Surabaya - Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) Kevin Andy menciptakan
komik interaktif dalam bentuk video dengan format flash yang mengangkat
legenda tentang Sura dan Baya (Sura-Baya).
"Saya berharap hasil karya saya akan bisa diaplikasikan dalam program Android dan tablet agar mitos Sura dan Baya banyak diketahui anak-anak Surabaya," katanya di kampus setempat, Selasa.
Apalagi, kata mahasiswa Jurusan Multimedia pada Fakultas Teknik Informasi Ubaya yang sudah lulus pada awal Juli lalu itu, hasil karyanya itu berbentuk video dan sifatnya interaktif.
"Saya menggambar sendiri karakter dalam game itu, lalu saya gambar ulang pada program komputer dengan suara dari dua teman dan saya selingi lagu. Satu gambar selesai dalam tiga jam," katanya.
Menurut mahasiswa kelahiran Surabaya pada 12 April 1991 itu,
komik interaktif yang diambil dari Cerita Rakyat Nusantara dan internet itu sudah diuji sejumlah rekannya.
"Mereka umumnya mengaku baru tahu tentang legenda ikan Sura dan Baya itu dari komik interaktif itu, karena itu mereka umumnya menyukai video dengan format flash yang berdurasi 15 menit itu," katanya.
Pembuatan komik interaktif yang diselesaikan dalam tiga bulan itu memiliki lima adegan (scene) yakni perkenalan dua tokoh yakni Sura dan Baya yang akhirnya terlibat konflik perebutan kekuasaan.
"Adegan kedua tentang puncak perkelahian yang berujung pada kesepakatan kekuasaan yaknio Sura di air dan Baya di darat. Pada adegan ini ada unsur interaktif," katanya.
Unsur interaktif itu ada saat konflik memuncak ada tanda klik. "Kalau tanda itu tidak cepat di-klik, maka Sura akan mati, tapi kalau cepat di-klik akan berlanjut ceritanya," katanya.
Adegan ketiga tentang kondisi hutan yang aman pascakesepakatan antara Sura dan Baya itu, kemudian adegan keempat dengan dua tawaran untuk melanjutkan pada situasi di laut (kehidupan Sura) atau di darat (kehidupan Baya).
"Adegan kelima tentang Sura yang menyalahi kesepakatan dengan mencari makan di darat, karena bosan dengan makanan di laut, hingga ketahuan Baya dan terjadilah perkelahian hebat," katanya.
Dalam perkelahian itu, ekor Sura terluka, kemudian Sura terjun ke sungai untuk kembali ke laut, namun jejak Sura di sungai meninggalkan jejak darah dari ekor Sura.
"Sungai yang berwarna merah darah itu akhirnya memunculkan istilah Surabaya yang berarti selamat dari bahaya. Di sini ada unsur interaktif lagi, kalau tidak di-klik, maka Baya mati, tapi kalau di-klik akan berlanjut ceritanya," katanya.
Mahasiswa yang tinggal di Kawasan Pondok Chandra Sidoarjo itu mengaku suka monster berjenis hewan (fabel), karena itu dirinya merancang tugas akhir dengan mengambil cerita lokal yang heroik.
"Karya Kevin Andy ini menarik, karena saya berharap supaya semakin banyak karya anak muda yang bertemakan budaya lokal," kata dosen pembimbing Kevin Andy, Richard Pramono M.Sc. (E011/M008)
"Saya berharap hasil karya saya akan bisa diaplikasikan dalam program Android dan tablet agar mitos Sura dan Baya banyak diketahui anak-anak Surabaya," katanya di kampus setempat, Selasa.
Apalagi, kata mahasiswa Jurusan Multimedia pada Fakultas Teknik Informasi Ubaya yang sudah lulus pada awal Juli lalu itu, hasil karyanya itu berbentuk video dan sifatnya interaktif.
"Saya menggambar sendiri karakter dalam game itu, lalu saya gambar ulang pada program komputer dengan suara dari dua teman dan saya selingi lagu. Satu gambar selesai dalam tiga jam," katanya.
Menurut mahasiswa kelahiran Surabaya pada 12 April 1991 itu,
komik interaktif yang diambil dari Cerita Rakyat Nusantara dan internet itu sudah diuji sejumlah rekannya.
"Mereka umumnya mengaku baru tahu tentang legenda ikan Sura dan Baya itu dari komik interaktif itu, karena itu mereka umumnya menyukai video dengan format flash yang berdurasi 15 menit itu," katanya.
Pembuatan komik interaktif yang diselesaikan dalam tiga bulan itu memiliki lima adegan (scene) yakni perkenalan dua tokoh yakni Sura dan Baya yang akhirnya terlibat konflik perebutan kekuasaan.
"Adegan kedua tentang puncak perkelahian yang berujung pada kesepakatan kekuasaan yaknio Sura di air dan Baya di darat. Pada adegan ini ada unsur interaktif," katanya.
Unsur interaktif itu ada saat konflik memuncak ada tanda klik. "Kalau tanda itu tidak cepat di-klik, maka Sura akan mati, tapi kalau cepat di-klik akan berlanjut ceritanya," katanya.
Adegan ketiga tentang kondisi hutan yang aman pascakesepakatan antara Sura dan Baya itu, kemudian adegan keempat dengan dua tawaran untuk melanjutkan pada situasi di laut (kehidupan Sura) atau di darat (kehidupan Baya).
"Adegan kelima tentang Sura yang menyalahi kesepakatan dengan mencari makan di darat, karena bosan dengan makanan di laut, hingga ketahuan Baya dan terjadilah perkelahian hebat," katanya.
Dalam perkelahian itu, ekor Sura terluka, kemudian Sura terjun ke sungai untuk kembali ke laut, namun jejak Sura di sungai meninggalkan jejak darah dari ekor Sura.
"Sungai yang berwarna merah darah itu akhirnya memunculkan istilah Surabaya yang berarti selamat dari bahaya. Di sini ada unsur interaktif lagi, kalau tidak di-klik, maka Baya mati, tapi kalau di-klik akan berlanjut ceritanya," katanya.
Mahasiswa yang tinggal di Kawasan Pondok Chandra Sidoarjo itu mengaku suka monster berjenis hewan (fabel), karena itu dirinya merancang tugas akhir dengan mengambil cerita lokal yang heroik.
"Karya Kevin Andy ini menarik, karena saya berharap supaya semakin banyak karya anak muda yang bertemakan budaya lokal," kata dosen pembimbing Kevin Andy, Richard Pramono M.Sc. (E011/M008)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.