udaranya dari generasi 4 ke 4.5, bukan hanya sebagai konsumen tetapi juga sebagai negara yang mampu memproduksi,“ jelas Khairul kepada BBC News Indonesia.

Oleh karena itu, ia menilai penting bagi Indonesia untuk tetap mempertahankan komitmennya dengan Korea Selatan agar dapat menutupi “kesenjangan kekuatan.“

 Apakah Indonesia mampu berkomitmen membangun jet tempur KF-21 bersama Korea Selatan? 
Pengamat keamanan dan militer, Khairul Fahmi, mengatakan bahwa Indonesia berada dalam posisi yang “dilematis” karena kesenjangan antara kebutuhan aktual dan kebutuhan pertahanan yang “mendesak untuk diatasi”.

Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki permasalahan fiscal karena adanya kebutuhan-kebutuhan lain yang membutuhkan anggaran lebih besar.

Dengan prioritas anggaran di Kementerian Keuangan. Itu yang menurut saya menjadi hambatan dalam realisasi,” ujar Khairul.

Ia mengatakan Indonesia masih perlu mencari solusi agar dapat memenuhi kesepakatannya dengan Korea Selatan sambil menjalani proyek-proyek besar lainnya seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Selatan.

Karena bagaimanapun, pertahanan IKN juga membutuhkan teknologi maju dan yang lebih modern dan tentunya juga membutuhkan prioritas anggaran,” katanya.

Meski begitu, ia mengatakan proyek jet tempur tidak bisa dikesampingkan dengan alasan pembangunan IKN yang membutuhkan anggaran besar. Sebab, Indonesia juga membutuhkan pertahanan yang kuat.

Misalnya tidak berlanjut pun itu saya kira tidak berkaitan dengan soal IKN karena dari sisi pertahanan IKN juga membutuhkan kehadiran kekuatan udara yang benar-benar memadai,” sebut Khairul.

Alternatif yang mungkin ditempuh oleh Indonesia, jikalau perjanjian dengan Korea Selatan batal, adalah dengan memenuhi kebutuhan pertahanan udara itu lewat perjanjian lain.

Khairul mengambil contoh ketika perjanjian pengembangan kapal selam dengan Korea Selatan yang akhirnya kandas.

Prabowo mengalihkan opsi pengadaan kapal selam ini ke Eropa misalnya. Apakah proyek Borahmae ini tidak akan mengalami nasib yang sama? Itu yang kemudian saya kira itu akan jadi PR pemerintahan berikutnya,” ujar Khairul.

 Bagaimana tanggapan dari Kementerian Pertahanan? 
Wakil Menteri Kementerian Pertahanan, Muhammad Herindra, mengatakan bahwa pihaknya tetap akan melanjutkan program kerja sama KF-21 dengan Korea Selatan.

"Kita tetap akan meneruskan program pengembangan jet tempur tersebut sesuai dengan kondisi keuangan yang tersedia," ujar Herindra kepada BBC News Indonesia pada Selasa (19/03).

Dalam lokakarya ”Advancing Indonesia and South Korea’s Defense Industry Collaboration” pada Oktober 2023, Direktur Teknologi dan Pertahanan Kemhan, Marsekal Pertama Dedy Laksmono, mengatakan bahwa skema pembayaran sempat berubah dengan pergantian pemerintahan sehingga berdampak pada alokasi APBN.

Kami sudah mengajukan porsi penambahan di APBN, tapi keputusannya ada di Kemenkeu. Karena salah satu fokus pemerintah saat ini IKN (Ibu Kota Nusantara). Pada 2024 kami disiapkan Rp 1,25 triliun,” kata Dedy, seperti dikutip oleh Kompas.

Ketika ditanya soal pengajuan penambahan APBN oleh Kementerian Pertahanan, Staf Khusus Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan bahwa Kemenkeu dan Kemhan saat ini masih berproses bersama.

"Karena sedang berproses bersama, disarankan satu pintu di Kemhan," kata Yustinus dalam pesan singkat kepada BBC News Indonesia pada Selasa (19/03).

  ★ BBC  

Koarmada III Serahkan 2 Kapal Patkamla Baru ke Lantamal XIV

Patkamla Jefman III-14-13 milik Lantamal XIV merupakan Patkamla jenis Special Mission Combat Boat yang dibangun di atas galangan PT Palindo Marine Batam.

Pangkoarmada III Laksamana Muda Hersan mengukuhkan dan menyerahkan kapal patroli keamanan laut (patkamla) Jefman dan Matan kepada Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XIV.

Patkamla Jefman dan Matan tersebut diserahkan kepada Komandan Lantamal XIV Laksamana Pertama Deny Prasetyo melalui upacara yang berlangsung di Distrik Samate Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, Rabu (20/3).

Pada kesempatan tersebut, Hersan mengatakan jika kedua kapal patkamla itu akan memperkuat pertahanan di wilayah Sorong maupun Papua Barat Daya.

Sebagai kapal tempur misi khusus, kapal-kapal ini akan berpatroli di wilayah perairan Papua Barat Daya. Kapal ini berkecepatan tinggi sehingga dapat mengejar pelaku pelanggaran-pelanggaran di laut,” kata Hersan, dikutip dari keterangan Dispen Koarmada III, Kamis (21/3).

Sebelumnya, patkamla Jefman dan Matan secara resmi masuk menjadi bagian TNI AL, melalui upacara penyerahan yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, di dermaga utara Baru 1 Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Rabu (20/12) lalu.

  Kecanggihan kapal Jefman dan Matan 
Patkamla Jefman memiliki panjang 20,16 meter, lebar 4,5 meter, dapat memuat 8 anak buah kapal, dan akomodasi untuk pasukan pendarat 14 orang. Kecepatan maksimal 47 knot, jelajah 30 knot, dan ekonomis 15 knot. Kapasitas bahan bakar 3.000 liter dan kapasitas tangki air tawar 500 liter.

Kapal ini juga memiliki Armour Protection Standart Stanag level 2, antipeluru 7,62 mm, dilengkapi satu senjata kaliber 12,7 mm dan dua senjata kaliber 7,62 mm.

Fungsi asasi dari patkamla Jefman ialah untuk melaksanakan pengejaran, penangkapan dan penyelidikan operasi keamanan laut, peperangan khusus antiteror aspek laut, infiltrasi melalui laut serta dirancang mampu melakukan Gerakan Kapal Ke Pantai (GKK) dalam mendukung operasi amfibi.

Patkamla Jefman juga dirancang untuk menghadapi berbagai kerawanan dan penyelundupan melalui selat dan pulau kecil. Dengan adanya kapal ini, diharapkan personel mampu bergerak lebih dinamis dalam patroli dan operasi sesuai perkembangan zaman saat ini.

Sedangkan patkamla Matan memiliki panjang 12,36 meter, lebar 3,5 meter, mampu mengangkut anak buah kapal untuk 5 orang dan akomodasi muat personel 15 orang. Kecepatan maksimal kapal ini 33 knot, jelajah 25 knot, dan ekonomis 12 knot dengan kapasitas tangki bahan bakar 1.000 liter dan tangki air bersih 500 liter. (at)

  ★
IDM  

Kamis, 21 Maret 2024

Pussenarmed Uji Coba UAV ALPHA A900

Produk Spanyol yang akan dirakit di Indonesia oleh PT. GLOBAL DIFENSE Pussenarmed Uji Coba UAV ALPHA A900 (Pussenarmed)

Danpussenarmed tinjau uji coba perangkat UAV baru dari Benua Eropa yaitu ALPHA A900 Unmaned Systems di Lapangan Terbang Lanud Husein Sastranegara Bandung didampingi oleh Dirsen Pussenarmed, Dirbinlat Pussenarmed, Kabagbinmat Pussenarmed dan Pelatih Peninjau Pusdikarmed serta kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Danlanud Husein Sastra Negara beserta staf juga perwakilan dari Srena TNI AL. Senin (18/3/2024).

Uji coba UAV di Lapangan ini dilaksanakan untuk melihat uji kemampuan dan batas kemampuan dari alat kesisteman Armed yang baru dalam deteksi sasaran dengan pemanfaatan UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Produk ini berasal dari Pabrikan Spanyol yang akan dirakit di Indonesia melalui mitra lokal PT. GLOBAL DIFENSE bekerjasama dengan PT. MS.TECH salah satu perusahaan Swasta Nasional yang bergerak dlm bidang Aviation Maintenance yang sudah tersertifikasi.

Kegiatan dimulai dari pemaparan kecanggihan dan keunggulan dari ALPHA A900 Unmanned System mulai dari kemampuan daya jelajah yang mampu terbang dengan kecepatan jelajah 100 km/jam, kemampuan daya angkut maksimal/MTOW (maximum take off Weight) seberat 25 kg, Ketahanan waktu terbang mencapai 4 jam dan pengiriman data terenkripsi sejauh 50 km. Selain itu, dilengkapi pula camera dengan optical zoom 30 kali dan infra red 4 kali serta kemampuan geotracking.

Alpha A900 Unmanned System ini diganda-gadang menjadi Pesawat Tanpa Awak COAST GUARD Indonesia yang dipakai juga Bakamla dalam deteksi anomali di Laut dan pendudukan maritim di Indonesia dan nantinya menjadi trobosan inovasi dari Kesisteman Artileri Medan dalam membantu peninjau depan dalam pencari dan penemu sasaran.

Dalam rangkaian acara ini, banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh Danpussenarmed, Dirsen, Dirlitbang maupun dari Kabagbinmat Pussenarmed guna melihat serangkaian daya tempur dan daya deteksi dari UAV ini dibandingkan dengan UAV yang telah dikembangkan oleh Litbang Pussenarmed. Tentunya Danpussenarmed sangat berharap dengan adanya perkembangan teknologi dari kesisteman Artleri Medan saat ini menjadi lebih modern, canggih dan adaptif sehingga mampu bersaing dengan Negara maju lainnya demi menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. (Penpussenarmed)

  🚁
Pussenarmed  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More