Hendri Mulya Sjam
Jakarta – Perkembangan teknologi seolah tak terbendung lagi. Saat ini, teknologi mempermudah orang untuk memasuki dunia maya. Tren pun kembali mengalami pergeseran.
Hendri Mulya Sjam - ist
|
Tak hanya itu, ia menuturkan, ucapan untuk lebaran yang dulunya menggunakan SMS atau telepon mulai bergeser dengan layanan data termasuk BBM. “Pergeseran ini sudah terjadi selama tiga tahun terakhir,” katanya.
Pergeseran tren ini juga dipicu maraknya dan makin murahnya ponsel pintar serta pengguna yang mulai pandai untuk mengetahui layanan yang lebih murah. Trafik terbesar diperkirakan terjadi di Jawa Tengah, karena wilayah ini akan menjadi transit pemudik dari ibu kota.
Berikut wawancara lengkapnya.
Kapan trafik telekomunikasi tertinggi terjadi?
Trafik tertinggi diperkirakan terjadi di jalur mudik, tepatnya di jalur Pantura. Jakarta yang tadinya padat mengalami pergeseran karena banyak perantau yang pulang ke kampung halamannya masing-masing, termasuk di Jawa Tengah dan Jawa timur serta Sumatera.
Di tahun ini, sejauh ini ada 2,7 juta pengguna layanan seluler meninggalkan ibu kota. Perpindahan terbesar terjadi di Jawa Tengah, kemudian akan bergeser ke Jawa Timur.
Trafik telekomunikasi akan mengalami peningkatan. Diperkirakan trafik memuncak pada Malam Takbiran (18/8) hingga 19 Agustus pagi. Kenaikan akan terus terjadi hingga malam dan mulai menurun saat Subuh kemudian naik lagipada pukul 06.00 hingga 10.00 dan menurun kembali.
Rincian perkiraan lonjakan yang terjadi?
Ketika sidang Isbat diumumkan pemerintah, layanan SMS mulai menunjukkan adanya peningkatan sebesar 10%, MMS naik 100% dan trafik data BlackBerry naik 15%. Lonjakan SMS sendiri diperkirakan akan melonjak sebesar 50% atau sekitar 1,3 miliar.
Untuk layanan MMS diperkirakan meningkat hingga 100%.Sedangkan untuk layanan suara, diperkirakan meningkat 6% atau sekitar 1,15 miliar menit. Untuk layanan data, diperkirakan meningkat 23% atau sekitar 160 terabita.
Menariknya, okupansi jaringan Jabodetabek mengalami penurunan di titik 41% di mana okupansi normal mencapai 61%. Penurunan ini dipicu arus perantau yang mudik ke kampungnya masing-masing.
Hingga H-1, tak ada hambatan berarti terjadi di jalur Pantura. Successful Call Ratiodi jalur ini masih menunjukkan 90%.
Langkah antisipasi yang diambil?
Untuk mengantisipasi lonjakan trafik komunikasi, Telkomsel menyiapkan 10 Compact Mobile Base Transmitter (Combat). Selain itu, disiagakan pula fasilitas pemantauan trafik Supervisory and Network Monitoring Performance (Superman).
Fasilitas ini untuk mengawasi status kesiapan Base Transceiver Station (BTS) dan Base Station Controller (BSC)serta untuk merawat dan memperbaiki pendukung jaringan dari jarak jauh tanpa harus mendatangi lokasi BTS dan BSC.
Perbaikan ini guna mengatasi gangguan teknis yang dapat menyebabkan drop call. Kami juga melakukan penambahan 3.500 Base Transceiver Station (BTS). Hingga kini, total BTS 3G Telkomsel mencapai lebih dari 12 ribu unit.[ast]
(Inilah)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.