blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Senin, 30 September 2024

PT DI Laksanakan Perawatan Pesawat Militer di Bandung

  🛩Pekerja memperbaiki bagian sayap pesawat NC 212i milik Militer Filipina di Bandung, Jawa Barat. (antara)

Pesawat militer milik Filipina melakukan perawatan di Bandung. Perawatan meliputi struktur, sistem dan pemasangan air conditioner (AC).

Pekerja memperbaiki bagian sayap pesawat NC 212i milik Militer Filipina di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung, Jawa Barat.

PT DI melakukan perawatan dua pesawat NC 212i milik militer Filipina yang meliputi perawatan struktur, sistem dan pemasangan air conditioner (AC) pada pesawat.

Perbaikan ini ditargetkan akan selesai pada akhir Oktober 2024 mendatang.
 

  🛩
detik  

Minggu, 29 September 2024

PT DI Bidik Perakitan Akhir, MRO, Uji Terbang dan Sertifikasi KF-21

Pesawat tempur KF-21 Boramae (KAI)

PT Dirgantara Indonesia (DI) membidik untuk terlibat dalam perakitan akhir, uji terbang, sertifikasi, kemudian pemeliharaan dan perbaikan (MRO) jet tempur KF-21 Boramae hasil kerja sama RI-Korea Selatan (KFX/IFX) manakala prototipe pesawat itu masuk tahap produksi massal.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan saat bertemu wartawan di fasilitas produksi PT DI, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat, menjelaskan PT DI setidaknya harus berjuang untuk masuk dalam rantai produksi pesawat hasil kerja sama RI-Korsel tersebut.

Oleh karena itu, Gita menyampaikan PT DI saat ini fokus mempersiapkan kemampuannya untuk ikut terlibat dalam produksi massal pesawat tempur generasi 4.5 KFX/IFX KF-21 Boramae.

Harus ada keseriusan ke depan kita punya kemampuan di bidang produksi fighter (pesawat tempur). Jadi, apapun programnya di berbagai macam ofset, tujuannya cuma satu, bagaimana PT DI mampu ke depannya membangun fighter,” kata Gita Amperiawan.

Kementerian Pertahanan RI sebagai wakil Pemerintah RI menyesuaikan kontribusi dananya terhadap proyek kerja sama membangun pesawat tempur KF-21 buatan Korea Aerospace Industries (KAI) dengan Pemerintah Korea Selatan. Kontribusi yang diberikan Indonesia pun terhadap proyek KFX/IFX itu saat ini sebesar 600 miliar won atau sekitar Rp 6,95 triliun dari komitmen awal sebesar 1,6 triliun won atau sekitar Rp 18,5 triliun.

Produksi pesawat tempur KF-21 Boramae (KAI)

Dari penyesuaian itu, Gita menyebut PT DI pun saat ini dalam tahap menyusun capaian-capaian apa saja yang dapat dilakukan oleh perusahaan plat merah tersebut.

PT DI itu sedang menyiapkan untuk mampu. Itu yang pertama. Kedua, PT DI perlu menyusun semua capaian-capaian dengan biaya itu sehingga biaya yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah untuk program KFX ini memang bermanfaat (worthy). Pertanggungjawaban kami kepada bangsa dari belanja anggaran untuk KFX ini sedang kami siapkan,” kata Direktur Utama PT DI.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha saat ditanya mengenai ofset KFX/IFX yang diterima Indonesia setelah penyesuaian kontribusi itu menyebut Pemerintah RI saat ini berunding soal kerja sama alih teknologi proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur itu setelah adanya penyesuaian.

Ada beberapa alih teknologi (ToT) akan didapatkan dari kerja sama pengembangan bersama pesawat tempur KFX/IFX, yaitu kemampuan produksi bagaimana mendesain, membangun pesawat tempur, membuat beberapa komponen meliputi sayap, ekor, beberapa bagian body belakang pesawat, dan beberapa pylon/adapter untuk persenjataan dan sensor, melakukan final assembly (perakitan akhir), uji terbang, dan re-sertifikasi untuk pesawat IFX,” kata Karo Humas Setjen Kemhan RI saat dihubungi di Jakarta pada 20 Agustus 2024.

Dia melanjutkan ToT yang diincar Pemerintah Indonesia dalam proyek gabungan itu juga terkait kemampuan operasi dan pemeliharaan, yang mencakup integrated logistics support, perawatan pesawat tempur KFX/IFX, pengembangan sistem latihan untuk pilot dan teknisi, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah (troubleshooting) saat operasional.

Kemudian, kemampuan modifikasi dan upgrading, yaitu melakukan desain integrasi dan re-sertifikasi unique requirement berupa drag chute, eksternal fuel tank, dan air-refueling, serta melakukan integrasi sistem persenjataan baru, avionik, sensor, dan elektronik,” sambung Edwin melanjutkan alih teknologi yang diharapkan diterima Indonesia dalam proyek kerja sama itu.

  ★ antara  

Pesawat N219 Sudah Masuki Tahap Produksi

 🛩 Target Perdana untuk Versi Amphibi N219 @ BIAS 2024 (PTDI)

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Gita Amperiawan mengatakan, pesawat N219 sudah memasuki tahap serial produksi. “Sudah, karena kontrak sudah berjalan,” kata dia di sela Media Gathering dengan Kementerian Pertahanan di Hanggar PTDI di Bandung, Jumat, 27 September 2024.

Gita mengatakan, kontrak perdana yang sudah masuk dalam tahap pengerjaan adalah 6 unit pesawat N219 pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI Angkatan Darat. Dari 6 unit itu, salah satunya adalah varian N219 Amphibi. “Mudah-mudahan yang pertama di delivery itu Amphibi,” kata dia.

PTDI menargetkan pada akhir 2026 sudah memasuki proses sertifikasi. Targetnya pada 2027 proses sertifikasi rampung dan produksi perdana N219 Amphibi diserahkan pada Kementerian Pertahanan.

Gita mengatakan, pesawat N219 akan menjalani serangkaian proses sertifikasi agar bisa memenuhi persyaratan pesawat militer, termasuk untuk versi Amphibi. Pesawat N219 basic yang ada saat ini baru mengantongi sertifikasi TC (Type Certificate) yang diterbitkan Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan pada Desember 2020 lalu.

Kalau kemudian kita menjual ke Angkatan Dareat, maka kita melakukan verifikasi namanya. Verifikasi dari semua dokumen yang sudah kita submit yang kita selesaikan dengan DKKPU, kemudian diverifikasi oleh Indonesia Defence Airworthiness Authority (IDAA), itu dikerjakan untuk bisa dijual ke militer,” kata Gita.

Gita mengatakan, selanjutnya untuk proses sertifikasi N219 Amphibi di DKPPU tidak perlu mengulang dari awal. “Akhir 2025 atau awal 2027 Insyaallah kita akan menyelesaikan (sertifikasi) Amphibi, tapi hanya amandemen TC (Type Certificate),” kata dia.

Sebelum memasuki fase tersebut, PTDI akan melakukan serangkaian peningkatan kemampuan pesawat N219 Basic menjadi pesawat N219 Basic Amphibious. “Itu belum dipasang Float (pengapung) di bawah, tapi performance dia sudah Basic Aircraft Amphibious, itu sekaligus akan meningkatkan performance N219 Basic karena akan membawa Float,” kata Gita.

Gita mengatakan, yang terpenting dari fase pengembangan N219 adalah masuk ke pasar. “Kita harus masuk ke market, karena dari market-lah sebenarnya feedback customer itu terjalin. Jadi improvement itu harus berdasarkan requirement customer di pengoperasian, jadi kita akan lihat,” kata dia.

 🛩 300 Miliar dari Bappenas 
Direktur Produksi PTDI Batara Silaban mengatakan, pengembangan N219 Amphibi tersebut mendapat bantuan pembiayaan dari Bappenas sebesar Rp 300 miliar. “Rp 300 miliar dari Bappenas untuk Amphibi,” kata dia di sela Media Gathering tersebut, Jumat, 27 September 2024.

Batara mengatakan, proses pengembangan N219 Amphibi tersebut akan dikerjakan sekaligus masuk ke serial produksi. “Dalam development kali ini betul-betul ujungnya serial produksi,” kata dia.

Pengembangan yang sedang dilakukan saat ini, kata Batara, tujuannya untuk menaikkan kemampuan pesawat N219 Basic. Dia mencontohkan desain sayap yang rancangan awalnya memiliki daya angkut 6.300 kilogram akan ditingkatkan menjadi 7 ribu kilogram. “Itu sendiri sudah jalan sekarang dengan kemampuan PTDI. Kita punya kemampuan dan fasilitas,” kata dia.

Batara menambahkan, dari 6 unit pesawat N219 pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI Angkatan Darat tersebut satu di antaranya N219 Amphibi. “Jadi dari 6 itu, satu konfigurasinya Amphibi. Sisanya itu militarry transport. Kalau Amphibi itu ada floating-nya,” kata dia.

Saat ini pengembangan N219 Amphibi sudah mencapai 34 persen. “Target kita first flight itu (Semester 2) 2026, sertifikasi 2027,” tambah Batara.

Batara mengatakan, sejumlah daerah perairan sudah dibidik untuk menjadi waterbase pengujian perdana N219 Amphibi. Di antaranya Kepulauan Riau serta Karimun Jawa. “Yang sudah siap di Kepulauan Riau,” kata dia.

PTDI menargetkan akhir tanun 2027 pesawat N219 Amphibi sudah diserahkan pada Kementerian Pertahanan. “Akhir 2027 delivery ke customer,” kata dia.

Kebutuhan pesawat N219 Amphibi di Indonesia juga sudah dihitung oleh PTDI. “Ada kebutuhan dan sudah dilakukan kalkulasi untuk jenis N219 Amphibi ini kurang lebih sebanyak 54 unit. Tim PTDI sudah melakukan survei di berbagai tempat di Indonesia. Salah satunya di provinsi yang ada tourism,” kata dia.

Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha mengatakan, Kementerian Pertahanan berkomitmen untuk mendukung kemajuan industri pertahanan dalam negeri, termasuk PTDI.

Kita bisa lihat dari apa yang sudah dicapai oleh PTDI ini bukan hanya mandatory tapi memang kita harus mengembangkan industri pertahanan dalam negeri kalau kita mau lebih maju lagi ke depannya,” kata dia di sela Media Gathering tersebut, Jumat, 27 September 2024.

  🛩 Tempo  

Sabtu, 28 September 2024

PTDI Produksi Pesawat NC 212i di Bandung

✈ Untuk TNI AU Pekerja mengisi daya pesawat NC 212i milik TNI AU yang telah selesai di produksi di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, (PT DI) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024). (Antara/Raisan AL Farisi)

Pekerja mengecek pesawat NC 212i milik TNI AU yang telah selesai di produksi di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).

PT DI memproduksi sebanyak sembilan unit pesawat NC 212i dengan kapasitas 21 orang untuk TNI AU. Pesawat ini memiliki kegunaan sebagai alat transportasi dan modifikasi cuaca serta memiliki teknologi terbaru seperti digital cockpit dan autopilot.

Dikutip dari situs resmi PT Dirgantara Indonesia, pesawat NC212i merupakan pesawat angkut ringan dengan sistem avionik modern full glass cockpit dan autopilot, yang dilengkapi dengan winglet, ramp door dan memiliki ukuran kabin yang luas dibandingkan pesawat sekelasnya.

Sejak tahun 2014, PTDI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat NC 212i.

  📸 Espos  

Kemhan Dorong Kemajuan Industri Dirgantara Nasional dengan Transfer Teknologi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ7bKjGdB0TifNBvhiDCr9HFXctrCCxaNKEcrgDf0orpTFBWunupKd9GlLu9s0HyI9pg87bdw1_keWEfD5qMbOFmEHZ_II1Nx6KsZx2D0QorJMppsmlUdAtkCXmgAW08QGYlyfC-SWhHKmPDVVF-kMKW-W_9q_jT51PVuXX06DMKNJeKv0FB2KgLedRQJP/s4032/IMG_0198.jpegN219 (PTDI) 🛩

Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI mendorong industri dirgantara dalam negeri. Salah satu langkahnya adalah dengan memperbanyak transfers of technology atau transfer teknologi.

Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha mengatakan Kemhan berkomitmen mendorong dan mengembangkan industri dirgantara dalam negeri. Pihaknya juga mendorong PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperbanyak program transfers of technology.

"Dalam hal ini, industri dirgantara, kita yang saya sampaikan tadi, bahwa kontrak-kontrak, kemudian kegiatan offset, maupun transfers of technology ini semakin banyak," kata Edwin di hanggar pesawat N219 PTDI, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).

Dia mengatakan dukungan untuk PTDI adalah upaya untuk terus memajukan industri pertahanan dalam negeri. Pihaknya mengapresiasi sejumlah capaian yang dilakukan oleh PTDI, salah satunya dalam pemenuhan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk TNI.

"Kita bisa lihat dari apa yang sudah dicapai oleh PTDI, memang kita harus mengembangkan industri pertahanan dalam negeri. Kalau kita mau lebih maju lagi ke depannya, tentunya platform utamanya adalah BUMN pertahanan. Untuk bidang dirgantara adalah PT Dirgantara Indonesia," jelasnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan saat ini PTDI berfokus pada tiga hal. Yakni pemenuhan kebutuhan alutsista dalam negeri, perluasan pangsa pasar tak hanya untuk kegunaan militer tapi juga komersial, hingga peningkatan ekspor.

"Jadi ada tiga dari PTDI, yang paling pertama adalah bagaimana PTDI tampil memaksimalkan kebutuhan untuk penggunaan alutsista yang di renstra, yang kedua bagaimana PTDI hadir tidak hanya di military, tapi juga di komersial, yang ketiga adalah bagaimana PTDI memperbesar segmen bisnis ekspornya," katanya. (aud/aud)

  Ingin Jadi Pemasok Global Produksi Pesawat Rafale 

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengaku ingin menjadi bagian dari rantai pasok global atau global supply chain dalam produksi komponen pesawat tempur Rafale. Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, mengatakan peluang tersebut terbuka usai pembelian pesawat tempur diikuti kerja sama offset dengan pabrikan Rafale asal Prancis, yakni Dassault.

"Offset dalam pembelian Rafale kan sudah jalan ya. Seperti misalnya di luar itu kita juga punya production work package ya, beberapa bagian daripada pesawat Rafalenya akan diproduksi secara lokal di Indonesia," kata Gita di Hanggar Pesawat N219 PTDI, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).

Menurut Gita tak hanya menjadi bagian dari rantai pasok global, PTDI juga berpeluang mengembangkan kemampuan perawatan atau Maintance, Repair dan Operation (MRO) pesawat tempur.

"Ini bagus, kenapa? Karena kita disertifikasi dan ke depannya kita bisa menjadi global supply-nya mereka. Di luar itu, maintenance-nya tentu di kita gitu kan. Karena kita harus bisa mengambil kemampuan MRO-nya," ucapnya.

Menurut Gita, PTDI memiliki kemampuan tersebut. "Dengan fungsinya offset, sebetulnya bersama-sama dengan Dassault, kita menyiapkan sebetulnya apa yang kita perlukan untuk PTDI itu mampu meng-absorb teknologinya," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Produksi PTDI, Batara Silaban, mengatakan produksi komponen pesawat tempur Rafale di Indonesia kemungkinan besar baru akan terlaksana setelah pengiriman pesawat tempur Rafale rampung.

"Oh itu kan akan sesuai dengan jadwal delivery, kalau itunya sendiri mungkin setelah 2027-2028. Kami mesti dikualifikasi dulu oleh mereka, tapi kita punya kemampuan itu," ucapnya. (whn/whn)

  🛩 detik  

Jumat, 27 September 2024

Mengenai P2 Tiger Kopasgat

 Disebar disatuan Yonko Kopasgat Rantis P2 Tiger 4x4 Kopasgat (SSE) ♘
S
atuan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU memperkuat arsenalnya dengan mengasumsi kendaraan taktis (rantis) P2 Tiger 4x4, buatan perusahaan swasta PT SSE (Sentra Surya Ekajaya).

Selain rantis Tugasanda Turangga 4x4, P2 Tiger juga menjadi pilihan yang tak kalah menarik bagi segmen rantis lapis baja angkut pasukan (APC) untuk satuan elite TNI AU.

  Keunikan Desain dan Identitas 
P2 Tiger 4x4, mengusung keunikan dalam desainnya, memperkaya kendaraan taktis di Indonesia.

Meskipun berbeda dengan P2 Commando, namun P2 Tiger memiliki kemiripan dengan Turangga 4x4, terutama dalam kapasitasnya yang mampu membawa 10 pasukan serta dilengkapi dengan kontrol senjata remote control weapon system (RCWS) untuk senapan mesin berat kaliber 12,7 mm. Juga di lengkapi alat pendeteksi arah serangan musuh, Gunshot Detection System yang dipasang pada bagian belakang rantis.

  Dibangun dari Sasis Rantis Kamaz Rusia 
Yang membuat P2 Tiger semakin istimewa adalah penggunaan sasis rantis Kamaz buatan Rusia dalam konstruksinya.

Dengan ini, kehandalan dan ketangguhan P2 Tiger semakin teruji.

  Standar Proteksi Tinggi 
P2 Tiger 4x4 menawarkan standar proteksi tinggi dengan memenuhi standar STANAG 4569 level 1.

Rantis ini mampu menahan terjangan proyektil kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm NATO, menjadikannya pilihan ideal untuk berbagai misi termasuk penyerangan, pengintaian, patroli jarak jauh, dan penyelamatan VVIP.

  Performa Mesin dan Teknologi Canggih 
Ditenagai oleh mesin diesel V8 cylinder turbo charged berkapasitas 10.857 cc, P2 Tiger memiliki power output mencapai 260 hp pada 2.000 rpm, dengan peak torque mencapai 1080 Nm pada 2.000 rpm.

Sistem kemudi menggunakan power steering dengan hydraulic, sementara transmisinya mengadopsi sistem manual dengan 6 tingkat percepatan maju dan 1 mundur.

Teknologi CTIS (central tyre inflation system) memberikan kemampuan untuk mengatur tekanan angin pada tiap ban secara otomatis, memastikan kendaraan dapat beroperasi secara optimal di berbagai medan.

  Dimensi dan Kemampuan Taktis 
Dengan panjang 6,75 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 2,6 meter, P2 Tiger memiliki wheelbase sepanjang 4,18 meter dan ground clearance mencapai 380 mm.

Beratnya mencapai 10.500 kg (normal) dan 12.500 kg (berat penuh), membuatnya dapat dengan mudah dimuat dalam ruang kargo pesawat sekelas pesawat angkut C-130 Hercules.

P2 Tiger 4x4 dipilih Kopasgat dalam memperkuat kemampuan operasionalnya dan disebar pada satuan Yonko (Batalyon Komando) Kopasgat.

  Garuda MIliter  

Kamis, 26 September 2024

Kapal BHO 105 Bakal Perkuat TNI AL Pada Akhir 2025

 Buatan PT Palindo Marine Kapal BHO 105 produksi PT Palindo Marine (Kemhan)

Kapal Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) Ocean Going buatan galangan kapal dalam negeri PT Palindo Marine Batam bekerja sama dengan galangan kapal Jerman Abeking & Rasmussen bakal memperkuat armada TNI AL pada akhir 2025.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Karo Humas) Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa prosesnya saat ini platform kapal telah rampung dibuat oleh Palindo dan kapal itu selanjutnya bakal berlayar ke Jerman untuk pemasangan alat-alat survei dan pemetaan, sensor, dan perlengkapan lainnya.

"Delivery kapal dijadwalkan pada bulan Desember 2025," kata Brigjen TNI Edwin.

Pada hari ini di galangan kapal Palindo, Batam, Kepulauan Riau, Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ekonomi Mayjen TNI Steverly C. Parengkuan memimpin upacara peluncuran platform kapal BHO Ocean Going.

Di lokasi acara, Parengkuan membacakan sambutan dari Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemenhan RI Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari, salah satunya menyebutkan proyek pengadaan kapal BHO Ocean Going itu merupakan kontribusi Kementerian Pertahanan RI mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri.

"Setelah upacara peluncuran kapal BHO (Ocean Going) akan menuju Jerman untuk menyelesaikan pemasangan seluruh peralatan oseanografi di galangan Abeking & Rasmussen," kata Kabaranahan Kemenhan dalam sambutannya itu.

Kapal BHO Ocean Going yang platformnya dibangun di Batam itu punya spesifikasi panjang 105 meter, lebar 17,4 meter, dan draf kapal 4,5 meter. Kapal itu dirancang untuk dapat berlayar dengan kecepatan 16 knot.

Kapal itu juga didesain untuk mampu memetakan wilayah pesisir, perairan dangkal, dan laut dalam. Rencananya kapal itu juga dilengkapi dengan sensor penginderaan bawah air mulai dari kedalaman 600 meter sampai dengan 11.000 meter.

Kemenhan RI dalam siaran resminya juga menyebutkan kapal BHO Ocean Going itu juga dilengkapi dengan geladak heli dengan kapasitas maksimum 12 ton MTOW, meriam 20 mm dan 12,7 mm, serta teknologi surveillance, manuver, dan station keeping yang andal.

Kapal yang didesain dengan struktur high tensile steel itu berbobot total 3.419 ton, serta mampu mengangkut tambahan beban seberat 200 ton. Kapal itu juga didesain untuk punya daya jelajah selama 60 hari dengan mengangkut maksimal 90 personel.

Ilustrasi kapal BHO pesanan Kemhan (Istimewa)

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali di sela-sela kegiatannya di Jakarta pada tanggal 25 Juni 2024 menyebut TNI AL memproyeksikan ada tambahan kapal bantu hidro-oseanografi setiap tahun dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran atau jika tidak memungkinkan TNI AL berencana menambah sensor untuk dipasang pada kapal-kapal lama.

TNI AL pada tahun ini, kata dia, menunggu dua tambahan kapal bantu hidro-oseanografi buatan Inggris dan Jerman yang bekerja sama dengan galangan kapal dalam negeri.

Kapal buatan Jerman itu merujuk pada kapal BHO Ocean Going yang dibangun oleh Palindo bekerja sama dengan Abeking & Rasmussen. Sementara itu, kapal buatan Inggris itu merujuk pada SRVS (submarine rescue vehicle system) buatan buatan perusahaan Inggris, Submarine Manufacturing & Products (SMP), yang pengadaannya bekerja sama dengan PT BTI Indo Tekno.

Pengadaan SRVS itu mencakup pembelian SRVS mencakup satu unit kapal selam penyelamat (SRV-F Mk.3), satu unit mothership dan kelengkapan lainnya (decompression chamber, launch and recovery system, air transportability equipment, dan remotely operated vehicle).

Di lokasi yang sama, Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL Laksamana Madya TNI Budi Purwanto menyebut kapal BHO Ocean Goiung itu ditargetkan rampung pada akhir 2025 atau awal 2026.

"Akhir 2025 atau awal 2026, enggak jauh. Ini karena sudah progresnya cukup berkembang pesat di Batam," kata Budi.

Diungkapkan pula bahwa kapal baru Pushidrosal yang dibangun platformnya di Batam itu bakal menjadi salah satu kapal Pushidrosal yang dilengkapi teknologi canggih.

"Ini konsep pembangunannya nanti, platform-nya atau bangunan kapalnya dibangun di galangan Palindo, Batam. Itu panjangnya 105 meter. Nanti, pengisian peralatannya di Jerman. Itu jadi kapal canggih kita," kata dia.

Jika nanti kapal itu telah diterima dan operasional, menurut dia, Pushidrosal berencana menggunakan kapal itu untuk ekspedisi eksplorasi bawah laut Jala Citra IV, yang vakum digelar pada tahun ini.

Pushidrosal selama 2 tahun berturut-turut menggelar ekspedisi eksplorasi laut dalam, yaitu Jala Citra III pada tahun 2023 di perairan Flores dan Jala Citra II pada tahun 2022 di perairan Banda.

  👷
antara  

CEO PT PAL Indonesia Bicara Progress Pembangunan Kapal Selam Baru dan Fregat Merah Putih

 👷 Perkembangan industri perkapalan nasional sangat positif.Ilustrasi FMP (Babcockl)

CEO PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, mengatakan perkembangan industri perkapalan nasional saat ini sangat positif. Hal ini terlihat dari berbagai proyek strategis yang tengah digarap oleh PT PAL.

Untuk kapal selam baru sekarang sedang berjalan proses desain dan proses untuk pesiapan rantai pasok bahan baku. Targetnya setelah proses desain selesai pemotongan plat pertama akan segera dilakukan,” terang Kaharuddin sebelum menjadi pembicara dalam Leader Talks “PAL Goes to Campus” di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (24/09).

Saat ditanya tentang perkembangan proyek pembangunan kapal fregat Merah Putih, Kaharuddin menyebut PT PAL saat ini sedang merampungkan desain blok dan fisik.

Dari 161 desain blok, kita sudah bisa menyelesaikan 110 blok desain. Sementara pembangunan fisiknya sudah mencapai 58 blok,” tuturnya.

 Akan Bangun Kapal Induk
Pada kesempatan tersebut, Doktor di bidang Arsitektur Perkapalan dari Nagasaki Institute of Applied Science dan Hiroshima University ini, juga menanggapi rencana pembangunan kapal induk. Ia menegaskan bahwa beberapa negara telah berkomunikasi dengan PT PAL Indonesia terkait proyek pembangunan kapal di dalam negeri.

Beberapa negara luar telah melakukan negosiasi dengan PT PAL untuk kebutuhan Alutsistanya dan dibangun di PT PAL,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Kaharuddin Djenod, memastikan PT PAL Indonesia sebagai salah satu tulang punggung industri maritim nasional terus berinovasi dan berkontribusi dalam pengembangan kekuatan maritim Indonesia. Proyek-proyek strategis seperti pembangunan Kapal Selam Scorpene dan kapal Fregat Merah Putih menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam mendukung pertahanan negara.

PT PAL juga terus mengembangkan berbagai jenis kapal untuk mendukung sektor maritim nasional,” pungkasnya.

Untuk diketahui, kehadiran CEO PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, dalam Leader Talks PAL Goes to Campus di UGM Yogyakarta, untuk memberikan wawasan lebih luas kepada akademisi, mahasiswa, dan dunia kampus tentang pentingnya industri maritim. Melalui kegiatan yang bertema “Kebangkitan Peradaban Maritim Indonesia” ini, diharapkan muncul kerja bersama antara industri dan perguruan tinggi dalam mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan maritim dunia.

Tentang PT PAL Indonesia: PT PAL Indonesia merupakan perusahaan manufaktur bidang maritim terbesar di Indonesia. Kami memiliki keunggulan bisnis pada kapabilitas rancang (desain) bangun kapal perang, kapal niaga, dan rekayasa umum (general engineering). Selain itu, kami juga terbilang andal dalam pemeliharaan & perbaikan (harkan) serta overhaul produk-produk maritim baik kapal perang, kapal selam, kapal niaga, serta general engineering produk energi dan elektrifikasi.(chm)
 

  👷 tvonenews  

Rabu, 25 September 2024

KKP Bongkar Modus Keji Perusahaan Asing Caplok Pulau RI

https://pulauseribu.co.id/wp-content/uploads/detinasi-pulau-putri-jakarta.jpggIlustrasi resort (pulauseribu)

K
ementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membongkar modus yang dilakukan oleh perusahaan asing untuk mencaplok pulau di Indonesia.

Hal itu terungkap usai KKP menyegel sementara kegiatan pemanfaatan ruang laut terhadap resort di pulau terluar Indonesia yang tidak berizin lengkap.

Penyegelan itu dimaksudkan untuk menjaga pulau-pulau tersebut tidak direbut perusahaan asing.

KKP baru-baru ini menyegel dua resort yang berlokasi di Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur karena diduga tidak memiliki dokumen izin Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL). Kedua resort itu dikelola oleh PT MID dan PT NMR, yang merupakan perusahaan asing.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pung Nugroho Saksono mengatakan tidak adanya izin terkait pemanfaatan ruang di pulau terluar tersebut merupakan salah satu indikasi upaya penyerobotan kepemilikan pulau di Tanah Air.

Merujuk pada kasus pencaplokan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan, ia menjelaskan modus yang banyak dilakukan perusahaan asing adalah melakukan pembangunan, baik resort atau usaha sektor pariwisata lainnya, di pulau tersebut melalui penanaman modal asing (PMA).

Pria yang akrab disapa Ipunk itu menyebut awalnya pembangunan dan operasional resort menggunakan tenaga kerja dari Indonesia, terutama penduduk lokal.

Namun, pada akhirnya para pekerja tersebut diberhentikan atau di-PHK. Lambat laun, penduduk Indonesia yang menempati pulau tersebut berpindah ke tempat lain yang pada akhirnya kekurangan pekerja diganti dengan orang asing.

"Modusnya, seperti yang dulu terjadi di Sipadan dan Ligitan, pulau tersebut dia kelola oleh PMA. Kemudian karyawannya itu orang Indonesia, WNI. Nah, lambat laun terus-terusan karyawan tersebut, yang WNI terutama, mereka satu per satu di-PHK nih," kata Ipunk dalam konferensi pers di KKP, Senin (23/9), melansir detikfinance.

"PHK-PHK sampai habis, diisilah orang-orang asing tersebut. Sehingga pulau tersebut tidak ada orang Indonesia lagi. Sudah orang asing semua, diklaim lah itu menjadi milik mereka," imbuhnya.

Ipunk menjelaskan perusahaan asing akan membuat atau menyusun data statistik sederhana sebagai bukti klaim bahwa pulau terluar Indonesia itu merupakan milik mereka. Mulai dari jumlah pohon yang ada di pulau tersebut hingga data-data lain yang tidak dimiliki pemerintah.

"Mereka punya data statistik nantinya yang kita tidak punya kalau kita lengah. Data statistik yang mereka punya itu sederhana, jumlah pohon berapa misalnya, terus kemudian ada batu apa, mereka punya semua itu. Bahkan, mungkin kalau dia sekarang bikin jembatan tuh berapa kayu yang dia pakai atau bambu," ucapnya.

Dengan data statistik itulah para perusahaan asing dapat mengklaim bahwa pulau tersebut adalah milik mereka. Belum lagi, tidak ada dokumen perizinan dari pemerintah ataupun kehadiran warga negara asing (WNA) di pulau itu membuat pemerintah Indonesia kesulitan untuk membuktikan kepemilikannya.

Demi mencegah pencaplokan pulau terluar RI ini terjadi kembali, Ipunk mengatakan pihak KKP sudah bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk melakukan pengawasan. Dari sana, pihaknya dapat menerima laporan teraktual dari lapangan.

"Terkait dengan teknologi terhadap pulau-pulau kecil tersebut yang tidak ada sinyal kami punya Pokmaswas, Kelompok Masyarakat Pengawas. Di sekitaran pulau tersebut ada beberapa orang yang kita hire menjadi Pokmaswas. Mereka lah yang melaporkan kepada kami, 'pak ada pulau di sana isinya pulau asing', 'pak pulau di sana, di situ ada pembangunan resort-resort'," tegasnya.

"Kalau kita tidak hadir di sana, kalau negara tidak hadir di pulau terluar. Makanya KKP hadir di pulau terluar untuk memastikan itu masih wilayah NKRI di situ. Kalau kita tinggal diam, hanya kenangan ke depannya. Tapi kita pastikan bahwa kita menjaga pulau-pulau terluar dalam hal ini," imbuh Ipunk. (del/sfr)

  👮
CNN  

Staf Ahli Menhan Meluncurkan Kapal BHO 105

 Produksi PT Palindo Marine di Batam 
https://pbs.twimg.com/media/GYOrmCraIAA_nGZ?format=jpg&name=largeKapal BHO (Ocean Going) 105 (Kemhan)

S
taf Ahli Menhan Bidang Ekonomi Mayjen TNI Steverly C. Parengkuan memimpin kegiatan Launching Ceremony Kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO) (Ocean Going) di Dermaga PT. Palindo Marine, Batam, Selasa (24/9).

Program pembangunan kapal ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pertahanan RI dengan Abeking & Rassmusen, Jerman. Dimana kontrak pembangunan kapal BHO (Ocean Going) dilaksanakan oleh Abening & Rasmussen, sedangkan pembangunan platformnya dilakukan oleh PT Palindo Marine melalui program offset agreement antara Abeking & Rasmussen dengan Ditjen Pothan Kemhan.

Sebelumnya, kegiatan pemotongan plat pertama (first steel cutting) telah dilaksanakan pada 15 September 2023 dan peletakan lunas (keel laying) dilaksanakan pada 14 Desember 2023.

Rangkaian acara Launching Ceremony Kapal BHO (Ocean Going) di awali dengan pemotongan tali tross secara simbolis, penekanan tombol sirine, dan kata sambutan.

Dalam sambutan Kabaranahan Kemhan Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari yang dibacakan oleh Staf Ahli Menhan Bidang Ekonomi disampaikan bahwa kontrak pembangunan kapal BHO (Ocean Going) ini merupakan wujud kontribusi Kementerian Pertahanan dalam mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri, yang pada akhirnya betujuan untuk meningkatkan laju perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuGAqmkb10wZNTW6N08MhFZ6sFDT0ZHpVEREZmr58Z8MJnvpIp-wQa13CR0JtI4woCZ6hZWbP7Jh-byjAigRK9qw-EgyhDxPNhWcCowlurwj1sD_BL9m0zB7h-Jiqbmdabt96o8KsigVla0Hoh_R0-qkFMcxGbOiIl4om8n-aAZhhCYMfvLJuDo0ijtkKf/s2172/IMG_0205.jpegKapal BHO (Ocean Going) 105 produksi PT Palindo Marine (Kemhan)

Setelah kegiatan launching ceremony ini kapal BHO (Ocean Going) akan menuju Jerman menggunakan transporter untuk menyelesaikan pemasangan seluruh peralatan oceanografi di galangan Abeking & Rasmussen,” kata Kabaranahan Kemhan.

Sementara, dalam sambutan Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Budi Purwanto yang dibacakan oleh Wadan Pushidrosal menegaskan bahwa alutsista dengan teknologi yang canggih menjadi komponen utama yang harus diprioritaskan dalam pelaksaaan tugas operasi. Tanpa dukungan alutsista yang memadai, operasi survei dan pemetaan tidak akan berjalan maksimal.

Saya sangat mengapresiasi kepada pihak yang terkait dalam pembangungan kapal BHO (Ocean Going) terutama kepada Kemhan yang terus mendorong pengembangan teknologi dan infrastruktur maritim,” tegas Komandan Pushidrosal.

Kapal BHO (Ocean Going) yang memiliki fungsi utama untuk melaksanakan survei dan pemetaan di pesisir pantai, laut dangkal, hingga samudera, menggunakan teknologi survei beresolusi tinggi. Dengan sensor penginderaan bawah air yang canggih, kapal ini dapat mencapai kedalaman antara 600 meter hingga 11.000 meter, sehingga sangat mendukung kegiatan pencarian objek di bawah permukaan laut, terutama dalam situasi darurat.

Untuk mendukung operasionalnya, kapal ini dilengkapi dengan geladak heli dengan kapasitas maksimum 12 ton MTOW, meriam 20mm dan 12,7mm, serta teknologi surveillance, manuver, dan station keeping yang andal. Selain itu, kapal yang didesain dengan struktur high tensile steel ini memiliki kecepatan maksimum 16 knot, berbobot total 3419 ton, mampu mengangkut tambahan beban sebesar 200 ton, endurance 60 hari dengan 90 personel menggunakan sistem pendorongan hybrid.

Turut hadir dalam acara launching yaitu Ketua KKIP Letjen TNI (Purn) Yoedi Swastanto, Wadan Pushidrosal Laksma TNI Ronny Saleh, Kadisadal Laksma TNI Ifa Djaya Sakti, CEO Abeking & Rasmussen Matthias Hellman dan Direktur Palindo Charles Wirawan serta tamu undangan. (Biro Humas Setjen Kemhan)

  👷 Kemhan  

Selasa, 24 September 2024

PTDI Akan Mengembangkan Pesawat AEW&C Berbasis CN235

 Bekerja sama dengan Havelsan dari Turkiye https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVwz9K643hhmTJ2BiPZFTmTgrN_XB3WZL3A4BucjxWlveRBqYs_z6BSAROlLkVD0UE6muvZ3Uh-yQbQ3-PjfVHHi9rKoA8-KzJWMR8UWKe764oK4SWtZHlAIbxooIsd4AwLoFViMflZkud/s280/Prime+Kurniawan.jpgCN235 MPA TNI AL produksi PTDI (Prime Kurniawan) 🛩
PT
Dirgantara Indonesia telah menjalin kemitraan strategis dengan Havelsan dari Turkiye untuk potensi pengembangan pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C).

Direktur Perdagangan, Teknologi dan Pengembangan PTDI Mohamad Arif Faisal mengatakan hal itu kepada Aviation Week di Bali International Airshow (BIAS) 2024 yang berlangsung minggu lalu.

Dikatakan Faisal, pesawat yang akan digunakan sebagai basis dari proyek bersama AEW&C ini adalah CN235.

Havelsan sendiri sudah memiliki pengalaman matang dalam pengembangan pesawat AEW&C. Perusahaan ini terlibat dalam program E-7 Peace Eagle untuk Angkatan Udara Turkiye.

Havelsen mengembangkan 90 persen dari perangkat lunak yang digunakan dalam sistem pesawat E-7 Turkiye tersebut.

Perusahaan tersebut merancang dan mengintegrasikan Airborne Segment Mission Computing System (MCS).

Havelsan juga memiliki kemampuan untuk memodifikasi, meningkatkan, dan memodernisasi perangkat lunak antarmuka MCS, kontrol senjata, dan langkah-langkah dukungan elektronik.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b8/Turkish_Air_Force_Boeing_737-700_KvW.jpgHavelsan merupakan satu perusahaan asing yang mendapat izin dan terlibat dalam program AEW E-7 Peace Eagle Turki (Wikipedia) 🛩

Namun belum ada informasi kapan proyek ini akan dimulai dan juga target pengembangannya.

Sebelumnya, pada 27 Agustus 2024, perwakilan dari Havelsan telah berkunjung ke PTDI di Bandung.

Berdasarkan siaran pers PTDI, kunjungan tersebut merupakan bagian dari tindak lanjut kerja sama PTDI dan Havelsan untuk mengembangkan Full Flight Simulator, serta kesiapan kedua pihak dalam pemenuhan kebutuhan Indonesia terhadap pesawat AEW&C.

Pada kesempatan tersebut, CEO Havelsan Mehmet Akif Nacar dan delegasinya melihat produk simulator buatan PTDI seperti N219 Cockpit Demonstrator dan N219 Engineering Full Flight Simulator.

Dua produk tersebut merepresentasikan kapabilitas PTDI dalam pengembangan teknologi simulasi penerbangan yang khususnya diperuntukkan bagi pesawat-pesawat buatan PTDI.

Dalam kesempatan tersebut, Nacar mengatakan perusahaannya akan memperluas cakupan kerja sama dengan PTDI untuk mengembangkan proyek AEW&C Indonesia.

Havelsan akan menyumbangkan pengalaman pengembangan program AEW&C Turkiye dan menggabungkannya dengan kebutuhan Indonesia untuk menciptakan teknologi AEW&C yang lebih kuat. (RBS)

  📡 Airspace Review  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More