Keberadaan orang sukses Indonesia di luar negeri, menurutnya, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk networking (jaringan) bagi pebisnis yang berada di Indonesia.
"Ngapain mereka pulang. Biar kita punya network di luar negeri juga. Kalau pulang ada konsekuensi kita bisa tidak bayar tinggi mereka. Kita banyak punya orang luar negeri yang sukses dan ini network di sana," kata Dahlan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Senin (18/9).
Para perantau Indonesia di luar negeri saat ini telah banyak yang tergabung dalam Diaspora Indonesia. Namun menurut Dahlan, Diaspora Indonesia berbeda dengan Diaspora China yang terbentuk karena kekecewaan politik. Diaspora China kebanyakan mereka adalah pengusaha, sedangkan Indonesia adalah pengembang intelektual.
"Peranan mereka beda. Diaspora Tiongkok itu kebanyakan pengusaha, mereka pergi karena politik. Jadi pengusaha di Indonesia, Filipina, Singapura. Kemudian diundang kembali ke Tiongkok dan mereka berkembang pesat," katanya.
Diaspora Indonesia dianjurkan Dahlan untuk terus berkembang di luar negeri. Namun demikian, jika ingin pulang memajukan sumber daya manusia juga tidak dipermasalahkan.
"Diaspora Indonesia itu banyak intelektualitas mereka. Kita tidak harus menarik Diaspora, investasi yang harus kita tarik," tutupnya.
Sebelumnya, Siapa menyangka, orang Indonesia yang berhasil menjadi konglomerat di luar negeri masih memiliki keinginan untuk kembali ke Tanah Airnya? Lewat Jejaring Diaspora Indonesia (IDN), mereka mengungkapkan keinginannya untuk kembali ke Indonesia.
"Kami sangat ingin kembali ke Indonesia. Kultur kami Indonesia. Saya sudah 28 tahun (di Australia), Diaspora adalah power untuk kita," kata Iwan Sunito, saat Kongres Diaspora Indonesia II, di Jakarta Convention Centre.
Iwan adalah pemilik perusahaan properti Crown International Holdings Group yang berpusat di New South Wales, Australia. Crown Bondi, Crown on the Hill di Pennant Hills, Millennium dan Icon di Homebush, Crown Citiview di Ashfield adalah sejumlah bangunan apartemen hasil garapannya. "Sejak 96 sampai sekarang bisnis berkembang 1000 kali lipat."(mdk/bmo)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.