Jakarta � HARI ini (27/12013) diperkirakan akan muncul pasang surut air laut dan curah hujan tinggi yang berpotensi banjir di Jakarta.
Untuk mengurangi resiko itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan TNI Angkatan Udara melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jakarta dan sekitarnya menggunakan Hercules C-130 dan Skadron Udara 31.
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC ini bertujuan mengurangi hujan sehingga banjir dapat diredam.
“Ada dua upaya yang dilakukankan yaitu menghambat pertumbuhan awan, dan menjatuhkkan hujan di luar daerah rawan banjir,” ujar Ketua pelaksana rekayasa cuaca Dr Tri Handoko Seto,
Pertama “mempercepat proses awan menjadi terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah ‘upwind’ yang bergerak memasuki Daerah Aliran Sugai (DAS).
Kedua mengganggu proses pertumbuhan awan di dalam DAS yang bergerak meninggalkan DASagar awan tidak menjadi hujan di dalam DAS.
“Lanud Halim sebagai pelaksana operasional siap melaksanakan tugas dan membatu apaun yang bisa” ujar Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI A. Asep Adang Supriyadi, saat menyaksikan loading 4 ton garam di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma .
Pesawat yang digunakan dalam kondisi siap dan baru selesai dimodifikasi khusus untuk rekayasa cuaca.
“Awak pesawatnya sudah professional,” tegasnya.
Ia berharap. mudah-mudahan selama pelaksanakan rekayasa cuaca ini dapat berjalan dengan aman dan lancar karena kita berkerja dan berbuat untuk kepentingan masyarakat, Negara dan bangsa.
Untuk mengurangi resiko itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan TNI Angkatan Udara melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jakarta dan sekitarnya menggunakan Hercules C-130 dan Skadron Udara 31.
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC ini bertujuan mengurangi hujan sehingga banjir dapat diredam.
“Ada dua upaya yang dilakukankan yaitu menghambat pertumbuhan awan, dan menjatuhkkan hujan di luar daerah rawan banjir,” ujar Ketua pelaksana rekayasa cuaca Dr Tri Handoko Seto,
Pertama “mempercepat proses awan menjadi terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah ‘upwind’ yang bergerak memasuki Daerah Aliran Sugai (DAS).
Kedua mengganggu proses pertumbuhan awan di dalam DAS yang bergerak meninggalkan DASagar awan tidak menjadi hujan di dalam DAS.
“Lanud Halim sebagai pelaksana operasional siap melaksanakan tugas dan membatu apaun yang bisa” ujar Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI A. Asep Adang Supriyadi, saat menyaksikan loading 4 ton garam di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma .
Pesawat yang digunakan dalam kondisi siap dan baru selesai dimodifikasi khusus untuk rekayasa cuaca.
“Awak pesawatnya sudah professional,” tegasnya.
Ia berharap. mudah-mudahan selama pelaksanakan rekayasa cuaca ini dapat berjalan dengan aman dan lancar karena kita berkerja dan berbuat untuk kepentingan masyarakat, Negara dan bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.