Jakarta - Potensi hasil laut dan perikanan di Indonesia
sangat besar karena merupakan salah satu negara yang memiliki garis
pantai terpanjang. Namun sayang masih banyak kendala dalam
mengoptimalkan hasil sumber daya laut tersebut.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, tak hanya soal hasil laut dan perikanan, industri kelautan pun masih menemui banyak kendala dalam urusan pengembangannya.
"Meski memiliki garis pantai yang terpanjang serta jumlah pulau terbanyak di bumi, dengan wilayah 70% adalah laut, namun kita merupakan negara yang masih lemah dalam industri kelautan, pertahanan di laut, kesejahteraan dan sumber daya manusia di lau," kata Suryo saat Rakernas Kadin bidang Perikanan dan Kelautan BUMN dan Industri Pertahanan, di Sheraton Hotel Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Jumat (18/10/2013).
"Industri kelautan belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri," sambungnya.
Menurut Suryo salah satu contohnya terkait perhubungan laut khususnya dalam penggunaan kapal dan tongkang yang kebanyakan masih dimiliki asing. Di lain pihak, industri pembuatan dan perbaikan kapal tidak kunjung berkembang.
"Sekarang ini diperkirakan hanya terdapat sekitar 250 usaha galangan kapal untuk melayani 12.000 populasi kapal di Indonesia," katanya.
Suryo mengatakan, hal tersebut disebabkan investasi di industri tersebut kurang menggiurkan. Selain itu, industri perkapalan pun menurutnya tidak mendapatkan prioritas dari lembaga keuangan untuk kredit jangka panjang. Juga terkait regulasi dalam industri perkapalan yang masih menemui beberapa kendala untuk berinvestasi.
"Saya menganjurkan agar BUMN yang berkaitan dengan ini bisa didorong. Seperti PT PAL, PT Koja, Pelni, PT Asdp dan Pelindo," katanya.
Ditambahkan Suryo, penyebab lemahnya perikanan nasional adalah sumber daya laut yang banyak dicuri pihak asing. Nelayan Indonesia masih kalah saing dengan nelayan asing karena masih menggunakan perahu tradisional yang tidak mampu berlayar off shore.
"Di sisi lain, kapal nelayan asing mampu berlayar di laut bebas dilengkapi dengan cold storage dan sistem navigasi yang canggih juga mesin yang kuat," paparnya.(zul/hen)
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, tak hanya soal hasil laut dan perikanan, industri kelautan pun masih menemui banyak kendala dalam urusan pengembangannya.
"Meski memiliki garis pantai yang terpanjang serta jumlah pulau terbanyak di bumi, dengan wilayah 70% adalah laut, namun kita merupakan negara yang masih lemah dalam industri kelautan, pertahanan di laut, kesejahteraan dan sumber daya manusia di lau," kata Suryo saat Rakernas Kadin bidang Perikanan dan Kelautan BUMN dan Industri Pertahanan, di Sheraton Hotel Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Jumat (18/10/2013).
"Industri kelautan belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri," sambungnya.
Menurut Suryo salah satu contohnya terkait perhubungan laut khususnya dalam penggunaan kapal dan tongkang yang kebanyakan masih dimiliki asing. Di lain pihak, industri pembuatan dan perbaikan kapal tidak kunjung berkembang.
"Sekarang ini diperkirakan hanya terdapat sekitar 250 usaha galangan kapal untuk melayani 12.000 populasi kapal di Indonesia," katanya.
Suryo mengatakan, hal tersebut disebabkan investasi di industri tersebut kurang menggiurkan. Selain itu, industri perkapalan pun menurutnya tidak mendapatkan prioritas dari lembaga keuangan untuk kredit jangka panjang. Juga terkait regulasi dalam industri perkapalan yang masih menemui beberapa kendala untuk berinvestasi.
"Saya menganjurkan agar BUMN yang berkaitan dengan ini bisa didorong. Seperti PT PAL, PT Koja, Pelni, PT Asdp dan Pelindo," katanya.
Ditambahkan Suryo, penyebab lemahnya perikanan nasional adalah sumber daya laut yang banyak dicuri pihak asing. Nelayan Indonesia masih kalah saing dengan nelayan asing karena masih menggunakan perahu tradisional yang tidak mampu berlayar off shore.
"Di sisi lain, kapal nelayan asing mampu berlayar di laut bebas dilengkapi dengan cold storage dan sistem navigasi yang canggih juga mesin yang kuat," paparnya.(zul/hen)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.