Ilustrasi |
Palembang - Politeknik Negeri Sriwijaya jurusan Teknik Kimia melalui
penelitiannya berhasil mengembangkan teknologi mampu mengolah air biasa
menjadi air minum yang bersih.
Koordinator penelitian sekaligus dosen Politeknik (Poltek) Kimia Unsri Selatia Yuliati dijumpai saat gelaran karya anak didiknya pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Provinsi Sumsel di Palembang, Selasa, menjelaskan penelitian tersebut didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Dikti memberikan dukungan pembiayaan terhadap proyek ini dengan saya sebagai dosen penggagasnya," katanya.
Dengan bantuan sejumlah mahasiswa tingkat akhir, ia melakukan penelitian yang diharapkan dapat diterapkan di masyarakat luas.
Dengan waktu beberapa bulan ia dan timnya berhasil menghasilkan teknologi yang mampu mengubah air keruh menjadi air layak pakai, kemudian difilterisasi pada alat mampu mengubah air menjadi layak minum.
"Prinsip kerja alat ini menggunakan membran yang kami pasang dan sudah diteliti terlebih dahulu," ungkap dia.
Sementara, untuk modal sendiri penelitian yang memakan waktu beberapa bulan itu diperkirakan sudah menelan biaya belasan juta rupiah.
Namun hasil yang diraih timnya, terbukti sangat memuaskan, katanya.
Menurut dia, hal itu terlihat dari kemampuan alat tersebut mengurangi bakteri pada air, sehingga menjadi layak untuk diminum.
Sementara, kata dia, pada acara tersebut, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin tidak ragu untuk mencicipi air hasil filterisasi dari karya inovasi miliknya itu.
Gubernur bahkan berminat untuk memesan beberapa unit untuk diterapkan di sejumlah daerah yang minim air bersih.
"Gubernur sangat tertarik dengan teknologi pengolahan air ini, kami juga bangga bila dapat segera mengaplikasikan ke masyarakat dan memenuhi kebutuhan akan air bersih," kata.
Koordinator penelitian sekaligus dosen Politeknik (Poltek) Kimia Unsri Selatia Yuliati dijumpai saat gelaran karya anak didiknya pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Provinsi Sumsel di Palembang, Selasa, menjelaskan penelitian tersebut didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Dikti memberikan dukungan pembiayaan terhadap proyek ini dengan saya sebagai dosen penggagasnya," katanya.
Dengan bantuan sejumlah mahasiswa tingkat akhir, ia melakukan penelitian yang diharapkan dapat diterapkan di masyarakat luas.
Dengan waktu beberapa bulan ia dan timnya berhasil menghasilkan teknologi yang mampu mengubah air keruh menjadi air layak pakai, kemudian difilterisasi pada alat mampu mengubah air menjadi layak minum.
"Prinsip kerja alat ini menggunakan membran yang kami pasang dan sudah diteliti terlebih dahulu," ungkap dia.
Sementara, untuk modal sendiri penelitian yang memakan waktu beberapa bulan itu diperkirakan sudah menelan biaya belasan juta rupiah.
Namun hasil yang diraih timnya, terbukti sangat memuaskan, katanya.
Menurut dia, hal itu terlihat dari kemampuan alat tersebut mengurangi bakteri pada air, sehingga menjadi layak untuk diminum.
Sementara, kata dia, pada acara tersebut, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin tidak ragu untuk mencicipi air hasil filterisasi dari karya inovasi miliknya itu.
Gubernur bahkan berminat untuk memesan beberapa unit untuk diterapkan di sejumlah daerah yang minim air bersih.
"Gubernur sangat tertarik dengan teknologi pengolahan air ini, kami juga bangga bila dapat segera mengaplikasikan ke masyarakat dan memenuhi kebutuhan akan air bersih," kata.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.