blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Kamis, 30 November 2023

Presiden Setujui Penambahan Anggaran Belanja Alutsista

 Naik menjadi USD 25 miliar 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSvFiRIy6lsHNQzEIyLsDWYu6Gs92_DLIdlaTK_cy7xhGxCKYJdOVsrdHskounKE_6IGc60mFqtqKgoHjETn3hc9wgCRhjrNYzIlOLIvwiGkitDCYbqZUGxFhTgNa-TIqIm-Y9INxj6MTeenRPXp1WL2f1LALwbZUfnNFGgpdWjoblO3IDA-HZF5MOoEEM/s780/96141_indonesiarafalecdasaultaviation_432660.jpgPesawat Rafale, Indonesia memerlukan dana pinjaman untuk membeli pesawat batch ketiga. (Dassault Aviation)

K
ementerian Pertahanan (Kemenhan) mendapat anggaran tambahan untuk belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista). Hal ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengenai rapat antara Presiden Joko Widodo dan Menhan Prabowo Subianto.

Menkeu mengatakan, dalam rapat diputuskan ada perubahan alokasi anggaran belanja alutsista dari utang luar negeri. "2020-2024 sudah disetujui Presiden Rp 20,75 miliar," kata Menkeu dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

"Nah kemarin karena ada perubahan maka alokasi untuk 2024 menjadi USD 25 miliar. Terjadi kenaikan yang signifikan dari USD 20,75 miliar ke USD 25 miliar itu yang kemarin disepakati."

Menurutnya, peningkatan anggaran belanja alutsista Kemenhan berasal dari utang luar negeri dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan. Kebutuhannya memang disampaikan Kemenhan menanggapi kebutuhan sesuai kondisi alutsista dan kemudian ancaman serta peningkatan dinamika geopolitik dan geosecurity," ujarnya.

Menkeu berujar, di sisi lain masih ada rencana dari sisi perencanaan penganggaran jangka panjang. Menurutnya, penambahan ini masih sesuai dengan Rencana Strategis pertahanan hingga 2034 mendatang.

Pada renstra (rencana strategis) sektor pertahanan 2034 disebutkan belanja alutsista dari pinjaman luar negeri sesuai 3 renstra. Yaitu hingga tahun 2034 mencapai angka USD 55 miliar.

  ★ RRI  

Pembangunan Kapal Selam U-214, Frigat Merah Putih, dan Reverse Engineering Torpedo

 KKIP Kunjungi PT PAL(KKIP)

Ketua Tim Pelaksana (Katimlak) KKIP, Dr. Yoedhi Swastanto, MBA, pagi ini (15/11) sambangi PT. PAL Indonesia di Surabaya dalam rangkaian lawatannya ke sejumlah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) industri pertahanan hingga Kamis esok. Didampingi oleh Koorsahli Laksda TNI (Purn) Dr. Mulyadi, MAP dan Staf Tim Ahli, Kolonel Laut (T) Doddy W. Laksono, MMT, Katimlak KKIP diterima langsung oleh Direktur Utama PT. PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang, dan Direktur Produksi, Iqbal Fikri.

Dalam rangka melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan industri pertahanan secara berkala, KKIP memandang perlu untuk mengetahui perkembangan terkini kesiapan PT. PAL Indonesia dalam program pembangunan kapal selam U-214, Frigat Merah Putih, dan reverse engineering torpedo.

Bapak Kaharuddin Djenod melaporkan bahwa PT. PAL telah mencapai sejumlah tahapan realisasi program pengadaan 2 (unit) Frigat Merah Putih seperti first steel cutting dan keel laying. Kedua kapal tersebut ditargetkan akan di-delivery pada Februari 2027 mendatang.

Sementara itu, PT. PAL kini tengah berusaha untuk menginisiasi program penguasaan teknologi dengan sasaran torpedo A244S Mod-3 dan Torpedo Black Shark. Bapak Kaharudin Djenod menyampaikan bahwa masih diperlukan kajian administrasi, teknis, dan komersial untuk merealisasikan program tersebut.

Torpedo A244S Mod-3 (Ist)
Disamping bertujuan untuk mengimplementasikan amanat penguasaan teknologi penginderaan bawah air pada Jakumhanneg (Kebijakan Umum Pertahanan Negara) 2020-2024, program tesebut akan membawa manfaat yang besar bagi Indonesia seperti meningkatkan keamanan maritim, mendukung operasional hidrografi dan oseanografi, menciptakan keahlian khusus bagi PT. PAL, dan membuka peluang litbang.

Katimlak menggarisbawahi beberapa hal yang mesti menjadi perhatian seperti pembinaan dan pemberdayagunaan sumber daya manusia yang sudah mengikuti kegiatan alih teknologi, koordinasi dengan pengguna, klasifikasi dan standardisasi produk, dan penyusunan peta kerja (roadmap). Katimlak juga mengharapkan Frigat Merah Putih nantinya dapat di-delivery tepat waktu.

Pertemuan di PT. PAL berlangsung hingga pukul 12.00. Selanjutnya rombongan KKIP diagendakan akan melanjutkan agenda lawatan ke Industri Pertahanan yang ada di Bandung, Jawa Barat.
 

  KKIP  

Rabu, 29 November 2023

KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat (992) Berwarna Putih

⚓️ Siap bertugas di Gaza (Dispenal)

Dari twitter Jatosint dipublikasikan penampakan kapal bantu rumah sakit (BRS) dr Radjiman Wedyodiningrat 992 telah berubah warna menjadi putih sebagai kapal rumah sakit standar imternasional.

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Radjiman Wedyodiningrat-992 dicat dan dicek performanya sebelum berangkat untuk mengemban misi kemanusiaan ke daerah dekat Palestina.

Pengecatan dan pengecekan dilakukan oleh PT PAL Indonesia sebagai produsen kapal perang berjenis kapal bantu rumah sakit (KBRS) itu.

Ini dilakukan guna menunjang kesiapan teknis kapal rumah sakit karya PT PAL ini, sebelum pelaksanaan misi kemanusiaan ke Palestina,” kata CEO PT PAL Kaharuddin Djenod dalam keterangan tertulisnya.

Kapal dicat warna putih pada keseluruhan lambung kapal untuk menjaga perlindungan sesuai dengan hukum humaniter internasional, Konvensi Jenewa IV maupun aturan San Remo Manual terkait konflik bersenjata di laut.

 Berikut penampakannya di Surabaya:




 ⚓️ 
Garuda Militer  

ORPA Targetkan 3 Purwarupa untuk 2023

https://minio.brin.go.id/website//uploads/images/posts//2023/05/1685331984-44032443.webp(BRIN)

B
agaimana kita bisa mengoptimalkan Kelompok Riset berbasis aktivitas riset? ada beberapa hal yang harus diberikan perhatian yang lebih. Setiap periset tidak harus masuk ke Kelompok Riset (KR) tertentu, bisa saja melakukan aktivitas mandiri tanpa harus bergabung ke dalam KR. Pembentukan dan keberadaan KR adalah instrumen alami untuk melihat potensi, dinamika topik, dinamika periset, dll di lingkungan PR dan OR. Hal ini diungkapkan Laksana Tri Handoko, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, disela acara pembukaan Pembahasan Program Riset Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA), di Gedung Kusnoto, Bogor.

Program dan target kinerja di level OR dan PR tidak serta merta diturunkan ke periset dan atau Kelompok Riset. Pembentukan KR dapat dilakukan secara bottom-up sesuai dengan kebutuhan dari para PI / PJ yang memiliki topik riset dari berbagai sumber pendanaan maupun mandiri. KR ini merupakan kebutuhan dari para PI / PJ untuk mengeksekusi risetnya, Kepala PR dan OR memfasilitasi periset yang memiliki kreativitas yang bagus dibidangnya.

Dunia kreatif memerlukan reviu, sehingga OR-PR harus memperkuat kapasitas kompetensi bidang kepakaran periset dibidang terkait dan mempunyai jaringan. Agar dapat menilai secara subtansif di level proses diperlukan monev, yang bisa dalam bentuk pertemuan mingguan, untuk mengidentifkasi masalah.

Dalam rapat pembahasan tersebut, Kepala BRIN juga berharap semakin banyak peneliti di ORPA dapat melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi dengan senantiasa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) peneliti melalui berbagai skema, seperti Degree-by-Research BRIN.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala ORPA BRIN, Robertus Heru Triharjanto, beserta jajarannya, memaparkan progres terkini aktivitas riset di lingkungan ORPA, yang membawahi 5 (lima) Pusat Riset, yaitu; Pusat Riset Teknologi Roket (PRTR), Pusat Riset Teknologi Satelit (PRTS), Pusat Riset Teknologi Penerbangan (PRTP), Pusat Riset Penginderaan Jauh (PRPJ) dan Pusat Riset Antariksa (PRA). Pada aktivitas riset Bidang Penerbangan dan Antariksa pada 2 Rumah Program ORPA 2023, dengan hasil diantaranya Purwarupa Inovasi Teknologi Penerbangan dan Purwarupa Inovasi Teknologi Antariksa. Dalam Rumah Program tersebut disetujui 79 judul Proposal Riset, yaitu 20 judul di PRA, 10 judul di PRTP, 9 judul di PRTR, 12 judul di Pusat Riset Teknologi Satelit, dan 28 di PRPJ.

Heru juga menyampaikan target kinerja ORPA tahun ini selain menghasilkan 1 target Purwarupa Komponen Pesawat Tanpa Awak, 1 target Purwarupa Komponen Pesawat Berawak, dan 1 target Purwarupa Komponen Satelit, juga akan menghasilkan minimum 150 publikasi ilmiah internasional, dan 60 kekayaan intelektual.

Di Program Riset Satelit, BRIN akan meluncurkan LAPAN-A4 tahun depan, yang akan diperkenalkan sebagai satelit pertama dari konstelasi Nusantara Earth Observation pertama (NEO-1), dengan spesifikasi 5 m resolution multispectral imager. Berbagai riset pengolahan data penginderaan jauh dan teknologi satelit akan dihasilkan dengan beroperasinya NEO-1, yang akan melibatkan periset di Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) dan Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI). Dengan asumsi seluruh proses peluncuran satelit lancar, maka data NEO-1 akan masuk di bank data penginderaan jauh nasional yang dikelola di Pusdatin pada akhir tahun 2024. Hingga tahun 2027, diharapkan akan lebih banyak komponen satelit mikro dapat dibuat di Indonesia, terutama dengan beroperasinya particle accelerator BRIN, yang dapat mensimulasikan berbagai gangguan lingkungan Antariksa pada komponen elektronik satelit.

Satelit kedua dari konstelasi atau NEO-2 direncanakan adalah satelit dengan spesifikasi 50 cm imager yang akan dibangun dengan skema KPBU. Untuk program tersebut, tahun ini dilakukan feasibility study oleh tim BPK bersama Bappenas dan Kemenkeu, dan diharapkan program dapat dimulai tahun 2024. ORPA akan menyiapkan tim periset yang akan terlibat dalam integrasi satelit di tempat mitra, dan menyiapkan berbagai software untuk standar koreksi dan pemanfaatan datanya, untuk siap digunakan tahun 2026. Tim yang terlibat dalam integrasi NEO-2, akan menjadi SDM yang akan membangun NEO-3 di Indonesia.

Lebih lanjut Heru menjelaskan tahun ini kebutuhan infrastruktur adalah upgrade stasiun Bumi di Rancabungur, Bogor. Tahun 2024 diperlukan stasiun Bumi baru untuk menggantikan stasiun Bumi di Rumpin, Bogor, yang habis masa operasinya. Stasiun baru tersebut akan dibangun di di Rancabungur, Bogor, yang akan menjadi pusat antena satelit BRIN di pulau Jawa.

Dalam program riset juga terdapat jadwal pengembangan konstelasi satelit NEI (Nusantara Equatorial IoT). Tahun 2023 masih dilakukan proses desain dari satelit NEI-1 dan user terminalnya. Diharapkan komponen satelit dapat dibuat tahun 2024-2025, sesuai dengan kondisi pendanaan dari BRIN dan mitra (moda join development). Pada periode yang sama pengembangan user terminal dijadwalkan sudah selesai. Dengan asumsi tahap tersebut dilalui dan mitra berinvestasi, satelit NEI-2 hingga 10 dapat dibangun dan diluncurkan pada tahun 2025-2029. Pengembangan NEI akan banyak menghasilkan komponen satelit lokal dan kekayaan intelektual yang menyertainya.

Heru menambahkan salah satu pengembangan metode data penginderaan jauh tahun ini adalah platform untuk perancangan dan monitor infrastruktur mitigasi banjir. Proyek yang dipimpin PUPR tersebut akan didanai dari pinjaman Asian Development Bank mulai tahun 2024. Selain itu, saat ini juga tengah dilakukan integrasi metode perhitungan sawah baku menggunakan penginderaan jauh yang dikembangkan PRPJ dengan data survei lapangan yang dilakukan BPS. Integrasi ini direncanakan selesai tahun depan dan menjadi platform baku untuk statistik produktivitas pangan Indonesia. Hingga tahun 2029, akan dilakukan berbagai penelitian karakteristik spektrum penginderan jauh dari berbagai jenis obyek tanaman pangan dan industri, sehingga kelak bisa diciptakan platform baku penginderaan jauh untuk pemantauan kelapa sawit, mangrove, dll. Secara konsep, platform berbasis sains data yang multi-input dan multi-output dapat dibangun untuk menyatukan masing-masing aplikasi tersebut. Menanggapi hal tersebut, kepala BRIN menyarankan agar diusulkan RIIM khusus untuk platform penginderaan jauh ke DFRI. Sehingga BRIN dapat membuat Open Call untuk pengembanganya, yang melibatkan potensi nasional, termasuk perguruan tinggi dan PPBR.

Dalam bidang pengembangan teknologi kunci roket, ORPA pada tahun 2023-2024 akan mengembangkan propelan (bahan bakar roket) yang mempunyai energi lebih tinggi, tabung roket dari komposit, dan insulasi panas yang menggunakan bahan lokal. Pada tahun tersebut juga direncanakan akan ada pelatihan untuk calon pelatih (ToT) mengenai teknologi produksi motor roket padat dari PRTR ke industri pertahanan. Pada waktu yang sama dilakukan desain dan simulasi mengenai sistem kendali roket, sesuai dengan permintaan mitra untuk mengembangkan roket berdaya jangkau yang lebih jauh. Direncanakan tahun 2025 hingga 2027, desain tersebut akan diimplementasi di prototype RHAN450 yang dikembangkan oleh industri pertahanan.

Sementara itu untuk program riset teknologi kunci pesawat berawak dan tak berawak, tahun 2022 hingga 2024, bersama dengan periset Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM), dibangun data base komposit untuk aplikasi pesawat terbang, seperti float N219A, sayap dan badan UAV, yang akan dibangun bersama periset dari Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM). Direncanakan tahun 2025, teknologi float komposit N219A yang dikembangkan BRIN akan siap untuk diintegrasikan oleh PT. DI, sebagai certified aircraft manufacture. Untuk riset pesawat tanpa awak, riset teknologi kunci tahun 2023-2026 adalah pada subsistem autopilot, untuk pesawat tanpa awak ukuran 50 kg dan ukuran 200 kg, yang harus mengikuti peraturan keselamatan penerbangan yang berbeda. Riset pengembangan moda operasi pesawat tanpa awak untuk berbagai misi (pengamatan daerah bencana/gunung berapi, pemetaan, dan smart farming) juga tetap berlanjut, bekerjasama dengan mitra kementerian/lembaga dan swasta.

Terakhir, terkait dengan program riset sains Antariksa tahun 2023-2029, terbagi dalam topik Fenomena Matahari, Lingkungan Antariksa, dan Astronomi (Observatorium), dan sampah Antariksa (pengamatan benda jatuh). Teleskop di Observatorium Timau direncanakan beroperasi bulan Juli 2023, sehingga perencanaan penggunaan bagi periset BRIN maupun mitra tengah dilakukan. Fenomena Matahari, dan interaksinya dengan medan magnet Bumi, mempengaruhi cuaca, baik di dalam atmosfir dan diluar atmosfer, yang dikenal sebagai cuaca antariksa.

Fokus riset adalah pemodelan dengan berbagai skema machine learning, untuk bisa membuat prediksi atas cuaca yang mempengaruhi propagasi gelombang radio tersebut. Dengan semakin bergantungnya sistem navigasi pesawat pada satelit, maka prediksi cuaca Antariksa menjadi sangat penting untuk memitigasi gangguan pada transmisi radio tersebut.

Dengan semakin banyaknya jumlah satelit yang diluncurkan, maka penanganan sampah Antariksa menjadi isu yang penting untuk menjamin keberlangsungan penggunaan teknologi satekit. Dengan bekerjasama dengan berbagai badan Antariksa internasional, Indonesia dapat menjadi salah satu titik pengamatan bagi Space Situational Awareness tersebut.(sh/rht/edt. akb)

  ★ BRIN  

Selasa, 28 November 2023

PT DI Capai Kesepakatan Final Assembly Line N219 di China

Kesepakatan final assembly line N219 di China (PT DI)

PTDI tanda tangani kesepakatan dengan para mitranya untuk membangun jalur produksi di China, dengan melakukan peningkatan kemampuan Final Assembly Line untuk pesawat N219.

Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU di Xinjiang Kunlun Hotel, antara PTDI, Pemerintah Kota Aksu Daerah Otonomi Uygur Xinjiang Republik Rakyat China, Xinjiang Institute of Intelligent Equipment Technology, sebuah lembaga penelitian di China dan Avitra Aerospace Technologies.

N219 Final Assembly Line ini kemudian dapat berkontribusi terhadap tujuan PTDI dalam mempeluas target segmentasinya menjadi tujuan komersial dan ekspor, termasuk rencana pengembangan rantai pasok pesawat N219 di Cina untuk mencapai lokalisasi keberlanjutan untuk rantai pasok pesawat N219 di China.

Bagi PTDI, China tidak hanya menjadi pasar, namun China merupakan partner yang sangat baik terutama dari segi teknologi, kemampuan manufacturing dan ada potensi pasar yang besar. Dengan adanya kerja sama ini, PTDI dapat memperluas jejak industrinya, termasuk kemampuan perakitan, pengembangan dan perakitan pesawat terbang, guna mematangkan semua elemen yang diperlukan untuk sistem kedirgantaraan terintegrasi di negara China.

  PT DI  

Senin, 27 November 2023

Indonesia Juara Umum The ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-31

Amankan 4 trofi, 10 medali emas, 9 medali perak dan 10 medali perunggu​ di Bangkok https://backpanel.kemlu.go.id/PublishingImages/11-2023/25%20NOV%20JUARA%20ARMM/1.jpg(KBRI Bangkok)

Indonesia menyabet gelar juara umum pada ajang The ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-31 di Bangkok dengan memperoleh empat trofi, sepuluh emas, sembilan perak dan sepuluh perunggu.

Indonesia mengukuhkan diri sebagai juara umum dan menggeser Vietnam sebagai juara bertahan pada kompetisi tahun lalu, demikian menurut pernyataan KBRI Bangkok yang diterima di Jakarta, Minggu.

AARM merupakan ajang kompetisi tembak Angkatan Darat antar negara ASEAN yang diadakan setiap tahun.

Pada AARM tahun ini, Indonesia menerjunkan 45 peserta prajurit TNI Angkatan Darat terbaik dan dua orang pendukung dari PT. Pindad. Sebelum bertanding, mereka mengikuti program latihan yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan pertandingan.

Perolehan medali emas berasal dari tiga emas kompetisi perorangan, empat emas kompetisi tim dan tiga emas pada eksibisi tim.

Pada kompetisi perorangan, cabang Pistol Putra berhasil menyapu bersih ketiga medali yang diperebutkan 40 orang petembak dan cabang Pistol Putri memperoleh satu emas dan satu perak.

Sementara itu, pada cabang Senapan, Indonesia menambah pundi medali yakni satu emas dan satu perunggu.

https://backpanel.kemlu.go.id/PublishingImages/11-2023/25%20NOV%20JUARA%20ARMM/4.jpgSapu Bersih Medali Pistol Putra (KBRI Bangkok)

Secara keseluruhan, Indonesia telah membuktikan diri sebagai hegemoni di antara negara-negara ASEAN dengan menjadi juara umum sebanyak 14 kali dari total 31 gelaran AARM sejak 1991.

Kemenangan Indonesia tahun ini sekaligus mengukir sejarah baru dan mematahkan mitos bahwa Indonesia tidak pernah menang jika AARM digelar di Thailand.

Sebelumnya Indonesia belum pernah penyandang predikat Juara pada empat kali gelaran AARM saat Thailand menjadi tuan rumah, yaitu pada 1993, 2001, 2007 dan 2015.

Kompetisi yang berlangsung pada 16-25 November itu diikuti 200 petembak dari sepuluh negara di Asia Tenggara yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Adapun cabang yang dipertandingkan yaitu Senapan, Karaben, Senapan Otomatis, Pistol Putera dan Pistol Puteri.

KBRI Bangkok telah memfasilitasi tim TNI AD melalui pendampingan oleh Atase Pertahanan beserta staf serta pengurusan flight clearance dan manifest untuk memastikan keamanan pesawat, anggota tim serta perlengkapan pertandingan.

 ♖
antara  

Minggu, 26 November 2023

2 Helikopter Caracal dalam Waktu Dekat Perkuat TNI AU

 Pesawat Super Hercules Tiba Lagi Tahun Depan Helikopter Caracal baru sedang diuji-coba PT DI (Glarrrr) 

Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya A Gustaf Brugman menyebutkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang akan memperkuat matra udara dalam waktu dekat.

Alutsista itu antara lain dua unit Helikopter H225M Caracal dan pesawat angkut Super Hercules C-130J.

Gustaf mengatakan, helikopter Caracal sebenarnya telah rampung dirakit PT Dirgantara Indonesia (DI).

Mungkin dalam waktu dekat penyerahan helikopter Caracal yang dari PT DI. Sebetulnya minggu kemarin diserahkan (ke TNI AU), tapi satu dan lain hal diundur,” kata Gustaf usai apel komandan satuan (dansat) TNI AU 2023 di Gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (23/11/2023).

PT DI merakit empat unit helikopter Caracal yang didatangkan dari perusahaan Airbus, Perancis. Dua unit di antaranya akan diserahkan terlebih dulu ke TNI AU pada tahun ini.

Selain helikopter Caracal, TNI AU juga akan ketambahan satu unit pesawat Hercules C-130J dari pabrikan Lockheed Martin, Amerika Serikat.

Awal tahun (2024) C-130J akan datang,” ujar Gustaf.

Diketahui, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan memesan lima unit pesawat Super Hercules dari Lockheed Martin.

Sejauh ini, baru tiga unit yang telah tiba di Tanah Air. Ketiga pesawat itu telah melaksanakan navigation exercise dan digunakan untuk flypast saat HUT ke-78 TNI.

  ⍟
Kompas  

Sabtu, 25 November 2023

Indonesia Hampir Membuat Rudal Balistik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ucoZ9SeEAphs6D7NNKW_2m8993feLbi0wAZ6bsElTnMv43KUOwazDiOzc90Fb4qQwaMneJRn1kOlpYmbuz5YfcMF63vMlRG82VfADQrvTJxZ9qda4GapaBA50x8DTd1_BMKqEran6zcBShibDyYcyAwD1B97ITFfN10HTvY5SnUzBAbbMzywxnhtFoZP/s976/indonesian-r-han-450-test-pt-dahana.jpgRhan 450 (PT Dahana)] 🚀

P
ada tahun 2010-an, dua perusahaan milik negara, produsen bahan kimia PT Dahana dan badan antariksa LAPAN, mengembangkan roket berbahan bakar padat yang dapat mengirimkan muatan kecil dalam jarak pendek.

Sejak tahun 2016 hingga 2018 RX 450 yang berganti nama menjadi R-HAN 450 menjadi roket taktis dengan jangkauan efektif maksimum 100 kilometer. Namun pabrikannya, PT Dahana, belum terlalu agresif dalam meningkatkan sistem senjata terbesarnya – tidak ada keraguan mengenai perannya karena namanya R-HAN melengkapi roket R-HAN 122mm “Grad” yang lebih kecil. Ini mungkin akan segera berubah tetapi tidak ada yang tahu kapan. Meskipun pembuatan roket kaliber besar bukanlah hal yang kontroversial, penerapan proses manufaktur yang sama dapat menghasilkan apa yang disebut sebagai senjata strategis.

Setidaknya empat negara Asia menggunakan produksi roket kecil yang tidak terarah untuk membangun program rudal permukaan-ke-permukaan dalam negeri. Dalam beberapa kasus, lembaga-lembaga ini mempunyai potensi peran yang berkemampuan nuklir; rudal dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir jika tersedia. Negara-negara tersebut adalah Iran, Pakistan, Korea Utara, dan Türkiye. Tidak ada bukti bahwa Indonesia dan angkatan bersenjatanya ingin mengikuti jalur yang sama, namun tren ini hampir tidak bisa dihindari.

Pada variannya yang sekarang, R-HAN 450 merupakan roket terarah kaliber besar dengan dimensi 460mm x 7200mm. Penampilannya sesuai dengan roket taktis dasar dengan kuartet sirip di sekitar boosternya dan badan pesawat yang memanjang. RX 450 yang diuji LAPAN pada tahun 2020 memiliki erector-launcher berbasis trailer yang memposisikan roket pada sudut curam, bukan vertikal. Jauh dari kata canggih, R-HAN 450 yang diproduksi oleh PT Dahana tidak memiliki wadah dan bahkan kendaraan pengangkut meskipun truk 6x6 atau 8x8 biasanya cukup untuk senjata jenis ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheRJa3T8iz9juizl2yhJwQq5TD8JYXAKzvhbxfiyoTdp0W-lvqkSjLVmMPoh6H9hoY0X7o43pudQffiVyitAUqY1iZD2l3wdtFpcRUUmg-uUg-Ni5dOzN-mDrCuRv9NQSMkfCEFqhRZD4VEFtpAjKj9269kUeFFq4kblvQAWGBKS6nBqJDWwgj4-F9fjWA/s836/indonesian-lapan-rx-450-5-rocket-launch.jpgRX 450-5 adalah demonstran satu tahap untuk badan antariksa Indonesia, LAPAN. (LAPAN) 🚀

Jika R-HAN 450 berevolusi di tahun-tahun mendatang, hasilnya akan mengarah pada sebuah rudal balistik – sebuah amunisi berdiameter besar dengan karakteristik berbeda yang membedakannya dari roket terarah yang “bodoh”. Kriteria penting dulunya adalah ukuran rudal balistik, namun tren terkini menjadikan hal ini tidak penting.

Rudal balistik, setidaknya model satu tahap, biasanya memiliki empat bagian – booster, propelan, hulu ledak, sistem panduan – dan PT Dahana tampaknya telah menguasai 3/4 proses pembuatannya. Jadi merakit rudal balistik satu tahap cukup mudah, namun tantangan untuk mengembangkan alat panduan dan navigasinya sangat berat. Ini ditempatkan di ujung rudal yang berbentuk kerucut (hulu ledak dan bahan bakar ada di bagian bawahnya) dan dilengkapi dengan jaringan komputer portabel. Terkadang penting untuk melengkapi ujung rudal dengan aktuator yang mengarahkan canard untuk menstabilkan jalur penerbangan rudal saat melaju dengan kecepatan supersonik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut PT Dahana membutuhkan mitra eksternal yang mampu memasok avionik serta integrasi dan pengujian sistem.

Indonesia dikabarkan telah menjalin kerangka kerja sama pertahanan multi-sisi dengan Türkiye yang melibatkan produksi berbagai rudal. Pengembangan R-HAN 450 oleh PT Dahana tampaknya terpisah dari aliansi ini, namun upaya Turki dalam meningkatkan teknologi rudal buatannya patut untuk dikaji. SRBM Khan milik Roketsan, misalnya, memiliki banyak kesamaan eksternal dengan R-HAN 450 – meskipun Khan didasarkan pada model Tiongkok – tetapi memiliki dimensi lebih besar dan mampu mencapai target sejauh 280 kilometer. Roket terakurat terbesar Roketsan, TRG-300 300mm yang digambarkan di bawah, mirip dengan R-HAN 450 dan mampu mencapai target sejauh 120 km. TRG-300 menggambarkan dengan baik bagaimana roket medan perang berdiameter besar yang tidak terarah berevolusi untuk meningkatkan akurasi dan penerbangan.

Jika SRBM Indonesia benar-benar berfungsi, detail penting yang perlu diperhatikan adalah dimensi badan pesawat dan sistem panduan yang dipasang di ujungnya. Terlepas dari seberapa banyak masukan yang diperoleh mitra asing, hasilnya kemungkinan besar akan menyerupai M20 Tiongkok yang telah diekspor ke beberapa negara. -Ada beberapa risiko yang terkait dengan program ini. Yang paling besar adalah kontroversi dan tekanan eksternal yang tidak diinginkan jika Jakarta terlalu ambisius dalam pengembangan rudal dan hal ini memicu sanksi dari negara-negara Asia Barat yang tidak ikut campur dalam masalah tersebut. (Indonesia tidak terikat atau menandatangani Rezim Pengendalian Teknologi Rudal/MTCR.)

https://21stcenturyasianarmsrace.files.wordpress.com/2023/04/turkish-roketsan-trg-300-display-adex-2022.jpgRoketsan TRG-300 memiliki jangkauan maksimum 120 km. (Roketsan/ADEX 2022) 🚀

Aspek teknologi dari terobosan Indonesia dalam artileri roket dan rudal balistik yang akurat akan sangat dramatis. Saat ini terdapat banyak contoh amunisi permukaan-ke-permukaan yang menghapus batasan yang memisahkan artileri roket dan berbagai rudal strategis. Yang paling utama adalah Precision Strike Missile (PrSM) Lockheed Martin yang lebih kecil dari SRBM mana pun namun dapat terbang lebih dari 500 km sambil dipersenjatai dengan muatan modular. Sebuah PrSM tunggal memiliki lebar hampir 400mm dan panjang 3.940mm, proporsi yang sederhana dibandingkan dengan SRBM kontemporer, namun memiliki karakteristik penerbangan yang ekstrim. Tiongkok, Iran, dan Israel hampir mencapai hal yang sama, sementara sektor industri militer Indonesia lebih maju dari yang diperkirakan.

Jika PT Dahana dan perusahaan DEFEND ID berhasil memproduksi secara massal R-HAN 450 sebagai amunisi yang lebih baik dan kemudian menindaklanjutinya dengan SRBM dalam negeri, hal ini akan membantu tren regional di ASEAN: rudal taktis kaliber besar kini sedang digemari.

Jumat, 24 November 2023

PTDI dan Linkfield Technologies Sepakati Kerja Sama Penjualan 25 Pesawat N219

✈ Di Cina (PTDI)

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) hadir dan pamerkan berbagai macam produk, layanan dan inovasinya di perhelatan The Aero Asia 2023 yang akan berlangsung di Zhuhai International Airshow Center, Cina (PTDI – Hall 10 Booth C05), 23-26 November 2023.

PTDI menyoroti peran pentingnya dalam manufaktur dan pengembangan bisnisnya, memperkuat ikatan dengan customer, supplier dan mitranya.

The Aero Asia 2023 menjadi momentum yang sangat baik bagi PTDI untuk menunjukan bagaimana posisinya dapat memelopori industri dirgantara yang berkelanjutan secara bisnis dan berkontribusi terhadap perusahaan global.

Pada kesempatan itu, PTDI sepakati kerja sama dengan Linkfield Technologies untuk penjualan sebanyak 25 pesawat N219 yang akan dilengkapi dengan konfigurasi tertentu disesuaikan dengan kebutuhan operasional end user, di mana sebanyak lima unit untuk end user Bandung Airlines Co. Ltd. – perusahaan penerbangan di Cina dan 20 unit untuk leasing company di Cina.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) yang diteken Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh. Arif Faisal dan Direktur Linkfield Technologies Patrick Goh, disaksikan Wakil Komisaris Utama PTDI, Bonar Halomoan Hutagaol di booth PTDI.

Sebagaimana yang disampaikan Patrick Goh, The Aero Asia 2023 merupakan sebuah kesempatan yang luar biasa untuk kedua pihak, di mana akan dipamerkan berbagai produk pesawat kebanggaan Indonesia, terutama N219.

Karena selama 50 tahun terakhir semua orang mencoba membangun pesawat besar untuk rute dari kota-kota besar maupun internasional, namun mereka lupa bahwa kita masih punya permasalahan konektivitas bagi penduduk yang tinggal di wilayah pedesaan, belum berkembang dan ada masalah akses, tidak ada kereta api, jalan raya, kecuali Anda memiliki pesawat seperti N219, yang kemudian dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di pedesaan," jelas Patrick Goh saat kunjungannya ke Bandung, Oktober 2023.

PTDI dan Linkfield Technologies sebelumnya telah menyepakati kerja sama pada 19 Oktober 2023, di mana Linkfield Technologies akan bertindak sebagai reseller untuk melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan pesawat produksi PTDI, seperti CN235-220, NC212i dan N219, untuk memenuhi kebutuhan pesawat militer dan komersial di wilayah Cina.

Kerja sama ini merupakan wujud komitmen PTDI yang tidak hanya menghadirkan sosok industri penerbangan di tingkat global, tapi juga mendatangkan devisa dan multiplier economic effect.

Ini merupakan hal yang luar biasa bagi PTDI untuk dapat bekerjasama dengan Linkfield Technologies dan menyepakati rencana penjualan 25 unit N219 di pasar ekspor, yang tentunya akan mendorong kekuatan dan kehadiran produk kami di pasar Cina," ujar Arif.

"N219 merupakan pesawat yang dirancang dan dikembangkan sepenuhnya oleh para engineer Indonesia dan saya yakin kita semua bangga mengatakan bahwa acara ini menandai tonggak penting bagi N219 memasuki pasar global."

PTDI menampilkan pesawat model CN235, NC212i dan N219 Produk terbaru PTDI, yang telah memeroleh Type Certificate (TC) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan.

Pesawat N219 dirancang untuk dapat menciptakan konektivitas dan membuka aksesibilitas, khususnya di daerah terpencil dan pedesaan.

Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang memiliki kepentingan serupa yang dapat dijadikan sebagai penyedia solusi untuk membuka aksesibilitas, kesetaraan distribusi kargo, evakuasi medis, maupun pertahanan negara.

Selain itu, PTDI juga menghadirkan N219 Cockpit Demonstrator yang dapat memberikan pengalaman imersif dan menjadikan penerbangan dapat diakses oleh siapapun yang menghadiri The Aero Asia 2023.

"N219 Cockpit Demonstrator merupakan bentuk replika cockpit pesawat N219 yang dilengkapi dengan teknologi aeronautika mutakhir, " kata Arif. (omy)

  Berita Trans  

Dua Rudal Karya Anak Bangsa

 Peningkatan kemampuan rudal serta penyempurnaan terus dilakukan. 
https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/p1/673/2023/11/23/Rudal-590816954.jpgRudal Merapi dan Rudal Kodok yang merupakan karya anak bangsa (Istimewa) 🚀

B
erkaca pada perang Rusia dan Ukraina, rudal nyatanya memiliki peran penting dalam pertahanan dan keamanan negara.

Rudal menjadi bukti kuat digunakannya teknologi perang di abad modern ini sebagai pengganti perang konvensional.

Sebagai catatan, Rusia sudah menembakkan ribuan rudal ke wilayah Ukraina selama peperangan.

Hal itu menunjukkan betapa banyaknya jumlah rudal yang harus dimiliki oleh negara dalam suatu peperangan.

Beberapa negara pun langsung getol mengembangkan rudal, tak terkecuali Indonesia.

Sangat naif rasanya jika Indonesia belum siap memiliki alutsista serupa terlebih mandiri dalam pembuatannya.

Menjawab kebutuhan rudal, Pusat Riset Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) langsung bergegas.

CIRNOV konsisten mengembangkan rudal kaliber 70 mm bekerja sama dengan PT Dahana, Pustekbang, BRIN (Ex LAPAN), dan juga pihak TNI AD.

Rudal kaliber 70 mm menjadi fokus Tim CIRNOV UAD mengingat aspek vitalnya untuk perang gerilya modern, seperti dikutip dari laman news.uad.ac.id, Kamis (23/11/2023).

Sebegimana diketahui, perang gerilya modern mengharuskan tentara untuk dapat melakukan mobilitas dengan cepat dalam melumpuhkan serangan lawan secara personal.

CIRNOV sendiri telah mengembangkan dua rudal kaliber 70 mm, yakni Rudal Kodok dan Rudal Merapi.

https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/p1/673/2023/11/21/Rudal-Kodok-3234746476.jpgRudal Kodok (CIRNOV UAD) 🚀

Rudal Kodok merupakan produk riset rudal kaliber 70 mm yang sudah diujitembakkan sejak 2017.

Alat ini didesain untuk dapat menghantam sasaran di darat khususnya kendaraan tempur seperti panser, tank, dan sejenisnya.

Kandungan lokal Rudal Kodok cukup besar yaitu lebih dari 60% dengan melakukan desain sendiri yang disesuaikan kebutuhan pengguna yaitu TNI.

Meski sudah diujitembakkan berkali-kali, butuh uji coba yang konsisten untuk mendapatkan presisi tinggi terhadap sasaran.

Beruntung dengan adanya roket pendorong yang didesain khusus oleh PT Dahana, Rudal Kodok menghasilkan konsistensi yang bagus.

Sehingga, produk riset teknologi tinggi seperti rudal yang terbilang sangat rumit serta kompleks ini dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Uji tembak kembali dilakukan pada 24–26 November 2022 di Lapangan Tembak, Air Weapon Range (AWR) TNI AU, Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Hasil uji diperoleh trajectory atau lintasan rudal terhadap sasaran berupa lintasan parabola yang mengarah ke area target.

Sebagaimana hasil kalkulasi dan simulasi yang dilakukan secara matang, merujuk sistem yang telah dibuat dengan jarak sasaran dekat dari 1000-3000 m.

Rudal juga masuk Window of Target Area yang dipasang di lapangan tembak.

Pemantauan tembakan dilakukan dengan beberapa teknologi seperti telemetri yang dipasang di rudal, kamera drone, serta beberapa kamera yang dipasang menyorot posisi sasaran rudal.

Keberhasilan peningkatan presisi sasaran tersebut tentu tidak lepas dari peningkatan kinerja QA (quality assurance) yang makin ketat dilakukan termasuk koreksi beberapa komponen, salah satunya peningkatan kekuatan sistem prototipe motor servo.

Canard ini berfungsi mengendalikan rudal dalam mencari sasaran menjadi lebih kuat dan seimbang dengan kecepatan rudal yang mendekati kecepatan suara.

Selanjutnya, peningkatan kemampuan rudal serta penyempurnaan akan terus dilakukan.

Jika Rudal Kodok dikembangkan untuk sasaran di darat, beda halnya dengan Rudal Merapi yang berfokus pada sasaran udara.


https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rudal-Merapi-yang-diuji-tembakkan-dengan-kaliber-70-mm-didesain-untuk-dapat-dipanggul.jpgRudal Merapi (UAD) 🚀

Rudal Merapi telah menunjukkan performansinya sebagai roket/peluru yang dikendalikan menggunakan roket pendorong dengan kecepatan awalan penembakan lebih dari 650 km/jam.

Melansir indonesia.go.id, Rudal Merapi bahkan dapat didesain untuk melampaui kecepatan suara (supersonik).

Kecepatan rudal tersebut mampu untuk merontokkan pesawat baik pesawat tempur, helikoper militer, serta sasaran udara lainnya seperti drone, juga pesawat sipil.

Salah satu keunggulan produk ranpur ini, beratnya cukup ringan sekitar 10 kg sehingga mudah dibawa ke mana-mana oleh pasukan di lapangan.

Pada aplikasinya, rudal Merapi dimasukkan ke dalam tabung peluncur yang membutuhkan canard dan fin-tail yang dapat dilipat.

Sehingga setelah rudal ditembakkan dari peluncur, semua sirip-sirip tersebut akan membuka untuk melakukan fungsi aerodinamiknya menuju sasaran.

Rudal besutan anak bangsa ini juga dilengkapi dengan sistem fire and forget, di mana setelah rudal dilepaskan akan mengunci target sasaran secara otomatis.

Dengan begitu, memudahkan para penembak dalam melakukan manuver selanjutnya setelah melesatkan rudal.
***

  🚀 Zona Jakarta  

Kamis, 23 November 2023

Pertarungan Final Prancis Vs Jerman

⚓️ Berebut Kapal Selam Indonesia (Ilustrasi: Masyudi/SINDOnews)

KAPAL selam apakah yang bakal diakuisi Indonesia? Hingga kini, belum ada keputusan resmi apakah Kementerian Pertahanan (Kemhan) membeli kapal selam made in Prancis atau Jerman. Namun hampir dipastikan, kedua negara produsen alutsista kelas kakap dunia itu memasuki putaran terakhir dan bertarung keras mendapatkan kontrak efektif pembangunan kapal selam.

Persaingan dua perusahaan yang mewakili dua negara utama benua biru --yakni Naval Group Prancis versus Thyssen-Krupp Marine Systems (tkMS) Jerman—jelang tahun terakhir Minimum Essential Force (MEF) 2019-2024 berakhir terasa sengit. Teranyar, Naval Group bahkan memperbaharui proposal kapal selam jenis Scorpene untuk Indonesia akan menggunakan full lithitum-ion batteries (LIB). Dengan demikian, kapal selam jenis Scorpene Evolved ini akan memiliki endurance paling lama dibanding varian Scorpene sebelumnya.

Berdasar berbagai informasi, Scorpene Evolved mampu menyelam selama 80 hari- 78 di antaranya dalam posisi menyelam, dengan jangkauan operasional lebih dari 8.000 mil laut, memiliki lower indiscretion rate, dan mampu mempertahankan kecepatan tertinggi lebih lama. Kapasitas ini dimiliki karena LIB bisa menyimpan dan menyalurkan lebih banyak energi dengan waktu pengisian lebih singkat dibandingkan baterai timbal-asam (lead-acid batteries).

Sebelum Scorpene Evolved, Naval Group mengajukan kapal selam kelas Riachuelo. Kapal selam jenis ini merupakan modifikasi dari kelas Scorpene, dengan ukuran lebih panjang, memiliki jarak patrol dua kali lipat, fungsi multiguna untuk operasi di samudra maupun perairan dangkal. Karena itu, Riachuelo bisa diandalkan untuk berbagai misi seperti perang anti-permukaan dan anti-kapal selam, operasi khusus, dan kegiatan intelijen.

Mengapa Naval Group tiba-tiba mengubah proposalnya? Tak lain karena ketatnya persaingan dengan tkMS. Pabrikan tersebut sudah tentu ingin memenangkan tender dengan memberikan penawaran terbaik, termasuk jenis dengan teknologi teranyar. Di sisi lain, manuver ini dikeluarkan tak lama setelah KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali mengunjungi galangan produsen Kapal Selam tkMS yang bermarkas di Kiel, Jerman, (25/09).

Pada kesempatan itu, KSAL dan rombongan menerima penjelasan tentang produksi submarine 212/214, pengenalan sejumlah perkembangan jeroan kapaal selam seperti terpedo SUT, konfigurasi sistem senjata, serta sensor pada produk kapal selam yang telah dan sedang dibangun. Secara psikologis, kondisi tersebut membuat was-was Naval Group, karena bisa memupuskan berbagai pendekatan yang selama telah dilakukan.

Sebelumnya, perwakilan tkMS pernah datang ke Jakarta dan bertemu langsung dengan Menhan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erik Thohir untuk menyerahkan proposal kapal selam Diesel-Listrik (SSK) tipe 214. tkKMS juga pernah menawarkan produk terdahulunya, yakni kapal selam diesel HWD tipe 212. Tentu kepada pihak Indonesia tkMS tidak perlu berbusa-busa untuk meyakinkan otoritas Indonesia untuk menjelaskan kehandalan salah satu kapal selam canggih bertipe hybrid itu.

Dari sejumlah informasi, Tipe 214 menggabungkan desain tipe 209 dan tipe 212A yang telah lahir sebelumnya. Penggabungan ini memberi solusi penghematan biaya operasional signifikan dan menjadi opsi terbaik untuk digunakan bagi angkatan laut global. Selain ekonomis, kapal dapat memuat 8 tabung senjata, menyelam di kedalaman laut hingga 400 meter (1.300 kaki).

Dengan teknologi fuel cell air-independent propulsion (AIP) system terbaru ini, tipe 214 ini teruji meningkatkan ketahanan saat berada di kedalaman laut, mampu beroperasi hingga 84 hari, dan bisa mengurangi risiko terdeteksi dengan dukungan upgrade dari kapabilitas sonar. Selain itu, tipe 214 fleksibel untuk dioperasikan di perairan pesisir mapun laut lepas.

Untuk persenjataan yang ditentengnya juga tidak kaleng-kaleng, bisa membawa torpedo, rudal, dan ranjau. Kecanggihan inilah yang menarik Korea Selatan, Turki, Yunani, dan Israel untuk menjadikannya sebagai tulang punggung armada lautnya.

Selain kecanggihan dan kemampuan battle proven, apa lagi yang ditawarkan tkMS? Perusahaan tersebut ternyata telah menegaskan tidak akan memberikan transfer of technology (ToT) seperti halnya telah ditawarkan Naval Group. Di injury time pertarungan, mereka hanya berani menawarkan penurunan harga untuk pembelian unit ke empat.

Untuk diketahui, proyeksi kekuatan TNI AL pada 2025–2045 menempatkan pengadaan kapal selam sebagai prioritas. Menhan Prabowo Subianto beberapa saat setelah musibah KRI Nanggala-402 mengatakan akan menambah 3 kapal selam baru. Namun sesuai target MEF III, TNI AL harus memiliki total 12 kapal selam. Dengan begitu, perlu ada penambahan 8 kapal selam baru.

 Sejumlah Parameter 
Munculnya dua nama pabrikan kapal selam terkemuka dunia tersebut dalam rencana akuisisi kapal selam beberapa waktu belakangan secara tidak langsung mengindikasikan bahwa mereka lah yang memasuki babak final pertarungan tender pembelian kapal selam untuk TNI AL.

Dua produsen lain yang pernah muncul dalam peta persaingan adalah Hanwha Ocean Korea Selatan -perusahaan metamorfosis Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME)- yang menagih komitmen pembuatan tiga kapal selam batch II Chang Bogo Class kepada Pemerintah Indonesia, serta Gocuk Naval Shipyard turki yang menawarkan tipe 214.

Terpinggirnya Hanwha dan Gocuk tentu berdasar pertimbangkan aspek teknologi dan strategis. Jika benar pilihan hanya pada Scorpene Evolved dan tipe 214, berarti Kemhan tidak sembarang dalam menentukan kapal selam apa yang akan diakuisisi untuk memperkuat alutsista bahwa air TNI AL. Padahal, kedua perusahaan tersebut sepakat dengan skema ToT, bahkan pembangunan kapal selam dilakukan di Indonesia, tepatnya PT PAL Surabaya.

Pembelian kapal selam memang harus benar-benar berdasar pertimbangan rasional dan matang. Paling tidak, minimal ada tiga aspek yang perlu menjadi patokan, yakni teknologi, strategis, dan mendukung kemandirian alutsista. Pertama, kwalitas teknologi– termasuk di dalamnya jaminan safety atau memberi rasa aman untuk awal kapal selam, harus menjadi syarat multak karena alutsista bawah laut ini sarat dengan risiko seperti menimpa kapal selam Type 093 andalan China yang menghilang pada 22 Agustus lalu saat melakukan misi di Laut Kuning.

Pembelian juga memperhatikan perkembangan geopolitik di kawasan. Jangan sampai pembelian sia-sia karena kapal selam yang diakuisisi memiliki kwalitas dan spesifikasi jauh di bawah kapal selam yang dimiliki negara-negara tetangga. Sehingga, aspek strategis sebagai apex predator atau predator puncak ekosistem laut yang semestinya dihadirkan dengan pembelian kapal selam berharga mahal, tidak terwujud karena kwalitasnya di bawah standar. Bila kondisi ini terjadi, kapal selam tidak akan mampu menjadi game changer dan gagal mewujudkan daya gentar (deterrence effect).

Selain aspek teknologi dan strategis, program akuisisi kapal selam juga tetap harus berpegangan pada Undang-Undang No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Seperti tercantum pada Pasal 44, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk belanja alutsista dari negara lain seperti belum bisa dibuat di dalam negeri, mengikutsertakan partisipasi industri pertahanan, kewajiban alih teknologi, jaminan tidak adanya potensi embargo, adanya imbal dagang, kandungan lokal dan/atau offset dengan aturan tertentu.

Patokan tak kalah penting dari setiap impor alutsista seperti diatur dalam undang-undang tersebut antara lain untuk mewujudkan yang profesional, efektif, efisien, terintegrasi, dan inovatif; dan mewujudkan kemandirian pemenuhan alutsista. Digariskan pula bahwa penyelenggaraan industri pertahanan berfungsi untuk memperkuat industri pertahanan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, mewujudkan kemandirian alutsista, serta sebagai sarana meningkatkan SDM tangguh.

Dengan demikian, secara logika kapal selam apakah yang akan dibeli Indonesia adalah yang mampu memberikan berbagai persyaratan yang ditentukan semaksimal mungkin. Perusahaan yang mampu mengajukan proposal terbaik, maka dia lah yang memiliki peluang lebih besar memenangkan pertarungan.

 Tawaran Scorpene Evolved Lebih Menarik ? 
Secara aspek teknologi maupun aspek strategis, Naval Group maupun tkMS adalah dua perusahaan perkapalan terkemuka Eropa dan Dunia, yang mampu memproduksi berbagai jenis state of the art kapal perang -termasuk kapal selam. Naval Group, misalnya, siapa tidak pernah mendengar kapal LHD kelas Mistral dan kapal fregat multimisi FREMM? Selain dua kapal perang terkemuka tersebut, Naval juga telah memproduksi kapal induk kelas Charles de Gaulle, fregat kelas Belharra, dan fregat kelas Gowind.

Untuk kapal selam, pabrik kebanggaan Prancis ini telah menghasilkan berbagai jenis produk mulai dari subsurface ballistic nuclear submarine (3G SSBN), Baraccuda, Scorpene dan variannya Riachuelo. Semua teknologi tercanggih mampu disematkan Prancis, termasuk dari sisi tenaga berpenggerak nuklir, AIP system, hingga LIB.

Begitu pula tkMS, kapabilitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan. Nama fregat kelas F124 dan kelas Meko A-200 menjadi tulang punggung armada laut berbagai negara di dunia. Pun untuk produk kapal selam, pabrikan kebanggaan Jerman ini sudah menghasilkan kapal selam battle proven seperti kelas 209, 212, 214, hingga kelas Dolphin. Untuk teknologi penggerak, tkMS menjadikan HDW fuel cell AIP system sebagai unggulan.

Dengan masing-masing keunggulan yang dimiliki, kapal selam produksi Naval Group dan tkMS relatif memenuhi semua unsur kecanggihan teknologi dan aspek strategis. Kapasitas kapal selam yang umumnya dibutuhkan di antaranya kesenyapan, waktu penyelaman yang lama, mampu beroperasi di berbagai medan yang luas, bisa membuat berbagai jenis dan banyak persenjataan, dan mampu melakukan berbagai operasi serangan.

Dalam inovasi untuk merespons perkembangan dinamika tantangan perang modern, keduanya menempati posisi state of the art. Lantas apa yang membedakan? Naval Group secara tegas menyertakan ToT sebagai bagian dari misi bisnis perusahaan.

Naval Group menyebut, pembangunan keseluruhan atau sebagian kapal selam yang dilakukan dengan mitra lokal memiliki keuntungan ganda, yakni jaminan bahwa kapal memenuhi persyaratan penggunanya dan jaminan dampak sosial-ekonomi positif bagi masyarakat lokal. Komitmen ini sudah ditegaskan dalam konteks rencana akuisis kapal selam Indonesia. Sedangkan di sisi lain, tkMS sudah angkat tangan memenuhi prosedur tersebut.

Komitmen Naval Group bukanlah omong kosong. Dengan India, misalnya, kontrak pembelian 6 kapal selam Scorpene yang kontraknya diteken pada 2005 pembangunannya dilakukan bekerja sama dengan pabrikan lokal, Mazagon Dock Shipbuilders Limited (MDL) yang berbasis di Mumbai. Selain di India, skema ToT juga dilakukan Naval Group -sebelumnya bernama DCNS- membangun kapal Scorpene yang diperbesar untuk Brazil bersama mitral lokal ICN yang bermarkas di Itaquai Brazil.

Dengan Indonesia, Naval Group sudah menyiapkan jalan menuju ToT, tepatnya dengan PT PAL Indonesia. Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerjasama research and development kapal selam pun sudah diteken pada Februari 2022. Skema ToT yang dirancang akan menghasilkan 30 persen dari total nilai kontrak yang dikembalikan ke Indonesia dalam bentuk ToT, pengalaman, dan pembukaan ribuan pekerjaan berketrampilan tinggi.

Naval Group pun ternyata telah memberikan arahan kepada PT PAL agar bisa menjadi bagian supply chain, khususnya dalam bidang produksi kapal selam Scorpene. Langkah ini tentu sangat strategis mewujudkan target kemandirian memproduksi kapal selam.

Bahkan lebih jauh, Naval Group dan PT PAL sudah meneken kesepakatan mendirikan Lab Penelitian Energi di Indonesia dengan fokus pengembangan teknologi energi bawah laut di masa depan. Laboratorium ini dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi terkait energi lainnya untuk pasar militer dan komersial, termasuk untuk memenuhi kebutuhan baterai LIB untuk Scorpene Evolved di masa depan.

Bila melihat indikator berdasar aspek teknologi, strategis, dan dukungan terhadap kemandiriana teknologi, maka keputusan mengakuisisi kapal selam Scorpene Evolved merupakan pilihan rasional. Sebab, selain selaras dengan amanat Undang-Undang No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, komitmen Naval Group untuk membantu Indonesia mencapai kemandirian alutsista -dalam konteks ini membangun kapal selam secara mandiri di masa mendatang- sejatinya bernilai sangat mahal.

Seperti diketahui hanya segelintir negara yang memiliki kapasitas membangun kapal selam, dan tidak semua produsen kapal selam bersedia berbagi kompetensi -baik dari sisi ketrampilan SDM maupun teknologi- kepada negara lain. Selain telah membuktikan komitmen memberi ToT kepada India dan Brazil, kepada Indonesia Naval Group menjanjikan Indonesia akan mampu membangun konstruksi kapal selam sendiri dan mendapatkan pengalaman 100 tahun yang dilewatinya hanya dalam tempo 8 tahun.

Apalagi, Naval Group dan PT PAL sudah bersepakat membangun Lab Penelitian Energi di Indonesia dengan fokus pengembangan teknologi energi bawah laut di masa depan, termasuk mengembangkan LIB untuk Scorpene Evolved. Langkah ini selaras dengan visi dan kebijakan pemerintah melakukan transisi energi. (*) (hdr)

 ⚓️  sindonews  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More