blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Rabu, 19 Desember 2018

Uji Tembak Rudal Merapi Anti Pesawat Terbang Buatan Anak Bangsa

Rudal merapi merupakan program kerjasama dalam bidang Pertahanan dan Keamanan yang sedang dilakukan oleh CIRNOV UAD dan Dislitbang TNI AD. imageUji Tembak Embrio Rudal Merapi Buatan Anak Bangsa [UAD] ★

Kerja sama pembuatan peluru kendali (rudal) kaliber 70 yang diberi nama Rudal MERAPI antara Dislitbang TNI AD dan Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah memasuki serangkaian uji-uji dinamis. Pada 22 November 2018 bertempat di lapangan tembak laboratorium milik Dislitbang TNI AD di Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah, dilakukan uji tembak rudal untuk mengetahui performansi rudal yang dibuat untuk tahun anggaran 2018.

Uji tembak dihadiri oleh Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji, M.A., Kasubdisiptek Kolonel Burlian Sjafei, Komandan Poltekad Kolonel Bagus Antonov, tamu undangan dari Pussenarhanud, Pussenif, segenap staf di lingkungan Dislitbang TNI AD, Poltekad, serta Tim Konsultan dari UAD dan Pustekbang LAPAN.

Selama terbang melesat, rudal dilengkapi dengan alat telematri yang mampu memberikan data mengenai manuver rudal untuk tiap-tiap komponen yang ada. Alat telemetri yang dipasang telah berfungsi baik dengan memberikan informasi gerakan rolling (berputar), yawing (menggeleng), dan pitching (mengangguk), juga ketinggian, kecepatan dan lain-lain, dapat diperoleh meskipun dalam kondisi hentakan yang cukup besar (melebihi 14 G). Keberhasilan pembuatan dan pemasangan alat ini merupakan reputasi tersendiri mengingat untuk uji-uji rudal dengan kecepatan tinggi, biasanya alat telemetri gagal berfungsi sehingga tidak diperoleh informasi yang akurat tentang kondisi sebenarnya yang dialami rudal.

Keberhasilan penembakan serta pembuatan alat ini menjadi dasar diperolehnya data riil rudal selama terbang sehingga karakteristik rudal dapat diketahui dengan lebih baik dan akurat. Terlebih lagi gerakan rudal sangat cepat, mengalami tekanan angin yang sangat kuat, perubahan suhu, kelembaban udara, dan mengalami pengurangan berat seiring dengan terbakarnya bahan roket pendorong.

Rudal MERAPI merupakan rudal kaliber 70 buatan anak bangsa yang pertama dapat menunjukkan performansinya sebagai roket/peluru yang dikendalikan menggunakan roket pendorong dengan kecepatan awalan penembakan >650 km/jam yang selanjutnya akan mampu melesat melebihi kecepatan suara. Pendorong roket ini dibuat oleh Poltekad melalui uji-uji yang intensif selama bertahun-tahun. Kecepatan rudal mampu untuk merontokkan pesawat baik pesawat tempur, helikoper militer, serta sasaran udara lainnya seperti drone, juga pesawat sipil. Untuk keperluan uji fungsi rudal, pada tahap awal digunakan sasaran di udara berupa flare yang menghasilkan radiasi sinar infra merah yang dibawa terbang oleh drone. Selama uji, sistem pencari/seeker rudal telah dapat bekerja aktif serta mengirimkan sinyal secara sangat cepat ke sistem kendali rudal yang diikuti dengan gerakan manuver canard (sirip kendali) dan rudal melakukan pengejaran target.

Teknologi seeker sebagai bagian pencari target sangat lazim digunakan untuk rudal dalam meningkatkan akurasi mengejar dan mengunci sasaran seperti pesawat, juga helikopter yang menghasilkan radiasi sinar infra merah melalui panas mesin yang ada. Proses pembuatan rudal dilakukan dengan urut-urutan uji statis terukur yang dilakukan sebelumnya untuk subsistem seeker, kendali, canard, pendorong roket, serta rudal utuh di dalam terowongan angin. Penguasaan teknologi rudal yang sangat kompleks oleh Dislitbang TNI AD ini juga diharapkan mampu menangani rudal-rudal TNI yang sudah expire dan juga modifikasi yang sesuai dengan kebutuhan alat perang kita.

Pembuatan rudal anti pesawat ini menggunakan teknik Fire and Forget yaitu rudal ditembakkan ke sasaran kemudian secara otomatis rudal akan mengunci dan mengejar sasaran tanpa dipandu operator. Dengan teknik ini akan sangat aman dan praktis bagi penembak untuk dapat melakukan manuver gerakan personal selanjutnya dalam peperangan. Teknologi seeker yang ada tidak memungkinkan rudal dikacau/dimatikan oleh musuh seperti halnya jika menggunakan panduan radar atau satelit (GPS). Kandungan lokal pembuatan rudal MERAPI sangat tinggi yaitu >70% sehingga relatif aman jika diancam embargo oleh negara lain. Pengoperasional juga relatif sederhana, sesuai karakter TNI serta harga produksi yang diestimasi nantinya jauh lebih rendah dibanding pembelian rudal impor yang biasanya dibarengi dengan persyaratan tertentu.

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dislitbang TNI AD, bahwa ke depan rudal yang sudah dikuasai pembuatannya ini akan disempurnakan sehingga mampu memenuhi syarat-syarat tipe dan kelaikan suatu produk rudal yang sesuai dengan postur dan dapat digunakan oleh TNI dalam meningkatkan kekuatan daya gempur untuk menjaga kedaulatan negara serta mampu merubah peta kekuatan efek diteren untuk kehormatan bangsa Indonesia di kancah internasional.

  ♖ UAD  

TNI AL Tetarik Boyong Pesawat N219

🛩 Untuk Gantikan Nomad ✈ N219  [PTDI]

Selain maskapai di Indonesia maupun maskapai luar negeri, ternyata Tentara Nasional Indonesia juga tertarik dengan pesawat N219. Angkatan Laut tertarik untuk menggantikan pesawat Nomad.

"Untuk memantau perbatasan wilayah Indonesia," kata Kepala Program pesawat N219 LAPAN Agus Ariwibowo saat ditemui usai workshop Composite Float Development For Amphibious Aircraft yang berlangsung di Puspiptek, Jumat pekan lalu. Namun, hingga berita ini diturunkan, TNI AL belum bisa dikonfirmasi perihal minat mereka terhadap N219 untuk menggantikan Nomad.

Menurut Agus, kandidat utama yang menggantikan pesawat Nomad milik TNI AL ini adalah pesawat N219. Selain mengangkut penumpang, pesawat ini bisa dimodifikasi untuk mengangkut orang sakit.

"Nanti kami juga menawarkan teknologi amfibi yang bisa digunakan untuk mendarat di air. Bisa digunakan untuk pesawat angkut pasukan untuk dikirim ke daerah terpencil," kata dia.

Pesawat N219 memiliki kapasitas 19 penumpang ini. Agus menjelaskan, pesawat ini hanya membutuhkan landasan sebesar lapangan bola atau memiliki landasan sekitar 500 meter untuk mendarat.

Saat ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia menggarap pengerjaan pesawat Amfibi untuk digunakan di wilayah perairan yang tidak terjangkau oleh pesawat selain amfibi..

  🛩 Tempo  

Sabtu, 15 Desember 2018

Bakamla Luncurkan 3 Kapal Patroli Baru

Perkuat Kemanan Lalu Lintas di PerbatasanBadan Keamanan Laut (Bakamla) RI kembali meluncurkan tiga kapal patroli karya anak bangsa yang dikerjakan PT. Citra Shipyard, Tanjung Uncang, Batam, Kamis (13/12/2018). (KOMPAS.com/ HADI MAULANA)

Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI kembali meluncurkan tiga kapal patroli karya anak bangsa yang dikerjakan PT Citra Shipyard, Tanjung Uncang, Batam, Kamis (13/12/2018).

Menariknya, nama ketiga Kapal Negara (KN) ini diambil dari nama pulau terluar Indonesia, yakni KN Pulau Nipah 8001, KN Pulau Marore 8002, serta KN Pulau Dana 8003.

Kapal Patroli ini berspesifikasi panjang 80 meter, lebar 7,90 meter, tinggi 14,4 meter dengan kecepatan hingga mencapai 22 knot, dan memiliki mesin penggerak 2 unit MAN/18VP185TM.

Plt Deputi Operasi Laut Laksma Bakamla Guntur Wahyudi mengatakan, pembangunan tiga unit kapal patroli Bakamla kelas 80 meter ini tentunya memiliki makna yang sangat strategis bagi industri pertahanan dan keamanan nasional.

Hal ini bertujuan untuk menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.

Tak hanya itu, hal ini juga membuktikan bahwa putra-putri bangsa Indonesia mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi penyelenggaraan industri pertahanan dan keamanan, yaitu mengembangkan teknologi industri perkapalan yang bermanfaat bagi pertahanan, keamanan, dan kepentingan nasional lainnya.

"Keberhasilan pembangunan kapal ini juga menjadi bukti kemampuan putra-putri Indonesia untuk memberikan kontribusinya dalam penguasaan bidang teknologi perkapalan nasional," kata Guntur, Kamis (13/12/2018).

"Sekaligus salah satu solusi konkret dalam mengurangi ketergantungan dari negara lain terkait dengan pengadaan kapal patroli di masa yang akan datang," kata dia menambahkan.

Ketiga kapal ini, nantinya juga diharapkan mampu meningkatkan kekuatan dan kemampuan Bakamla RI, khususnya bagi kebutuhan unsur operasional dalam mengemban tugasnya melakukan patroli keamanan dan keselamatan.

Selain itu, kehadiran kapal ini juga menjadi bagian penting dalam mendukung terwujudnya negara Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Dengan penambahan tiga kapal ini, saat ini bakamla memiliki 10 kapal patroli," pungkas dia.
 

  Kompas  

Selasa, 11 Desember 2018

15 Rhan 122B Produksi Pindad Di Ujicoba

Senin, 10 Roket R-Han 122Bhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh64PCzAzPef_CJoSeG3FoTdNZJlcpOA2yS5YottBxepRMV1o2-XpTF23niqcwtOCnL4snGXJl4oB-28JauGbMDOjNmMNK-qY50pIgAjhZPIq0S2Vn83HTG_qtKmONUeLj4oI9AXqy2oC4/s400/-_181210183014-941.jpgUjicoba Rhan 122 B [SukabumiUpdate]

Uji coba peluncuran Roket R-Han 122B kembali dilakulan dari wilayah pantai Kampung Citarate, Desa Cirendeu, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Seperti hari pertama, sasaran tembang uji coba roket tersebut adalah area Rahlat Kostrad di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Bondan Tiara, mengatakan rangkaian uji coba Roket R-Han 122B berjalan sukses. Sebagian besar roket mendarat tepat di titik sasaran.

"Hasilnya bagus, tadi kita nembakin 10 buah. Kita bisa maju terus," ujar Bondan Tiara kepada sukabumiupdate.com. Senin (10/12/2018).

Bondan tidak memungkiri terdapat kendala selama uji coba roket. Namun uji coba berhasil dilakukan, tidak ada kendala yang signifikan mengganggu.

"Kendalanya selalu ada, disana kan medan lokasi sasarannya seperti itu. Kita disini menembakan, pas jatuhnya kedengaran suara ledakan tapi lokasi jatuhnya mesti mencari terlebih dahulu. Tapi itu biasa," bebernya.

Masih kata Bondan Tiara, pemilihan lokasi uji coba peluncuran roket dilakukan atas saran dari Marinir. "Alhamdulillah lancar semua hari ini. Bagus," pungkasnya.


 Minggu : 5 Roket R-Han 122B 
Lima buah roket Roket R-Han 122B diluncurkan dari Muara Citarate Desa Cireundeu, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Minggu (9/12/2018).

Roket yang diluncurkan merupakan uji terbang roket R-Han 122B Tahap II tahun 2018 yang dilaksanakan Bataliyon Roket 1 Marinir menggunakan dua unit mobil peluncur roket. Adapun titik sasaran di Rahlat Kostrad, Desa Mandrajaya Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Roket pertama diluncurkan pukul 11.11 WIB dan berhasil meledak meluncur sasaran. Kemudian pada pukul 11.55 WIB, penembakan roket kedua berhasil meledak meluncur sasaran. Roket ketiga ditembakan pada pukul 13.17 WIB, dan berhasil meledak meluncur sasaran. Lalu roket keempat ditembakan pukul 13.39 WIB, berhasil meledak meluncur sasaran. Terakhir roket kelima, ditembakan Pukul 14.07 WIB yang berhasil meledak meluncur ke sasaran.

Roket diluncurkan dari bibir pantai Citarate, Desa Cirendeu, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Melintasi perairan Palabuhan Ratu menuju target sasaran di Komplek Daerah Latihan (Rahlat) Kostrad Cibenda, Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Pada hari kedua Senin (10/12/2018) pelaksanaan uji terbang, rencananya akan meluncurkan 10 roket R-Han 122B. Sebelum rencana uji coba ini, pihak terkait sudah memberikan himbauan kepada masyarakat dan nelayan.

"Para anggota TNI Angkatan laut juga muter ke tempat-tempat pelelangan ikan, perusahaan besar yang memiliki kapal-kapal juga dihimbau. Petugas-petugas pos angkatan laut melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Himbauannya kepada masyarakat jangan mendekat ke area uji coba roket tersebut, jarak uji coba sekitar 13 Mil," ujar Danposal Palabuhanratu Lettu Laut T. Ajat Sudrajat.

 ♖ Sukabumi update  

Selasa, 13 November 2018

Teknologi Radar dan Navigasi Militer Dalam Negeri Bisa Bersaing

Electronic Flight Display untuk pesawat C-130H Hercules, produk terbaru PT Infoglobal [Shephard] ✈️

Pameran perlengkapan militer, Indo Defence 2018 yang berlangsung di JI Expo Kemayoran, Jakarta pada 7-10 November 2018 menjadi wadah bagi industri militer dalam negeri menampilkan produk terbaiknya ke mata dunia. Salah satu industri lokal adalah PT Infoglobal Teknologi Semesta yang bergerak di bidang avionics.

"Sejak tahun 2010, sejumlah teknologi radar dan navigasi Infoglobal Teknologi Semesta sudah dipakai di sejumlah pesawat tempur TNI Angkatan Udara Hawk,  F16," kata Direktur Utama PT Infoglobal Teknologi Semesta, J Adi Sasongko di JI Expo, Sabtu (10/11).

Dia menyebutkan, industri militer dalam negeri kini berupaya mengikuti perkembangan teknologi global yang semakin canggih dengan mengedepankan kualitas produk.

"10 produk kita sudah dipakai dan teruji di pesawat tempur TNI AU mulai MPCD (multi purpose cockpit display), radar monitor unit, flight navigation display. Kita juga tengah memperlebar jangkauan ke konsumen pesawat Hercules dan Boeing," ujar Adi Sasongko.

Pihaknya terus melakukan inovasi teknologi agar bisa menyaingi produk sejenis dari mancanegara. "Kita optimistis industri lokal bisa mengejar ketertinggalan dengan teknologi militer dari negara lain," tambahnya.

Indo Defence 2018 yang merupakan pameran pertahanan terbesar di Asia Tenggara memasuki hari terakhir pada hari ini. Setidaknya ada 750 perusahaan militer baik dalam maupun luar negeri yang menunjukkan produk unggulannya.
 

  Berita Satu  

Jumat, 09 November 2018

Radar Militer S-200 LEN

Bisa Deteksi Musuh Jarak 200 KmLen S-200 Air Surveillance Radar 2D buatan PT LEN Persero dipamerkan di Indo Defence 2018 Ekspo & Forum di Jakarta Expo Internasional Kemayoran. [istimewa]

PT Len Industri (Persero) baru-baru ini meluncurkan radar yang pertama kali yang ada di Indonesia yakni Len S-200 Air Surveillance Radar 2D.

Radar yang didaku mampu mendeteksi adanya kawan atau lawan ini, mejeng di gelaran Indo Defence 2018 Ekspo & Forum, di Jakarta Expo Internasional, Kemayoran, Jakarta Pusat, mulai Rabu (7/11) hingga Sabtu (10/11).

Manajer Humas PT LEN Industri Donny Gunawan mengatakan radar itu didesain khusus dengan proses pemindaian secara presisi hingga menggunakan teknologi solid.

"Radar ini dilengkapi identification friend and foe (IFF) untuk menentukan target kawan atau lawan," kata Donny ketika dihubungi kumparan pada Kamis (8/11).

Selain dilengkapi IFF yang memiliki pilihan mode 1, 2, 3/A, C dan 4, radar ini memiliki fitur frequency agility guna mengantisipasi gangguan jammer atau pengacau sinyal.

"Ini dapat diintegrasikan dengan produk battle management system maupun combat management system yang mampu memberikan tactical situation awareness yang lebih komprehensif," imbuhnya.

Diketahui, fitur yang dapat mengantisipasi yang ada di radar itu ialah ECCM – Electronic Counter-Counter Measures (frequency agility).

Donny menyebut radar ini berguna untuk mendeteksi jarak, kecepatan, dan arah sasaran di udara. Berbagai gelaran operasinya pun bisa didistribusikan seperti pada platform darat (ground based) atau platform laut (shipborne platform).

"Kalau sekarang diarahkan ke radar militer jadi bagaimana mendeteksi keberadaan objek yang mendatangi. Radius bisa sampai 200 km kita bisa mendeteksi objek dimensi 10 meter persegi," kata dia.

Len S-200 Air Surveillance Radar 2D buatan PT LEN Persero (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)

Direktur Utama PT LEN Industri Zakky Gamal Yasin menambahkan program pengembangan radar ini memang baru pertama dilakukan secara nasional.

"Dari program prioritas Pak Presiden, kan ada 7 peralatan prioritas salah satunya radar. Indonesia ini belum ada pabrikan radar nasional salah satunya kita di encourage untuk mengambil posisi itu," katanya ketika ditemui kumparan di JIEXPO Kemayoran pada Rabu (7/11).

Ia melanjutkan, radar yang dibuat oleh anak negeri ini untuk komponennya masih banyak didominasi oleh luar negeri.

"Masih impor kita banyak yang dari AS, Eropa, Jerman, Italia, Perancis," ucapnya.

Meski begitu, Zakky menyebut pihaknya juga tak ingin bergantung hanya pada satu vendor dalam menyuplai komponennya.

"Makanya kita pakai multivendor agar tak ketergantungan kalau ada gejolak global misalnya," ujarnya.

Len S-200 Air Surveillance Radar 2D buatan PT LEN Persero. (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)

Di sisi lain, menurut Zakky segala penyiapan dan pengembangan radar ini pun juga tengah digalakkan. Salah satunya soal peningkatan kualitas SDM.

"Kalau kemampuan enginer sih bisalah, makanya kita sekolahkan enginer muda ke Eropa sehingga bisa upgrade knowledge-nya," katanya.

Hingga kini, diketahui pengembangan radar 2D milik PT LEN itu telah sampai pada pengembangan fasilitas produksi radar yang ditargetkan rampung paling lambat tahun 2020.

Ke depan, Zakky masih bakal terus membuka peluang untuk pengembangan teknologi radar. Seperti, level lebih tinggi yaitu 3D.

"Saat ini 3D lagi ditenderin ke nasional kita nanti support untuk local transfer teknologinya. Sehingga nanti ke depan LEN bisa memproduksi radar nasional kita lagi siap-siap proses assembly-nya untuk peralatan radar di Subang," tutupnya.
 

  Kumparan  

Minggu, 21 Oktober 2018

Industri Pertahanan Swasta Harus Dilibatkan Dalam KKIP

N219

Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) diminta lebih melibatkan sektor swasta dalam industri pertahanan dalam negeri. Apalagi, KKIP telah melakukan restrukturisasi di tingkatan tim pelaksananya.

"Anggaran yang tidak sedikit sehingga perlu melibatkan swasta agar tidak membebani anggaran APBN," ujar Anggota Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/10/2018).

Politikus Partai Hanura ini menuturkan, ada tujuh program prioritas industri pertahanan, yaitu pengembangan propelan roket, rudal, medium tank, radar, kapal selam dan pesawat tempur.

Menurut dia, semua itu seharusnya melibatkan riset di perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan industri pertahanan agar memajukan keterampilan dalam inovasi teknologi.

"Konsekuensinya adalah anggaran yang tidak sedikit sehingga perlu melibatkan swasta agar tidak membebani anggaran APBN," tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi. Dia berpendapat, dalam struktur Tim Pelaksana KKIP terdapat orang-orang yang memiliki rekam jejak bagus dan kompeten seperti Marsdya TNI Purn Ismono Wijayanto sebagai Ketua Tim Pelaksana KKIP, Letjen TNI M Thamrin sebagai Wakil Ketua I Tim Pelaksana KKIP, dan Connie Rahakundini sebagai Staf Ahli KKIP bidang Korporasi.

Dia berharap dengan komposisi tersebut harapannya agar industri pertahanan semakin transparan dan akuntabilitasnya terjaga dengan baik.

"Masuknya Dr Connie sebagai pengamat militer juga artinya mengakomodir masukan akademisi, dan formasi lain, baik sipil atau industri seperti Achmad Muchtarsyah dan unsur kepolisian Irjen Eko hadi, memperkaya keragaman perspekif dalam membangun peta jalan industri pertahanan nasional," katanya.

Menurut dia, dalam komposisi tersebut terdapat perwakilan industri pertahanan swasta seperti Mayjen TNI Purn Jan Pieter Ate yang merupakan Sekretaris Perhimpunan Industri Pertahanan Swasta Nasional dan Achmad Muchtasyar yang merupakan Direktur PT Daya Radar Utama.

Bobby meminta keterlibatan swasta dalam KKIP harus bisa dimanfaatkan untuk pengembangan indhan dalam negeri khususnya dengan sumber daya yang dimiliki sektor swasta.

"Semoga formasi ini bisa segera diterima Presiden agar langsung bekerja efektif, menyelesaikan program MEF sampai fase ke-3 tahun 2019-2024," tuturnya.

  SINDONews  

Jumat, 28 September 2018

TNI AL Luncurkan KRI Bontang

Perkuat Pertahanan Lauthttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4rSQsbc-IajH01I5Pm7VUMCXs5nk_myoHfi1V_DJuF7E_DNclTNJsB1p0s7FK2VES5CxJ9uypIg3owUk8thY5EuSJklfa6wjNXmOF-fSXKGUfWwoI4jRVcTdDQasvNsewgePsntU8qNA/s400/43TQhklUdV.jpggKRI Bontang 907 (MetroNews)

TNI Angkatan Laut meluncurkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bontang di kawasan industri galangan kapal, Batamec Shipyard, Kota Batam, Rabu, 26 September 2018. KRI jenis kapal bantu cair minyak ini dioperasikan untuk mendukung formasi kapal tempur TNI AL di laut.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji mengatakan, pembangunan KRI Bontang adalah suatu program pembangunan kekuatan TNI yang telah dirancang dalam program lima tahunan. Program tersebut dirancang sampai tahun 2019 mendatang.

"Sebuah kebanggaan bagi kita, KRI Bontang resmi diluncurkan untuk mendukung dan memperkuat operasi pertahanan laut NKRI. Kapal ini akan membantu operasi kapal-kapal tempur TNI AL dalam setiap operasi di wilayah perairan Indonesia," kata Sukma Adji di Batamec Shipyard, Kota Batam.

Teknisnya, kata Sukma Adji, KRI Bontang akan membantu ketahanan kapal-kapal TNI AL yang sedang beroperasi di laut. Jika selama ini KRI yang beroperasi kembali dulu ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar dan mengangkut kebutuhan lain, kini dengan adanya KRI Bontang, kapal-kapal TNI AL tersebut bisa tetap berada di laut.

"KRI Bontang yang akan membantu untuk menyuplai bahan bakar minyak. Sehingga operasi pertahanan wilayah oleh kapal-kapal TNI AL dapat bertahan lebih lama di laut," ungkap Sukma Adji.

Terkait dengan penugasannya, perwira tinggi TNI AL yang resmi menjabat Kasal pada 23 Mei 2018 ini, mengatakan, disesuaikan dengan proyeksi eskalasi operasi di laut.

KRI Bontang 907 (Inspiras1)

Wilayah penugasannya selain di perairan Natuna, Provinsi Kepri, juga bisa dikerahkan untuk operasi di Samudera Indonesia maupun Samudera Pasifik. Sekadar diketahui, panjang kapal ini mencapai 125,5 meter dan tinggi 30 meter. Adapun kapasitas minyak yakni 5.500 kubik atau meter persegi.

Kelebihan lain yang dimiliki kapal ini yakni kemampuan daya jelajah mencapai 30 hari non-stop, dengan daya tampung kru dan personel mencapai 109 orang. Kapal ini terbuat dari baja yang sebagian besar komponennya berasa dari dalam negeri.

Direktur Batamec Shipyard, Mulyono Adi mengapresiasi peluncuran KRI Bontang ini. Pembangunan KRI Bontang dimulai pada tahun 2017 dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2018.

Mulyono optimis jika KRI Bontang bisa sangat bermanfaat dan membantu pengamanan wilayah perairan NKRI.

"Ini menjadi sebuah kebanggaan bagi kami mampu membangun dan memproduksi kapal di dalam negeri, salah satunya KRI Bontang untuk memperkuat operasi pertahanan laut di wilayah NKRI," jelas Mulyono.

Mulyono menjelaskan, pembangunan kapal ini sekaligus momentum strategis bagi Batamec sebagai perusahaan industri galangan kapal di Indonesia. "Ini menunjukkan bahwa anak bangsa mampu menghasilkan karya yang dapat bersaing dengan dunia internasional dalam industri pertahanan," pungkas Mulyono.

 ♖ Metrotvnews  

Selasa, 04 September 2018

[Video] Uji Coba Rudal Petir oleh Balitbang Kemhan RI

Diposkan oleh Dedi AndikaPrototipe rudal Petir kreasi Sari Bahari [Airspace Review]

Peluru kendali yang sedang dikembangkan bersama oleh PT Sari Bahari dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan RI diharapkan akan memasuki tahap pengembangan akhir pada tahun 2020 mendatang.

Hal tersebut ditandai dengan rencana desain dan pengembangan "purwarupa" dari rudal Petir yang telah memasuki generasi keempat. Dibandingkan dengan purwarupa rudal Petir generasi ketiga yang tengah diuji coba, maka rudal Petir generasi keempat akan dibuat dengan beragam penyempurnaan yang signifikan.


  Youtube  

Kamis, 30 Agustus 2018

Menunggu Sertifikasi Target Drone ‘Jalak’ dan Rudal Jelajah ‘Petir’

Kreasi Sari BahariProtipe Rudal 'Petir'/Ron

Salah satu produk Litbang Pertahanan yang dipamerkan dalam Pameran Litbang Pertahanan Kementerian Pertahanan RI di halaman Gedung Balitbang Kemhan, Pondok Labu, Jakarta Selatan pada 28-29 Agustus 2018 adalah prototipe target drone “Jalak” dan rudal jelajah permukaan ke permukaan “Petir”.

Bekerja sama dengan sejumlah instansi litbang pemerintah, PT Sari Bahari yang berada di Malang, Jawa Timur kebagian membuat wahana kedua prototipe ini. Sari Bahari optimistis, Jalak dan Petir ke depannya bisa menjadi platform bagi proses produksi dan digunakan oleh operator. Di antara calon penggunanya adalah TNI AL dan Arhanudri Kostrad TNI AD.

Saat ini kami sedang menunggu proses sertifikasi dari IMAA Kementerian Pertahanan,” kata Harnanto dari bagian tim perancangan wahana Jalak dan Petir PT Sari Bahari kepada Angkasa Review di sela-sela pelaksanaan pameran.

Dijelaskan, untuk uji penerbangan, baik Jalak maupun Petir telah bebeberapa kali melaksanakannya dengan berbagai perbaikan sebagai tindak lanjut evaluasi pengujian.

Kami melaksanakan pengujian di area latihan TNI AU, Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur,” ujar lulusan Teknik Penerbangan ITB tahun 2001 asal Purworejo, Jawa Tengah ini. Untuk keperluan tersebut, sejumlah prototipe pun dibuat. “Kalau rusak, ya kami gunakan prototipe berikutnya. Jadi kami buatnya banyak,” tambahnya. Sobat AR, untuk perancangan kedua wahana yang dimulai tahun 2014, Harnanto mengatakan timnya terdiri dari lima orang. Selain dari alumni Teknik Penerbangan ITB, juga ada lulusan dari universitas luar negeri.

Prototipe Target Drone 'Jalak'/Ron

Soal nama Jalak dan Petir, Harnanto lebih jauh menjelaskan, untuk target drone awalnya memang menggunakan nama Petir. Namun kemudian, nama tersebut digunakan untuk wahana rudal. Nama Petir untuk target drone kemudian diganti menjadi Jalak.

Filosofinya, burung jalak kan termasuk burung yang lincah dan kalau dulu sering ditembaki orang. Sementara nama petir digunakan untuk rudal karena lebih pas,” ujarnya.

Baik Jalak maupun Petir keduanya diterbangkan dengan cara diluncurkan menggunakan catapult-launcher. Sementara untuk mendarat, kedua wahana dilengkapi dengan parasut.

Jalak mampu terbang dengan endurans 10 menit dengan kecepatan 350 km/jam. Wahana ini dilengkapi dengan mesin jet berkekuatan 16 kg thrust.

Bahan bodinya terbuat dari carbon reinforced composite dengan bobot total mencapai 20 kg. Penerbangan dikendalikan menggunakan sistem radio control dan juga auto-pilot. Wahana Jalak dilengkapi satu set sistem radio telemetri, receiver, transmitter, control monitoring, dan command control.

Sementara untuk rudal Petir (kode Petir I-102), wahana ini merupakan rudal jelajah strategis permukaan ke permukaan. Rudal dilengkapi dengan mesin turbojet berkekuatan 22 kg thrust.

Petir dapat melaju hingga kecepatan 350 km/jam dan menjangkau jarak sejauh 80 km. Rudal dengan panjang 1,8 meter dan lebar (diameter) 0,5 m ini dilengkapi dengan sistem pamandu inersial dan GPS way point auto-pilot.

  Airspace Review  

Minggu, 05 Agustus 2018

PT PAL Luncurkan Kapal KRI Semarang 594

⍟ Buatan Anak NegeriSSV PT PAL

Jika dibandingkan dengan industri pertahanan yang lain nampaknya PT PAL yang progressnya lebih baik daripada yang lainnya setelah menyelesaikan pesanan dua unit kapal perang frigate Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 Martadinata Class, kali ini seperti dikutip akun Instagram PT PAL (3/8/2018) BUMN ini menyelesaikan pesanan Kapal Landing Platform Dock (LPD) 124 meter untuk TNI AL.

Kapal terbaru ini layaknya saudara-saudaranya telah diberi nama Kota Besar yang mempunyai tradisi bahari, kali ini yang mendapat kehormatan namanya dipakai sebagai Kapal Perang TNI AL adalah Kota Semarang sehingga kapal ini resmi menyandang nama KRI Semarang 594.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfPA7XUa5OXQ3jVk9vcCl6fvVWflEo537u4tmKOXDmtZSZ9iJSX7C8yndlFXwv_HDRjurY_AxxQqB0itXDtICfe3pGT790vgVEOOOOlRDtqF4j73pxBxyfpmx-3c4UHyUvCkAjb8E1EW4p/s1600/6ef56a03+SSV+124+Semarang.jpgSebagai informasi rekam jejak PT PAL untuk bisa membuat Landing Platform Dock (LPD) ini berawal dari pesanan dua unit kapal LPD TNI AL yaitu KRI Surabaya dan KRI Makasar kepada galangan DSME Korea Selatan pada tahun 2004, dalam kontrak dua unit Kapal LPD ini PT PAL dipercaya untuk mendapatkan transfer of technology (ToT) sehingga kedepan bisa membuat kapal jenis LPD secara mandiri.

Dan ilmu tersebut ternyata sangat berguna terbukti Kapal LPD buatan PT PAL laris dibeli oleh TNI AL atau Negara sahabat lain. TNI AL sendiri memesan kembali dua unit LPD yang diberi nama KRI Banda Aceh dan KRI Banjarmasin, sedangkan Filipina menjadi kustomer luar negeri pertama LPD ini dengan memesan dua kapal yang diberi nama BRP Tarlac dan BRP Davao Del Sur.

Di jajaran TNI AL kapal LPD ini menjadi kapal terbesar yang dioperasikan saat ini, layaknya kapal induk KRI Semarang 594 mampu membawa pasukan, tank, panser pendarat dan 3 unit helikopter. Kepemilikan LPD ini juga membuat TNI AL memiliki kemampuan Green Water Navy.

  ✪ UCnews  

Jumat, 20 Juli 2018

Honeywell Pasok Teknologi Avionik untuk Pesawat N219

Dan bernagai sektor usaha lainnyaPesawat N219 [PTDI]

Sejak kehadirannya di aswal 19i70-an, kiprah perusahaan teknologi perangkat keras dan lunak Honeywell merambah berbagai sektor usaha di Indonesia.

Selain di industri pertambangan oil and gas, bisnis teknologi Honeywell juga merambah berbagai sektor lainnya seperti industri dirgantara sampai industri manufaktur dan hunian dan apartemen.

Di industri dirgantara, Honeywell sejak lama menjalin kerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Bandung, untuk memasok berbagai kebutuhan perangkat keras dan lunak untuk pesawat ringan bermesin propeller N219 yang diproduksi PT DI.

"Dengan PT Dirgantara Indonesia kita bekerja sama untuk pembuatan pesawat N219. Honeywell memasok kebutuhan perangkat avionik," ungkap Roy Kosasih, Presiden Honeywell Indonesia dalam paparan di sela ajang Honeywell Indonesia Technology Summit 2018 di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Roy menjelaskan, Honeywell memiliki peran sangat besar di industri kedirgantaraan dunia, karena perusahaaan yang berbasis di Morris Plains, New Jersey, Amerika Serikat, ini menjadi mitra utama bagi sejumlah pabrikan pesawat ternama dunia seperti Boeing dan Airbus.

"(Di atas langit) setiap detik ada 2.200 pesawat yang sedang mengudara, dan hampir 90 persen teknologi di dalam kokpit dan kabin pesawat tersebut dipasok oleh Honeywell," ungkapnya.

Honeywell memasok sistem navigasi dan sensor, propulsi dan power system, teknologi flight data recorder, satellite wifi di kabin pesawat, teknologi turbo charger, air dan therma management, cockpit and flight management system, komponen mekanikal, dan lain-lain.

"Perusahaan produsen pesawat seperti Boeing dan Airbus setiap kali akan meluncurkan produk baru, untuk pengembangan sistem dan komponennya pasti berbeda," ungkapnya. Di sanalah, Honeywell berperan masuk.

Masih di industri kedirgantaraan, Roy menyatakan, Honeywell juga memiliki teknologi Connected Enterprise, yang salah satunya mengkoneksikan aktivitas pesawat terbang dengan Internet of Things (IoT).

"Saat pesawat diketahui mengalami gangguan atau ada komponen yang bermasalah saat mengudara, informasi ini langsung terhubung dengan bandara dan petugas di darat, dan bisa langsung diantisipasi sebelum pesawat mendarat," dia mencontohkan.

  Teknologi Pengeboran untuk Perrtamina 
Honeywell sudah menjalankan bisnisnya di Indonesia sejak tahun 1970-an, dengan memasok teknologi pengeboran minyak dan gas untuk Pertamina. Teknologi ini kini juga dipasok Honeywell ke sejumlah perusahaan kontraktor kerjasama migas lainnya di Indonesia seperti Chevron.

"Dibidang teknologi pengambilan (lifting) minyak dan gas bumi dari bawah tanah. Kami sejak lama bekerja sama dengan Pertamina, Chevron, dan lain lain," ungkapnya.

Di bidang advance material, Honeywell juga memasok freon dan refrigerant untuk kebutuhan pendinginan dan industri kosmetik.

"Kami juga memproduksi jaket anti-peluru, dan saat ini sedang menjajaki kerjasama dengan TNI," sebut Roy Kosasih.

Sebuah gedung tertinggi di Indonesia yang sedang dibangun di Jakarta, lanjut Roy, akan mengaplikasikan teknologi face recognition dengan teknologi yang sepenuhnya dipasok oleh Honeywell dari divisi bisnis Home and Building Technologies, untuk kontrol akses masuk karyawan dan pengunjung.

"Tapi saya belum bisa sebutkan sekarang nama gedugnya karena alasan etis," ungkapnya.

Dengan cakupan bisnis yang begitu luas dirambah di Indonesia, termasuk ke industri manufaktur, ritel dan warehouse dan logistik, bisnis Honeywell di Indonesia memberi kontribusi terbesar terhadap pendapatan bisnis Honeywell jika dibandingkan pendapatan bisnis yang diraih Honeywell dari negara-negara lainnya di kawasan regional ASEAN.

  🛩 Tribunnews  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More